Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PARTAI ZAMAN REZIM NON DEMOKRASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Politik


Dosen Pengampu : Yuris Nastasia Eka Putri M. Ipol

Oleh :
Farizabiyyu Putra W 1218030021

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “SISTEM PARTAI ZAMAN REZIM
NON-DEMOKRASI” ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua
jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca
sekalian. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Bandung 15 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Konsep Partai politik..................................................................................................5
2.2 Konsep Sistem Partai..................................................................................................6
2.3 Kondisi sistem partai oposisi Indonesia sebelum rezim Demokrasi.......................7
BAB III...................................................................................................................................9
SIMPULAN...........................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................9
REFERENSI........................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Partai politik adalah organisasi politik yang memiliki ideologi dan dibentuk untuk
tujuan tertentu. Partai politik dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan
kebebasan, kesetaraan, dan solidaritas untuk membentuk persatuan bangsa dan negara.
Kebebasan dan kesetaraan dapat diimplementasikan dalam sistem politik untuk
mencerminkan rasa solidaritas yang menjamin terwujudnya cita-cita masyarakat secara
keseluruhan. Di negara-negara modern, partai politik sering dianggap sebagai atribut
negara. Hal ini karena partai politik sangat penting bagi keberadaan negara yang merdeka
dan berdaulat sehingga tidak ada yang bisa menyangkal keberadaan mereka.
Keberadaan partai politik merupakan prasyarat bagi negara yang merdeka dan
berdaulat, yang memungkinkan negara untuk menyampaikan pandangannya melalui
perwakilan di parlemen. Melalui partai politik, masyarakat dapat menggunakan haknya
untuk menyampaikan pendapat tentang arah hidupnya dan masa depan masyarakat dan
bangsanya. (Pasaribu, 2017). Partai politik adalah bagian yang sangat penting dari setiap
sistem politik yang demokratis. Karena itu, ketertiban partai harus didasarkan pada prinsip-
prinsip kedaulatan rakyat yang menjamin kebebasan, persamaan, dan persatuan.
Di Indonesia sendiri, partai politik pasti pernah mengalami pasang surut, dimulai dari
penyederhanaan partai politik hingga saat ini, ketika kembali menjadi komoditas yang
sangat populer di kalangan aktor politik. partai politik yang disebut Kelompok Kerja. Di
sisi lain, pada masa Reformasi, atau era yang lebih demokratis, sistem politik yang lebih
demokratis berlaku, menjadi sistem multi-partai tanpa partai yang berkuasa, mirip dengan
sistem kepartaian pada pemilihan umum 1955.
Dari berbagai regulasi tersebut dapat kita lihat dinamika partai politik khususnya di
Indonesia sendiri. sebuah negara, seperti negara demokrasi Indonesia, dimana peran dan
partisipasi masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan negara dan
bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Partai Politik ?
2. Apa itu Sistem Partai ?
3. Bagaimana Sistem Partai Politik oposisi di Indonesia Sebelum Rezim Demokrasi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Partai Politik.
2. Untuk Mengetahui Sistem Partai.
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Partai Politik oposisi di Indonesia sebelum masa
reformasi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Partai politik


Partai politik adalah organisasi politik yang menganut ideologi tertentu atau
dibentuk untuk tujuan umum. Definisi lain menggambarkan kelompok terorganisir yang
anggotanya memiliki orientasi, nilai, dan cita-cita yang sama.Menurut Sigmund Neumann
(1963), partai politik mengontrol kekuasaan pemerintah dan didasarkan pada persaingan
Organisasi aksi politik yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan publik.Membuat
kelompok atau kelompok lain dengan pandangan yang berbeda. Partai politik adalah
organisasi yang beroperasi dalam sistem politik. Partai politik memiliki tradisi panjang
membawa ide-ide politik dari masyarakat umum ke tingkat negara. Definisi klasik partai
politik diberikan oleh Edmund Burke dalam tulisannya pada tahun 1839. Partai politik
adalah institusi yang terdiri dari orang-orang yang berkumpul untuk memajukan
kepentingan nasional bersama, berdasarkan prinsip dan hal-hal yang mereka setujui. Partai
politik dalam dunia politik khususnya politik lokal mudah dipahami dengan memahami
definisi partai politik terlebih dahulu.
Ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal usul partai politik. Pertama, teori
kelembagaan yang melihat ada hubungan antara parlemen awal dan timbulnya partai
politik, kedua, teori situasi historik yang melihat timbulnya partai politik sebagai upaya
suatu sistem politik untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan dengan perubahan masyarakat
secara luas. Ketiga, teori pembangunan yang melihat partai politik sebagai produk
modernisasi sosial ekonomi(Surbakti, 1992).
Partai politik pertama kali digagas di negara-negara Eropa Barat. Dengan
meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta
diikutsertakan dalam proses politik, maka partai- partai politik telah lahir secara spontan
dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah . Partai politik terlahir
untuk mewujudkan suatu gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diikut
sertakan dalam proses politik. Melalui partai politik inilah rakyat turut berpartisipasi dalam
hal memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi-aspirasinya atau kepentingan-
kepentingannya. Dengan demikian, proses artikulasi kepentingan tersalurkan melalui partai
politik.

2.2 Konsep Sistem Partai


Sistem kepartaian dipahami sebagai keseluruhan susunan partai politik di suatu
negara. Ada beberapa jenis sistem kepartaian, salah satunya adalah sistem multi partai,
sistem dua partai dan juga sistem satu partai. Karena kita hidup di Indonesia, di mana
negara kita adalah negara demokrasi, maka sistem kepartaian yang dianut negara kita
adalah sistem multipartai, yaitu sistem yang mengharuskan lebih dari dua partai bersaing
secara setara untuk mendapatkan persetujuan dan dukungan masyarakat.
Sederhananya sistem partai dapat dirasakan apabila di sebuah negara tersebut
hanya terdapat satu partai politik yang tumbuh atau satu partai politik yang dominan dalam
kekuasaan maka dapat dipastikan bahwa sistem tersebut adalah sistem partai tunggal.
Namun jika terdapat dua partai politik maka sistem partainya adalah sistem dua partai.
Sebaliknya, jika di dalam negara tersebut tumbuh lebih dari dua partai politik maka
dikatakan sebagai sistem multi partai.
Dalam dasar negara atau konstitusi negara kita yaitu UUD 1945 sedikitnya bisa
menyiratkan bahwa sistem kepartaian apa yang harus diimplementasikan. Dalam konstitusi
tersebut mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia menerapkan sistem multi partai. Hal
tersebut terdapat pada pasal 6A (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa Pasangan Presiden
dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Dari pasal
tersebut dapat diketahui bahwa Indonesia menganut sistem multi partai karena yang berhak
mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden adalah partai politik atau
gabungan partai politik. Kata “gabungan partai politik” artinya paling sedikit dua partai
politik yang menggabungkan diri untuk mencalonkan presiden untuk bersaing dengan calon
lainnya yang diusung oleh partai politik lain. Dengan demikian dari pasal tersebut di dalam
pemilu presiden dan wakil presiden paling sedikit terdapat tiga partai politik.
Kenyataanya, Indonesia memang telah menjalankan sistem multi partai sejak
Indonesia mencapai kemerdekaan. Surat Keputusan Wakil Presiden M. Hatta No X/1949
merupakan pedoman diadakan nya sistem multi partai di Indonesia. Keputusan Wapres ini
juga ditujukan untuk mempersiapkan penyelenggaraan pemilu yang pertama pada tahun
1955. Pada pemilu tersebut diikuti oleh 29 partai politik dan juga peserta
independen(Andriyan, 2016). Atas dasar banyaknya partai yang ikut serta dalam ajang
pemilu waktu itu dan jika dilihat dari sisi jumlah partai politik yang berkembang di
Indonesia pada saat itu, Indonesia dikategorikan sebagai negara yang menganut sistem
multi partai,
 

2.3 Kondisi sistem partai oposisi di Indonesia sebelum rezim Demokrasi


Dalam diskursus ini, terkhusus pada masa orde baru merupakan masa kejayaan dari
partai golkar yang mana mereka menduduki hamper dari seluruh kursi yang ada di
parlemen. Dalam consensus tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tindak tanduk dari
partai oposisi ini sangatlah terbatas yang mana hal ini berimbas pada keberadaan anggota
parlemen yang ada pada saat itu. Tapi ada satu hal menarik dari fakta tersebut, hal ini dapat
dilihat dari partisipasi partai oposisi pada pemilu 1999. Pemilu 1999 dimenangkan oleh
PDIP yang pada saat itu menang penuh atas golkar dan PAN. Dalam consensus tersebut,
PDIP memiliki tiga variable yang mana hal ini menjadi ujung tombak mengapa PDIP ini
bisa menang dalam pemilu 1999.
Variabel pertama adalah masalah segmentasi pemilih. PDI Perjuangan dan Pan
memiliki segmen pemilih tersendiri. Komunitas elektoral di Indonesia dapat dibagi menjadi
tiga segmen besar dengan jumlah yang kira-kira sama. Ada segmen Islam Abangan, yang
merupakan segmen Islamis nominal, dan segmen Islam statistik, yang tidak didorong oleh
sentimen Islam. Menurut suara PNI 1955, segmen Muslim tradisional yaitu mayoritas
Muslim pedesaan. Ini adalah basis NU. Ya, mereka sebagian besar adalah anggota
Muhammadiyah.
Variabel kedua adalah masalah sosialisasi partai. Baik PDI-P maupun PAN
memiliki nomor urut dan logo partai baru, namun sosialisasi PDI-P jauh lebih cepat,
terutama di kalangan masyarakat akar rumput.
Anugerah besar bagi PDI-P adalah berdirinya ribuan pos di hampir setiap pelosok
nusantara. Pos-pos ini berkisar dari daerah elit Jakarta hingga daerah kumuh pedesaan, di
mana T-shirt, bendera, nomor partai, logo, dan gambar Megawati dilukis, dirusak, dan
dirusak.
Kegiatan posko ini sangat efektif dalam mensosialisasikan partai dan membentuk
ikatan emosional dan dukungan terhadap partai, sekaligus menentukan kemenangan PDI-P
atas partai-partai. Media tradisional hanya digunakan untuk sosialisasi pesta, sama seperti
pesta lainnya.
Variabel ketiga adalah masalah belas kasih bagi yang tertindas. Ada sesuatu yang
ajaib tentang suasana hati massa, dan semakin sebuah kelompok ditindas dan dianiaya,
semakin banyak simpati dan dukungan yang ada untuk kelompok itu. Megawati dan PDI
Perjuangan beruntung karena opini publik diselimuti misteri dibandingkan PAN, Megawati
dan PDI. Pertarungan dilacak lebih dekat dan sebagai hasilnya memiliki lebih banyak
dukungan. Sejak
Orde Baru, Megawati telah dianiaya dengan berbagai manipulasi politik. Sebelum
pemilu era Reformasi, perlakuan Megawati dan perjuangan PDI juga dianggap tidak adil,
dan berbagai isu agama dan gender digunakan untuk mendiskreditkannya. Selebaran yang
mencemarkan pestanya berbalik dan memilihnya(JA, 2021).

BAB III

SIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Partai Politik adalah sebuah organisasi politik yang mempunyai sebuah ideologi dan
dibentuk untuk sebuah tujuan tertentu. Partai politik dapat mengambil peranan penting
dalam menumbuhkan kebebasan, kesetaraan, dan kebersamaan sebagai upaya untuk
membentuk bangsa dan negara yang terpadu. Partai politik merupakan komponen yang
sangat penting dalam sistem politik demokrasi. Melalui partai politik, rakyat dapat
mewujudkan haknya untuk mengatakan pendapat tentang arah kehidupan dan masa
depannya dalam bermasyarakat dan bernegara.Karena Indonesia adalah negara yang
menganut sistem Demokrasi maka keberadaan sebuah partai politik akan sangat
berpengaruh bagi keberlangsungan negara, atas dasar negara demokrasi itulah Indonesia
menghendaki sistem multi partai yang mana terdapat lebih dari dua partai yang ada di
negara ini dengan berbagai macam ideology serta tujuannya. Di Indonesia sendiri,konsep
mengenai sistem partai politik tentunya mengalami perkembangan yang pasang
surut,dimana mulai dari adanya penyederhanaan partai politik hingga saat ini,yang mana
partai politik kembali menjadi komoditas yang sangat laris di tengah-tengah aktor politik.
Di Indonesia sendiri,telah mengalami berbagai macam pergantian zaman yang mana
dengan bergantinya zaman itu lah,turut merubah sistem perintahan dan juga sistem
politiknya.Sistem partai memanglah sangat berpengaruh dan juga berperan penting dalam
sebuah negara demokrasi, karena dengan adanya sistem partai yang mengatur mengenai
regulasi tentang partai yang ada, diharapkan dapat mengatur tata kelola partai yang baik di
negara ini,agar kejadian kejadian seperti di masa lalu yang mana negara hanya didominasi
oleh satu parpol saja tidak terulang kembali.
REFERENSI

Andriyan, D. N. (2016). Hukum Tata Negara dan Sistem Politik: Kombinasi Presidensial
dengan Multipartai di Indonesia. Deepublish.
JA, D. (2021). Jatuhnya Soeharto dan Transisi Demokrasi Indonesia. Cerah Budaya
Indonesia.
Pasaribu, P. (2017). Peranan Partai Politik dalam Melaksanakan Pendidikan Politik The
Role of Political Parties In Conducting Political Education. JPPUMA: Jurnal Ilmu
Pemerintahan Dan Sosial Politik, 5(1), 51–59.
Surbakti, R. (1992). Memahami Ilmu Politik. Grasindo.
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008)
Kartini Kartono, Pendidikan Politik, (Bandung: Mandar Maju, 2009)

Anda mungkin juga menyukai