Anda di halaman 1dari 19

SISTEM KEPARTAIAN DAN PERAN SERTA FUNGSI

PARTAI-PARTAI POLITIK DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

KETUA: FATHURRAHMAN (07011382126179)

ANGGOTA: VENIA TRI NABILLA (07011382126189)

WANDA JUNIARTI (07011381126181)

SALSABILA WANDANY (07011382126183)

PUTRI PERMATA SARI (07011382126185)

CAHYA QURATUL N (07011382126187)

TIAS AGUSTIN (07011382126189)

DOSEN PENGAMPU: RAHMAT RAFINZAR, S.IP., M.AP

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yg telah


melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok buat mata kuliah Sistem Politik Indonesia, yg berjudul “Sistem
Kepartaian Dan Peran Serta Fungsi Partai-partai Politik pada Indonesia”. Di dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari donasi poly pihak yg dengan nrimo menyampaikan doa, saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat selesai. Dengan hormat mengucapkan banyak terima kasih
pada Bapak Rahmat Rafinzar, S.IP., M.AP.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh berasal sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman serta pengetahuan yg kami miliki. oleh karena itu, kami
mengharapkan segala buat saran dan masukan bahkan kritik yg menciptakan asal aneka macam
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bisa menyampaikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Palembang, 27 April 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .........................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 2
1.2 Tinjauan Pustaka ................................................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Partai Politik ......................................................................................................................5
2.2 Fungsi Partai Politik ............................................................................................................................ 6
2.3 Sistem Kepartaian ................................................................................................................................7
2.4 Peranan Partai Politik di Indonesia ..................................................................................................... 8
2.5 Kepartaian Politik Pada Orde Lama, Baru, dan Sekarang ................................................................ 10
BAB III ........................................................................................................................................................13
PENUTUP ................................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................14
KONTRIBUSI ANGGOTA KELOMPOK .................................................................................................15
BUKTI PEMBAGIAN TUGAS DAN HASIL KERJA ..............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................17

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan partai politik sangat berpengaruh terhadap syarat serta masa depan bangsa.
Dengan demikian partai politik itu, sangat memegang kiprah penting didalam parlemen atau
lembaga legislatif yang nantinya secara beserta dengan lembaga eksekutif akan menentukan arah
dan tujuan dalam suatu negara. Dalam sebuah negara yang demokratis, umumnya disana dihuni
sang poly partai yang terdiri berasal beberapa partai politik. Adapun fungsi pada peranan partai
politik diindonesia yaitu:

Partai menjadi wahana komunikasi politik yakni menjadi penghubung antara masyarakat
dan pemerintah dalam suatu partai politik yang bisa buat melakukan komunikasi secara vertical
serta horizontal. pada aneka macam pendapat dan aspirasi melalui komunikasi secara horizontal
politik yang berkembang dikalangan masyarakat luas bisa diserap serta ditampung sang
pemimpin partai politik serta merumuskan pendapat dan aspirasi-aspirasi dari warga buat
disampaikan kepada pemerintah.

Partai sebagai sarana rekruitmen politik yakni tanpa adanya rekruitmen politik suatu
partai politik tidak akan mempunyai anggota dan tokoh yang bisa diandalkan di pada banyak
sekali kegiatan politik. Rekruitmen yg dimaksud ialah buat mengajak orang buat turut aktif pada
kegiatan politik yg turut memperluas partisipasi politik.

Partai juga menjadi sarana pengatur pertarungan. pada suasana demokrasi, persaingan
serta disparitas pendapat dalam warga adalah hal yang masuk akal sebab terjadinya perseteruan
pada pemerintahan maka partai politik berusaha mengatasinya menggunakan cara pendekatan
dilakukan melalui partai seperti mengadakan rapat sifatnya yang biasa sampai ke luar biasa.

1.2 Tinjauan Pustaka

Sistem kepartaian ialah “pola kompetisi serta bersifat stabil, yang selalu tampak pada
setiap proses pemilu tiap negara.” Sistem kepartaian bergantung di jenis sistem politik yang
terdapat di dalam suatu negara. Selain itu, dia jua bergantung di kemajemukan suku, agama,
ekonomi, dan sirkulasi politik yang ada. Semakin besar derajat disparitas kepentingan yg ada
pada negara tersebut, semakin akbar jua jumlah partai politik. Selain itu, sistem-sistem politik
yang telah disebutkan, turut mempengaruhi sistem kepartaian yg ada. Sistem kepartaian
belumlah menjadi seni politik yang mapan. artinya, adat melakukan pembagian terstruktur

2
mengenai sistem kepartaian belum disepakati sang para peneliti ilmu politik. tetapi, yang paling
praktis dan paling banyak dilakukan peneliti merupakan berdasarkan jumlah partai yang
berkompetisi pada sistem politik.

Suatu peranan (role) wajib dikaitkan menggunakan fungsi. berdasarkan fungsi itu partai
politik memilih apa yang wajib dilakukan. kontribusi apa yang hendak diberikan, itulah
peranan. Peranan itu akan mandul Bila iklim demokrasi tidak terdapat. Fungsi artinya Konsepsi.
Peranan ialah aksi. Konsepsi itu tidak menjadi fungsional Jika aksi mengalami keterkungkungan.
oleh karena itu aksi Memerlukan ruang serta kesempatan. Ruang dan kesempatan itu harus pula
didukung program, pelaksana serta dana. namun faktor semangat serta idealismepun tidak kalah
pentingnya dalam memainkan peranan partai politik menyerap aspirasi rakyat. Menyerap aspirasi
masyarakat itu bisa diartikan pada 2 gagasan. Pertama : Aspirasi masyarakat pada konteks
perumusan kebijakan. kedua : Aspirasi warga pada konteks pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Disini, terdapat korelasi antara harapan serta kenyataan. Bila hanya memperbanyak rumusan
harapan maka akan menjadi NATO (No Action Talk Only). cita-cita haruslah bisa
diimplementasikan melalui kebijakan pembangunan. Disini partai politik bisa berperan menjadi
katalisator aspirasi masyarakat. oleh sebab itu, peranan partai politik menyerap dan meluruskan
harapan warga mestilah bisa mengimplementasikan fungsi partai politik. Secara akademis fungsi
partai politik yang menentukan peranan partai politik itu akan lebih talllpak di negara demokratis
sebab faktor ruang kebebasan dan penghargaan terhadap hak-hak politik.

3
1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud sistem kepartaian?

2. Pengaruh sistem kepartaian bagi bangsa indonesia?

3. Pengertian partai politik menurut para ahli?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Partai Politik

Partai politik ialah organisasi politik yg bergerak di pada sistem politik. Partai politik
memiliki sejarah panjang pada hal kenaikan pangkat ilham-inspirasi politik berasal taraf rakyat
ke tingkat negara. Lebih lanjut, perlu kiranya diberikan definisi mengenai partai politik yang
digunakan pada goresan pena ini. Sebuah definisi klasik tentang partai politik diajukan sang
Edmund Burke tahun 1839 dalam tulisannya"Thoughts on the cause of the present discontents’.
Burke menyatakan bahwa “party is a body of men united, for promoting by their joint endeavors
the national interest, upon some particular principle upon which they are all agreed" (partai
politik ialah lembaga yg terdiri atas orangorang yang bersatu, buat mempromosikan kepentingan
nasional secara beserta-sama, berdasarkan pada prinsip-prinsip serta hal-hal yang mereka setujui).
Definisi Burke ini tampak masih “abstrak” sang sebab tidak seluruh partai secara empiris
memperjuangan kepentingan nasional. Ini tampak contohnya dalam goresan pena Robert
Michels wacana The Iron Law of Oligarchy (hukum Besi Oligarki).

Robert Michels menyatakan bahwa partai politik, menjadi sebuah identitas politik,
sebagai sebuah prosedur, tidak secara otomatis mengindetifikasi dirinya dengan kepentingan
para anggotanya juga kelas sosial yang mereka wakili. Partai sengaja dibuat menjadi indera
untuk mengamankan tujuan. juga sebagai bagian dari tujuan itu sendiri, memiliki tujuan dan
kepentingan di pada dirinya sendiri. dalam sebuah partai, kepentingan massa pemilih yang sudah
membentuk partai kerap kali terlupakan oleh karena terhalangi sang kepentingan birokrasi yg
dijalankan pemimpin-pemimpinnya. Definisi lain tentang partai politik diajukan sang Joseph
Schumpeter tahun 1976 dalam bukunya Capitalism, Socialism, and Democracy. Menurutnya,
partai politik merupakan “… is a group whose members propose to act in concert in the
competitive struggle for power…. Party and machine politicians are simply the response to the
fact that the electoral mass is incapable of action other than in a stampede, and they constitute an
attempt to regulate political competition exactly similar to the corresponding practice of a trade
association. (… artinya kelompok yang anggotanya bertindak terutama dalam hal perjuangan
5
mencapai kekuasaan … Partai serta para politisinya artinya contoh sederhana bagi tanggapan
atas ketidakmampuan massa pemilih buat bertindak selain asal ketidakrapian organisasinya, serta
mereka secara nyata berusaha mengatur kompetisi politik layaknya praktek yang sama yang
dilakukan oleh asosiasi perdagangan).

Definisi Schumpeter menyatakan bahwa partai politik bisa berperan karena para pemilih
(warganegara) sendiri tidak terorganisasi secara baik buat memenuhi kepentingannya pada pada
negara. Schumpeter juga menganggap bahwa partai politik adalah sama seperti pedagang, di
mana komoditas yang diperjualbelikan artinya berita politik yang dibayar menggunakan hadiah
suara oleh para pemilih. berasal definisi yang relatif bervariasi ini, dapat ditarik suatu simpulan
bahwa partai politik ialah organisasi politik yang bersifat resmi, yang bertujuan memenuhi
kepentingan para pemilihnya menggunakan cara menguasasi pemerintahan dan menempatkan
anggota-anggota mereka melalui mekanisme Pemilihan umum. Definisi ini tentu saja terlampau
sederhana.

2.2 Fungsi Partai Politik

Fungsi Partai Politik di setiap negara demokrasi cukup penting. Terutama,dikaitkan


dengan fungsi perwakilan kepentingan dalam elemen masyarakat yang perwakilan pemerintahan
bawakan. kepentingan-kepentingan tersebut kemudian diterjemaahkan oleh parah perwakilan ke
dalam kebijakan pemerintah. Fungsi partai politik salah satunya adalah salah satu ahli yang
berpendapat mengenai fungsi partai politik yaitu menurut David McKay dalam berbagai kajian ia
menyimpulkan bahwasanya fungsi partai politik terdiri sebagai berikut ;

1. Agregasi kepentingan, fungsi ini merupakan bentuk yang mana posisi partai menjadi alat yang
digunakan untuk mempromosikan dan mempertahankan
Kepentingan setiap kelompok- kelompok sosial yang ada.

2. Memperdamaikan grup pada warga Fungsi ini artinya posisi partai politik buat membantu
memperdamaikan aneka kepentingan yg saling bersaing dan berkonflik di warga , dengan
menyediakan platform penyelesaian yang seragam dan disepakati beserta.

6
3. Staffing government Fungsi ini adalah posisi partai politik buat mengajukan orangorang yg
akan sebagai pejabat publik, baik pejabat publik yg baru maupun menggantikan pejabat publik
yg usang.

4. Mengkoordinasi lembaga-lembaga pemerintah Fungsi ini artinya posisi partai politik


mengkoordinasi lembaga pemerintah yang saling tidak sama pada tugas dan wewenangnya buat
tetap memperhatikan kepentingan politik publik.

5. Mempromosikan stabilitas politik Fungsi ini adalah fungsi partai politik untuk
mempromosikan stabilitas politik, pada menemukan penyebab problem serta solusinya
contohnya menggunakan mengelola isu-gosip yang dibawakan kelompok ekstrim nonpartai ke
pada parlemen buat dicarikan titik temunya.

2.3 Sistem Kepartaian

Sistem kepartaian dan partai politik merupakan 2 (Dua) konsep yang berbeda. Sistem
kepartaian menunjukkan format keberadaan antar partai politik dalam sebuah sistem politik yang
spesifik. Disebut sebagai spesifik, oleh sebab sistem politik berbeda-beda di setiap negara atau di
satu negara pun berbeda-beda dilihat dari aspek sejarahnya. Sistem politik yang dikenal hingga
kini adalah Demokrasi Liberal, Kediktatoran Militer, Komunis, dan Otoritarian Kontemporer.
Komunis adalah sistem politik tertutup, di mana kebebasan berorganisasi, termasuk
mendirikan partai politik tidak ada. Di dalam sistem politik komunis, biasanya hanya ada 1(satu)
partai yang legal berdiri dan memerintah, yaitu Partai Komunis. Partai identik dengan
pemerintah. Partai-partai lain ditiadakan dan jika pun terlanjur berdiri, akan dibubarkan. Negara-
negara yang masih menganut sistem politik komunis ini adalah Kuba, Korea Utara, dan Cina. Di
negaranegara tersebut, Partai Komunis adalah satu-satunya partai yang berkuasa dan menganut
sistem partai tunggal.

Demokrasi Liberal adalah sistem politik yang melakukan pembebasan warganegara untuk
berorganisasi, mendirikan partai politik, mengemukakan pendapat dan sejenisnya. Dalam
Demokrasi Liberal, partai politik dapat berkembang secara alami, bergabung antara satu partai
dengan partai lain secara sukarela, dan bebas melakukan oposisi terhadap kebijakan pemerintah.
Demokrasi Liberal kini dianut di negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat yang
biasanya menganut sistem Dwi Partai. Otoritarian Kontemporer adalah sistem politik di mana
7
personalitas pemerintah (presiden dan pendukungnya) sangat besar. Dalam Otoritarian
Kontemporer, biasanya ada satu partai dominan dan beberapa partai “figuran.” Pemerintah
mengontrol keberadaan partai-partai politik dan mengintervensi jika terdapat masalah dalam
struktur internal partai. Indonesia di masa Orde Baru mencirikan hal ini, di mana Golkar menjadi
partai dominan, sementara Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia
selaku partai “figurannya.” Dan menganut sistem Multi Partai.

Sistem kepartaian adalah “pola kompetisi yang terus-menerus dan bersifat stabil, yang
selalu tampak di setiap proses pemilu tiap negara.” Sistem kepartaian bergantung pada jenis
sistem politik yang ada di dalam suatu negara. Selain itu, sistem politik juga bergantung pada
kemajemukan suku, agama, ekonomi, dan aliran politik yang ada. Semakin besar derajat
perbedaan kepentingan yang ada di negara tersebut, semakin besar pula jumlah partai politik.
Selain itu, sistemsistem politik yang telah disebutkan, turut mempengaruhi sistem kepartaian
yang ada. Sistem kepartaian belumlah menjadi seni politik yang mapan. Artinya, tata cara
melakukan klasifikasi sistem kepartaian belum disepakati oleh para peneliti ilmu politik. Namun,
yang paling mudah dan paling banyak dilakukan peneliti adalah menurut jumlah partai yang
berkompetisi dalam sistem politik.

2.4 Peranan Partai Politik di Indonesia

Peranan partai politik sangat berpengaruh terhadap syarat serta masa depan bangsa.
dengan demikian partai politik, sangat memegang peran krusial didalam parlemen atau lembaga
legislatif yang nantinya secara beserta-sama dengan forum eksekutif akan menentukan arah dan
tujuan pada suatu negara. dalam sebuah negara yang demokratis, umumnya disana dihuni sang
banyak partai yang terdiri asal beberapa partai politik. Adapun fungsi dalam peranan partai
politik di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Partai menjadi sarana komunikasi politik yakni menjadi penghubung antara warga dan
pemerintah pada suatu partai politik yang mampu untuk melakukan komunikasi secara vertikal
serta horizontal. pada banyak sekali pendapat dan aspirasi melalui komunikasi secara horizontal
politik yang berkembang dikalangan masyarakat luas bisa diserap dan ditampung sang
pemimpin partai politik serta merumuskan pendapat dan aspirasi-aspirasi berasal warga buat
disampaikan pada pemerintah.
8
2. Partai menjadi sarana sosialisasi politik yakni menggunakan pengenalan politik yaitu buat
memperoleh perilaku dan orientasi terhadap fenomena-kenyataan politik yang berlaku di
masyarakat. pengenalan politik jua meliputi suatu proses oleh rakyat dengan istiadat dan etika
yang ada dari satu generasi ke generasi berikutnya.

3. Partai menjadi sarana rekruitmen politik yakni tanpa adanya rekruitmen politik suatu partai
politik tidak akan mempunyai anggota-anggota dan tokoh yang diandalkan pada dalam berbagai
aktivitas politik. Rekruitmen yang dimaksud artinya untuk mengajak orang buat turut aktif dalam
kegiatan politik yang turut memperluas partisipasi politik.

4. Partai sebagai sarana pengatur konflik. dalam suasana demokrasi, persaingan serta perbedaan
pendapat dalam rakyat ialah hal yang lumrah karena terjadinya permasalahan pada pemerintahan
maka partai politik berusaha mengatasinya dengan cara pendekatan dilakukan melalui partai
seperti mengadakan rapat yang sifatnya biasa sampai ke luar biasa.

Imbas Sistem Kepartaian dalam Politik Indonesia adalah :

1. Partai politik diakui dan diterima menjadi galat satu wadah rakyat berpartisipasi pada
pemerintahan. Keberadaannya sebagai sarana penghubung buat mengelola berbagai nilai serta
kepentingan serta memperjuangkan nya masuk pada sistem politik melalui wakil-wakilnya pada
pemerintahan. Posisi yg demikian strategis menempatkan partai politik sebagai kunci institusi
demokrasi perwakilan (representative democracy) baik pada proses pembentukan maupun
penyelenggara pemerintahan negara.

2. Sistem multi partai adalah struktur politik, sedangkan sistem presidensial merupakan struktur
konstitusi. kedua struktur ini berada di level yg sama dan setara, pada sisi lain dalam kajian ini
terdapat institusi presiden (forum presiden), personalitas, serta gaya kepemimpinan presiden.
Struktur politik (sistem multi partai) serta struktur konstitusi (sistem presidensial) ini akan
mengsugesti corak dan perilaku institusi kepresidenan serta personalitas presiden, serta
sebaliknya. Posisi politik presiden serta Wapres secara politis kuat dan dijamin oleh konstitusi.
Prinsip normatif sistem presidensial pada konstitusi memberi kekuasaan-kekuasaan prerogratif
pada presiden sebagaimana tertanam pada Pasal Undang-Undang Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

9
2.5 Kepartaian Politik Pada Orde Lama, Baru, dan Sekarang

Orde usang ialah masa kekuasaan pemerintahan dibawah kepemimpinan Presiden


Soekarno (1945-1966) yang dikenal dengan suatu kebijakan politik hukumnya menggunakan
Demokrasi Terpimpin, suatu konsep demokrasi ala Soekarno yang ditafsirkan asal UUD 1945.
pada lepas lima Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yg isinya
pembubaran konstituante, diundangkan menggunakan resmi dalam Lembaran Negara tahun 1959
No. 75, isu Negara 1959 No. 69 berintikan penetapan berlakunya kembali Undang-Undang
Dasar 1945 serta tidak berlakunya lagi UUDS 1950, dan pembentukan MPRS dan DPAS. salah
satu dasar pertimbangan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 artinya gagalnya
konstituante melaksanakan tugasnya.

di masa setelah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem multi partai yang ditandai dengan
hadirnya 25 partai politik. Hal ini ditandai menggunakan Maklumat Wapres No. X lepas 16
Oktober 1945 serta Maklumat Pemerintah lepas 3 November 1945. Menjelang Pemilihan umum
1955 yg berdasarkan demokrasi liberal bahwa jumlah parpol semakin tinggi hingga 29 parpol
dan pula ada peserta perorangan. di masa diberlakukannya Dekrit Presiden, sistem kepartaian
Indonesia dilakukan penyederhanaan dengan Penpres No. 7 Tahun 1959 dan Perpres No. 13
Tahun 1960 yang mengatur wacana pengakuan, pengawasan serta pembubaran partai-partai. lalu
pada tanggal 14 April 1961 diumumkan hanya 10 partai yg menerima pengakuan dari
pemerintah, antara lain: PNI, NU, PKI, PSII, PARKINDO, Partai Katholik, PERTI MURBA
serta PARTINDO. tetapi, setahun sebelumnya di tanggal 17 Agustus 1960, PSI serta Masyumi
dibubarkan. dengan berkurangnya jumlah parpol asal 29 parpol menjadi 10 parpol tersebut, hal
ini tidak berarti bahwa permasalahan ideologi dalam warga umum serta dalam kehidupan
politik bisa terkurangi. buat mengatasi hal ini maka diselenggarakan rendezvous parpol di Bogor
di tanggal 12 Desember 1964 yg membentuk "Deklarasi Bogor."

peristiwa yg lazim dianggap Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI)


menandai pergantian orde asal Orde lama ke Orde Baru. pada lepas 1 Maret 1966 Presiden
Soekarno menandatangani sebuah surat yang memerintahkan di Jenderal Soeharto buat
mengambil segala tindakan yang perlu buat keselamatan negara serta melindungi Soekarno
sebagai Presiden. di Pemilu 1971 partai-partai politik disaring melalui verifikasi sampai tinggal

10
sepuluh partai politik yg dinilai memenuhi syarat buat menjadi peserta pemilu. pada pemilu kali
ini didapati Golongan Karya (Golkar) menjadi peserta pemilu. di mulanya Golkar ialah adonan
asal aneka macam macam organisasi fungsional serta kekaryaan, yg kemudian jua di 20 Oktober
1984 mendirikan Sekretariat bersama Golongan Karya (Sekber Golkar). Tujuannya antara lain
menyampaikan perlindungan pada kelompok-grup fungsional serta mengkoordinir mereka pada
front nasional. Sekber Golkar ini ialah organisasi besar yang dikonsolidasikan pada gerombolan
-grup induk organisasi mirip SOKSI, KOSGORO, MKGR serta lainnya sebagai “Political Battle
Unit “.

Rezim orde baru. pada masa Orde Baru yang ditandai dengan dibubarkannya PKI di lepas 12
Maret 1966 maka dimulai suatu usaha pembinaan terhadap partai-partai politik. pada tanggal 20
Februari 1968 menjadi langkah peleburan serta penggabungan ormas-ormas Islam yang telah
terdapat namun belum tersalurkan aspirasinya maka didirikannyalah Partai Muslimin Indonesia
(PARMUSI) dengan massa pendukung dari Muhammadiyah, HMI, PII, Al Wasliyah, HSBI,
Gasbindo, PUI serta IPM. pada tanggal 9 Maret 1970, terjadi pengelompokan partai
menggunakan terbentuknya grup Demokrasi Pembangunan yang terdiri asal PNI, Partai Katholik,
Parkindo, IPKI serta Murba.

lalu tanggal 13 Maret 1970 terbentuk kelompok Persatuan Pembangunan yang terdiri atas NU,
PARMUSI, PSII, dan Perti. dan ada suatu kelompok fungsional yang dimasukkan dalam keliru
satu kelompok tersendiri yang lalu dianggap Golongan Karya. dengan adanya pembinaan
terhadap parpol-parpol pada masa Orde Baru maka terjadilah perampingan parpol sebagai wadah
aspirasi masyarakat rakyat kala itu, sebagai akibatnya pada akhirnya pada Pemilihan awam 1977
terdapat tiga kontestan, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) serta satu Golongan Karya. hingga Pemilihan umum tahun 1977, peserta pemilu
hanya dua parpol dan 1 Golkar. dan selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu
memenangkan Pemilu. Hal ini mengingat Golkar dijadikan mesin politik oleh penguasa saat itu.

pada masa kini , politik menjadi sarana sosialisasi serta membangun komunitas

1. sarana Komunitas Politik

dalam sistem demokrasi yg dimiliki mirip Indonesia ini, fungsi partai politik ialah buat
menyalurkan aneka macam macam suara juga aspirasi rakyat agar hingga ke pemerintah. Selain
11
itu, partai politik jua berfungsi untuk menyebarluaskan keputusan serta kebijakan-kebijakan
pemerintah. Maka pada hal ini fungsi partai politik berperan menjadi perantara antara pemerintah
serta rakyat. Jika partai politik tak berfungsi demikian, maka akan terjadi ketimpangan dan
penyalahgunaan partai politik buat kepentingan gerombolan juga golongan.

2. wahana sosialisasi Politik

Partai politik juga berperan menjadi sarana sosialisasi politik. di pada ilmu politik, sosialisasi
politik diartikan menjadi proses dimana seorang memperoleh perilaku dan orientasi terhadap
fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam warga pada mana dia berada. sosialisasi politik
dapat membuat budaya politik suatu negara.

3. sarana Rekrutmen Politik

Fungsi partai politik lainnya adalah sebagai wadah buat menampung serta penyeleksian kader-
kader politik yang nantinya akan meneruskan kepemimpinan suatu pemerintahan dengan jabatan
tertentu. Partai politik memperluas perannya pada membuka kesempatan bagi masyarakat negara
buat turut dan berpartisipasi politik dalam suatu negara. Partai politik senantiasa melahirkan
kader-kader yang potensial dalam setiap perkembangannya dalam persaingan perpolitikan. Hal
itu dilakukan menggunakan merekrut anggota-anggota belia yg berbakat serta menyampaikan
pembekalan kader-kader belia.

Politik sebagai sarana berpartisipasi dan pengatur pertarungan

4. sarana Pengatur konflik

dalam suatu negara demokrasi mirip Indonesia, perbedaan pendapat tentunya menjadi hal yg
wajar. Ragam suku, etnis, budaya, status sosial, dan lain-lain tentunya tidak sporadis
menyebabkan berbagai permasalahan yg bisa mengancam persatuan bangsa, maka asal itu partai
politik dituntut buat dapat mengatasi duduk perkara-masalah tadi, minimal dapat meredakan
serta menjadi penengah antara pihak yg bertikai. perbedaan dan persaingan ini selalu sebagai hal
yg wajib ditangani partai politik menjadi wujud perdamaian politik suatu negara. Fungsi partai
politik harus mampu membangun suasana serasi diantara kalangan masyarakat dan
mencontohkan persaingan-persaingan sehat dalam mencapai tujuan.

5. wahana Kontrol Politik


12
Fungsi partai politik pada Negara demokrasi seperti ini artinya buat membantu mengingatkan
serta meluruskan kebijakan-kebijakan pemerintah. karena pada memutuskan keputusan-
keputusan juga kebijakam terkadang terjadi kesalahan juga kekeliruan yang tidak sinkron
menggunakan kepentingan masyarakat.

Disinilah fungsi partai politik sangat diperlukan. Kontrol kebijakan dilakukan buat membatasi
kesewenang-wenangan pemerintah yang dapat merugikan masyarakat. Selain itu, partai politik
juga melakukan pengawasan serta pertinjauan terhadap aplikasi jalannya kepemerintahan supaya
dapat berjalan baik sebagaimana mestinya.

6. sarana Pertisipasi Politik

Partai politik berfungsi buat mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal tersebut


dikarenakan partai politik menerima serta menampung aspirasi masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Negara menggunakan sistem demokrasi tentunya membutuhkan peran
partai politik sebagai penampung bunyi warga buat disalurkan pada pemerintah. Tanpa adanya
partisipasi ataupun keterlibatan partai poltik, kebijakan-kebijakn yg dirancang pemerintah
tentunya tidak bisa di ubah Bila tidak sinkron dengan syarat rakyat.

BAB III

PENUTUP

13
3.1 Kesimpulan

Studi tentang sistem kepartaian tidak dapat dipisahkan dari Permasalahan pokok yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia saat ini di bidang pembangunan politik. Adanya ketidakseimbangan
kekuasaan di antara lembaga-lembaga tertinggi/tinggi negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif),
belum akomodatifnya konstitusi (UUD 1945) dan perundangundangan yang ada terhadap
dinamika perubahan masyarakat; rentannya konflik, baik vertikal maupun horizontal,
menguatnya gejala disintegrasi bangsa yang sering kali mencari pembenaran dan dukungan dari
pihak luar negeri tertentu; serta merebaknya berbagai tindak kekerasan dan aksi massa yang
sering kali memaksakan kehendak. Peranan pemerintah adalah sangat penting dalam
mengembangkan sistem kepartaian di Indonesia. Pandangan ini untuk membedakan mobilisasi
politik yang positive dan mobilisasi yang negatif. Mobilisasi politik yang positif adalah
mobilisasi yang dilakukan oleh penguasa politik dengan tujuan untuk mengembangkan sistem
politik.

14
KONTRIBUSI ANGGOTA KELOMPOK

NO NAMA NIM KONTRIBUSI

Pembuatan Makalah Presentasi


1 Fathurahman 07011382126179  Resume pendahuluan  Moderator
( peranan partai politik
sangat berpengaruh
terhadap kondisi dan
masa depan bangsa )
2 Venia Tri 07011382126177  Resume materi fungsi  Pemateri
Nabilla partai politik peranan partai
politik dimasa
orde baru
 Pemateri
peranan partai
politik dimasa
sekarang
3 Wanda Juniarti 07011382126181  Resume materi  Penjawab
pengertian partai politik pertanyaan
 Pemateri
pengertian
partai politik
4 Salsabila 07011382126183  Resume materi sistem  Penjawab
Wandany kepartaian pertanyaan
 Pemateri
peranan
kepartaian
dimasa orde
lama
5 Putri Permata 07011382126185  Resume materi peranan  Notulen
Sari partai politik di  Pemateri
Indonesia peranan partai
politik
diIndonesi
6 Cahya Quratul 07011382126187  Resume materi sistem  Pemateri fungsi
Nabilla kepartaian pada orde partai politik
lama  Operator ppt
( share screen )
7 Tias Agustin 07011382126189  Resume materi sistem  Penjawab
kepartaian pada orde pertanyaan
baru dan masa sekarang  Pemateri sistem
kepartaian

15
BUKTI PEMBAGIAN TUGAS DAN HASIL KERJA

16
DAFTAR PUSTAKA

J Miriam Budiardjo. "'Dasar-dasar Ilmu Politik", (Jakarta: PT. Gramedia, 1977).

Maf’ul, M. Arsyad. "Partai Politik pada Masa Orde Baru dan Orde Lama." (2010).

Basalamah, Fazrin. "Pengaruh Partai Politik Dalam Sistem Pemerintahan (Presidensial) Menurut
Pasal 6a Uud 1945." Lex Administratum 6.2 (2018).

Adityawarman, Adityawarman. "SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMBANGUNAN POLITIK


INDONESIA." Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan 3.2 (2017): 24-36.

Budhiman, I. (2021, Januari 08). Inilah Daftar Partai Politik Di Indonesia Dari Masa Ke Masa.
Partai Mana Yang Masih Bertahan?. https://www.99.co/blog/indonesia/daftar-partai-politik-di-
indonesia/ Diakses pada 8 Maret 2022

17

Anda mungkin juga menyukai