Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BESAR 1

MAKALAH KEWARGANEGARAAN
Pilkada Dikaitkan dengan Nilai-Nilai dan Prinsip Demokrasi

Disusun Oleh :

RUSDI ABDURRAHMAN (431119110218)

DOSEN : AHMAD GOZALI, SHI, MH

PROGRAM SARJANA EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERCUBUANA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada
kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pilkada dikaitkan dengan Nilai-Nilai Prinsip Demokrasi”

Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada bidang studi atau mata kuliah Kewarganegaraan. Selain itu maka ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang dasar Manajemen dan
Perkembangannya bagi para pembaca dan juga penulis. Kami dari kelompok satu
mengucapkan terimakasih kepada Bpk Ahmad Gozali, SHI,MH selaku dosen
mata kuliah Kewarganegaraan yang memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kita
tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
masalah ini.

Kami menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kita nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 29 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1


1.2 TUJUAN..................................................................................................1
1.3 RUMUSAN MASALAH........................................................................2
1.4 MANFAAT.............................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN MASALAH

2.1 PEMILU..................................................................................................3
2.2 PILKADA................................................................................................6
2.3 PRINSIP PEMILU ATAU PILKADA DEMOKRATIS........................7
2.4 PRINSIP DEMOKRASI DI INDONESIA.............................................8

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN......................................................................................10
3.2 SARAN...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga masyarakat dapat


menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk di dalamnya
adalah hak untuk berpendapat (Freedom Of Expression), hak untuk
berkumpul dan berserikat (Freedom Of Assembly), hak untuk menikmati
pers yang bebas (Freedom Of the Press).1Henry B. Mayo menyatakan,
demokrasi sebagai sistem politik yang menunjukkan bahwa kebijakan
umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik.2Di bawah Undang-Undang
Pemerintahan Daerah Nomor 32 Tahun 2004, pemilihan Kepala Daerah
diselenggarakan secara langsung. Bulan Juni 2005 ada 226 daerah yang
menyelenggarakan pemilihan Kepada Daerah secara langsung. Undang
Undang Pemerintahan Daerah Nomor 32 Tahun 2004 telah
mengamanatkan, pemilihan Kepala Daerah di Kota/Kabupaten maupun
provinsi

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui peran partai politik dalam memberikan


pendidikan politik guna meningkatkan partisipasi masyarakat pada
pilkada.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peran partai politik
dalam proses pendidikan politik terhadap masyarakat pada pilkada.

1
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran partai politik dalam memberikan pendidikan
politik guna meningkatkan partisipasi masyarakat pada pilkada.
2. Faktor apa yang mempengaruhi peran parpol dalam pendidikan
politik guna meningkatkan partisipasi masyarakat pada pilkada?

1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui peran partai politik dalam memberikan
pendidikan politik guna meningkatkan partisipasi masyarakat pada
pilkada di Surakarta.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peran partai politik
dalam proses pendidikan politik terhadap masyarakat pada pilkada di
Surakarta. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Partai
Politik dalam melaksanakan salah satu kewajibannya yaitu
memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
3. proses demokrasi di Indonesia akan menjadi terwujud melalui proses
yang sesuai dengan kehendak masyarakat Indonesia.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pemilu

Pemilu adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih
wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta
salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang politik .
Pada Negara yang demokratis Pemilu dipercaya sebagai lembaga dan
proses politik demokrasi yang berfungsi mewujudkan kedaulatan rakyat
melalui pemerintahan perwakilan, karena dengan dilaksanakannya.

pemilu warga negara diberi kekuasaan untuk menentukan wakil-


wakilnya yang akan mengisi jabatan dalam pemerintahan. Secara umum
pengertian Pemilihan Umum (Pemilu) adalah suatu proses, pemilih
memilih orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.
Jabatan-jabatan yang di sini beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil
rakyat di pelbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks
yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan
seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan'
lebih sering digunakan. Pemilu diselenggarakan oleh KPU (Komisi
Pemilihan Umum) Mulai dari KPU di tingkat daerah sampai KPU di
tingkat pusat dan diikuti oleh parati-partai politik yang telah memenuhi
syarat administrasi untuk mengikuti pemilu. Dalam pelaksanaan pemilihan
umum rakyat diberi kedaulautan untuk memilih baik anggota DPR, DPD,
dan DPRD maupun untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung oleh rakyat yang dilaksanakan menurut undang-undang. Hal ini
merupakan perwujudan negara yang berdasarkan atas hukum dan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3
Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan Pemilu terdiri dari sebagai
berikut:

1. Tahap pendaftaran pemilih


2. Tahap pencalonan
3. Tahap kampanye
4. Tahap penyerahan suara
5. Tahap penghitungan suara.
Di antara tahapan-tahapan pemilu, yang paling sering menjadi
sorotan adalah pada tahapan kampanye, pada tahapan kampanye
banyak sekali problem dan konflik yang terjadi, serta merupakan
sarana dalam menyampaikan visi dan misi partai politik, calon
Presiden, serta calon Kepala Daerah guna menarik simpati serta
mendapat dukungan dari masyarakat.
Tujuan Pemilu adalah menghasilkan wakil rakyat yang bersedia
dan mampu memberikan pelayanan kepada penguasa dan rakyat
secara seimbang. Di dalam pelaksanaan Pemilu terdapat empat fungsi
utama yaitu sebagai:
1. Pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah.
2. Pembentukan perwakilan politik rakyat
3. Sirkulasi elit penguasa.
4. Pendidikan politik.
Struktur utama bangsa yang secara langsung berkepentingan
terhadap pemilu yakni Penguasa, Orpol, dan Rakyat. Di dalam proses
politik, ketiga strutur Pemilu saling berusaha mendapatkan manfaat
sebesar-besarnya dengan jalan memilih fungsi sebagai alat untuk:

1. Membangun legitimasi dari rakyat atau memperjuangkan


kepentingan publik.
2. Menciptakan stabilitas politik dan pemerintahan yang kuat atau
merealisasikan partisipasi sebagai wujud hak politik rakyat, dan

4
3. Memobilisasikan aktivitas politik rakyat atau mewujudkan
pendidikan politik rakyat.
Fungsi pendidikan politik merupakan fungsi yang sering
terabaikan oleh stuktur pemilu. Penguasa dan Parpol dalam
pelaksanaan Pemilu sering hanya mengejar kemenangan untuk
mencapai kekuasaan, sehingga pendidikan politik terhadap
masyarakat kurang diperhatikan. Hal ini didorong oleh faktor
kepentingan pada Penguasa dan Parpol. Berdasarkan Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor Perkara: 072- 073 /PUU-III/2005
pilkada disebut juga sebagai pemilu. Dalam putusan tersebut
dinyatakan bahwa pilkada merupakan bagian dari pemilu serta
membatalkan Ketentuan yang menyatakan bahwa KUPD bertanggung
jawab pada DPRD diganti dengan KPUD dalam pelaksanaan pilkada
bertanggung jawab pada KPU. Secara yuridis dasar pelaksanaan
pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung
dapat ditemukan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
"Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala
Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara
demokratis.Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara
langsung oleh rakyat merupakan suatu proses politik bangsa Indonesia
menuju kehidupan politik yang Iebih demokratis, transparan dan
bertanggung jawab. Partai Politik Partisipasi politik sebagai peran
serta masyarakat secara kolektif di dalam proses penentuan pemimpin,
pembuatan kebijakan publik dan pengawasan pemerintah dapat
diwujudkan melalui organisasi politik yang sering disebut Partai
politik. Sigmund Neumann mendefinisikan Partai politik adalah
organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif
dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada
pengendalian kekuasaan pemerintahan yang bersaing untuk
memperoleh dukungan rakyat dengan beberapa kelompok lain yang

5
mempunyai pandangan yang berbeda. Menurut Mark N. Hagopion,
parpol adalah suatu organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi
bentuk dan karakter kebijaksanaan publik dalam kerangka prinsip-
prinsip dan kepentingan ideologis tertentu melalui
praktek kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat
dalam pemilihan. Basis sosiologis suatu partai adalah ideologi dan
kepentingan yang diarahkan pada usaha-usaha untuk memperoleh
kekuasaan. Tanpa kedua elemen tersebut partai tampaknya tidak akan
mampu mengidentifikasi dirinya dengan para pendukungnya. Partai
Politik dalam berpartisipasi politik di dalam negara mempunyai hak
sebagai berikut:
1. Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat, dan adil dari Negara.
2. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri.
3. Memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar
partainya dari Departemen Kehakiman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4. Ikut serta dalam pemilihan umum sesuai dengan ketentuan
Undang-undang Pemilihan Umum.
5. Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan di lembaga
perwakilan rakyat.
6. Mengusulkan penggantian antar waktu anggotanya di lembaga
perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Mengusulkan pemberhentian anggotanya di lembaga perwakilan
rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2.2 Pilkada
Pilkada adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah
provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Partai politik sesuai dengan Pasal 9 UU partai politik
berkewajiban untuk memberikan pendidikan politik dan menyalurkan

6
aspirasi politik masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan pilkada ini
partai wajib memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Dalam pendidikan politik terhadap masyarakat dalam pelaksanaan
pilkada, secara global ada dua metode pendidikan politik yaitu:
1. Metode tidak langsung (Indirect Political Learning).
2. Metode langsung (Direct Political Learning).
Dalam metode pendidikan politik tidak langsung masyarakat
mendapat pengetahuan dari transformasi berbagai pengalaman di
berbagai kegiatan politik yang dilakukan oleh KPUD, DPRD, Partai
politik dan calon kepala dan wakil kepala daerah Dalam pelaksanaan
pilkada mulai dari proses persiapan sampai pengangkatan kepala
daerah merupakan sarana.
Dalam metode langsung yaitu proses kegiatan yang dengannya
terjadi transformasi muatan politik tertentu kepada individu, dengan
tujuan membentuk orientasi-orientasi politik. Dalam hal ini yang
sangat berperan dalam memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat adalah partai politik. Melalui pendidikan politik
masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip
demokrasi dan pengetahuan mengenai politik dengan harapan
masyarakat lebih rasional dalam menyikapi perpolitikan yang terjadi
di masyarkat, serta partisipasi masyarakat akan meningkat yang
berimplikasi pada peningkatan kualitas demokrasi dalam memilih
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

2.3 Prinsip Pemilu dan Pilkada Demokratis


1. Mandiri dan bebas intervensi dari pihak manapun.
2. Dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil.
3. Semua tahapan dilaksanakan secara demokratis, prosedural,
transparan dan akuntabel.
4. Pemerintah dan jajarannya menjaga integritas dan netralitas.

7
5. Melindungi dan menjaga kesamaan hak pemilih dengan prinsip
satu suara mempunyai nilai yang sama (one person, one vote dan
one value.

2.4 Prinsip Demokrasi dalam Negara Indonesia

Dalam demokrasi kekuasaan tertinggi di suatu Negara adalah di


tangan rakyat, maksudnya adalah menyangkut baik penyelenggaraan
Negara maupun pemerintahan. Itu artinya; pertama: pemerintahan
berada ditangan rakyat , kedua: pemerintahan oleh rakyat, ketiga:
pemerintahan untuk rakyat. prinsip pemerintahan berdasarkan
kedaulatan rakyat tersebut bagi Negara Indonesia terkandung dalam
pembukaan UUD
1945 alinea IV, yang berbunyi: “maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Maka prinsip
demokrasi dalam Negara Indonesia selain tercantum dalam pembukaan
juga berdasarkan pada dasar filsafat Negara
pancasila sila keempat yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Dimaksud
bahwa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu didasarkan pada
moral kebijaksanaan yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradap. Selain itu dasar
pelaksanaan demokrasi Indonesia juga secara

8
eksplisit tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
“kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar”. Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan Negara
Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan Negara, yaitu
menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif, yudikatif,
dan legislatif (trias politica : sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan
berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang
bebas, mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa yang
terlalu banyak. Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian
dalam tubuh pemerintahan agar tidak ada penyalahgunaan kekuasaan,
antara legislatif, eksekutif dan yudikatif). Prinsip semacam trias politica
ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta
sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar
ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan
beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan
pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.Demikian pula kekuasaan
berlebihan di lembaga Negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk
gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi
rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap
lembaga Negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap
lembaga Negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan
hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga Negara tersebut.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya


memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi. baik
secara langsung atau melalui perwakilan
Dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik  kebebasan politik secara bebas dan setara. bentuk-bentuk
demokrasi, yaitu Demokrasi langsung, dan Demokrasi perwakilan,
sedangkan asas pokok demokrasi, yaitu Pengakuan partisipasi rakyat
dalam pemerintahan, dan Pengakuan hakikat dan martabat manusia.

Pemilihan Kepala Daerah adalah salah satu cara dalam system


demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di
lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi
warga Negara di bidang politik. Dimana Pemilihan umum dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu: dengan cara langsung dan bertingkat

Sistem pemilihan umum terbagi 2 jenis yaitu: sistem terbuka, dan


sistem tertutup.Dalam suatu pemilu, ada tiga sistem utama yang sering
berlaku, yaitu:
1. Sistem perwakilan distrik (satu dapil/daerah pemilihan untuk satu
wakil).
2. Sistem Proposional ( satu dapil memilih beberapa wakil ).
3. Sistem campuran.

10
3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menilai bahwa pada


dasarnya seluruh sistem yang ada dalam demokrasi adalah suatu
kebaikan bersama. Meski segala kebaikan/kelebihan tersebut masih
mengandung kekurangan, apabila sistem tersebut berjalan dengan baik,
kekurangan tersebut dapat diminimalisir. Pemilu sebagai wujud
pelaksanaan demokrasi di Indonesia seharusnya menjadi hal penting dan
sakral bagi setiap orang yang melaksanakannya. Tetapi seperti yang kita
ketahui sekarang, walaupun pendidikan kewarganegaraan telah diberikan
semenjak jenjang sekolah dasar, tetap tidak mendorong elit politik
maupun masyarakat sendiri untuk bersikap Luber Jurdil. Ketika kita
memandang secara luas, tentu penyampaian sikap kewarganegaraan
melalui jenjang sekolah masih belum maksimal karena masih banyaknya
anak tidak bersekolah. Meski perkembangan teknologi semakin canggih,
segala informasi tercakup didalamnya, namun tidak semua rakyat.
sempat mengenyam canggihnya teknologi tersebut sehingga dapat
dipastikan masih membutuhkan komunikasi langsung kepada masyarakat
sendiri. Dengan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah Pusat dapat
memberikan penyuluhan pada setiap daerah, melalui Pemerintah Daerah
yang disampaikan kepada setiap perwakilan organisasi muda yang ada di
setiap desa (Karang Taruna) agar penyuluhan kepada masyarakat merata
dan lebih maksimal. Kepada elit politik secara khusus, mestinya mereka
lebih memahami makna demokrasi dan pelaksanaan pemilu. Tidak
mementingkan ambisi kekuasaan dan kepentingan golongan. Mengingat
demokrasi sendiri adalah kepemimpinan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Maka segala kebijakan politik harus mempertimbangkan
suara rakyat dengan tidak melupakan unsur moralitas kebudayaan
bangsa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, dan achmad zubaidi,2010,  pendidikan kewarganegaraan,


paradigma: yogyakarta http://delviindriadi.blogspot.com/2013/06/sistem-pemilu-
di-indonesia.html ,

http://get-and-share.blogspot.com/2013/03/demokrasi-dan-pemilu-di-
indonesia.html

14.05.14

http://priankarara.blogspot.com/2013/03/pengertian-pemilu.

,http://sanggahutama.blogspot.com/2010/04/makalah-analisis-implementasi-
demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai