MAKALAH KEWARGANEGARAAN
Pilkada Dikaitkan dengan Nilai-Nilai dan Prinsip Demokrasi
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada
kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pilkada dikaitkan dengan Nilai-Nilai Prinsip Demokrasi”
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada bidang studi atau mata kuliah Kewarganegaraan. Selain itu maka ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang dasar Manajemen dan
Perkembangannya bagi para pembaca dan juga penulis. Kami dari kelompok satu
mengucapkan terimakasih kepada Bpk Ahmad Gozali, SHI,MH selaku dosen
mata kuliah Kewarganegaraan yang memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kita
tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
masalah ini.
Kami menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kita nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
2.1 PEMILU..................................................................................................3
2.2 PILKADA................................................................................................6
2.3 PRINSIP PEMILU ATAU PILKADA DEMOKRATIS........................7
2.4 PRINSIP DEMOKRASI DI INDONESIA.............................................8
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN......................................................................................10
3.2 SARAN...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran partai politik dalam memberikan pendidikan
politik guna meningkatkan partisipasi masyarakat pada pilkada.
2. Faktor apa yang mempengaruhi peran parpol dalam pendidikan
politik guna meningkatkan partisipasi masyarakat pada pilkada?
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui peran partai politik dalam memberikan
pendidikan politik guna meningkatkan partisipasi masyarakat pada
pilkada di Surakarta.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi peran partai politik
dalam proses pendidikan politik terhadap masyarakat pada pilkada di
Surakarta. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Partai
Politik dalam melaksanakan salah satu kewajibannya yaitu
memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
3. proses demokrasi di Indonesia akan menjadi terwujud melalui proses
yang sesuai dengan kehendak masyarakat Indonesia.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pemilu
Pemilu adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih
wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta
salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang politik .
Pada Negara yang demokratis Pemilu dipercaya sebagai lembaga dan
proses politik demokrasi yang berfungsi mewujudkan kedaulatan rakyat
melalui pemerintahan perwakilan, karena dengan dilaksanakannya.
3
Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan Pemilu terdiri dari sebagai
berikut:
4
3. Memobilisasikan aktivitas politik rakyat atau mewujudkan
pendidikan politik rakyat.
Fungsi pendidikan politik merupakan fungsi yang sering
terabaikan oleh stuktur pemilu. Penguasa dan Parpol dalam
pelaksanaan Pemilu sering hanya mengejar kemenangan untuk
mencapai kekuasaan, sehingga pendidikan politik terhadap
masyarakat kurang diperhatikan. Hal ini didorong oleh faktor
kepentingan pada Penguasa dan Parpol. Berdasarkan Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor Perkara: 072- 073 /PUU-III/2005
pilkada disebut juga sebagai pemilu. Dalam putusan tersebut
dinyatakan bahwa pilkada merupakan bagian dari pemilu serta
membatalkan Ketentuan yang menyatakan bahwa KUPD bertanggung
jawab pada DPRD diganti dengan KPUD dalam pelaksanaan pilkada
bertanggung jawab pada KPU. Secara yuridis dasar pelaksanaan
pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung
dapat ditemukan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
"Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala
Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara
demokratis.Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara
langsung oleh rakyat merupakan suatu proses politik bangsa Indonesia
menuju kehidupan politik yang Iebih demokratis, transparan dan
bertanggung jawab. Partai Politik Partisipasi politik sebagai peran
serta masyarakat secara kolektif di dalam proses penentuan pemimpin,
pembuatan kebijakan publik dan pengawasan pemerintah dapat
diwujudkan melalui organisasi politik yang sering disebut Partai
politik. Sigmund Neumann mendefinisikan Partai politik adalah
organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif
dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada
pengendalian kekuasaan pemerintahan yang bersaing untuk
memperoleh dukungan rakyat dengan beberapa kelompok lain yang
5
mempunyai pandangan yang berbeda. Menurut Mark N. Hagopion,
parpol adalah suatu organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi
bentuk dan karakter kebijaksanaan publik dalam kerangka prinsip-
prinsip dan kepentingan ideologis tertentu melalui
praktek kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat
dalam pemilihan. Basis sosiologis suatu partai adalah ideologi dan
kepentingan yang diarahkan pada usaha-usaha untuk memperoleh
kekuasaan. Tanpa kedua elemen tersebut partai tampaknya tidak akan
mampu mengidentifikasi dirinya dengan para pendukungnya. Partai
Politik dalam berpartisipasi politik di dalam negara mempunyai hak
sebagai berikut:
1. Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat, dan adil dari Negara.
2. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri.
3. Memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar
partainya dari Departemen Kehakiman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4. Ikut serta dalam pemilihan umum sesuai dengan ketentuan
Undang-undang Pemilihan Umum.
5. Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan di lembaga
perwakilan rakyat.
6. Mengusulkan penggantian antar waktu anggotanya di lembaga
perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Mengusulkan pemberhentian anggotanya di lembaga perwakilan
rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2.2 Pilkada
Pilkada adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah
provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Partai politik sesuai dengan Pasal 9 UU partai politik
berkewajiban untuk memberikan pendidikan politik dan menyalurkan
6
aspirasi politik masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan pilkada ini
partai wajib memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Dalam pendidikan politik terhadap masyarakat dalam pelaksanaan
pilkada, secara global ada dua metode pendidikan politik yaitu:
1. Metode tidak langsung (Indirect Political Learning).
2. Metode langsung (Direct Political Learning).
Dalam metode pendidikan politik tidak langsung masyarakat
mendapat pengetahuan dari transformasi berbagai pengalaman di
berbagai kegiatan politik yang dilakukan oleh KPUD, DPRD, Partai
politik dan calon kepala dan wakil kepala daerah Dalam pelaksanaan
pilkada mulai dari proses persiapan sampai pengangkatan kepala
daerah merupakan sarana.
Dalam metode langsung yaitu proses kegiatan yang dengannya
terjadi transformasi muatan politik tertentu kepada individu, dengan
tujuan membentuk orientasi-orientasi politik. Dalam hal ini yang
sangat berperan dalam memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat adalah partai politik. Melalui pendidikan politik
masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip
demokrasi dan pengetahuan mengenai politik dengan harapan
masyarakat lebih rasional dalam menyikapi perpolitikan yang terjadi
di masyarkat, serta partisipasi masyarakat akan meningkat yang
berimplikasi pada peningkatan kualitas demokrasi dalam memilih
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
7
5. Melindungi dan menjaga kesamaan hak pemilih dengan prinsip
satu suara mempunyai nilai yang sama (one person, one vote dan
one value.
8
eksplisit tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
“kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar”. Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan Negara
Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan Negara, yaitu
menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif, yudikatif,
dan legislatif (trias politica : sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan
berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang
bebas, mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa yang
terlalu banyak. Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian
dalam tubuh pemerintahan agar tidak ada penyalahgunaan kekuasaan,
antara legislatif, eksekutif dan yudikatif). Prinsip semacam trias politica
ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta
sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar
ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan
beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan
pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.Demikian pula kekuasaan
berlebihan di lembaga Negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk
gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi
rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap
lembaga Negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap
lembaga Negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan
hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga Negara tersebut.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://get-and-share.blogspot.com/2013/03/demokrasi-dan-pemilu-di-
indonesia.html
14.05.14
http://priankarara.blogspot.com/2013/03/pengertian-pemilu.
,http://sanggahutama.blogspot.com/2010/04/makalah-analisis-implementasi-
demokrasi.html