Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DEMOKRATISASI DAN HAM


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
Tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Dr. HM. Agus Nurkholiq MN.,S.Ag., SE., MA

Disusun oleh : Kelompok 5


 ALFIN NANDITA
 N. CINDY AULIA PUTRI AGUNG
 SYIFA IKLIMA
 YUDI PRASETIA
Semester 1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


BHAKTI PERSADA
MAJALAYA-BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah laporan ini adalah untuk
mengetahui lebih dalam tentang demokrasi dan HAM di kantor DPRD
PROVINSI JAWA BARAT untuk memenuhi tugas observasi. Pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak HM. Agus Nurkholiq


MN.,S.Ag.,SE.,MA

selaku dosen pendidikan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas


ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah
laporan ini.

Kami menyadari, makalah laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................1
C. Metode........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................2
A. Topik Wawancara.......................................................................2
B. Waktu Dan Tempat Kegiatan.....................................................2
C. Laporan Hasil Wawancara.........................................................2
D. Konsep Demokratisasi dan Ham................................................2
1. Makna dan hakikat demokrasi..............................................3
2. Demokrasi sebagi pandangan hidup.....................................3
3. Unsur penegak demokrasi....................................................3
4. Model – model demokrasi....................................................4
5. Prinsip dan parameter demokrasi.........................................7
6. Sejarah perkembangan dmokrasi di Jawa Barat...................8
7. Sejarah perkembangan demokrasi di Inadonesia.................9
8. Islam Dan Demokrasi...........................................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................11
A. KESIMPULAN..........................................................................11
B. SARAN......................................................................................12
C. PENUTUP..................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................13
LAMPIRAN FOTO.................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. latar belakang
Sebagai salah satu lembaga Negara yang memiliki kedudukan tinggi, dan
merupakan salah satu fungsi legislative, sudah pasti DPRD memiliki beberapa
fungsi dan juga tugas tertentu. untuk lebih jelasnya mengenai tugas, fungsi
ataupun wewenang.
Yang pertama, sebagai sebuah lembaga tinggi Negara, DPRD memiliki
beberapa fungsi utama, yang tentu saja merupakan bagian dari proses operasional
dan proses berjalannya suatu pemerintahan daerah..
Demokrasi dalam DPRD sangat di butuhkan, karna Demokrasi menjadi
pilihan sistem pemerintahan terbaik karena dapat mengakomodasi beragamnya
kepentingan dan aspirasi masyarakat. Selain itu, demokrasi juga dapat berperan
sebagai wadah pengikat kesepakatan nasional yang harus dihormati dan dijaga
oleh seluruh masyarakat.
Dalam rangka menyambut pesta demokrasi pada tahun mendatang, setiap
warga negara perlu mempersiapkan diri untuk menjadi pemilih yang jujur dan
sehat. Masyarakat sudah seharusnya terlibat untuk menentukan siapa yang harus
menjalankan pemerintahan untuk membangun daerahnya.
.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2. Untuk memahami apa itu demokrasi menurut Dewan
3. Untuk memperoleh informasi secara langsung
4. Untuk melatih mahasiswa dalam berinteraksi
C. Metode
Dalam melakukan penelitian ini, metode yang digunakan yaitu dengan
mewawancarai salah satu Dewan dari DPRD Provinsi Jawa Barat

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Kantor
Kantor DPRD Provinsi Jawa Barat
Alamat lokasi : Jl. Dipenogoro No. 27, Bandung, Jawa Barat 40115
Nomor telepon : (022)87831045
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk wilayah/daerah Provinsi Jawa Barat.
Selain fungsi dprd sebagai perwakilan suara rakyat, DPRD ini juga
menjadi lembaga yang berwenang dalam melakukan tugas legislasi atau
persetujuan terhadap aturan daerah dan pengawasan penggunaan anggaran
pemerintah daerah. Tugas DPRD tersebut membuatnya memiliki hak legislatif
membentuk peraturan daerah bersama dengan eksekutif, memberikan
persetujuan rancangan anggaran dan peraturan, memberikan pendapat, hingga
pengawasan kekuasaan dan kebijakan eksekutif dalam ruang lingkup daerah.

B. Topik Wawancara

“ Konsep Demokratisasi Dan HAM ”

C. Waktu dan Tempat Kegiatan

 Hari / Tanggal : Jum’at 20 Oktober

 Pukul :13.00 WIB s/d selesai

 Tempat : Kantor DPRD Provinsi Jawa Barat

D. Laporan Hasil Wawancara

 Narasumber : H. Enjang Tedi, S Sos., M.Sos

 Pewawancara : 1. Alfin Nandita

2. Yudi Prasetia

3. Syifa Iklima

4. N. Cindy Aulia Putri Agung

v
E. Konsep Demokratisasi dan Ham

1. Makna Dan Hakekat Demokrasi

Menurut Bapak H. Enjang Tedi, S Sos., M.Sos Demokrasi itu kan


kita bersepakat bahwa penyelenggaraan pemerintahan indonesia itu
berdasarkan mekanisme demokrasi. memilih pemimpin itu melalui proses
demokrasi, demokrasi itu memang proses pemilu proses masyarakat
memilih siapa yang suara terbanyak menurut masyarakat. Secara
sederhana proses demokrasi itu seperti itu. Proses pemilu itu adalah proses
demokrasi memilih pemimpin menurut masyarakat memilih legislatif
menurut masyarakat, pilpres dilaksanakan secara langsung itu adalah
bagian dari proses demokrasi. Jadi kita bersepakat bahwa sistem
demokrasi itu dilakukan di indonesia termasuk mungkin partai politik
yang menjadi peserta pemilu, peserta pemilu 2024 nanti itu adalah partai
politik bukan perorangan, perorangan itu yang dewan perwakilan daerah
tapi untuk legislatif namanya partai politik.

2. Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup

Demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dalma


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara otomatis tetapi
harus diupayakan oleh warga negara dan perangkat pendukungnya yaitu
budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari mind set dan setting social.
Demokrasi harus dijadikan way of life rakyat mapun pemerintah.
Pemerintahan demokratis membutuhkan kultur demokrasi untuk
membuatnya performed. Masyarakat harus punya sikap positif dan
proaktif terhadap norma dasar demokrasi.

3. Unsur Penegak Demokrasi

Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tata kehidupan sosial dan


sistem politik sangat bergantung kepada tegaknya unsur penopang
demokrasi itu sendiri, unsur-unsur tersebut adalah:

vi
a. Negara hukum

Dalam kepustakaan ilmu hukum di Indonesia istilah negara hukum


sebagai terjemahan dari rechtsstaat dan rule of law. Konsepsi perlindungan
hukum bagi warga Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga
negara melalui perlembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak
dan penjaminan hak asasi manusia.

b. Masyarakat Madani

Masyarakat madani (civil society) dicirikan dengan masyarakat terbuka,


masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara,
masyarakat yang kritis dan berpatisipasi aktif serta masyarakat egalier.
Menurut Gellner, masyarakat madani bukan hanya merupakan syarat
penting bagi demokrasi semata, tetapi tatanan nilai dalam masyarakat
madani seperti kebebasan dan kemandirian juga merupakan sesuatu yang
inhern baik secar internal maupun secara external.

c. Insfrastruktur Politik

Infrastruktur politik terdiri dari partai politik(political party), yaitu


kelembagaan politik yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-
nilai, cita-cita yang sama. Kelompok gerakan (movement group), yaitu
merupakan sekumpulan orang yang berhimpun dalam suatu wadah
organisasi pada pemberdayaan warganya. Kelompok penekan atau
kelompok kepentingan ( Pressure/inters group), yaitu sekelompok orang
dalam wadah organisasi yang didasarkan pada kriteria professionalitas dan
keilmuan tertentu .

4. Model-Model Demokrasi

Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik demokrasi dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu demokrasi konstitusional atau demokrasi
liberal dan demokrasi rakyat.

vii
1). Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)

Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah kebebasan


individu. Ciri khas pemerintahan demokrasi konstitusional adalah
kekuasaan pemerintahannya terbatas dan tidak diperkenankan banyak
campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.
Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.

2). Demokrasi rakyat

Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial dan


tanpa kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk khusus
demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar. Pada masa Perang
Dingin, sistem demokrasi rakyat berkembang di negara-negara Eropa
Timur, seperti Cekoslovakia, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria,
Yugoslavia, dan Tiongkok. Sistem politik demokrasi rakyat disebut juga
“demokrasi proletar” yang berhaluan Marxisme-komunisme.

Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem politik demokrasi


dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi langsung,
demokrasi perwakilan atau demokrasi representatif, dan demokrasi
perwakilan sistem referendum.

1). Demokrasi langsung

Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara langsung


mengemukakan kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh
rakyat. Demokrasi ini dapat dijalankan apabila negara berpenduduk sedikit
dan berwilayah kecil. Sistem ini pernah berlaku di Negara Athena pada
zaman Yunani Kuno (abad IV SM).

viii
2). Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif)

Di masa sekarang, bentuk demokrasi yang dipilih adalah demokrasi


perwakilan. Hal ini disebabkan jumlah penduduk terus bertambah dan
wilayahnya luas sehingga tidak mungkin menerapkan sistem demokrasi
langsung. Dalam demokrasi perwakilan, rakyat menyalurkan kehendak
dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam lembaga perwakilan
(parlemen).

3). Demokrasi perwakilan sistem referendum

Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan gabungan


antara demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih
wakil mereka untuk duduk dalam lembaga perwakilan, tetapi lembaga
perwakilan tersebut dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem
referendum dan inisiatif rakyat.

Berdasarkan titik perhatiannya, sistem politik demokrasi dibedakan


menjadi tiga macam, yaitu demokrasi formal, demokrasi material, dan
demokrasi gabungan.

1). Demokrasi formal

Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi model


Barat. Demokrasi formal adalah suatu sistem politik demokrasi yang
menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya
untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang
ekonomi. Dalam demokrasi formal, semua orang dianggap mempunyai
derajat dan hak yang sama.

2). Demokrasi material

Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi yang


menitikberatkan pada upayaupaya menghilangkan perbedaan dalam

ix
bidang-bidang ekonomi, sedangkan persamaan bidang politik kurang
diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Usaha untuk mengurangi
perbedaan di bidang ekonomi dilakukan oleh partai penguasa dengan
mengatasnamakan negara di mana segala sesuatu sebagai hak milik negara
dan hak milik pribadi tidak diakui.

3). Demokrasi gabungan

Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang menggabungkan kebaikan


serta membuang keburukan demokrasi formal dan demokrasil material.
Persamaan derajat dan hak setiap orang diakui, tetapi demi kesejahteraan
seluruh aktivitas rakyat dibatasi. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
untuk kesejahteraan rakyat, jangan sampai mengabdikan apalagi
menghilangkan persamaan derajat dan hak asasi manusia.

5. Prinsip Dan Parameter Demokrasi

1. Dinikmati & dilaksanakan hak/kewajiban politik rakyat berdasar ham


yg menjamin kebebasan, kemerdekaan dan rasa merdeka

2. Supremasi hukum

3. Kesamaan di depan hukum

4. Kesamaan hak/kewajiban anggota masyarakat

5. Kebebasan pers

6. Pengakuan hak minoritas

7. Kebijakan negara berdasar asas pelayanan,pemberdayaan &pencerdasan

8. Sistem kerja kooperatif & kolaboratif

9. Keseimbangan & keharmonisan

x
10. Tentara yg profesional

11. Peradilan independent

6. Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Jawa Barat

. Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan


Negara dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam hidup
bernegara antara abade ke-6 sampai abad ke-4 M. Demokrasi yang
dipraktikkan pada masa itu berbentuk demokrasi langsung. Gagasan
demokrasi Yunani kuno berakhir pada abad pertenggahan. Pada masa ini
pula lahir keinginan menghidupkan demokrasi. Lahirnya Magna Charta
( piagam besar) sebagaiuis uatu piagam yang memuat perjanjain antara
kaum bangsawan dan Raja John di Inggris merupakan tonggak baru
kemunculan demokrasi empirik.

Momentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi


di dunia Barat adalah gerakan renaissance dan reformasi. Renaissance
merupakan gerakan yang menghidupkan kembali minat para sastra dan
budaya Yunani kuno. Renaissance di Eropa yang bersumber dari tradisi
keilmuan Islam dan berintikan pada pemuliaan akal pikiran untuk selalu
mencipta dan mengembangkan ilmu pengetahuan telah mengilhami
munculnya gerakan demokrasi.

Sejarah dan perkembangan demokrasi di Barat diawali berbentuk


demokrasi langsung yang berakhir pada abad pertengahan. Menjelang
akhir abad pertengahan lahir Magna Charta dan dilanjutkan munculnya
renaissance dan reformasi yang menekankan pada hak atas hidup, hak
kebebasan dan hak memiliki. Dan selanjutnya, pada abad ke-19 muncul
gerakan demokrasi konstitusional. Dari demokrasi konstitusional
melahirkan demokrasi welfare state.

xi
7. Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia

. Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang –


surutnya. Masalah pokok yang kita hadapi ialah bagaimana, dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya, mempertinggi tingkat
kehidupan ekonomi di samping membina suatu kehidupan sosial politik
yang demokratis. Pada pokoknya masalah ini berkisar pada menyusun
suatu system politik dimana kepemimpinanya cukup kuat untuk
melaksanakan pembangunan ekonomi serta Nation Building, dengan
partisipasi rakyat seraya menghindarkan timbulnya diktator, apakah
diktator ini bersifat perorangan, partai atau militer. Dipandang dari sudut
perkembangan demokrasi sejarah Indonesia dapat dibagi dalam empat
masa, yaitu:

a. Masa Republik Indonesia I, yaitu masa demokrasi (konstitusional)


yang menonjolkan peranan parlemen serta partai – partai dan yang
karena itu dapat dinamakan demokrasi parlementer.

b. Masa Republik Indonesia II, yaitu masa demokrasi terpimpin yang


dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi
konstitusional yang secara formil merupakan landasanya, dan
menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.

c. Masa Republik Indonesia III, yaitu masa demokrasi pancasila yang


merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem
presidensil.

d. Masa Republik Indonesia IV, yaitu masa demokrasi pasca reformasi


1988 sampai sekarang, yang cenderung mengalami banyak
perubahan dari banyaknya partai politik hingga pemilihan yang
dilakukan secara langsung.

xii
8. Islam Dan Demokrasi

Islam sebagai sebuah agama tidak dengan serta merta dapat disepandankan
dengan demokrasi. Oleh karena itu ketika ada orang yang mengatakan
bahwa Islam sepenuhnya kompatibel dengan demokrasi, pernyataan itu
barangkali tidak melihat keutuhan Islam sebagai agama. Karena memang,
kalau ditelusuri secara lebih seksama dan terperinci akan ditemukan
sejumlah ajaran dan pandangan yang memang tidak sejalan dengan
demokrasi. Meminjam istilah Qurasih Shihab bahwa tidak semua
persoalan agama (ajaran Islam) dapat dimusyawarahkan. Pernyataan ini
mengandung pengertian bahwa ada ajaran-ajaran tertentu yang sudah
demikian eksak sehingga tidak lagi memerlukan pemikiran manusia, baik
perseorangan atau kelompok. Oleh karena itu dalam satu sisi ada ajaran
Islam yang tidak kompatibel dengan demokrasi.

xiii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasaan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kata


demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat,
dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di negara demokrasi juga
mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat,
berserikat setiap warga negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan
menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga negara
memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Demokrasi secara umum merupakan sistem pemerintahan yang segenap


rakyat turut serta memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun ada
juga yang menyatakan suatu sistem politik yang dimana kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif
oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan
politik. Dalam demokrasi kebijakan rakyat menjadi prioritas suatu sistem, di
Indonesia sistem demokrasi yang digunakan adalah demokrasi Pancasila
dengan mengedepankan adanya prinsip musyawarah. Dengan
bermusyawarah diharapkan dapat memuaskan semua pihak yang berbeda
pendapat, suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit dapat diwujudkan
dalam praktik berbangsa dan bernegara. Demokrasi dapat memberi manfaat
dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu kesetaraan sebagai
warga negara, memenuhi kebutuhan kebutuhan umum, pluralisme dan
kompromi, menjamin hak-hak dasar, dan pembaruan kehidupan sosial.

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus

xiv
ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi
yang. diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal
diantaranya kesadaran akan prularisme, sikap yang jujur dan pikiran yang
sehat. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap
serta itikad baik, demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Demokrasi
membutuhkan pertimbangan moral.

B. Saran

Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan


namun kini telah menjadi salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang
krusial atau penting dalam katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk
memilih wakil rakyat yang akan duduk dalam parlemen, yang biasa kita
kenal dengan sebutan Pemilihan Umum seperti pemilihan Anggota DPR,
DPD dan DPRD. Setelah terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen
tersebut pada hakikatnya adalah bekerja untuk rakyat secara menyeluruh.
Itulah yang dinamakan dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Untuk itu, diharapkan peran serta masyarakat dalam mengontrol jalannya
pemerintahan agar terciptanya Indonesia yang lebih baik.

C. Penutup

Demikianlah laporan hasil kegiatan wawancara ini kami buat dengan


yang sebenar-benarnya. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Allah SWT,
yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga wawancara ini
terlaksana dengan lancar.

Kami selaku anggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila


terdapat kesalahan serta kekurangan dalam laporan hasil wawancara ini.
Selain untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan, Semoga laporan
hasil wawancara ini dapat menjadi acuan, pertimbangan, serta motivasi dan
koreksi bagi kegiataan wawancara selanjutnya.

xv
DAFTAR PUSTAKA

https://dprd.jabarprov.go.id/sekretariat/struktur-organisasi

xvi
LAMPIRAN GAMBAR

xvii
xviii

Anda mungkin juga menyukai