Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DEMOKRASI DAN PERKEMBANGANNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Kewarganegaraan”
Dosen Pengampu :
Syamsul Umam, S.HI, M,H

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Haudzi Alfirdaus : 1860405233168
Anas Tri Prasetia : 1860405233169
Ummul Khairah : 1860405233170
Azza Vahlevi Attaqi Zamzuri : 1860405233171

SEMESTER GANJIL
PROGRAM STUDI MANAJELEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“Pendidikan Kewarganegaraan” dalam bentuk makalah. Sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni agama Islam.

Penulis menyadari, bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung
2. Bapak Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
3. Bapak Refki Rusyadi, M.Pd.I. Selaku Koord Prodi Manajemen Bisnis Syariah.
4. Bapak Syamsul Umam, S.HI, M,H. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Kewarganegaraan dan juga selaku pembimbing pembuatan makalah ini.
5. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pemyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 12 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
A. Pengertian dan Hakekat Demokrasi ............................................................................................ 6
B. Demokrasi sebagai Pandangan Hidup......................................................................................... 8
C. Unsur unsur penegak Demokrasi .............................................................................................. 11
D. Model model Demokrasi ........................................................................................................... 13
E. Prinsip Demokrasi ..................................................................................................................... 14
F. Perkembangan Demokrasi di Barat........................................................................................... 16
G. Demokrasi Di Indonesia ............................................................................................................ 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 21
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 21
B. Saran ......................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi memberikan pemahaman bahwa sumber daya adalah orang-orang
dengan pengertian, orang akan melahirkan aturan yang akan menguntungkan dan
melindungi hak-hak mereka. Agar hal itu terjadi, perlu aturan dengan dukungan dan
menjadi dasar dalam kehidupan negara untuk menjamin dan melindungi hak-hak rakyat.
Aturan seperti yang disebut konstitusi. Pengertian mengenai kekuasaan tertinggi itu
sendiri, tidak perlu dipahami bersifat monostik dan mutlak dalam arti tidak terbatas, karena
sudah dengan sendirinya kekuasaan tertinggi ditangan rakyat itu dibatasi oleh kesepakatan
yang mereka tentukan sendiri secara bersama-sama yang dituangkan dalam rumusan
konstitusi yang mereka susun dan sahkan bersama,terutama mereka mendirikan Negara
yang bersangkutan. Inilah yang disebut dengan kontrak social antar warga masyarakat
yang tercermin dalam konstitusi. Konstitusi itulah yang membatasi dan mengatur
bagaimana kedaulatan rakyat itu disalurkan, dijalankan dan diselenggarakan dalam
kegiatan kenegaraan dan kegiatan pemerintahan sehari-hari.

Pada hakikatnya, dalam ide kedaulatan rakyat itu, tetap harus dijamin bahwa
rakyatlah yang sesungguhnya pemilik Negara dengan segala kewenangannya untuk
menjalankan semua fungsi kekuasaan Negara, baik di bidang legislative, eksekutif,
maupun yudikatif. Rakyatlah yang berwenang merencanakan, mengatur, melaksanakan,
dan melakukan pengawasan serta penilaian terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi kekuasaan
itu. Bahkan lebih jauh lagi, untuk kemanfaatan bagi rakyatlah sesungguhnya segala
kegiatan ditujukan dan diperuntukkannya segala manfaat yang didapat dari adanya dan
berfungsinya kegiatan bernegara itu. Inilah gagasan kedaulatan rakyat atau demokrasi
yang bersifat total dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, dan bersama rakyat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Hakekat Demokrasi
2. Bagaimana Demokrasi sebagai Pandangan Hidup
3. Apa Saja Unsur-Unsur Penegak Demokrasi
4. Apa Saja Model-Model Demokrasi
5. Apa Saja Prinsip-Prinsip Demokrasi

4
6. Bagaimana Perkembangan Demokrasi di Barat
7. Bagaimana Demokrasi di Indonesia

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Hakekat Demokrasi
2. Untuk Mengetahui Demokrasi sebagai Pandangan Hidup
3. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Penegak Demokrasi
4. Untuk Mengetahui Model-Model Demokrasi
5. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Demokrasi
6. Untuk Mengetahui Perkembangan Demokrasi di Bara
7. Untuk Mengetahui Demokrasi di Indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Hakekat Demokrasi
Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai
tatanan aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa Negara. Seperti diakui oleh
Moh. Mahfud MD, ada dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan
bernegara. Pertama, hampir semua negara didunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai
asas yang fundamamental.; Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial
telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai
organisasi tertingginya. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang
benar pada warga masyarakat tentang demokrasi. Pengertian demokrasi dapat dilihat dari
tinjauan bahasa (epistemologis) dan istilah (terminologis). 1

Secara epistemologis "demokrasi" terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu "demos" yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan "cretein" atau
"cratos" yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-crate in atau
demos-cratos adalah keadaan Negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan
berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat,
rakyat berkuasa, pemerintah rakyat dan oleh rakyat. Sementara itu, pengertian demokrasi
secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Joseph A. Schemer Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional


untuk mencapai keputusan polituk dimana individu- individu memperoleh kekuasaan
untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
b. Sidney Hook Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
c. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl Demokrasi sebagai suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan
mereka diwilayah publik oleh warganegara, yang bertindak secara tidak langsung
melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.
d. Henry B. Mayo Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem
yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh

1
Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, Dikdik Baegaqi ArifHibah Materi Pembelajaran Non
Konvensional 2012 hal 2-4
6
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan- pemilihan
berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik. Affan Ghaffar (2000) memaknai demokrasi
dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara normatif (demokrasi normatife) dan
empirik (demokrasi empirik):

1. Demokrasi Normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh
sebuah Negara.
2. Demokrasi Empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada dunia politik
praktis. Makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara
mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam
masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan
Negara, karena kebijakan Negara tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.

Dengan demikian Negara yang menganut sistem demokrasi adalah Negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Dari sudut organisasi,
demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas
persetujuan rakyat karena kedaulatan ditangan rakyat.

Kesimpulan-kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa hakikat


demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan beregara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal, yaitu:

a) Pemerintahan dari rakyat (government of the people)

Mengandung pengertian yang berhubungan dengan pemerintah yang sah dan


diakui (ligimate government) dimata rakyat. Sebaliknya ada pemerintahan yang tidak
sah dan tidak diakui (unligimate government).

Pemerintahan yang diakui adalah pemerintahan yang mendapat pengakuan dan


dukungan rakyat. Pentingnya legimintasi bagi suatu pemerintahan adalah pemerintah
dapat menjalankan roda birokrasi dan program-programnya

b) Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)

Pemerintahan ole rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan


kekuasaan atas nama rakyat bukan atas dorongan sendiri. Pengawasan yang dilakukan

7
oleh rakyat ( sosial control) dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak
langsung ( melalui DPR).

c) Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)

Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada


pemerintah dijalankan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah diharuskan menjamin
adanva kebebasan seluas-luasnya kepada rakyat dalam menyampaikan aspirasi baik
melalui media pers maupun secara langsung

B. Demokrasi sebagai Pandangan Hidup


Masyarakat harus menjadikan demokrasi sebagai filsafat hidup dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi tidak akan datang tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Karena itu demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga dan perangkat
pendukungnya yaitu budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari suatu kerangka
berpikir dan rancangan masyarakat2

Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. Ia merupakan proses


panjang melalui pembiasaan, pembelajaran dan penghayatan. Keberhasilan demokrasi
ditunjukkan oleh sejauh mana demokrasi sebagai prinsip dan acuan hidup bersama antar
warga negara dan antar warga negara dengan negara yang dijalankan dan dipatuhi oleh
kedua belah pihak. Menurut Nurcholish Madjid, demokrasi bukanlah kata benda, tetapi
lebih merupakan kata kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis. Karena itu
demokrasi harus diupayakan dan biasakan dalam kehidupan sehari-hari. Demokrasi dalam
kerangka di atas berarti sebuah proses melaksanakan nilai-nilai civility (keadaban) dalam
bernegara dan bermasyarakat.

Menjadi demokratis membutuhkan norma dan rujukan praktis serta teoritis dari
masyarakat yang telah maju dalam berdemokrasi. Menurut Nurcholish Madjid, pandangan
hidup demokratis dapat bersandar pada bahan-bahan yang telah berkembang, baik secara
teoritis maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya sudah mapan.

Demokrasi sebagai sikap hidup berisi nilai-nilai yang dapat dimiliki, dihayati,
dan diamalkan oleh setiap orang. Bentuk pemerintahan demokrasi ataupun sistem politik

2
Noor Ms Bakry, Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta, 2009, hal 204
8
demokrasi suatu negara memerlukan sikap hidup warganya yang demokratis. Demokrasi
merupakan suatu keyakinan, suatu prinsip utama yang harus dijabarkan dan dilaksanakan
secara sistematis dalam bentuk atura sosial politik. Bentuk kehidupan yang berdemokrasi
akan kokoh bila dikalangan masyarakat tumbuh nilai-nilai demokrasi tersebut.3

Setidaknya ada 6 norma atau unsur pokok yang dibutuhkan oleh tatanan
masyarakat yang demokratis. Keenam norma itu adalah:

1. Kesadaran akan pluralisme.

Kesadaran akan kemajemukan tidak sekedar pengakuan pasif akan kenyataan


masyarakat yang majemuk. Kesadaran atas kemajemukan menghendaki tanggapan
dan sikap positif terhadap kemajemukan itu sendiri secara aktif. Pengakuan akan
kenyataan perbedaan harus diwujudkan dalam sikap dan perilaku menghargai dan
mengakomodasi beragam pandangan dan sikap orang dan kelompok lain, sebagai
bagian dari kewajiban warga negara dan negara untuk menjaga dan melindungi hak
orang lain untuk diakui keberadaannya.

Sebagai bangsa yang ditakdirkan ALLAH sebagai bangsa yang majemuk,


seluruh warga negara Indonesia seharusnya memandang kemajemukan negeri ini
sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan dilestarikan.
Memaksakan keinginan individu dan kelompok, baik bernuansa agama maupun
budaya, pada dasarnya merupakan sikap yang berlawanan dengan takdir
kemajemukan tersebut. Dengan kata lain, kenyataan alamiah kemajemukan Indonesia
dapat dijadikan sebagai modal potensial bagi masa depan demokrasi Indonesia, bukan
sebaliknya menjadi ancaman bagi eksistensi NKRI dan dasar Pancasila.

2. Musyawarah

Makna dan semangat musyawarah ialah mengharuskan adanya keinsyafan dan


kedewasaan warga negara untuk secara tulus menerima kemungkinan untuk
melakukan negosiasi dan kompromi-kompromi sosial dan politik secara damai dan
bebas dalam setiap keputusan bersama. Konsekuensi dari prinsip ini adalah kesediaan
setiap orang maupun kelompok untuk menerima pandangan yang berada dari orang

3
http://robisapoetra.blogspot.com/2013/11/demokrasi-sebagai-pandangan-hidup-dan.html
9
atau kelompok lain dalam bentuk-bentuk kompromi melalui jalan musyawarah yang
berjalan secara seimbang dan aman.

3. Cara haruslah sejalan dengan tujuan

Norma ini menekankan bahwa hidup demokratis mewajibkan adanya


kenyakinan bahwa cara haruslah sejalan dengan tujuan.Demokrasi pada hakekatnya
tidak hanya sebatas pelaksanaan prosedur-prosedur demokrasi (pemilu, suksesi, dan
aturan mainnya), tetapi harus dilakukan secara santun dan beradab yakni melalui
proses demokrasi yang dilakukan tanpa paksaan, tekanan, dan saling menguntungkan.
Sejalan dengan norma ini, demokrasi pada lahirnya tidak akan tumbuh dan
berkembang dengan baik tanpa akhlak terpuji (akhlaqul karimah) warga negara.

4. Norma kejujuran dalam permufakatan

Suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai dan menjalankan seni


permusyasawaratan yang jujur dan sehat untuk mencapai kesepakatan yang memberi
keuntungan semua pihak. Musyawarah yang benar dan baik hanya akan berlangsung
jika masing-masing pribadi atau kelompok memiliki pandangan positif terhadap
perbedaan pendapat dan orang lain.

5. Kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban.

Pengakuan akan kebebasan nurani, persamaan hak dan kewajiban baik semua
merupakan norma demokrasi yang harus diintegrasikan dengan sikap percaya pada
iktikad bagi orang dan kelompok lain. Norma ini akan berkembang dengan baik jika
di topang oleh pandangan positif dan optims terhadap manusia. Sebaliknya,
pandangan negatif dan pesimis terhadap manusia dengan mudah akan melahirkan
sikap dan perilaku curiga dan tidak percaya kepada orang lain. Sikap dan perilaku ini
akan sangat berpotensi melahirkan sikap enggan untuk saling terbuka, saling berbagi
untuk kemaslahatan bersama atau unuk melakukan kompromi dengan pihak-pihak
yang berbeda.

6. Trial and error (percobaan dan slah)

Demokrasi bukanlah sesuatu yang telah selesai dan siap saji, tetapi ia
merupakan sebuah proses tanpa henti. Dalam kerangka ini demokrasi membutuhkan
percobaan-percobaan dan kesediaan semua pihak untuk menerima kemungkinan

10
ketidak tepatan atau kesalahan dalam praktik berdemokrasi. Sebagai negara yang
minim pengalam berdemokrasi, Indonesia masih membutuhkan percobaan-percobaan
dan “jatuh bangun” dalam berdemokrasi. Kesabaran semua pihak untuk melewati
proses-proses demokrasi akan sangat menentukan kemaangan demokrasi Indonesia.

C. Unsur unsur penegak Demokrasi


1. Negara Hukum (Rechtsstaat atau The Rule Of Law)

Negara hukum (rechtsstaat atau the rule of law) memiliki pengertian bahwa
negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia (HAM).
Secara garis besar ,negara hukum adalah sebuah negara dengan gabungan kedua
konsep rechtsstaat dan the rule of law. Konsep rechtsstaat mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: (1) adanya perlindungan terhadap HAM; (2) adanya pemisahan dan
pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk menjamin perindungan HAM; (3)
pemerintahan berdasarkan peratuaran; dan (4) adanya peradilan administrasi. Adapun,
the rule of law dicirikan oleh adanya: (1) supremasi aturan-aturan hukum; (2)
kesamaan kedudukan di depan hukum ( equality before the law); dan (3) Jaminan
perlindungan HAM.4

Lebih luas dari ciri-ciri diatas, sebagaimana dinyatakan oleh pakar hukum tata
negara Moh. Mahfud M.D, ciri-ciri negara hukum sebagai berikut: (1) Adanya
perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu, konstitusi
harus pulua menentukan cara prosedural untuk memperoleh atas hak-hak yang
dijamin (due process of law); (2) adanya badan kehakiman yang bebas dan tidak
memihak; (3) adanya pemilu yang bebas; (4) adanya kebebasan menyatakan pendapat;
(5) adanya kebebasan berserikat dan beroposisi; dan (6) adanya pendidikan
kewarganegaraan.

Istilah negara hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan UUD


1945 yang berbunyi; “Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtssaat)
dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Penjelasan ini sekaligus
merupakan gambaran sistem pemerintahan negara Indonesia.

4
A.Ubaedillah dalam Pancasilla, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi
11
2. Masyarakat Sipil (civil society)

Masayarakat sipil atau masyarakat madani (civil society) adalah masyarakat


dengan ciri-cirinya yang terbuka, egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan negara
masyarakat sipil merupakan elemen yang sangat signifikan dalam membangun
demokrasi. Posisi penting masyarakat sipill dalam pembangunan demokrasi
keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintah.

Masyarakat sipil mensyaratkan adanya keterlibatan warga negara (civic


enggagement) melalui asosiasi-asosiasi sosial yang didirikan secara sukarela.
Keterlibatan warga negara memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka, percaya, dan
toleran antar individu dan kelompok yang berbeda. Sikap-sikap ini sangat penting bagi
bangunan politik demokrasi.

Perwujudan masyarakat sipil secara konkret dilakukan oleh berbagai organisasi


di luar negara (non goverment organization) atau lembaga swadaya masyarakat
(LSM). Dalam praktiknya, masyarakat sipil dapat menjalankan peran dan fungsinya
sebagai mitra kerja lembaga-lembaga negara maupun melakukan fungsi kontrol
terhadap kebijakan pemerintah. Dengan demikian, masyarakat sipil (civil society)
sebagaimana negara hukum menjadi sangat penting keberadaanya dalam mewujudkan
demokrasi. Masayarakat sipil dapat menjadi tumpuan penyeimbang kekuatan negara
yang memiliki kecenderungan koruptif.

3. Aliansi Kelompok Strategis

Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya demokrasi adalah


adanya aliansi kelompok strategis yang teridiri dari partai politik, kelompok gerakan
dan kelompok penekan atau kelompok kepentingan termasuk didalamnya pers yang
bebas dan bertanggung jawab. Partai plitik merupkan struktur kelembagaan politik
yang anggota-anggotanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memperoleh kekuasaan
dan kedudukan politik untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan politiknya. Adapun
kelompok gerakan yang diperankan oleh organisasi masyarakat merupakan
sekumpulan orang-orang yang berhimpun dalam satu wadah organisasi yang
berorientasi pada pemberdayaan warganya, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul ulama
(NU), Persatuan Islam (Pesis), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pergerakan
Mahasiswa Islma Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),

12
Pergerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis
Indonesia (GMNI) dan Organisasi Masyarakat lainnya.

Sejenis dengan kelompok ini adalah kelompok penekan atau kelompok


kepentingan (pressure/interest group) kelompok ketiga ini adalah sekelompok orang
dalam sebuah wadah organisasi yang didasarkan pada kriteria keahlian seperti Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), Asosiasi ilmuwan Politik Indonesia (AIPT), Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),
dan sebagainya.

Ketiga jenis kelompok atau asosiasi ini sangat besar peranannya terhadap proses
demokratisasi sepanjang organisasi ini memerankan dirinya secara kritis, independen,
dan konstitusial dalam menyuarakan misi organisasi atau kepentingan organisasinya.
Sebaliknya, jika kelompok-kelompok ini menyuarakan aspirasinya secara anarkis,
sektarian, dan primordial, maka keberadaan kelompok ini akan menjadi ancaman
serius bagi masa depan demokrasi dan bangunan masyarakat sipil.

Hal yang tidak kalah pentingnya bagi tegaknya demokrasi adalah keberadaan
kalangan cendekiawan dan pers bebas. Kaum cendekiawan, kalangan civitas
akademika kampus, dan kalaangan pers merupakan kelompok penekan yang
signifikan untuk mewujudkan sistem demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara. Bersamaan dengan kelompok politik, kedua kelompok dua
terakhir ini dapat saling bekerja sama dengan kelompok lainnya untuk melakukan
oposisi terhadap pemerintahan manakala ia berjalan tidak demokratis

D. Model model Demokrasi


1. Demokrasi Berdasarkan Bentuknya

Demokrasi berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua yakni demokrasi


procedural dan demokrai substansial yaitu:

a. Demokrasi Prosedural, yaitu bentuk demokrasi dimana proses pemilihan


pemimpin dilakukan secara langsung. Misalnya Pilpres, Pilkada.
b. Demokrasi Substansial, yaitu bentuk demokrasi dimana nilai-nilai demokrasi
diwujudkan dan terdapat perlindungan terhadap minoritas. Misalnya, kebebasan
menyampaikan pendapat tanpa merugikan kepentingan umum.

13
2. Demokrasi Berdasarkan Prosesnya

Demokrasi langsung, yaitu proses demokrasi dimana semua elemen masyarakat


ikut dalam permusyawaratan untuk merumuskan dan memutuskan kebijakan Undang-
Undang.

Demokrasi tidak langsung, yaitu proses demokrasi dimana kebijakan umum atau
Undang-Undang dirumuskan dan diputuskan oleh lembaga perwakilan rakyat,
misalnya Dewan Perwakilan Rakyat.

3. Demokrasi Berdasarkan Ideologinya

Berdasarkan ideologinya, demokrasi dibagi menjadi tiga yakni demokrasi liberal,


demokrasi sosial, dan demokrasi pancasila.

a. Demokrasi Liberal, yaitu ideologi demokrasi yang berlandaskan pada kebebasan


individu. Dalam pelaksanaannya, negara memiliki kekuasaan terbatas dan harus
memberikan perlindungan terhadap hak-hak individual dalam kehidupan warga
negaranya.
b. Demokrasi Sosial, yaitu ideologi demokrasi yang berlandaskan komunalisme
rakyat suatu negara. Dalam pelaksanaannya, negara menjadi pemilik kekuasaan
dominan yang mewakili rakyat. Kepentingan umum lebih diutamakan ketimbang
hak-hak individual yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial di
masyarakat.
c. Demokrasi Pancasila, yaitu ideologi demokrasi yang berlandaskan kepada nilai-
nilai Pancasila. Indonesia menggunakan demokrasi Pancasila, seperti yang
tertuang dalam sila ke-4 Pancasila.5

E. Prinsip Demokrasi
1. Negara Berdasarkan Konstitusi
Konstitusi atau Undang-Undang adalah suatu norma sistem Politik dan Hukum
yang dibuat oleh pemerintah secara tertulis. Konstitusi dijadikan landasan dalam
menjalankan negara dan berfungsi sebagai batasan kewenangan pemerintah serta
dapat memenuhi hak khalayak6.

5
Laudia Tysara,hakikat demokrasi, liputan06,Jakarta,2022
6
Ibid
14
2. Peradilan Tidak Memihak dan Bebas
Pemerintah tidak boleh melakukan intervensi dalam proses peradilan karena
sistem pemerintahan demokrasi menganut peradilan bebas. Proses peradilan harus
netral agar dapat melihat permasalahan secara jenih sehingga menghasilkan keputusan
yang adil terhadap perkara yang ditangani.
3. Kebebasan Berpendapat dan Berserikat
Pemerintahan dengan sistem demokrasi, setiap warga negaranya dapat
membentuk organisasi/ berserikat dan memiliki hak menyampaikan pendapat. Namun
pada pelaksanaannya, penyampaian pendapat atau aspirasi harus dilakukan dengan
bijak.
4. Adanya Pergantian Pemerintahan
Sesuai dengan pengertian demokrasi, pergantian pemerintahan dilakukan secara
berkala sehingga meminimalisir penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi, dan juga
nepotisme. Proses pemilihan umum dilakukan secara jujur dan adil untuk memilih
pemimpin yang dapat diandalkan dalam menjalankan pemerintahan.
5. Kedudukan Rakyat Sama di Mata Hukum
Dalam sistem pemerintahan demokrasi, penegakan hukum dilakukan dengan
memperhatikan keadilan dan kebenaran tanpa pandang bulu. Artinya, setiap warga
negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam hukum dan pelaku pelanggar
hukum mendapat hukuman tegas sesuai pelanggarannya.
6. Adanya Jaminan Hak Asasi Manusia
Sesuai dengan makna demokrasi, perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)
menjadi hal yang utama di dalam sistem demokrasi. Pemerintah dan segala
insititusinya harus menghormati dan menghargai HAM, dan melakukan tindakan
tegas terhadap pelanggar HAM.
7. Adanya Kebebasan Pers
Salah satu cara masyarakat menyampaikan aspirasinya ke pemerintah adalah
melalui pers. Pers memiliki kebebasan dalam menyampaikan kritik dan saran kepada
pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan dalam sistem pemerintahan
demokrasi. Selain itu, pers juga dapat berfungsi sebagai media sosialisasi program-
program pemerintah kepada masyarakat. Dengan begitu maka komunikasi antara
pemerintah dan rakyat dapat terjalin dengan baik.

15
F. Perkembangan Demokrasi di Barat
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan Negara dan hukum
di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam hidup bernegara antara abad ke-6 sampai abad
ke-4 M. Demokrasi yang dipraktikkan pada masa itu berbentuk demokrasi langsung.
Gagasan demokrasi kuno berakhir pada bad pertengahan. Pada masa ini lair pula keinginan
menghidupkan demokrasi. Lathingnya Charta (piagam besar) sebagai suatu piagam yang
memuat perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja John di Inggris merupakan tonggak
baru kemunculan demokrasi empirik.7
Mumentum lainnya yang menandai kemunculan kembali demokrasi di dunia barat
adalah gerakan enaissancelan reformasi. Renaissance merupakan gerakan yang
menghidupkan kembali minat para sastra dan budaya Yunani kuno. Renaissance di Eropa
yang bersumber dari tradisi keilmuan Islam dan berintikan pada pemuliaan akal pikiran
untuk selalu mencipta dan mengembangkan ilmu pengetahuan telah mengilhami
munculnya gerakan demokrasi.
Sejarah dan perkembangan demokrasi di Barat diawali berbentuk demokrasi langsung
yang berakhir pada abad pertengahan. Menjelang akhir abad pertengahan lahirMagna
Chartdan dilanjutkan dengan munculnaissancdan reformasi yang menekankan pada hak
atas hidup, hak kebebasan dan hak memiliki. Dan selanjutnya, pada abad ke-19 muncul
gerakan demokrasi konstitusional. Dari demokrasi konstitusional melahirkan demokalfsire
state. Demokrasi langsung merupakan sistem politik dengan hak pembuatan keputusan
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara berdasarkan prosedur
mayoritas. Pemberlakuan system demokrasi di Yunani kuno memiliki ciri khas, yaitu
dengan adanya suatu majlis yang dipimpin oleh 10 Jendral dan memiliki kurang lebih 500
perwakilan yang bertugas sebagai pegawai negara. Melalui majelis tersebut, rakyat bebas
menyampaikan pendapatnya termasuk 500 orang perwakilan untuk bertugas sebagai
pegawai negara.
Demokrasi tersebut berjalan secara efektif karena Negara kota Yunani kuno merupakan
sebuah kawasan politik yang tergolong kecil, yaitu sebuah wilayah dengan jumlah
penduduk tidak lebih dari 300.000 penduduk. Yunani yang pada waktu itu masih tergolong
Negara kota yang hanya menganggap orang-orang asli Yunani berkasts tinggi sebagai
warga Negara. Demokrasi Yunani kuno berakhir yang kemudian berubah menjadi
masyarakat feodal yang ditandai oleh kehidupan keagamaan terpusat pada Paus dan

7
Muhammad Arief rahim,sejarah dan perkembangan demokrasi di barat,hal 2-3
16
pejabat agama dengan Kehidupan politik yang diwarnai dengan perebutan kekuasaan di
kalangan para bangsawan

G. Demokrasi Di Indonesia
1. Perkembangan demokrasi
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat masa, yaitu:
a. Tahun 1945 - 1959
Satu bulan setelah kemerdekaan, negara kita menganut sistem
demokrasi konstitusional atau demokrasi parlementer. Pada sistem demokrasi ini
parlemen dan partai berperan penting dalam jalannya pemerintahan negara.
Pada periode ini, rakyat melakukan pemilihan umum untuk memilih wakil
rakyat dan badan konstituante di tahun 1955. Sistem demokrasi parlementer
berakhir ketika Presiden Soekarno merilis Dekret Presiden pada 5 Juli 1959.
b. Tahun 1959 - 1965
Pada masa ini, sistem demokrasi berubah menjadi sistem presidensial.
Hal ini dilakukan karena UUD 1945 diberlakukan kembali. Sistem presidensial
ini membuat seluruh tanggung jawab pemerintahan ditanggung oleh presiden.
Saat itu MPR dan DPR baru mulai dibentuk dan belum menggunakan pemilihan
umum. Selain itu, pembentukan MPR dan DPR ini juga sifatnya masih sementara.
Di masa ini kekuasaan seolah berada sepenuhnya di tangan presiden,
karena itulah dikenal juga dengan demokrasi terpimpin. Sayangnya sistem
demokrasi terpimpin ini justru menyebabkan berbagai masalah. Puncaknya
adalah terjadinya pemberontakan G-30-S/PKI. Setelah itu, sistem demokrasi
terpimpin ini berakhir.
c. Tahun 1965 - 1998
Pada masa ini Indonesia menganut sistem pemerintahan yang dikenal
dengan demokrasi pancasila. Demokrasi pancasila adalah demokrasi
konstitusional yang mengedepankan sistem presidensial. Di masa ini, UUD 1945
dan pancasila diterapkan untuk menciptakan kedaulatan rakyat. Pada periode ini
juga pemilihan umum untuk anggota DPR dan MPR mulai dilaksanakan.
Tepatnya pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Sayangnya di masa
orde baru ini kekuasaan yang dimiliki presiden digunakan untuk menguasai

17
politik. Sampai akhirnya gerakan mahasiswa berhasil menurunkan Presiden
Soeharto dari jabatannya sebagai presiden.

d. Tahun 1998 - sekarang


Setelah berhentinya Soeharto dari jabatan presiden, Indonesia mulai
melakukan perbaikan di berbagai bidang, termasuk politik. Masyarakat Indonesia
sepakat untuk kembali menerapkan demokrasi pada sistem politik yang ada.
Tujuannya agar terwujudnya kebebasan yang selanjutnya akan menciptakan
kedaulatan rakyat. Di masa ini berlangsung pemilihan umum, seperti di tahun
1999, 2004, 2009, 2014, 2019, dan selanjutnya di tahun 2024. Pemilihan presiden
mulai dilakukan secara langsung pada tahun 2004. Sedangkan pemilihan kepala
daerah dimulai pada tahun 2005.8

2. Pandangan Ulama tentang Demokrasi


Demokrasi di Indonesia telah berkembang dengan dinamikanya, terutama
tantangan-tantangan yang dihadapi di waktu belakangan ini. tantangan utamna terdiri
dari berbagai kelompok sosial dan keagamaan yang inenganggap bahwa demokrasi
adalah produk Barat, yang sering mereka sebut "kufur", dan karenanya merupakan
suatu hal yang "haram". Merekalah vang paling menolak kata demokrasi maupun
turunan-turunan tatanan dan kebijakannya. Adapun kelompok lain, seperti kelompok
kiri yang tumbuh dalam gerakan politik radikal (kelompok partai rakyat demokratis
dan varian-variannya), kelompok ini jelas merupakan pendukung demokrasi dan hak
asasi manusia serta tidak menggunakan pendekatan agama.?
Kalangan ulama dan intelektual Muslim di dunia memiliki tiga pandangan tentang
hubungan antara ajaran Islam dengan masalah kenegaraan.
Pertama, kelompok konservatif yang tetap berpegang teguh atas integritas
antara Islam dan negara, karena menurut mereka Islam sudah secara lengkap
mengatur sistem kemasyarakatan. Diantara yang tergolongan dalam kelompok in
adalah tradisionalis yang tetap mempertahankan tradisi praktik dan pemikiran politik
Islam klasik atau pertengahan.

8
Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas IX, Satar dan T. D Haryo Tamtomo,
Penerbit Erlangga, 2021.
18
Kedua, fundamentalis yaitu mereka yang ingin melakukan reformasi sistem
sosial dengan kembali pada ajaran Islam secara total dan menolak sisstem yang dibuat
manusia. Kedua, kelompok modemis yang berpendapat bahwa Islam hanya mengatur
masalah keduniaan (kemasyarakatan) secara dasar saja, dan adapun secara teknis
didapat dari sisstem lain yaitu sistem Barat yang sudah menunjukkan kelebihannya.
Ketiga, kelompok sekuler yaitu mereka yang ingin memisahkan antara Islam
dan negara. menurut mereka Islam seperti agama lain yang tidak mengatur masalah
keduniaan, sebagaimana praktik kenegaraan di Barat.' Berikut beberapa pandangan
ulama tentang demokrasi9
a. Al- Maududi
Al-Maududi merupakan salah satu ulama yang menolak demokrasi.
Menurutnya Islam tidak mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasan
besar kepada rakyat. Demokrasi merupakan buatan manusia sekaligus produk
dari pertentangan Barat terhadap agama schingga cenderung sekuler. la
menganggap demokrasi merupakan suatu hal yang syirik, Islam menganut paham
teokrasi (berdasarkan hukum Tuhan).
b. Muhammad lobal
Menurutnya demokrasi yang diyakini dari rakyat oleh rakyat, dan untuk
rakyat telah mengabaikan keberadaan agama. Parlemen sebagai salah satu pilar
demojrasi dapat saja menetapkan hukum yang bertentangan dengan nilai agama
kalau anggotanya menghendaki. Untuk itu, Muhammad Iqbal tidak bisa
menerima model demokrasi Bart yang telah kehilangan bassis moral spiritual.la
menawarkan sebuah demokrasi yang dilandasi oleh etik dan moral ketuhanan.
c. Yusuf al-Oardhawi
Yusuf al-Qardhawi memandang demokrasi sudah sesuai dengan Islam.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya: pertama, dalam pemilihan
kandidat pemimpin melibatkan banyak orang. Kedua, pementapan hukum yang
berdasarkan suara mayoritas juga tidak bertentangan dengan prinsip Islam.
Ketiga, kebebasan pers dan mengeluarkan pendapat, serta otoritas pengadilan
merupakan sejumlah hal dalam demokrasi yang sejalan dengan Islam.

9
Farida nur afifa,demokrasi dalam Islam,STAI Sunan Pandanaran,hal 11-13(2020)
19
d. Salim Ali al-Bahnasawi
Demokrasi mengandung sisi yang baik dan tidak bertentangan dengan
Islam dan memuat sisi negatif yang bertentangan dengan Islam. Sisi baiknya
adalah adanya kedaulatan rakyat selama tidak bertentangan dengan Islam.
Sedangkan sisi buruknya adalah penghunaan hak legislatif secara bebas yang bisa
mengarah pada sikap menghalalkan yang haram.
e. Muhammad Imara
Beliau tidak menolak dan tidak menerima secara mutlak demokrasi yang
ada, dalam demokrasi kekuasaan legilatif secara mutlak berada di tangan rakyat.
Sementara, dalam sistem syura (Islam) kekuasaan tersebut merupakan wewenang
Allah. Allahlah pemegang kekuasaan hukum tertinggi. Wewenang manusia
hanyalah menjabarkan dan merumuskan hukum sesuai dengan prinsip yang
digariskan Tuhan secara berijtihad untuk sesuatu yang tidak diatur oleh ketentuan
Allah.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi adalah suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam tatanan aktivitas
bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara ada dua alasan dipilihnya demokrasi
sebagai sistem bermasyarakat yaitu pertama hampir semua negara di dunia ini telah
menjadikan demokrasi sebagai asas fundamental kedua demokrasi sebagai asas
kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya. masyarakat harus menjadikan
demokrasi sebagai filsafat hidup karena bermasyarakat berbangsa dan bernegara
demokrasi tidak akan datang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara karena itu demokrasi memerlukan usaha nyata
setiap warga dan perangkat pendukungnya yaitu budaya yang kondusif sebagai manifestasi
dari satu kerangka berpikir dan rancangan masyarakat. Demokrasi sebagai sikap hidup
berisi nilai-nilai yang dapat dimiliki dihayati dan diamalkan oleh setiap orang. Bentuk
pemerintahan demokrasi maupun sistem politik demokrasi suatu negara memerlukan sikap
hidup warganya yang demokratis. Demokrasi merupakan suatu keyakinan, suatu prinsip
utama yang harus dijabarkan dan dilaksanakan secara sistematis dalam bentuk aturan
sosial politik bentuk kehidupan yang demokrasi akan kokoh bila di kalangan masyarakat
tumbuh nilai-nilai demokrasi tersebut.

B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka
daripada itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap
pembaca guna untuk penyusunan makalah kedepannya yang lebih baik lagi

21
DAFTAR PUSTAKA

Ubaedillah A. dalam Pancasilla, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi

Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas IX, Satar dan T. D Haryo Tamtomo,
Penerbit Erlangga, 2021.
Sulisworo Dwi, Tri Wahyuningsih, 2012 , Dikdik Baegaqi ArifHibah Materi Pembelajaran
Non Konvensional.
Afifa Farida nur, 2020, demokrasi dalam Islam,STAI Sunan Pandanaran.

http://robisapoetra.blogspot.com/2013/11/demokrasi-sebagai-pandangan-hidup-dan.html

Tysara Laudia, 2022, hakikat demokrasi, liputan06,Jakarta.

rahim Muhammad Arief, sejarah dan perkembangan demokrasi di barat,hal.

Bakry Noor Ms, 2009, Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai