Anda di halaman 1dari 8

Pemilu Sebagai Sumber Perbaikan Kehidupan

SOSPOLEKBUDHANKAM

NAMA KELOMPOK :
1. Noor Elvina Lailatul Fitria
2. Novi Kartikasari
3. Nuuron Abdullah Ilham
4. Puji Lestari
5. Ridyasari Kamela Devi
6. Sella Ayu Oktarinda
7. Susanti
PRODI : S1 FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

1. KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang
telah memberikan karunianya kepada kita semua sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pemilu Sebagai Sumber Perbaikan
Kehidupan SOSPOLEKBUDHANKAM. Sejalan dengan dinamika bangsa ini
yang masih terus mencari bentuk yang lebih baik untuk memperbaiki kehidupan
diberbagai bidang, maka kami membuat makalah ini sesuai dengan pendekatan
materi yang diberikan dengan tujuan agar mampu mengembangkan dan
menerapkannya melalui pemilu, dan ikut serta beraspirasi untuk memajukan
bangsa ini dengan cara ikut memilih wakil rakyat maupun presiden yang sesuai
dengan akhlak yang terpuji dan mampu membawa bangsa ini untuk maju. Kami
berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin. Akan tetapi, kami menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu kami berharap kritik
dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan makalah ini agar bisa terwujud
dengan lebih baik.
2. DAFTAR ISI
JUDUL dan KATA PENGANTAR......................i
DAFTAR ISI............ i
BAB I
PENDAHULUAN...
1. Latar Belakang....
2. Identifikasi Masalah....
3. Metode Penulisan....
4. Sistematika Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN / ANALISIS..
1. Pengertian Politik..
2.Pemilihan Umum
BAB III
PENUTUP.
1. Kesimpulan..
2. Saran ....

BAB 1.
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang Pemilihan Umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan


untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD, dan DPD. Setelah
amandemen ke-IV UUD1945 pada 2002, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
(Pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh
rakyat sehingga pilpres pun dimasukan kedalam rezim pemilihan umum. Pilpres
sebagai bagian dari pemilihan umum diadakan pertama kali pada pemilu 2004. pada
2007, berdasarkan UU No.22 Tahun 2007, pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah (Pilkada) juga dimasukan sebagai bagian darirezim pemilihan umum.
Ditengah masyarakat, istilah pemilu lebih sering merujuk kepada pemilu legislatif
dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan lima tahun sekali.Pemilihan
umum telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapatberpartisipasi
menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umumadalah
suatu hal yang penting dalam kehidupan kenegaraan. Pemilu adalah bentuk penerapan
dari demokrasi, melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk
dalam parlemen, dan dalam struktur pemerintahan. Ada negara yang
menyelenggarakan pemilihan numum hanya apabila memilih wakil rakyat duduk
dalam parlemen, akan tetapi adapulanegara yang juga menyelenggarakan pemilihan
umum untuk memilih para pejabat tinggi negara.
Umumnya yang berperan dalam pemilu dan menjadi peserta pemilu adalah partaipartai politik. Partai politik yang menyalurkan aspirasi rakyat dan mengajukan caloncalon untuk dipilih oleh rakyat melalui pemilihan itu. Dalam ilmu politik dikenal
bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi umumnya berkisar pada dua
prinsip pokok,yaitu: singel member constituency (satu daerah pemilihan memilih satu
wakil, biasanyadisebut sistem distrik). Multy member constituenty (satu daerah
pemilihan memilihbeberapa wakil; biasanya dinamakan proporsional representation
atau sistem perwakilanberimbang).

2. Identifikasi Masalah Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap


nilai-nilai demokrasibaik itu dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun Belum
tegaknyamasyarakat.Permasalahn yang muncul diantaranya yaitu: Kurangnya
partisipasi masyarakat dalam kehidupansupermasi hukum. Pelanggaran terhadap
hak-hakbermasnyarakat, berbangsa danbernegara. Tidak adanya kehidupan
berpartisipasi dalam kehidupanorang lain. bersama (musyawarah untukmencapai
mufakat).Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini akan
memaparkanpentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu,
penulis menyusunmakalah ini dengan judul PEMILU Sebagai Sumber Perbaikan
Kehidupan SOSPOLEKBUDHANKAM.

3. Metode Penulisan Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode
penulisan kulitatifdeskriptif dimana penelitian ini dituangkan dalam sebuah karya
ilmiah dalam bentuk uraiankalimat berdasarkan fakta dan data.D. Sistematika
PenulisanAgar makalah ini dapat dipahami pembaca, maka penulis membuat
sistematikapenulisan makalah sebagai berikut :BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan latar belakang mengenai pengertian pemilu,


identifikasimasalah yang ditimbulkan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.BAB II TINJAUAN PUSTAKATeori Budaya Demokrasi berisikan
pengertian demokrasi, landasan-landasandemokrasi, sejarah perkembangan demokrasi
dan penerapan budaya demokrasi dalamkehidupan sehari-hari.BAB III
PEMBAHASAN / ANALISISBAB IV PENUTUPKesimpulan dan saran merupakan
bab terakhir yang berisikan kesimpulan darikeseluruhan pembahasan serta saransaran.

BAB II
PEMBAHASAN/ANALISIS
1. Politik
Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang
berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian
kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam negara.[1] Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara
berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu
politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles)

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan


kekuasaan di masyarakat

politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

2. Pemilihan Umum
Pemilihan umum (disebut Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatanjabatan politik tertentu.[butuh rujukan] Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari
presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.[butuh rujukan] Pada
konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti
ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering digunakan.[butuh
rujukan]

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak
memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi
dan lain-lain kegiatan.[butuh rujukan] Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi
sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik
propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
[1]

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah
para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye.
[butuh rujukan]
Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari
pemungutan suara.[butuh rujukan]
Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai.[butuh rujukan] Pemenang
Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah
ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih.[butuh rujukan]

BAB III
KESIMPULAN
Bangsa Indonesia adalah bangsa transisi dimana sebuah bangsa yang baru mulai peralihan
untuk merubah masa depan negara dan rakyatnya melalui pemilu, sudah berkali-kali memilih
pemimpin agar dapat merubah nasibnya. Jadi kita sebagai rakyat harus tahu dan selektif
memilih calonnya agar tidak salah pilih, sekali salah pilih patal akhirnya. Begitu pula seorang
pemimpin yang terpilih dia harus dan sadar ia bisa jadi seperti itu
bukan karena siapa-siapa melainkan kehendak Allah SWT dan rakyat yang mendukungnya.
Jadi antara pemimpin dan rakyatnya harus tetap sejalur jangan berlawanan arah, seorang
pemimpin harus berani menjalankan amanahnya karena itu adalah sebuah tanggung jawwab
dan kewajibannya, begitu juga rakyat yang harus mendukung dan memantau
pemerintahannya. Jika para pemimpin dan rakyatnya sudah bisa bekerja sama tidak ada yang
memandang sebelah mata dan beriman sepenuhnya kepada Allah SWT insya Allah negara
Indonesia ini akan menjadi negara yang Bhaldatun tayyibatun Warabbun Ghafuur.

Hak memberikan suara atau memilih (right to vote) merupakan hak dasar (basic
right) setiap individu/warga negara yang harus dijamin pemenuhannya oleh
Negara. Jaminan terhadap hak ini telah dituangkan baik dalam Konstitusi (UUD
1945-Amandemen) maupun UU, yakni UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi
Manusia dan UU No. 12/2005 tentang Ratifikasi Kovenan Hak-hak Sipil dan Politik.
Pemilu yang lalu telah menoreh sejarah baru dalam transformasi pemerintahan
di Indonesia, tahun ini jumlah partai politik terbanyak dalam sejarah pemilu
Indonesia yaitu sebanyak 44 partai 38 partai nasional dan 6 partai lokal. Pemilu
lalu banyak sekali kelemahan dan pelanggaran terhadap hak politik warga.
Kelemahannya yaitu masalah yang bersifat substantif maupun masalah teknis.
Kesalahan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu marupakan kesalahan
yang paling utama, namun kesalahan itu tidak menutup kemungkinan juga dari
warga Indonesia itu sendiri.
Pemilu yang sudah berlalu belum sepenuhnya mencerminkan dengan adanya
asas pemilu yaitu asas luber dan judil. Asas pemilu hanya sebagian kecil saja
yang sudah tercermin dan terwujud dalam pemilu Indonesia. Namun banyak
sekali pelanggaran terhadap nilai nilai asas luber dan judil. Padahal UUD 1945
telah mentukan bahwa jalannya pemilu harus dilaksanakan dengan langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

DAFTAR PUSTAKA

Islam dan pemilu 2004 LKIS

Drs. Arbi Sanit. Sistem politik Indonesia, Rajawali pers, PT Raja Grafindo Fersada,
Jakarta

Dhuroruddin Mashad. Reformasi sistem pemilu dan peran Sospol ABRI, PT


Gramedia Widasarana Indonesia, Jakarta 1998

Partai-partai politik Indonesia. Idiologi dan dan program 2004 -2009. kompas Jakarta
tim Litbang

Eep Saepulloh Fatah. Bangsa saya yang menyebalkan, catatan tentang kekuasaan
yang pongah: Rosda, 1998 Bandung.

Eep Saepulloh Fatah, Penghianatan Demokrasi ala Orde Baru, Rosda 2000

Subhan Sd. Langkah Merah, Gerakan PKI 1950-1955,. 1996 Benteng Yogyakarta

Bahan Penataran P- A

Kewaspadaan Nasional. BP- 7 Pusat 1994

Mun'im A. Sirry. Dilema Islam Dilema Demokrasi, Pengalaman Barat Muslim Dalam
Transisi Indonesia.Bubus Press, 2003 Bekasi

Mengawal Transisi Demokrasi, Koran Tempo, Jum'at, 312 agustus 2001

Islam, Demokrasi, danm kurtur politik, media Indonesia, Jum'at 28 desember 2001

- See more at: http://elmubarok.blogspot.co.id/2009/12/kesimpulan-dan-daftar-pustakamakalah.html#sthash.5oRdA37B.dpuf

Anda mungkin juga menyukai