Anda di halaman 1dari 20

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Tak lupa pula kita panjatkan salam
serta shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita
menuju alam yang terang-menderang seperti saat ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kami
dengan baik.

Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karna itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

 Kepada Bapak/Ibu Guru kami , yang telah setia dan sabar membimbing kami dalam proyek
ini sehingga kami tidak mengalami kendala selama proses pelaksanaan proyek ini, yang
selalu memberikan pendapatnya agar sesuai dengan proyek yang dilaksanakan.

 Kepada teman-teman kami , baik teman sekelompok maupun bukan yang telah membantu
kami dalam kesusahan , yang ingin berjuang bersama-sama dalam proyek ini dengan
pantang menyerah dan memberikan masukan kepada kami apabila apa yang kami lakukan
kurang masuk dalam tema proyek yang dikerjakan.

Dengan selesainya laporan kami , dapat menyelesaikan satu proyek dari beberapa proyek yang akan
diangkat dengan tema yang sudah di tentukan.

Kami berharap semoga laporan ini dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi semua pihak
serta menjadikannya sebagai referensi. Walaupun mungkin jauh dari kata sempurna oleh karna itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah Riset
C. Tujuan Riset
D. Metode Riset
E. Manfaat Riset
F. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Demokrasi
B. Jenis-Jenis Demokrasi
C. Demokrasi dan Penerapannya di Indonesia
D. Partisipasi dalam Demokrasi
E. Perlunya Kesetaraan dalam Pelaksanaan Demokrasi

BAB III PESTA DEMOKRASI DI INDONESIA SECARA KONTEKSTUAL

A. Peran KPU dalam Pesta Demokrasi


B. Pemilihan Anggota DPR , MPR , DPRD
C. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
D. Pemilihan Anggota DPD
E. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
F. Pemilihan Bupati

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta
memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat. Demokrasi juga
dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu
tonggak utama untuk mendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu
diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat pemerintahan pusat
maupun pemerintahan daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat,
dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
yang diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan
rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai demokrasi, meningkatkan kesadaran
politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita
masyarakat Indonesia yang demokratis.

Rakyat merupakan aktor politik aktif yang menentukan berhasil tidaknya proses pemilu.
Dalam konsep ini rakyat bebas untuk menyuarakan haknya dalam memilih dan menentukan
seorang yang dapat mengarahkan mereka dalam segala hal dengan tujuan yang sama dan benar
dimana rakyat menyimpan kepercayaan kepada mereka yang di pilih.

Demokrasi mengandung nilai-nilai yang diperlukan untuk menegakkan sebuah


pemerintahan yang demokratis. Nilai-nilai demokrasi yang dilaksanakan oleh warga negara
Indonesia sangat berpengaruh dalam kehidupan pemerintahan, khususnya oleh pemilih pemula.
Pemilih pemula memiliki peran penting dalam kehidupan demokrasi sebagai generasi muda.
Pemilih pemula yang belum memiliki pengalaman memilih dalam Pemilu sebelumnya dianggap
belum paham akan nilai-nilai demokrasi yang seharusnya mereka laksanakan, seperti ikut
berpartisipasi, berpendapat, berkelompok, menghormati orang/kelompok lain, kerja sama,
kepercayaan, kesetaraan, dan sebagainya. Kondisi tersebut apabila tidak dilaksanakan maka
sebuah pemerintahan yang demokratis sulit ditegakkan.
B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang terpenting dalam sebuah karya, karna dengan adanya
rumusan masalah maka kita dapat menyimpulkan suatu hal yang menurut kita masih belum
cukup diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan kita juga dapat menanyakan hal-hal yang
bertentangan dengan suatu materi.

Berdasarkan hal diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut.

 Bagaimanakah bentuk implementasi nilai-nilai demokrasi pada pemilih pemula ?

 Bagaimanakah partisipasi pemilih pemula dalam implementasi nilai-nilai demokrasi ?

 Apa sajakah nilai-nilai demokrasi yang harus di terapkan oleh pemilih pemula ?

 Bagaimanakah bentuk atau sistem demokrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ?

Dengan adanya perumusan masalah kita dapat lebih gampang untuk menyelesaikan suatu hal
yang ada di kehidupan sehari-hari dan dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut serta
dapat mewakili pertanyaan-pertanyaan yang ada difikiran masyarakat mengenai suatu hal yang
di demokrasikan namun tidak dapat didengar oleh pemerintah.
C. Tujuan Riset

Tujuan merupakan pedoman untuk merealisasikan aktivitas yang akan dilaksanakan


sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Dalam materi ini pun perlu adanya tujuan yang
berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti sehingga peneliti dapat
bekerja secara terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan masalahnya.
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka tujuan materi ini adalah sebagai berikut:

o Untuk mendeskripsikan bentuk implementasi nilai-nilai demokrasi

o Untuk mendeskripsikan partisipasi pemilih pemula dalam implementasi nilainilai

demokrasi

o Untuk menyadarkan rakyat akan pentingnya berdemokrasi

o Untuk meluruskan permasalahan rakyat saat berdemokrasi

o Untuk memberitahukan nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan demokrasi

Dengan adanya tujuan diatas dapat mengarahkan pembaca agar memahami tujuan yang ada dari
proses pengerjaan materi pada makalah ini. Dan pembaca juga dapat terarah untuk mengetahui maksud
dari bab ini.
D. Metode Riset
E. Manfaat Riset
1. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi sebagai
perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada
umumnya.
b. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya tentang implementasi nilai-nilai demokrasi pada pemilih di Pemilu.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar serta pedoman untuk penelitian
berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Praktis

a. Manfaat bagi penyusun

 Dapat mengetahui banyak mengenai demokrasi

 Dapat ilmu yang dulunya tidak diketahui

 Dapat di terapkan kepada masyarakat yang lain

 Dapat merubah diri dengan menerapkan nilai-nilai demokrasi


F. Sistematika Penulisan
Bab II
Kajian Teori
A. Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara
langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
masyarakat dewasa.

Demokrasi ialah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
ikut serta, baik secara langsung atau melalui perwakilan, dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi ,  adat dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi
mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia.

Landasan demokrasi mencakup kebebasan, berkumpul, kebebasan berserikat dan kebebasan berbicara,


inklusivitas dan kebebasan politik, kewarganegaraan, persetujuan dari yang terperintah, hak suara,
kebebasan dari perampasan pemerintah yang tidak beralasan atas hak untuk hidup, kebebasan,
dan kaum minoritas.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani Kuno δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang terbentuk


dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada Abad ke-5 SM untuk
menyebut sistem politik negara-kota Yunani.

Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang
satu orang, seperti monarki. Yang berasal dari filosofi Yunani ini sekarang tampak ambigu karena
beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki,
dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda
dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi masyarakat untuk
mengendalikan para pemimpinnya yang tidak jujur atau tidak dapat dipercaya dan memberhentikan
mereka tanpa perlu melakukan revolusi.
Pengertian menurut para ahli

Abraham Lincoln
Demokrasi adalah sebuah hal yang didasari oleh rakyat. Abraham Lincoln menjelaskan
bahwa demokrasi adalah sebuah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

C.F. Strong
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana mayoritas rakyat berusia dewasa turut serta
dalam politik atas dasar sistem perwakilan, yang kemudian menjamin pemerintahan
mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan keputusannya.

Haris Soche
Demokrasi sebagai bentuk  pemerintahan rakyat, karenanya dalam kekuasaan
pemerintahan terdapat porsi bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur,
mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan orang lain atau badan yang
bertanggung jawab memerintah.

Montesquieu
Kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga lembaga atau institusi yang
berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama, legislatif yang merupakan
pemegang kekuasaan untuk membuat undang-undang, kedua, eksekutif yang memiliki
kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang, dan ketiga adalah yudikatif, yang
memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan undang-undang. Dan masing-
masing institusi tersebut berdiri secara independen tanpa dipengaruhi oleh institusi lainnya.

Affan
Demokrasi sendiri terbagi menjadi dua definisi yang pertama jika diartikan secara normatif,
adalah demokrasi yang secara ideal ingin diwujudkan oleh negara, sementara secara
empiris adalah demokrasi adalah perwujudannya dunia politik.

Aristoteles
sebuah kebebasan setiap warga negara. Kebebasan tersebut digunakan untuk saling
berbagi kekuasaan. Menurut Aristoteles, demokrasi adalah suatu kebebasan, prinsip
demokrasi adalah kebebasan. Hal itu karena hanya melalui kebebasanlah, setiap warga
negara dapat saling berbagi sebuah kekuasaan di dalam negaranya sendiri

Pengertian Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi demokrasi dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban
serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

B. Jenis-Jenis Demokrasi

Dibagi menjadi 2 bagian


-Jenis-Jenis Demokrasi di seluruh Dunia
. Demokrasi Langsung
. Demokrasi Tak Langsung
. Demokrasi Presedensial
. Demokrasi Parlamenter
. Demokrasi Otoriter
. Demokrasi Partisipatif
-Jenis-Jenis Demokrasi di Indonesia
. Demokrasi dalam Pandangan Para Pendiri Bangsa Indonesia
. Demokrasi Parlementer
. Demokrasi Terpimpin
. Demokrasi Pancasila
. Demokrasi Reformasi
. Demokrasi Referensi

Berikut ini beberapa jenis demokrasi

A. Berdasarkan titik berat perhatiannya

1). Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan
dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara liberal.

2). Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya menghilangkan
perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang
diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Bentuk demokrasi ini dianut oleh
negara-negara komunis.
3). Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan serta
membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan material. Bentuk demokrasi ini
dianut oleh negara-negara non-blok.

B. Berdasarkan ideologi

1). Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang didasarkan
pada kebebasan atau individualisme.

2). Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan pada
paham marxisme komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak
mengenal kelas sosial.

C. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat

1). Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga
negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara
atau undang-undang secara langsung.

2). Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan.

C. Demokrasi dan Penerapannya di Indonesia

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting


secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan
secara bebas dari masyarakat dewasa[1]. Demokrasi ialah bentuk pemerintahan di mana semua
warga negaranya memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta—baik secara langsung atau melalui
perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup
kondisi sosial, ekonomi, adat dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan
politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip
tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia.

Berikut contoh penerapan demokrasi di Indonesia:

1. Pemilihan anggota DPR.

2. Pemilihan gubernur Pemilihan presiden dan wakilnya.

, bupati dan walikota.

3. Pengambilan keputusan di lembaga pemerintahan yang menggunakan prinsip musyawarah.

4. Masyarakat menyampaikan aspirasinya sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Pemilihan ketua OSIS atau ketua kelas lewat musyawarah ata voting.

6. Pelaksanaan rapat dalam bentuk musyawarah secara berkala pada tingkat RT dan RW.

7. Penentuan jadwal ronda atau piket dengan jalan musyawarah.

8. Dijaminnya hak berpolitik semua orang sehingga banyak bermunculan partai politik.

9. Dihargainya segala perbedaan yang ada tanpa adanya diskriminasi utamanya di hadapan hukum dan
pemerintahan.

D. Partisipasi dalam Demokrasi

Partisipasi masyarakat dalam memilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) mengalami pergerakan yang
fluktuatif. Pada Pemilu 2019 partisipasi masyarakat dalam memilih mengalami peningkatan. Tulisan ini
membahas mengenai mengapa partisipasi masyarakat dalam memilih pada Pemilu kali ini mengalami
peningkatan, berbeda dengan periode-periode sebelumnya, dan apa implikasinya bagi perwujudan
demokrasi di Indonesia. Peran media sosial, tingkat kesadaran berdemokrasi masyarakat yang baik,
kedewasaan berpolitik dan bernegara dari rakyat yang baik, serta adanya kepercayaan pada pemerintah,
penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, Parpol, Caleg dan calon perwakilan daerah, serta daya pikat
pasangan Capres-Cawapres Pemilu 2019 merupakan faktor yang berperan dalam peningkatan partisipasi
masyarakat dalam memilih pada pemilu. DPR RI melalui Komisi II perlu memberi pengawasan kepada
mitra kerjanya seperti KPU dan Bawaslu supaya bisa semakin aktif memberikan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya keikutsertaan dalam memilih pada pemilu.
E. Perlunya Kesetaraan dalam Pelaksanaan Demokrasi

Kesetaraan merupakan sendi utama proses demokrastisasi karena menjamin terbukanya akses dan
peluang bagi seluruh elemen masyarakat. Tidak tercapainya cita-cita demokrasi seringkali dipicu oleh
perlakuan yang diskriminatif dari mereka yang dominan baik secara struktural maupun secara kultural.
Perlakuan diskriminatif ini merupakan konsekwensi logis dari suatu pandangan yang bias dan posisi
asimetris dalam relasi sosial. Perlakuan diskriminatif dan ketidaksetaraan tersebut dapat menimbulkan
kerugian dan menurunkan kesejahteraan. hidup bagi pihak-pihak yang termarginalisasi dan
tersubordinasi.

Gender menjadi persoalan sosial ketika terjadi perubahan dalam masyarakat disebabkan oleh
pergeseran techno-environment pada tingkat makro namun tidak disertai dengan perubahan pola relasi
dan posisi sosial sehingga membawa kerugian bagi mereka yang berada pada posisi yang subordinatif.
Pembakuan peran dalam suatu masyarakat merupakan kendala yang paling utama dalam proses
perubahan sosial. Sejauh menyangkut persoalan gender di mana secara global kaum perempuan yang
lebih berpotensi merasakan dampak negatifnya, budaya patriarkhi dianggap sebagai akar persoalan.
Budaya patriarkhi diteguhkan oleh pembakuan peran di mana kepentingan dan nilai-nilai ‘phallo-centris’
dipandang sebagai standar kepantasan dan lebih banyak memberikan keuntungan pada laki-laki

Ketidaksetaraan Partisipasi Politik Ketidaksetaraan perempuan dan laki-laki di bidang pendidikan dan
akses terhadap suber daya produktif juga mempengaruhi partisipasi politik. Pola relasi patriarkhis priyayi
Jawa dan konsep `pencari nafkah utama` (breadwinner) kolonial diadopsi untuk menciptakan
ketergantungan ekonomi dan politik perempuan terhadap laki-laki. Manfaat politik dari pembakuan
peran ini merupakan kombinasi antara konsep kontrol patriarkhi dan modal ekonomis (economic
captial) kapitalisme. Secara sederhana dapat diasumsikan bahwa mereka yang mengendalikan ekonomi
adalah yang mengendalikan kekuasaan. Pada struktur yang lebih makro, negara dengan kemampuan
ekonomi besar dan mengendalikan politik global dan pada tingkat yang lebih mikro, termasuk dalam
pola relasi keluarga mereka yang memiliki akses terhadap `cash economy’ (gaji) adalah penentu
orientasi politik keluarga. Interpretasi keagamaan konservatif turut serta menguatkan pola
ketergantungan ini dengan menjadikan aspek 'nafkah' yang bersifat mendukung fungsi reproduksi
perempuan menjadi fungsi ketergantungan submisif perempuan terhadap superioritas laki-laki di dalam
rumah dan, juga, di luar rumah. Pola ketergantungan yang secara kultural mendapatkan legitimasi
keagamaan dan secara struktural dibutuhkan oleh kekuasaan telah melemahkan posisi perempuan
dalam pengambilan kebijakan publik, baik dalam komunitas maupun dalam politik nasional. Menurut
Mar'iyah (2001) perempuan merupakan 57% pemilih (voter) pada pemilu yang lalu. Namun, jumlah
perempuan dalam posisi-posisi strategis dan politis tidak mencapai 10 %. Hal senada disinyalir oleh
Maridjan (2002: 11) bahwa keterwakilan suara perempuan makin merosot dari masa ke masa. Pada
pemilu 1987 keterwakilan perempuan mencapai 13 %, 1992 menurun menjadi 12,5 %, 1997 9,8 persen
dan pada tahun 1999 menurun lagi menjadi kurang dari 9 % yaitu 45 perempuan dari sekitar 500
anggota legistatif. Jumlah tersebut makin memburuk pada tingkat-tingkat yang lebih rendah seperti di
provinsi dan kabupaten. Jabatan pada level eksekutif juga menunjukkan angka yang masih suram seperti
menteri, gubernur, bupati, camat dan lurah. Di samping itu, rendahnya partisipasi politik perempuan
juga disebabkan oleh tradisi politik konvensial yang bersifat ‘power over' yang cenderung memerintah,
mengendalikan, mendominasi dan menguasai merupakan karakter maskulinitas. Perempuan yang
dibentuk dengan karakter yang ‘power for’ yang lebih mengedepankan hati nurani, potensi dan
melindungi menjadi terhalang untuk dapat masuk dalam politik 

Bab III
Pesta Demokrasi Di Indonesia

Secara Kontekstual
A. Peran KPU dalam Pesta Demokrasi
B. Pemilihan Anggota DPR , MPR , DPRD
C. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
D. Pemilihan Anggota DPD
E. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
F. Pemilihan Bupati
Bab IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
LAPORAN PROYEK
“ SUARA DEMOKRASI”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
HILMAWAN

QHATAN MAULANA RAMADHAN

MUH HASWIN HAIRUL

MUH RASYA SABDHA ALAMSYAH

AULIA DWI PUTRI

PUTRI AULIA SALSABILAH

RISKA AWALIA RAJAB


NUR ISLAMIA

KHAERUNNISA

Anda mungkin juga menyukai