Anda di halaman 1dari 14

PILKADA

Dosen Pengampu : Brian L. Djumaty, S.SI. M. SI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

THERESIA VANDA AMARA FEBRYAYU (19612011495)


VITTA HANDAYANI (19612011496)
YOLANDA LAKSMITA DEWI (19612011498)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA PANGKALAN BUN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Sosiologi Politik”
tentang Pilkada.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Brian L. Djumaty selaku dosen
mata kuliah Sosiologi Politik yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami
utnuk menyelesaikan tugas makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan juga wawasan tentang pilkada bagi
pembaca.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adaanya kritik dan
saran demi perbaikan untuk makalah yang akan kami but di masa yang akan dating
nantinya.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi pembaca
makalah ini. Kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi
para pembaca.

Pangkalan Bun, 28 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pilkada.......................................................................................... 3
B. Faktor Pendorong Partisipasi Pilkada............................................................ 3
C. Pelaksanaan Pilkada Secara Langsung Di Indoneisa..................................... 6
D. Perspektif Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pilkada............................... 6
E. Keunggulan dan Kelemahan Pilkada............................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah suatu wujud nyata dari
demokrasi dan menjadi sarana bagi rakyat dalam menyatakan kedaulatan.
.Kedaulatan rakyat dapat diwujudkan dalam proses Pilkada untuk menentukan
siapa yang harus menjalankan pemerintahan suatu wilayah.
Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan sebagian
negara di dunia termasuk di Indonesia. Melalui pemilihan umum semua pihak
terakomodasi apa yang di inginkan dan di cita-citakan sehingga terwujud
kehidupan yang lebih baik dan menjadi salah satu indikator stabil dan
dinamisnya demokrasi suatu negara. Dalam konteks Indonesia, penyelenggaraan
pemilihan umum secara periodik sudah secara langsung sejak awal kemerdekan
bangsa ini, tetapi proses demokrasi lewat pemilihan umum yang dahulu belum
mampu menyamakan nilai-nilai demokrasi yang matang. Hal iu disebabkan oleh
politik yang otoriter.
Untuk bangsa yang baru lepas dari sistem otoriter, pemilihan umum sangat
memliki nilai yang bersejarah bagi bangsa ini. Dengan pemilihan umum tersebut
rakyat indonesia ingin turut secara aktif dan secara langsung pttau tidak langsung
untuk mempenagruhi kebijakan pemerintah karena partisipasi politik merupakan
aspek penting dalam tatanan Negara demokrasi sekaligus merupakan ciri khas
adanya modernisasi politik.
Pemilihan kepala daerah merupakan salah satu bentuk partisipasi politik
masyarakat. Sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat, karena pad saat
pemilihan kepala daerah itulah rakyat menjadi pihak yang paling menentukan
proses politik di wilayahnya dengan memberikan suara secara langsung.

1
Dengan adanya Pilkada maka telah dilaksanakan kedaulatan rakyat sebagai
perwujudan hak asas politik rakyat, selain itu dengan adanya Pilkada maka dapat
melaksanakan pergantian pemerintahan secara aman, damai dan tertib, kemudian
untuk menjamin kesinambungan pembangunan daerah.
Pemilihan Kepala Daerah merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar
(UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam ketentuan Pasal 18 ayat 4
dinyatakan bahwa “ Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai
kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara
demokratis. Pilkada di awal reformasi dilakukan atau dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan diselenggarakan setiap lima tahun sekali.
Hal ini sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian diganti oleh UU
No. 32 Tahun 2004.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu Pilkada?
2. Apa faktor pendorong partisipasi politik dalam Pemilihan Kepala Daerah ?
3. Bagaimana pelaksanaan Pilkada Secara Langsung di Indonesia?
4. Bagaimana perspektif partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan
Kepala Daerah ?
5. Apa keunggulan dan kelemahan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung ?

C. Tujuan
1. Untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca mengenai Pilkada dan
faktor pendorong yang ada dalam Pilkada.
2. Untuk mempermudah para pembaca mengetahui proses pelaksanakaan
pilkada dan perspektif politik dalam pilkada.
3. Untuk memberitahukan kepada para pembaca apa saja keunggulan dan
kelemahan dalam pilkada.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pilkada
Di Indonesia sejak 2005 Proses demokrasi bersyarat Pengganti baru dan Isi
posisi kepala daerah Ini secara konseptual disebut "Pilkada". Dalam skenario
Apa yang dibutuhkan warga komunitas Pilkada melintasi Pilkada Penduduk
suatu daerah bisa Dukung dengan bebas Seseorang yang bertanggung jawab
Daerah, menurut ambisinya Beragam dan harus terkait dengan rasionalitas. di Itu
menghubungi setiap aktor Harus menjadi kandidat Buat komitmen politik
Penjelasan lain tentang pentingnya "kontrak" Society ', memperjuangkan
keinginan Orang, masalah utama Biasanya tidak jauh dari masalah Kesejahteraan
rakyat dan rasa keadilan Sosial 66. Acara Pilkada Politik sebenarnya Tunjukkan
satu dramatis. Masalahnya adalah orang itu Sebagai pemilik kedaulatan politik
Pilkada sejatinya adalah menjadi sarana bagi rakyat untuk memilih
pemimpin yang terbaik bagi rakyat dan daerahnya. Harapannya melalui pilkada
akan lahir pemimpin daerah yang mampu memenuhi ekspektasi rakyat secara
mayoritas, mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan
kesejahteraan dan menjaga kedaulatan rakyat secara bermartabat. Ekspetasi
rakyat ini juga menuntut perubahan besar yang terwujud dalam kebijakan-
kebijakan yang pro rakyat.

B. Faktor Pendorong Partisipasi Politik Dalam Pemilihan Kepala Daerah


Faktor Yang Menjadi Pendorong Partisipasi Politik Masyarakat Kesadaran
politik menjadi faktor determinan dalam partisipasi politik masyarkat, artinya
,sebagai hal yang berhubungan dengan pengetahuan dan kesadaran akan hak dan
kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat dan kegiatan politik
menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat dalam proses partisipasi politik.

3
Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik
Masyarakat
1. Faktor jumlah calon
Pesta demokrasi langsung sudah beberapa kali digelar di Indonesia,
khususnya di Di era orde baru, rakyat diberi kebebasan penuh untuk memilih
dan menentukan pemimpin Tanpa intimidasi dari pihak manapun, masyarakat
bisa merasakan hal tersebut. Pesta Demokrasi yang sepenuhnya
memberdayakan rakyat untuk menentukan pemimpin seringkali salah Para
pemimpin yang dipilih melalui pemilihan mengabaikan penggunaan banyak
orang Memprioritaskan kepentingan individu atau kelompok untuk
menghasilkan partisipasi politik di Partai membutuhkan orang yang bisa
melihat dan mendengar Kepentingan rakyat
2. Faktor Visi dan Misi
Sistem pendidikan Indonesia bisa dikatakan mengalami peningkatan
Bagus, agar setiap perkembangan masalah selalu terlacak dan direview seperti
visi dan misi yang dijalankan Tidak hanya para caleg mendengar suaranya,
masyarakat juga mulai mengkaji perwujudan visi tersebut Misi kandidat
3. Lama tinggal
Semakin lama seseorang tinggal di lingkungan tertentu, maka rasa
memiliki Berpartisipasi besar dalam setiap kegiatan lingkungan, jadi mereka
punya rasa memiliki Lingkungan yang cukup kuat menjadi salah satu alasan
partisipasi masyarakat
4. Sosialisasi politik Sosialisasi
Politik adalah proses pengakuan oleh setiap individu atau kelompok
Sistem politik menentukan sifat dan pandangannya tentang politik dan
tanggapannya Lawan fenomena politik. Sosialisasi politik dapat berkembang
dan menguat Sikap politik warga negara yang sadar politik, yaitu kesadaran
akan hak dan kewajibannya tinggal bersama. Peran ini melibatkan keluarga,

4
sekolah dan institusi Itu harus ada di masyarakat. Sosialisasi politik Pilkada,
sehingga sosialisasi politik perlu melibatkan semua elemen
5. Kesadaran politik
Kesadaran terbentuk melalui pilkada Selain pendidikan politik,
partisipasi politik pendukung. Kesadaran politik Meningkatkan peran positif
masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup dengan Pantau secara ketat
kebijakan pihak berwenang. Adanya kesadaran politik berarti kesadaran
Komunitas tentang bagaimana urusan mereka diatur, aturan seperti apa dan
siapa yang mau Jalankan aturan ini.
6. Pendidikan Politik
Pendidikan politik adalah proses mempengaruhi individu untuk
memperoleh informasi, Wawasan dan keterampilan politik, jadi mereka sangat
kritis, lebih fokus pada kehidupan mereka.
7. Banyaknya TPS dan mudah dijangkau
Lokasi dan jumlah TPS menjadi faktor pendorong partisipasi
masyarakat di Kota Malang Pemilihan kepala daerah. Karena jarak tempuh
yang mudah dan jumlah TPS yang mencukupi Masyarakat sangat antusias
berpartisipasi.
8. Rasa ingin tahu
Ini adalah pengalaman pertama para pemilih pertama Mereka ingin tahu
bagaimana rasanya ikut pemilu secara langsung. Ini juga merupakan faktor
Mendorong partisipasi masyarakat. Keingintahuan bukan hanya pengalaman
para pemilih pemula, tapi juga bagi mereka yang Berpartisipasi dalam banyak
pemilu, khususnya masyarakat Malang Pimpinan daerah, terutama alasan
dasar, ingin mengetahui kinerja sang calon pilih daerah

5
C. Pelaksanaan Pilkada Langsung Di Iindonesia
Menurut Eko Prasodjo (2008) menyebutkan bahwa, Pilkada langsung
adalah instrument untuk meningkatkan participatory democracy dan memenuhi
semua unsur yang diharapkan. Selain itu demokrasi bersifat lokal maka salah
satu tujuan pilkada adalah memperkuat legimitasi demokrasi. Manor dan Crook
(1998) menyebutkan bahwa, dalam banyak hal pemilihan langsung kepala daerah
dan pemisah antara mayor (kepala daerah) dan counceilor (anggota DPRD) di
negara berkembang menyebabkan praktik pemerintah kian memburuk. Salah satu
faktot utamanya yaitu karakter elit lokal yang kooptatif dan selalu menutup
kesempatan pihak lain untuk berkompetisi dalam politik, pengetahuan dan
kesadaran politik, masyarakat yang rendah, dan tidak adanya pengawasan DPRD.
Pilkada langsung merupakan wujud nyata dari pembentukan demokratisasi
daerah. Sejak awal pelaksanaan pilkada langsung memenag diperkirakan akan
memunculkan permasalahan. Disatu sisi pilkada dipandang sebagai bagian
bagian dari otonomi daerah sedangkan di sisi lain pilkada juga menggunakan
instrument rezim pemilu. Permasalahan yang terjadi yaitu tidak berjalannya
dengan tuntas saat MK ingin mengabulkan permohonan yang diajukan oleh para
LSM, meskipun Departemen Dalam Negeri untuk mengantisipasi dengan
membentuk desk pilkada yang bertujuan untuk membantu KPUD dalam
melaksanakan pilkada, ternyata lembaga tersebut tidak berjalan dengan baik.

D. Perspektif Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah


Pada saat yang sama, partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan
Kepala Daerah merupakan aspek penting dari tatanan negara yang demokratis Itu
adalah tanda modernisasi politik. Acara yang dihadiri oleh satu orang atau
sekelompok orang Partisipasi aktif dalam kehidupan politik merupakan bagian
dari bentuk partisipasi. Pilih untuk berpartisipasi Seseorang seringkali
dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kehidupan politiknya. Fakta menjadi
Motivasinya karena pandangan masyarakat tentang politik itu sendiri.

6
a. Kesadaran politik Kesadaran akan partisipasi politik masyarakat apapun
alasannya adalah merupakan suatu conditio sine qua non (prasarat utama )
yang harus dipenuhi dalam membangun negara bangsa yang demokratis.
Untuk itu pemerintah Kota Malang perlu meembangun kesadaran politik
masyarakat sehingga masyarakat tetap berpartisipai pada pemilihan umum.
b. Lokasi TPS Lokasi TPS menjadi alasan mendasar masyarakat terkait
perspektif partisipai masyarakat pada pemililihan kepala daerah periode
berikut. Lokasi TPS yang dekat dengan pemukiman mayarakat dapat
memudahkan masyarakat dalam menjangkau TPS serta menghemat waktu
untuk melakukan aktivitas yang lain.
c. Kartu Pemilih Kartu pemilih menjadi bukti bahwa seseorang telah cukup usia
serta masuk dalam daftar pemilih pada pemilihan umum.

E. Keunggulan Dan Kelemahan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung


Pemilihan kepala daerah secara langsung sangat relevan Hal itu erat
kaitannya dengan perwujudan kedaulatan rakyat. Dengan pilihan Penanggung
jawab wilayah tersebut dapat langsung memutuskan Para pemimpin daerah
menjalin hubungan yang mesra Pemimpin daerah yang dapat mendorong tujuan
ini Melaksanakan pemerintahan daerah yang demokratis dan partisipatif. Sistem
pemilihan kepala daerah langsung menyediakan Ada beberapa keuntungan, yaitu:
Pertama, memiliki kepala daerah pemilihan Otorisasi dan legitimasi yang
kuat karena didapat hidup. Legitimasi adalah satu hal Pemerintah yang
mengalami krisis sangat membutuhkan Politik dan ekonomi. Krisis legitimasi
merusak kepemimpinan Kepala daerah akan menyebabkan ketidakstabilan politik
dan ekonomi .
Kedua, penanggung jawab daerah pemilihan tidak perlu terikat pada
perlakuan istimewaPartai atau fraksi politik yang mencalonkannya. Itu
adalah,Pemimpin daerah yang terpilih di atas semua kepentingan dan Apabila

7
yang terpilih tidak dapat mengatasi kepentingan-kepentingan partai politik, maka
kebijakan yang diambil cenderung merupakan kompromi kepentingan partai-
partai dan seringkali berseberangan dengan kepentingan rakyatMenjembatani
berbagai kepentingan tersebut
Ketiga, lebih banyak sistem pemilihan kepala daerah secara langsung.
Bertanggung jawab dibandingkan dengan sistem lain yang telah digunakan
selama ini rakyat tidak harus mendelegasikan suara kepada legislator dengan cara
tertentu sebagian atau seluruhnya. Orang dapat menentukan pilihannya
berdasarkan informasi berikut minat dan evaluasi kandidat. Jika Anda tidak
memilih pemimpin daerah penuhi ekspektasi rakyat, lalu pada pemilu berikutnya,
kandidat khawatir tentang apakah dia akan terpilih kembali. Prinsip ini adalah
prinsip sistem pengawasan dan akuntabilitas yang paling sederhana dan paling
andal dipahami oleh masyarakat dan politisi.
Keempat, check and balances antara legislatif dan pemerintah eksekutif
bisa lebih seimbang. Sistem pemilihan kepala daerah secara langsung, posisi dan
status kepala daerah sangat kuat oleh karena itu, DPRD sebagai DPRD kepala
daerah bertanggung jawab untuk melaksanakan atau menekan kebijakan
keinginan dan persyaratan daerah untuk mencapai DPRD. Menggunakan karena
itu, bisa jadi pemimpin daerah menerapkan prosedur kerjanya tanpa gangguan
persyaratan DPRD. Meski begitu, kepala daerah harus tetap perhatikan pendapat
DPRD tentang pelaksanaan fungsi DPRD menurut peraturan perundang-
undangan.
Kelima, bisa langsung mengevaluasi kriteria calon kepala daerah oleh
orang-orang yang akan memilih. Karena orang-orangnya begitu akan
menentukan pemimpin daerahnya sendiri, lalu rakyat bisa menentukan kriteria
ideal calon kepala daerah. Menggunakan standar diputuskan oleh rakyat sendiri,
rakyat akan memilih salah satu pasangan calon direktur daerah .
Namun, perlu juga diperhatikan sistem elektoral itu pimpinan daerah juga
memiliki kelemahan langsung, Yaitu: Pertama, dana yang dibutuhkan sangat

8
besar. Pemilihan presiden daerah secara langsung membutuhkan banyak dana
atau anggaran sangat cocok untuk kebutuhan operasional, logistik dan
keamanan.Besarnya biaya yang harus disiapkan selama implementasi pilkada
langsung ini tidak hanya calon kepala daerah tidak hanya harus menanggung
beban, tapi juga harus menanggung beban untuk dilakukan oleh pemerintah
daerah. Besaran pemilihan jajak pendapat saat ini area langsung akan menjadi
lebih sulit pemilihan kepala daerah harus dilakukan secara duasatu putaran (dua
putaran).

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harapannya melalui pilkada adalah akan lahir pemimpin daerah yang
mampu memenuhi ekspektasi rakyat secara mayoritas, mempercepat
pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan kesejahteraan dan menjaga
kedaulatan rakyat secara bermartabat. Faktor Yang menjadi pendorong
partisipasi politik masyarakat akan adanya PILKADA menjadi faktor determinan
dalam partisipasi politik masyarkat, artinya ,sebagai hal yang berhubungan
dengan pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan lingkungan masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar
seseorang terlibat dalam proses partisipasi politik.
Pesta demokrasi yang sepenuhnya memberdayakan rakyat untuk
menentukan pemimpin seringkali salah Para pemimpin yang dipilih melalui
pemilihan mengabaikan penggunaan banyak orang Memprioritaskan kepentingan
individu atau kelompok untuk menghasilkan partisipasi politik di Partai
membutuhkan orang yang bisa melihat dan mendengar Kepentingan rakyat
Sosialisasi politik Sosialisasi politik adalah proses pengakuan oleh setiap
individu atau kelompok Sistem politik menentukan sifat dan pandangannya
tentang politik dan tanggapannya Lawan fenomena politik.

B. Saran
Kami membuat makalah ini sebagai pemenuhan tugas, serta menambah
wawasan pengetahuan bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekeliruan dan jauh dari kata kesempurnan. Dan kami
menerima segala bentuk kritik serta saran dari pembaca agar nantinya makalah
ini dan untuk makalah-makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin dan A. Zaini Bisri, Pilkada Langsung: Problem dan Prospek, Pustaka
Plelajar, Yogyakarta, 2006
Elvi Juliansyah, PILKADA Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Dan Wakil
Kepala Daerah, Mandar Maju, Bandung, 2007
https://media.neliti.com/media/publications/42411-ID-perspektif-partisipasi-politik-
masyarakat-pada-pemilihan-kepala-daerah-pilkada-k.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/9117-ID-pemilihan-kepala-daerah-yang-
demokratis-dalam-perspektif-uud-1945.pdf
http://repository.unpas.ac.id/12075/3/9.%20BAB%20I.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14186/1/T1_172011004_BAB
%20I.pdf
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpi/article/view/6586/4951
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/article/view/11852

11

Anda mungkin juga menyukai