Anda di halaman 1dari 20

PELAKSANAAN DEMOKRASI YANG DITERAPKAN PADA

PEMILU DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen Pengampuh : Nany Nuraini, SH, MM.

Kelompok 2
Liza Febrizky 11.19.0039
Muhammad Afif Shofiyudh Dhuha 11.19.0042
Muhammad Aldy Nurdin 11.19.0043
Muhammad Eriestanata 11.19.0045
Santoso (TB AURI) 11.19.0051
Tri Wahyudi 11.19.0053

PROGRAM STUDI METEOROLOGI


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN
GEOFISIKA
JAKARTA
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
Pelaksanaan Demokrasi Yang Diterapkan Pada Pemilu di Provinsi Sumatera Selatan
sebagai tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan ini dapat tersusun. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah Pelaksanaan


Demokrasi Yang Diterapkan Pada Pemilu di Provinsi Sumatera Selatan ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan , 01 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian Demokrasi ............................................................................... 3
B. Pengertian Sistem Pemilu ......................................................................... 6
C. Sistem Pemilihan Umum Diindonesia ...................................................... 8
D. Pentingnya Pemilu ................................................................................... 10
E. Asas-asas Pemilu ....................................................................................... 11
F. Penerapan Demokrasi Pada Sistem Pemilu Diindonesia .......................... 12
BAB III PENUTUP...................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran .......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana kedaulatan tertinggi berada di
tangan rakyat. Adapun, secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“demos” yang berarti rakyat dan “kratos atau kratein” yang berarti kekuasaan atau
berkuasa. Demokrasi dapat diartikan rakyat berkuasa atau “government or rule by the
people” (pemerintahan oleh rakyat). Dengan kata lain, demokrasi berarti pemerintahan
yang dijalankan oleh rakyat, baik secara langsung maupun tidak langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil (Luber dan Jurdil). Menurut Abraham Lincoln, “Demokrasi adalah
suatu pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dapat
disimpulkan bahwa pemegang kekuasaan yang tertinggi dalam suatu sistem demokrasi
yaitu ada di kuasa rakyat dan rakyat memiliki hak, kesempatan dan suara yang sama untuk
mengontrol dan mengatur kebijakan pemerintah melalui keputusan yang terbanyak.
Demokrasi merupakan sebuah proses perkembangan kehidupan politik yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor ekonomi, sosial, budaya, maupun faktor eksternal yang
didukung oleh perkembangan teknologi informasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu demokrasi ?
2. Apa itu sistem pemilu ?
3. Apa saja sistem pemilu yang pernah dilakukan di indonesia ?
4. Apa penting nya pemilu ?
5. Apa saja asas-asas pemilu ?
6. Bagaimana penerapan demokrasi pada sistem pemilu di indonesia ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui pengertian sistem pemilu
3. Untuk mengetahui apa saja sistem pemilu yang pernah dilakukan diindonesia
4. Untuk mengetahui apa pentingnya pemilu
5. Untuk mengetahui apa saja asas-asas pemilu
1
6. Untuk mengetahui bagaimana penerapan demokrasi pada sistem pemilu diindonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang kekuasannya berasal dari
rakyat. Sesuai dengan namanya yaitu Demokrasi yang diambil dari bahasa
Yunani Demos yang berarti "rakyat" dan Kratos yang berarti "Pemerintahan" yang
memiliki makna kekuasaan seharusnya sepenuhnya itu berasal dari, oleh, dan untuk
rakyat. Dari setiap pemilu yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali rakyat akan
melakukan kompetensi politik dimana rakyat bebas menentukan pilihan kepada calon
presiden dan wakil presiden atau seseorang yang akan mewakili suaranya kelak di
parlemen selama lima tahun kedepannya.

Rakyat sebagai penyelenggara demokrasi akan menggunakan hak pilihnya untuk


memilih calon presiden, wakil presiden dan anggota parlemen. Setelah terpilihnya
presiden, wakil presiden, dan anggota parlemen maka selanjutnya rakyat berperan sebagai
pemberi aspirasi kepada wakil-wakil yang telah terpilih agar mereka bisa tidak
mementingkan urusan pribadi atau kelompok melainkan mementingkan dan
mendahulukan kebutuhan rakyat.Demokrasi bukan hanya suatu sistem pemerintahan
dalam suatu negara, akan tetapi suatu proses untuk mencapai tujuan yang mulia yaitu
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia merupakan negara demokrasi,
demokrasi yang berlandaskan pada pancasila yaitu pada sila yang berbunyi ketuhanan
yang maha esa.

Inilah perbedaan mendasar dari demokrasi yang ada di Indonesia dengan


demokrasi yang berada di negara lainnya yang menurut Cholison demokrasi di Indonesia
itu memegang prinsip Teo-Demokrasi dimana segala keputusan dan kebijakan diatur
sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat namun tidak melanggar peraturan tuhan, pada
hakekatnya tujuan daripada demokrasi sangatlah mulia yang semata-mata menginginkan
kesejahtaraan bagi seluruh rakyat Indonesia.Demokrasi membicarakan bagaimana cara
bernegara, bermasyarakat, dan menjalankan pemerintahan. Di dalam bernegara membahas
tentang bagaimana hubungan antara rakyat dengan pemerintahan, yang dimaksud disini
ialah rakyat mempunyai suatu hak kebebasan dalam bernegara akan tetapi didalam negara
3
ada suatu konstitusi atau hukum dasar yaitu UUD yang telah mengatur hak dan kebabasan
seseorang dalam bernegara agar tidak mengganggu kebebasan orang lain dalam
bernegara.

Di dalam bermasyarakat, contohnya pemilu. Cerminan demokrasi di Indonesia


merupakan Pilpres, pemilihan umum (pemilu) merupakan hak asasi setiap warga negara.
Setiap diselenggarakannya pemilu selama lima tahun sekali warga negara sebagai pemilih
bebas menentukan pilihan kepada siapa yang diinginkan untuk dipilihnya hal ini disebut
hak individualisme.Hak dalam bedemokrasi merupakan pemberian dari tuhan. Dalam
menjalankan pemerintah dimana pada dasarnya tata cara dalam bernegara sudah diatur
dalam UUD. Untuk menjalankan negara dibutuhkan dasar negara sebagai pondasi
berdirinya suatu negara yaitu Pancasila. Ketika ingin membuat Undang-Undang (UU)
dalam bernegara tidak boleh melenceng dari nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah terkandung semua kebutuhan warga negara
Indonesia.Demokrasi di Indonesia telah berlansung selama puluhan tahun lamanya dan
telah melalui rintangan demi rintangan untuk mencapai tujuan dari demokrasi yang
sebenarnya.

Demokrasi juga merupakan sistem dari kekuasaan ukuran demokrasi yang ada di
Indonesia ini merupakan pemilu. Pemilu di Indonesia dilaksanakan setiap 5 tahun sekali
sejak tahun 1998 setelah reformasi sampai saat ini sudah terlakasana 4 kali dan yang
kelima kalinya akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019. Pemilihan Umum yang
terlaksana secara LUBER ( Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) yang merupaka
prestasi besar yang telah dilaksanakan oleh bangsa Indonesia, dengan usaha dan hasil kerja
keras pihak pennyelenggara pemilu sehingga menciptaka pemilu yang aman damai dan
minimnya konflik yang ada selama pelaksanaan pemilu di Indonesia ini.Pemilu ialah arena
konteksasi politik yang banyak melibatkan elemen-elemen sosial di dalamnya seperti
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, dan partai politik (parpol).
Dimana elemen-elemen sosial ini berusaha untuk memenangkan calon-calon yang diusung
melewati partai politik.

4
Partai politik berperan sangat penting dalam berjalannya demokrasi, bisa dikatakan
partai politik sebagai pilarnya demokrasi. Karena tanpa adanya partai politik maka tidak
ada calon yang diusung dalam pemilu dan pemilu tidak akan terjadi. Partai politik
mempunyai 3 fungsi yaitu; 1) Sebagai sarana komunikasi publik, dimana peran ini
dimaksudkan untuk menanmpung aspirasi masyarakat dan aspirasi masyarakat tersebut
nanti diolah dan dirumuskan dalam bentuk yang teratur, dengan tujuan agar tidak adanya
aspirasi yang simpang siur nantinya. Selanjutnya informasi tersebut nantinya dirumuskan
dan dimasukkan ke dalam program partai, untuk diperjuangka dan disampakain melalui
parlemen kepada pemerintah nantinya agar dijadikan kebijakan umum; 2) Sebagai sarana
rekruitmen politik, pada fungsi ini kader-kader dalam partai politik yang diusung menjadi
pemimpin baik mempimpin internal partai maupun memimpin suatu negara maka kader-
kader tersebut harus berkualitas, karena dengan kader-kader demikian dapat menjadikan
sebagai partai yang berkembang.; 3) Sebagai sarana pengatur konflik. Pada fungsi ini
parpol bisa menjadi jembatan psikologis dan organisasional antara pemerintah dengan
masyarakat.

5
B. Pengertian Sistem Pemilu
Sistem Pemilu
Sesuai teori demokrasi klasik pemilu adalah sebuah "Transmission of Belt"
sehingga kekuasaan yg berasal dari rakyat bisa bergeser menjadi kekuasaan negara yg
kemudian berubah bentuk menjadi wewenang pemerintah untuk melaksanakan
pemerintahan dan memimpin rakyat.

Berikut adalah pendapat beberapa para ahli tentang pemilihan umum:

Moh. Kusnardi & Harmaily Ibrahim - Pemilihan umum merupakan sebuah cara untuk
memilih wakil-wakil rakyat. oleh karenanya bagi sebuah negara yang mennganggap
dirinya sebagai negara demokratis, pemilihan umum itu wajib dilaksanakan dalam periode
tertentu.

Bagir Manan - Pemilhan umum yang diselenggarakan dalam periode lima 5 tahun sekali
adalah saat ataupun momentum memperlihatkan secara langsung dan nyata pemerintahan
oleh rakyat. Ketika pemilihan umum itulah semua calon yang bermimpi duduk sebagai
penyelenggara negara dan juga pemerintahan bergantung sepenuhnya pada kehendak atau
keinginan rakyatnya.

Sistem Pemilihan Umum merupakan metode yang mengatur serta memungkinkan


warga negara memilih/mencoblos para wakil rakyat diantara mereka sendiri. Metode
berhubungan erat dengan aturan dan prosedur merubah atau mentransformasi suara ke
kursi di parlemen. Mereka sendiri maksudnya adalah yang memilih ataupun yang hendak
dipilih juga merupakan bagian dari sebuah entitas yang sama.

Terdapat bagian-bagian atau komponen-komponen yang merupakan sistem itu


sendiri dalam melaksanakan pemilihan umum diantaranya:

• Sistem hak pilih


• Sistem pembagian daerah pemilihan.
• Sistem pemilihan
• Sistem pencalonan.

6
Bidang ilmu politik mengenal beberapa sistem pemilihan umum yang berbeda-
beda dan memiliki cirikhas masing-masing akan tetapi, pada umumnya berpegang pada
dua prinsip pokok, yaitu:
a. Sistem Pemilihan Mekanis

Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai suatu massa individu-individu yang sama.
Individu-individu inilah sebagai pengendali hak pilih masing-masing dalam mengeluarkan
satu suara di tiap pemilihan umum untuk satu lembaga perwakilan.

b. Sistem pemilihan Organis

Pada sistem ini, rakyat dianggap sebagai sekelompok individu yang hidup
bersama-sama dalam beraneka ragam persekutuan hidup. Jadi persekuuan-persekutuan
inilah yang diutamakan menjadi pengendali hak pilih.

7
C. Sistem Pemilihan Umum Diindonesia
Bangsa Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan umum sejak zaman
kemerdekaan. Semua pemilihan umum itu tidak diselenggarakan dalam kondisi yang
vacuum, tetapi berlangsung di dalam lingkungan yang turut menentukan hasil pemilihan
umum tersebut. Dari pemilu yang telah diselenggarakan juga dapat diketahui adanya usaha
untuk menemukan sistem pemilihan umum yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia.

1. Zaman Demokrasi Parlementer (1945-1959)

Pada masa ini pemilu diselenggarakan oleh kabinet BH-Baharuddin Harahap


(tahun 1955). Pada pemilu ini pemungutan suara dilaksanakan 2 kali yaitu yang pertama
untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan September dan yang kedua
untuk memilih anggota Konstituante pada bulan Desember. Sistem yang diterapkan pada
pemilu ini adalah sistem pemilu proporsional. Pelaksanaan pemilu pertama ini
berlangsung dengan demokratis dan khidmat, Tidak ada pembatasan partai politik dan
tidak ada upaya dari pemerintah mengadakan intervensi atau campur tangan terhadap
partai politik dan kampanye berjalan menarik. Pemilu ini diikuti 27 partai dan satu
perorangan. Akan tetapi stabilitas politik yang begitu diharapkan dari pemilu tidak
tercapai. Kabinet Ali (I dan II) yang terdiri atas koalisi tiga besar: NU, PNI dan Masyumi
terbukti tidak sejalan dalam menghadapi beberapa masalah terutama yang berkaitan
dengan konsepsi Presiden Soekarno zaman Demokrasi Parlementer berakhir.

2. Zaman Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

Setelah pencabutan Maklumat Pemerintah pada November 1945 tentang


keleluasaan untuk mendirikan partai politik, Presiden Soekarno mengurangi jumlah partai
politik menjadi 10 parpol. Pada periode Demokrasi Terpimpin tidak diselanggarakan
pemilihan umum.

3. Zaman Demokrasi Pancasila (1965-1998)

Setelah turunnya era Demokrasi Terpimpin yang semi-otoriter, rakyat berharap


bisa merasakan sebuah sistem politik yang demokratis & stabil. Upaya yang ditempuh
untuk mencapai keinginan tersebut diantaranya melakukan berbagai forum diskusi yang
membicarakan tentang sistem distrik yang terdengan baru di telinga bangsa Indonesia.

8
Pendapat yang dihasilkan dari forum diskusi ini menyatakan bahwa sistem distrik
dapat menekan jumlah partai politik secara alamiah tanpa paksaan, dengan tujuan partai-
partai kecil akan merasa berkepentingan untuk bekerjasama dalam upaya meraih kursi
dalam sebuah distrik. Berkurangnya jumlah partai politik diharapkan akan menciptakan
stabilitas politik dan pemerintah akan lebih kuat dalam melaksanakan program-
programnya, terutama di bidang ekonomi.

Karena gagal menyederhanakan jumlah partai politik lewat sistem pemilihan


umum, Presiden Soeharto melakukan beberapa tindakan untuk menguasai kehidupan
kepartaian. Tindakan pertama yang dijalankan adalah mengadakan fusi atau
penggabungan diantara partai politik, mengelompokkan partai-partai menjadi tiga
golongan yakni Golongan Karya (Golkar), Golongan Nasional (PDI), dan Golongan
Spiritual (PPP). Pemilu tahun1977 diadakan dengan menyertakan tiga partai, dan hasilnya
perolehan suara terbanyak selalu diraih Golkar.

4 . Zaman Reformasi (1998- Sekarang)

Pada masa Reformasi 1998, terjadilah liberasasi di segala aspek kehidupan


berbangsa dan bernegara. Politik Indonesia merasakan dampak serupa dengan
diberikannya ruang bagi masyarakat untuk merepresentasikan politik mereka dengan
memiliki hak mendirikan partai politik. Banyak sekali parpol yang berdiri di era awal
reformasi. Pada pemilu 1999 partai politik yang lolos verifikasi dan berhak mengikuti
pemilu ada 48 partai. Jumlah ini tentu sangat jauh berbeda dengan era orba. Pada tahun
2004 peserta pemilu berkurang dari 48 menjadi 24 parpol saja. Ini disebabkan telah
diberlakukannya ambang batas(Electroral Threshold) sesuai UU no 3/1999 tentang
PEMILU yang mengatur bahwa partai politik yang berhak mengikuti pemilu selanjtnya
adalah parpol yang meraih sekurang-kurangnya 2% dari jumlah kursi DPR. Partai
politikyang tidak mencapai ambang batas boleh mengikuti pemilu selanjutnya dengan cara
bergabung dengan partai lainnya dan mendirikan parpol baru. untuk partai politik baru.
Persentase threshold dapat dinaikkan jika dirasa perlu seperti persentasi Electroral
Threshold 2009 menjadi 3% setelah sebelumnya pemilu 2004 hanya 2%. Begitu juga
selanjutnya pemilu 2014 ambang batas bisa juga dinaikan lagi atau diturunkan.

9
D. Pentingnya Pemilu
Pemilu dianggap sebagai bentuk paling riil dari demokrasi serta wujud paling
konkret keiktsertaan(partisipasi) rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh sebab itu,
sistem & penyelenggaraan pemilu hampir selalu menjadi pusat perhatian utama karena
melalui penataan, sistem & kualitas penyelenggaraan pemilu diharapkan dapat benar-
benar mewujudkan pemerintahan demokratis.

Pemilu sangatlah penting bagi sebuah negara, dikarenakan:

• Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat.


• Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi.
• Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik.
• Pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin
secara konstitusional.

10
E. Asas-asas Pemilu
1. Langsung
Langsung, berarti masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih secara
langsung dalam pemilihan umum sesuai dengan keinginan diri sendiri tanpa ada
perantara. Sistem Pemilu

2. Umum
Umum, berarti pemilihan umum berlaku untuk seluruh warga negara yg memenuhi
persyaratan, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, jenis kelamin, golongan,
pekerjaan, kedaerahan, dan status sosial yang lain.

3. Bebas
Bebas, berarti seluruh warga negara yang memenuhi persyaratan sebagai pemilih pada
pemilihan umum, bebas menentukan siapa saja yang akan dicoblos untuk membawa
aspirasinya tanpa ada tekanan dan paksaan dari siapa pun.

4. Rahasia
Rahasia, berarti dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan pilihannya.
Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang
lain kepada siapa pun suaranya diberikan.

5. Jujur
Jujur, berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan juga bersikap
jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Adil
Adil, berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilihan umum
mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak mana pun.

11
F. Penerapan Demokrasi Pada Sistem Pemilu Diindonesia
Contoh kasus penerapan demokrasi pada sistem pemilu di provinsi sumatera selatan

Cegah Konflik, Gubernur Sumsel Minta


Penyelenggara Pemilu Terbuka
Palembang - Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel) bersama TNI-Polri menggelar operasi
Pasukan Mantap Brata jelang pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden
(pilpres) 2019. Mereka siap mensukseskan dua agenda besar ini hingga pelantikan.

"Pagi ini diselenggarakan apel akbar. Ini bukti bahwa kita sebagai penyelenggara siap,
aparat siap dan semua sudah siap," ujar Gubernur Sumsel Herman Deru saat ditemui usai
apel di Griya Agung, Palembang, Sumsel, Jumat (22/3/2019).

Deru mengingatkan bahwa pengamanan tak hanya dilakukan jelang pencoblosan 17


April. Namun ada waktu yang harus diwaspadai dalam rangkaian pesta demokrasi 5
tahunan, yakni pascapencoblosan.

"Saya hanya ingin menambahkan sedikit bahwa pelaksanaan ini bukan hanya di
puncaknya 17 April saja. Ada yang harus sama-sama kita diwaspadai yakni
pascapencoblosan," kata Herman Deru.

"Di situ ada tahapan penghitungan surat suara, ada penetapan sampai pelantikan. Ini
yang harus sama-sama dikawal agar berjalan dengan baik," katanya.

Sebagai negara demokrasi, Herman Deru meminta seluruh pihak untuk transparan.
Bahkan dia menyebut insiden yang kerap terjadi pada pemilu biasanya karena ada tidak
transparannya dari penyelenggara.

"Kita sebagai penyelenggara negara siap dengan cara yang transparan dan jangan sampai
ada insiden hanya karena tak ada keterbukaan baik dari tinggkat TPS, PPK dan
selanjutnya. Kita harus sama-sama jaga Sumatera Selatan sebagai provinsi zero conflict,"
12
tutupnya.

Sementara, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Zulkarnain mengatakan Sumsel saat ini
masuk di urutan ke-12 untuk tingkat kerawanan. Sehingga, ada 10 ribu personel yang
mengamankan.

"KPU dan Bawaslu pusat sudah merilis Sumsel berada di urutan ke 12 tingkat kerawanan
dalam tingkat nasional, tapi kami tetap waspada. Ada sekitar 7.165 polisi dan 3000
prajurit TNI yang nanti mengamankan," kata Zulkarnain.

Lebih lanjut, Zulkarnain memastikan pihaknya bakal mengamankan seluruh TPS dengan
ketat. Termasuk di daerah yang sulit dijangkau dan rawan bencana.

"Sekarang yang rawan ada di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir dan Banyuasin. Tapi rawan
ini karena banjir, longsor dan sebagainya. Kalau rawan kecurangan saya rasa tidak ada
sesuai hasil riset terbaru," tutur Zulkarnain. (idh/idh)

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demokrasi dalam makna harfiah adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat. Kaitanya dengan kekuasaan politik, rakyat merupakan awal dan akhir,
Karena keterlibatan penuh mereka dalam proses politik menjadi sebuah kemutlakan.
Austin Reney (Austin Reney, 1996: 94-99) menguraikan beberapa ciri untuk menilai
bekerjanya demokrasi dalam sebuah masyarakat: (1) kedaulatan rakyat (popular
sovereignty); (2) kesetaraan politik (political equality); (3) mekanisme konsultasi public
(popular consultation) dan (4) pengaturan di tangan mayoritas (majority rule).

DEMOKRASI DI INDONESIA

Indonesia adalah sebuah Negara demokrasi. Pada era Presiden Soekarno, Indonesia
sempat menganut demokrasi terpimpin tahun 1956. Indonesia juga pernah menggunakan
demokrasi semu(demokrasi pancasila) pada era Presiden Soeherto hingga tahun 1998
ketika Era Soeharto digulingkan oleh gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa yang telah
memakan banyak sekali harta dan nyawa dibayar dengan senyum gembira dan rasa syukur
ketika Presiden Soeharto mengumumkan "berhenti sebagai Presiden Indonesia" pada 21
Mei 1998. Setelah era Seoharto berakhir Indonesia kembali menjadi Negara yang benar-
benar demokratis mulai saat itu. Pemilu demokratis yang diselenggarakan tahun 1999
dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pada tahun 2004 untuk
pertama kali Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum presiden. Ini adalah
sejarah baru dalam kehidupan demokrasi Indonesia. Sedangkan prinsip demokrasi dalam
Negara Indonesia berdasarkan pada dasar filsafat Negara pancasila sila keempat yaitu
“kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan”. Dimaksud bahwa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu didasarkan
pada moral kebijaksanaan yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
kemanusiaan yang adil dan beradap. Selain itu dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia
juga secara eksplisit tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
“kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan Negara Indonesia juga diwujudkan dalam

14
penentuan kekuasaan Negara, yaitu menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan
eksekutif, yudikatif, dan legislatif (trias politica)

PEMILU DI INDONESIA

Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan


dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Kemudian di era reformasi berkembang pula
asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil". Sejak kemerdekaan hingga
tahun 2019 bangsa Indonesia telah menyeleng-garakan 11 kali pemilihan umum, yaitu
1945, 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 1999, 2004 ,2009, 2014 dan 2019. Namun seiring
berjalannya waktu sistem pemilu di Indonesia memberikan peluang money politic.
Padahal praktek money politic merupakan praktek yang sangat bertentangan dengan nilai
demokrasi. Ironisnya praktek money politic ini sudah menjadi kebiasaan dan rahasia
umum di masyarakat. Real-nya Sistem demokrasi pemilu di Indonesia masih harus banyak
perbaikan, jauh berbeda dibandingkan sistem pemilu demokrasi di Amerika yang sudah
matang. Maka solusi untuk mengatasi money politic adalah “Harus ada perubahan
bersama, baik itu dari masyarakat, UU, dan juga pemerintah”.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menilai bahwa pada dasarnya seluruh
sistem yang ada dalam demokrasi adalah suatu kebaikan bersama. Meski segala
kebaikan/kelebihan tersebut masih mengandung kekurangan, apabila sistem tersebut
berjalan dengan baik, kekurangan tersebut dapat diminimalisir.

Pemilu sebagai wujud pelaksanaan demokrasi di Indonesia seharusnya menjadi hal


penting dan sakral bagi setiap orang yang melaksanakannya. Tetapi seperti yang kita
ketahui sekarang, walaupun pendidikan kewarganegaraan telah diberikan semenjak
jenjang sekolah dasar, tetap tidak mendorong elit politik maupun masyarakat sendiri untuk
bersikap Luber Jurdil. Ketika kita memandang secara luas, tentu penyampaian sikap
kewarganegaraan melalui jenjang sekolah masih belum maksimal karena masih
banyaknya anak tidak bersekolah. Meski perkembangan teknologi semakin canggih,
segala informasi tercakup didalamnya, namun tidak semua rakyat sempat mengenyam
canggihnya teknologi tersebut sehingga dapat dipastikan masih membutuhkan komunikasi
langsung kepada masyarakat sendiri. Dengan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah Pusat

15
dapat memberikan penyuluhan pada setiap daerah, melalui Pemerintah Daerah yang
disampaikan kepada setiap perwakilan organisasi muda yang ada di setiap desa (Karang
Taruna) agar penyuluhan kepada masyarakat merata dan lebih maksimal.

Kepada elit politik secara khusus, mestinya mereka lebih memahami makna
demokrasi dan pelaksanaan pemilu. Tidak mementingkan ambisi kekuasaan dan
kepentingan golongan. Mengingat demokrasi sendiri adalah kepemimpinan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Maka segala kebijakan politik harus mempertimbangkan
suara rakyat dengan tidak melupakan unsur moralitas kebudayaan bangsa.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/msyarifl/5cbc7f7a95760e536b209ff5/pemilu-dan-demokrasi?page=all
(Di akses pada tanggal 02 Januari 2020 pukul 00.14 WIB)

https://news.detik.com/berita/d-4478734/cegah-konflik-gubernur-sumsel-minta-penyelenggara-
pemilu-terbuka (Di akses pada tanggal 02 Januari 2020 pukul 00.14 WIB)

https://belajargiat.id/sejarah-demokrasi/ (Di akses pada tanggal 02 Januari 2020 pukul 00.14


WIB)

17

Anda mungkin juga menyukai