Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dibuat Oleh :

Pujha Nazhima (2211056)

Dosen :

Suprijadi, M.Pd.

Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Mulia

2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB 1 DEMOKRASI DI INDONESIA........................................................5
1.1 Pengertian Demokrasi......................................................................5
1.2 Manfaat Demokrasi..........................................................................6
Manfaat demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat:...............................6
1.3 Ciri-ciri Demokrasi..........................................................................7
1.4 Nilai-Nilai Demokrasi......................................................................7
1.5 Demokrasi Di Indonesia..................................................................8
1.6 Impelementasi Demokrasi di Indonesia.........................................13
BAB II HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA....................................16
2.1 Pengertian HAM............................................................................16
2.2 Hak Asasi Manusia di Indonesia....................................................17
2.3 UU Yang Mengatur HAM di Indonesia :......................................18
2.4 Permasalahan Dan Penegakan HAM di Indonesia........................18
2.5 HAM Dan Demokrasi....................................................................19
2.6 Kasus Pelanggaran HAM...............................................................19
2.7 Implementasi HAM.......................................................................20
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA............................23
3.1 Pengertian Hak Dan Kewajiban Sebagai Warga Negara...............23
3.2 Hak Dan Kewajiban Warga Negara...............................................24
3.2.1 Hak Warga Negara Indonesia.................................................24
3.2.2 Kewajiban Warga Negara.......................................................25
3.3 Implementasi Hak Dan Kewajiabn Warga Negara di Indonesia...27
BAB 4...........................................................................................................29
4.1 Pengertian Ibu Kota Negara Nusantara..........................................29
4.2 Alasan kaltim di pilih menjadi IKN...............................................30
4.3 Dampak IKN Nusantara bagi masyarakat......................................30
4.3.1 Dampak positif IKN nusantara...............................................30
4.3.2 Dampak negatif ikn nusantara................................................31
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................33
BAB 1
DEMOKRASI DI INDONESIA

Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Bagaimana


implementasi demokrasi di Indonesia? Berikut penjelasan tentang bagaimana demokrasi
di indonesia dan implementasinya.

1.1 Pengertian Demokrasi


Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos dan kratos, demos yang
artinya rakyat atau khalayak sedangkan kratos yang artinya pemerintahan. Jadi
demokrasi adalah pemerintah yang berjalan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh
rakyat.

Dari pengertian di atas, Indonesia termasuk ke dalam negara demokrasi


seperti yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 2 (setelah amendemen)
berbunyi "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-undang Dasar".

Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat pasal 1 Ayat 1 berbunyi


"Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara
hukum yang demokrasi dan berbentuk federasi". Kemudian dalam Ayat 2
berbunyi "Kedaulatan Republik Indonesia adalah di tangan rakyat dan dilakukan
oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat". Inilah dasar
Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi yang di mana dalam berkonstitusi
selalu mengedepankan asas-asas rakyat.

Dalam demokrasi, kebebasan berpendapat atau mengkritik pemerintah


adalah hal yang didiperbolehkan seperti yang diatur dalam UUD 1945 untuk
memberikan perlindungan, penghormatan, pemenuhan terhadap kemerdekaan
mengeluarkan pendapat. Secara eksplisit ditegaskan dalam Pasal 28E Ayat (3)
UUD 1945 (amandemen ke-4) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Jadi dapat di simpulkan demokrasi adalah bentuk sistem pemerintahan di
mana kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam sistem demokrasi, rakyat
memiliki hak untuk memilih wakil-wakil mereka dalam pemerintahan dan ikut
serta dalam pengambilan keputusan politik. Demokrasi juga mencakup prinsip-
prinsip kebebasan, kesetaraan, dan keadilan bagi seluruh rakyat tanpa pandang
bulu. Dalam demokrasi, keputusan diambil secara mayoritas setelah melalui
diskusi dan perdebatan yang terbuka.

1.2 Manfaat Demokrasi


Manfaat demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat:
 Kesetaraan sebagai warga Negara
Demokrasi memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip
kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-pandangan atau
pendapat dan pilihan setiap Negara.
 Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum
Kebijakan dapat mencerminkan keinginan rakyatnya. Semakin besar suara
rakyat dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu
mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat.
 Pluralisme dan kompromi
Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam
masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara.
Dalam demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat
diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan paksaan atau pameran
kekuasaan.
 Menjamin hak-hak dasar
Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasa dasar tentang hak-hak sipil dan
politis, hak-hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan
berkumpul, hak bergerak dan sebagainya. Hak-hak itu memungkinkan
pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan terwujudnya
keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
 Pembaruan kehidupan sosial
Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawaan kehidupan sosial.
Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan
pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai.
Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.

1.3 Ciri-ciri Demokrasi


Ciri-ciri demokrasi dari sejumlah nilai yaitu:
1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
3) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4) Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam
masyarakat.
6) Menjamin tegaknya keadilan.
7) Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.
8) Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan
bersama lebih penting daripada kepentingan individu atau golongan.
9) Kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan
pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat.
10) Kedaulatan ada ditangan rakyat, lembaga perwakilan rakyat mempunyai
kedudukan penting dalam system kekuasaan negara.

1.4 Nilai-Nilai Demokrasi


Nilai-nilai demokrasi meliputi :
1) Toleransi.
2) Kebebasan mengemukakan pendapat.
3) Menghormati perbedaan pendapat.
4) Memahami keanekaragaman dalam masyarakat.
5) Terbuka dan komunikasi.
6) Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan.
7) Percaya diri.
8) Tidak menggantungkan pada orang lain.
9) Saling menghargai.
10) Mampu mengekang diri.
11) Kebersamaan.
12) Keseimbangan

1.5 Demokrasi Di Indonesia


A. Pilar Demokrasi
Pilar demokrasi Indonesia sebagai berikut:
1. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Esensinya adalah seluruh sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan
kenegaraan RI haruslah taat asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-
nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Demokrasi dengan kecerdasan
Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh segenap rakyat
dengan pengertian-pengertiannya yang jelas, dimana rakyat sendiri turut
terlibat langsung merumuskan substansinya, mengujicobakan disainnya,
menilai dan menguji keabsahannya.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokrasi yang berkedaulatan
rakyat, yaitu kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip,
rakyatlah yang memiliki atau memegang kedaulatan itu. Kedaulatan itu
kemudian dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
4. Demokrasi dengan rule of law
Negara adalah organisasi kekuasaan, artinya organisasi yang memiliki an
dapat menggunakan kekuasaan itu dengan paksa. Dalam negara hukum,
kekuasaan dan hukum itu merupakan kesatuan konsep yang integral dan
tidak dapat dipisah-pisahkan. Implikasinya adalah kekuasaan negara
harus punya legitimasi hukum.
5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
Demokrasi dikuatkan dengan pembagian kekuasaan negara dan
diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab menurut
undang-undang dasar.
6. Demokrasi dengan hak asasi manusiaHak asasi manusia bersumber pada
sifat hakikat manusia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak
asasi manusia bukan diberikan oleh negara atau pemerintah. Hak ini
tidak boleh dirampas atau diasingkan oleh negara dan atau oleh siapapun.
7. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
Kekuasaan yang merdeka ini memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan
menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka pengadilan, semua
pihak mempunyai hak dan kedudukan yang sama.
8. Demokrasi dengan otonomi daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
9. Demokrasi dengan kemakmuran
Demokrasi menurut UUD 1945 ternyata ditujukan untuk membangun
negara berkemakmuran/kesejahteraan (welfare state) oleh dan untuk
sebesar-besarnya rakyat Indonesia.
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Keadilan sosial justru lebih merujuk pada keadilan peraturan dan tatanan
kemasyarakatan yang tidak diskriminatif untuk memperoleh kesempatan
atau peluang hidup, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, politik,
administrasi pemerintahan, layanan birokrasi, bisnis, dan lain-lain.

B. Perkembangan Demokrasi Di Indonesia


1. Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950)
Tahun 1945-1950,Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang
ingin kembali ke Indonesia.Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum
berjalan dengan baik karena masih adanya revolusi fisik.Pada awalnya
kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan.Hal itu terlihat pada
pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa sebelum
MPR ,DPR dan DPA dibentuk menurut UU ini ,segala kekuasaan dijalankan
oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP.Untuk menghindari bahwa negara
Indonesia adalah negara yang absolute ,pemerintah mengeluarkan:
a. Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 oktober 1945,KNIP
berubah menjadi lembaga legislatif
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang
Pembentuksn Partai Politik
c. .Maklumat Pemmerintah tangaal 14 november 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi parlementer .

2. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama


a. Masa Demokrasi Liberal 1950-1959
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen ,akuntabilitas politik
sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.Akan
tetapi ,praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :
1) Dominannya partai politik
2) Lanadasan social ekonomi yang masih lemah
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS
1945.
Atas dasar kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5
juli 1959 yanag isinya:
 Bubarkan konstituante
 Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
 Pembentukan MPRS dan DPAS.
b. Masa Demokrasi Terpimpin
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS
No.VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong di antara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
nasakom.Ciri-cirinya adalah:
 Tingginya dominasi presiden
 Terbatasnya peran partai politik
 Berkembangya pengaruh PKI
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antaara lain:
 Sistem kepartaian menjadi tidak jelas ,dan para pemimpin
partai banyak yang dipenjarakan
 Peranan parlemen lemah,bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR
 Jaminan HAM lemah
 Terbatasnya peran pers
 Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok timur)
yang memicu terjadinya peristiwa pemberontakan G 30 S
PKI.

3. Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru 1966-1998


Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah 11 maret 1996.Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen .Awal Orde Baru member
harapan baru kepada rakyat pemnbangunan di segala bidang melalui Pelita
I,II,III,IV,V dan masa Orde Baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan
Umun tahun 1971,1977,1782 ,1987,1992,dan 1997.Meskipun demikian
pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru ini dianggap gagal dengan
alsan:
 Tidak addanya rotasi kekuaan eksekutif
 Rekrutmen politik yang tertutup
 Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi
 Pengakuan HAM yang terbatas;
 Tumbuhnya KKN yang merajalela.

4. Pelaksaan Demokrasi Orde Reformasi 1998- Sekarang


Demokrasi pada masa reformasi pada dasanrnya merupakan demokrasi
dengan pernbaikan peraturan yang tidak demokratis,dengan meningkatkan
peran lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan
fungsi,wewenang,dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip
pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif,legislative,dan yudikatif.
di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi dalam empat periode, yaitu :
1) Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi
parlementer. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah
kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam
Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan
dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata
kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif
terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional
(constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan.
2) Periode 1959-1965 (Orde Lama)Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi
terpimpin. Dalam demokrasi terpimpin ditandai oleh tindakan yang
menyimpang dari atau menyeleweng terhadap ketentuan
Undangundang Dasar. Dan didalam demokrasi terpimpin terdapat
ciri-ciri yaitu adanya dominasi dari Presiden, terbatasnya peranan
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya
peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli
dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari
kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat.
Misalnya berdasarkan ketetapan MPRS No. III/1963 yang
mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Selain itu,
terjadi penyelewengan dibidang perundang-undangan dimana
pelbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan
Presiden (Penpres) yang memakai Dekrit 5 Juli sebagai sumber
hukum, dan sebagainya.
3) Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila.
Demokrasi Pancasila dalam rezim Orde Baru hanya sebagai retorika
dan gagasan belum sampai pada tataran praksis atau penerapan.
Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan,rezim ini sangat
tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Menurut M.
Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan
ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik,
pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan
pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa
mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga
nonpemerintah
4) Periode 1998-sekarang ( Reformasi ).
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada
tanggal 21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil
presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto
disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari rakyat
terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang
mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi
transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase
krusial yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana
arah demokrasi akan dibangun

1.6 Impelementasi Demokrasi di Indonesia


Demokrasi di Indonesia telah mengalami banyak perkembangan sejak
reformasi pada tahun 1998. Setelah Suharto turun dari kekuasaan, Indonesia
beralih ke sistem demokrasi yang lebih terbuka dan partisipatif. Pada tahun
1999, pemilihan umum pertama di Indonesia digelar dengan partisipasi yang
sangat tinggi dari seluruh lapisan masyarakat.
Sejak saat itu, Indonesia telah mengadopsi banyak prinsip demokrasi,
termasuk kebebasan pers, kebebasan berpendapat, dan partisipasi warga negara
dalam proses politik. Pada tahun 2004, pemilu di Indonesia menjadi lebih
terbuka dan transparan, dan seluruh partai politik harus memenuhi persyaratan
yang lebih ketat untuk dapat berpartisipasi dalam pemilu.
Namun, meski telah banyak kemajuan, implementasi demokrasi di
Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Salah satu tantangan terbesar
adalah masalah korupsi dan politik uang yang dapat memengaruhi hasil
pemilihan. Korupsi adalah masalah serius di Indonesia, dan masih terjadi dalam
banyak sektor, termasuk dalam pemilihan umum dan politik.
Selain itu, Indonesia juga masih menghadapi masalah diskriminasi dan
intoleransi terhadap kelompok minoritas. Beberapa kelompok minoritas, seperti
kaum LGBT, masih menghadapi diskriminasi dan kekerasan, yang sering kali
sulit untuk dihentikan oleh pemerintah.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia telah mengambil
langkah untuk memperkuat institusi-institusi demokrasi, seperti KPU dan
Bawaslu, untuk memastikan bahwa pemilihan umum berlangsung dengan adil
dan transparan. Pemerintah juga telah memperkenalkan beberapa undang-
undang baru untuk melindungi hak asasi manusia dan merespons masalah
diskriminasi.
Namun, salah satu langkah paling penting untuk memperkuat
implementasi demokrasi di Indonesia adalah dengan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam proses politik. Masyarakat harus diberi kesempatan untuk
berbicara dan mengajukan pendapat mereka tentang isu-isu penting yang
mempengaruhi negara. Selain itu, masyarakat juga harus diberi kesempatan
untuk memilih pemimpin mereka sendiri dalam pemilihan umum yang adil dan
transparan.
Dalam menghadapi tantangan implementasi demokrasi di Indonesia,
penting juga untuk memperhatikan perlindungan hak asasi manusia dan
kebebasan berpendapat. Pemerintah harus memastikan bahwa semua warga
negara, termasuk kelompok minoritas, dilindungi oleh hukum dan diberi
kesempatan untuk berbicara dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Namun akhir-akhir ini kebebasan mulai dipermasalahkan terutama dalam
berpendapat se akan akan kita memiliki keterbatasan untuk memberi tanggapan
kepeda pemerintah dengan berbagai permasalahan yang ada. Kebebasan di
negara ini hampir sulit untuk dirasakan seperti komedian Bintang Emon yang
selalu aktif dengan celotehan di akun instagramnya yang kala itu mengkritik
pemerintah tentang kasus penyidik senior KPK Novel Baswedan yang dianggap
hukuman pelaku tidak setimpal. Melalui video yang diunggahnya tersebut,
banyak sekali serangan kepada Bintang Emon melalui berita-berita hoaks yang
tersebar untuk membunuh karakternya. Berita tersebut seperti positif narkoba
dll. Contoh Kasus lain yang sedang sileweran di dunia maya yaitu Bima seorang
pengguna tiktok embuat konten video berupa presentasi bertajuk "alasan
Lampung tidak maju-maju" viral. Video berdurasi 3 menit 28 detik itu
melontarkan kritik terhadap kondisi sejumlah sektor di Lampung. Beberapa
sektor yang dikritik, di antaranya terkait infrastruktur, proyek Kota Baru,
pendidikan, tata kelola birokrasi, pertanian, dan tingkat kriminalitas. Bima
berpandangan, infrastruktur di Lampung banyak yang rusak, sementara proyek
Kota Baru disebut mangkrak sejak lama. Akun TikTok ini juga menyebutkan
bahwa pendidikan di Lampung tidak merata hingga ketergantungan akan
pertanian. Usai video itu viral bukannya menerima kritikan itu Bima di laporkan
ke pihak kepolisian tentang pelanggran UU ITE namun Bima banyak mendapat
perlindungan dan dukungan terutama dari warga lampung yang benar benar
merasakan itu.
Oleh karena itu, Indonesia dapat terus meningkatkan implementasi
demokrasinya menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif dengan
memastikan keberhasilan demokrasi di Indonesia, termasuk korupsi,
ketimpangan ekonomi, dan masalah hak asasi manusia.
BAB II
HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Hak asasi manusia adalah salah satu dari banyak tantangan yang perlu diatasi
untuk memastikan keberhasilan demokrasi di Indonesia. Meskipun Indonesia telah
memiliki berbagai undang-undang dan peraturan yang mengatur hak asasi manusia,
namun masih terdapat pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Indonesia.
Beberapa isu yang perlu ditangani di antaranya adalah diskriminasi, kekerasan terhadap
perempuan dan anak, serta ketidakadilan dalam sistem hukum.

2.1 Pengertian HAM


Hak asasi manusia adalah sebuah konsep yang mendasar dalam sistem
demokrasi dan keadilan. Konsep ini menyatakan bahwa setiap manusia
memiliki hak yang sama dan tidak dapat dirampas oleh siapapun, baik itu
pemerintah, individu atau kelompok tertentu. Hak asasi manusia merupakan
hak yang fundamental dan inheren serta melekat pada setiap orang hanya
karena ia manusia.

Hak asasi manusia mencakup hak untuk hidup, hak atas kebebasan dan
keamanan, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas keadilan, hak
untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif, hak atas kebebasan beragama,
hak atas pekerjaan, dan lain-lain. Selain itu, hak asasi manusia juga
mencakup hak untuk diakui sebagai pribadi yang merdeka, martabat dan hak
untuk tidak diperbudak atau diperlakukan secara tidak manusiawi.

Di Indonesia, hak asasi manusia diatur dalam UUD 1945, peraturan


perundang-undangan, dan perjanjian internasional yang telah diratifikasi
oleh pemerintah Indonesia. Namun, meskipun telah memiliki berbagai
undang-undang dan peraturan yang mengatur hak asasi manusia, masih
terdapat pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Indonesia. Beberapa
isu yang perlu ditangani di antaranya adalah diskriminasi, kekerasan
terhadap perempuan dan anak, serta ketidakadilan dalam sistem hukum.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus
memperjuangkan dan memperhatikan hak asasi manusia agar setiap orang
dapat hidup dengan martabat dan hak yang sama.

2.2 Hak Asasi Manusia di Indonesia


Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:

 Undang – Undang Dasar 1945


 Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
 Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat
dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :

1. Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
2. Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki
sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
3. Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk
mendirikan partai politik.
4. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan ( rights of legal equality).
5. Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya
hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan,
penggeledahan, dan peradilan. Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi
Manusia dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran
Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XVII/MPR/1998.
2.3 UU Yang Mengatur HAM di Indonesia :
Undang-Undang tentang HAM di Indonesia adalah Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999. Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 199 tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Hak untuk hidup (Pasal 4)


b. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10)
c. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16)
d. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19)
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
g. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)

2.4 Permasalahan Dan Penegakan HAM di Indonesia


Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi,
antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya.
Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak
diskriminatif dan konsisten. Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan
HAM meliputi hal-hal berikut:

• Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari


2004 Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum
ataupun lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
• Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di
depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya
untuk memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten
serta konsekuen
• Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi
manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika
masyarakat dapat berjalan sewajarnya.
• Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan
Rencana, Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi.
• Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana
terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
• Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga
Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan
HAM.
• Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan
hukum dan HAM.
• Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
• Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka
mewujudkan proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta
dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

2.5 HAM Dan Demokrasi


Demokrasi diyakini sebagai sistem politik yang dapat memberi penghargaan
atas hak dasar manusia dan selanjutnya menjamin perlindungan dan penegakan
atas hak-hak dasar tersebut. Unsur pokok dari demokrasi adalah perwujudan dari
pengakuan akan HAM. Dalam demokrasi mencakup 2 konsep pokok yaitu :

1. Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi.


2. Kebebasan dianggap sebagai sarana mencapai kemajuan dengan
memberikan hasil maksimal dari usaha orang tanpa adanya pembatasan dari
penguasa.

Jadi, bagian tak dapat terpisahkan dari ide kebebasan adalah pembatasan
kekuasaan-kekuasaan penguasa politik. Demokrasi adalah sistem politik yang
melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas pemerintah unutk
menjamin kebebasan tersebut. Persamaan merupakan sarana penting untuk
kemajuan setiap orang. Dengan prinsip persamaan, setiap orang dianggap sama,
tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh akses dan kesempatan sama untuk
mengembangkan diri sesuai dengan potensinya. Adanya kebebasan dan
persamaan adalah karena adanya pengakuan atas hak asasi manusia.
2.6 Kasus Pelanggaran HAM
Terdapat contoh contoh dari pelanggaran HAM sebagai berikut:

• Orang tua menganiaya siswa STPDN dengan dalih pelatihan, yang


menyebabkan kematian Klip Muntu pada tahun 2003.
• Dosen yang malas hadir di kelas atau malas menjelaskan suatu mata kuliah
kepada mahasiswa merupakan pelanggaran kecil terhadap hak asasi
mahasiswa.
• Pedagang yang berjualan di jalur pejalan kaki melanggar hak asasi pejalan
kaki, sehingga pejalan kaki berjalan di jalan sehingga sangat rentan terhadap
kecelakaan.
• Orang tua yang memaksa anaknya masuk perguruan tinggi khusus
merupakan pelanggaran hak asasi anak, menghalangi anak untuk memilih
jurusan berdasarkan minat dan kemampuannya.
• Kasus Babe yang membunuh anak di atas 12 tahun, berarti hak hidup anak
tersebut juga hilang
• Masyarakat kelas bawah diperlakukan tidak adil, buktinya ketika kelas
bawah melakukan kesalahan, misalnya mencuri sandal, proses pengadilan
sangat cepat, tetapi ketika kelas atas melakukan kesalahan, misalnya
korupsi, proses pengadilan sangat cepat. panjang
• Tenaga kerja yang bekerja di luar negeri (TKW) dianiaya oleh majikannya
• Sebagian besar pengangguran anak disebabkan oleh kaum muda yang
menikah di luar nikah  

2.7 Implementasi HAM


Pengimplementasian HAM dengan adanya upaya untuk pencegahan
pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia sebagai berikut:

1. Pendekatan keamanan yang terjadi di era Orde Baru dengan mengedepankan


upaya represif tidak boleh terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan
demokrasi harus ditegakkan.
2. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka
melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan
pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan
kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari
tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
3. Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi
melalui otonomi daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah perlu dilanjutkan. Otonomi
daerah sebagai jawaban untuk mengatasi ketidakadilan tidak boleh berhenti,
melainkan harus ditindaklanjuti dan dilakukan pembenahan atas kekurangan
yang selama ini masih terjadi.
4. Reformasi aparat pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi
pelayan masyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural, infromental,
dan kultural mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh
pemerintah. Kemudian, perlu juga dilakukan penyelesaian terhadap berbagai
konflik horizontal dan konflik vertikal di tanah air yang telah melahirkan
berbagai tindak kekerasan yang melanggar HAM dengan cara menyelesaikan
akar permasalahan secara terencana, adil, dan menyeluruh.
5. Kaum perempuan berhak untuk menikmati dan mendapatkan perlindungan
yang sama di semua bidang. Anak-anak sebagai generasi muda penerus
bangsa harus mendapatkan manfaat dari semua jaminan HAM yang tersedia
bagi orang dewasa. Anak-anak harus diperlakukan dengan cara yang
memajukan martabat dan harga dirinya, yang memudahkan mereka
berinteraksi dalam masyarakat. Anak-anak harus mendapatkan perlindungan
hukum dalam rangka menumbuhkan suasana fisik dan psikologis yang
memungkinkan mereka berkembang secara normal dan baik. Untuk itu perlu
dibuat aturan hukum yang memberikan perlindungan hak asasi anak.
6. Perlu adanya social control (pengawasan dari masyarakat) dan pengawasan
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya
penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan pula sikap
proaktif DPR untuk turut serta dalam upaya perlindungan, pemajuan,
penegakan, dan pemenuhan HAM sesuai yang ditetapkan dalam Tap MPR No.
XVII/MPR/1998.
7. Dalam bidang penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu
diintensifkan pemanfaatan jalur pendidikan dan pelatihan dengan, antara lain,
pemuatan HAM dalam kurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan pegawai
dan aparat penegak hukum, dan pada pelatihan kalangan profesi hukum.
Pelanggaran HAM tidak saja dapat dilakukan oleh negara (pemerintah), tetapi
juga oleh suatu kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok,
golongan, atau individu lainnya.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban dalam negara yang ia tinggali.
Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam konstitusi atau undang-undang dasar
suatu negara. Di Indonesia, hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945.

3.1 Pengertian Hak Dan Kewajiban Sebagai Warga Negara


Hak dan kewajiban warga negara adalah konsep yang mendasar dalam sistem
negara demokrasi. Konsep ini menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak
dan kewajiban yang setara dan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam konstitusi atau undang-undang dasar
suatu negara dan harus dijalankan oleh setiap warga negara.

Hak warga negara di Indonesia meliputi hak untuk memperoleh pendidikan, hak
untuk memperoleh pekerjaan, hak atas kesehatan, hak atas keamanan, hak atas
kebebasan berpendapat, hak untuk memilih dan dipilih, dan lain-lain. Selain itu,
warga negara juga memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari pemerintah,
termasuk perlindungan hak asasi manusia.

Namun, hak juga diikuti dengan kewajiban. Kewajiban warga negara di


Indonesia meliputi kewajiban untuk membayar pajak, kewajiban untuk taat pada
hukum dan peraturan yang berlaku, kewajiban untuk menjaga kekayaan negara,
kewajiban untuk mematuhi ketentuan-ketentuan konstitusi, dan lain-lain.

Dalam menjalankan hak dan kewajiban, warga negara harus memperhatikan hak
dan kewajiban orang lain serta kepentingan bersama. Sebagai warga negara yang
baik, kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, demokrasi, dan persatuan,
serta menghormati perbedaan dan keragaman dalam masyarakat.

Melakukan hak dan kewajiban warga negara dengan baik dapat membantu
membangun negara yang lebih baik dan lebih maju. Warga negara yang baik harus
selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, politik, dan ekonomi di negara
mereka. Selain itu, warga negara juga harus bersikap kritis terhadap kebijakan
pemerintah dan turut serta dalam memberikan solusi untuk permasalahan yang ada
di negaranya

3.2 Hak Dan Kewajiban Warga Negara


3.2.1 Hak Warga Negara Indonesia
Beberapa hak warga Indonesia, antara lain :
 Hak untuk Hidup
Setiap warga negara berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagaimana yang diatur
dalam UUD 1945 Pasal 28A. Di Indonesia sendiri, hak untuk hidup
ini didukung oleh program pemerintah yang memberikan Kartu
Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Sejahtera, pengobatan gratis, dan
bantuan sosial untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

 Hak Pengakuan Hukum


Setiap warga negara berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945 Pasal
28D. Jadi, sekalipun presiden melakukan kejahatan, maka presiden tetap
mendapatkan hukuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

 Hak atas Pengembangan diri dan Kegiatan Ekonomi


Setiap warga negara diberi kebebasan untuk mengembangkan diri
dan melakukan kegiatan ekonomi. Pengembangan diri ini bisa berupa
pengembangan pendidikan maupun standar hidup sebagaimana yang
diatur dalam UUD 1945Pasal 28C ayat 1. Contohnya, setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan untuk
masyarakat yang kurang mampu memiliki kesempatan yang sama untuk
mendapatkan Kartu Indonesia Pintar.

 Hak Pembentukan Keluarga dan Keturunan


Setiap warga negara berhak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah sebagaimana yang
diatur dalam UUD 1945 Pasal 28B ayat 1. Jadi, setiap warga negara
memiliki kesempatan yang sama untuk mengurus dokumen resmi
pernikahan tanpa dipersulit oleh negara.

 Hak untuk Kebebasan


Setiap warga negara memiliki kebebasan apabila kebebasan
tersebut tidak melanggar hukum. Kebebasan ini seperti kebebasan dari
rasa takut, menentukan pilihan, menyatakan pendapat, berkegiatan, serta
memeluk agama dan kepercayaan tertentu.

 Hak atas Perlindungan dan Keamanan


Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan dan
keamanan dari negara dan segala perangkatnya seperti polisi, TNI, dan
pemadam kebakaran tanpa terkecuali.

3.2.2 Kewajiban Warga Negara


Beberapa kewajiban warga negara Indonesia, sebagai berikut:
 Kewajiban untuk Membela Negara
Pasal 27 ayat 3 berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.Pasal tersebut menjelaskan
bahwa setiap warga negara wajib untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara sesuai dengan profesi dan keahlian masing-masing.
Sebagai contoh, mengikuti mata kuliah kewarganegaraan, ikut serta
dalam upacara bendera, menjadi TNI atau Polri, ikut serta dalam
olimpiade dunia, dan masih banyak lagi.

 Kewajiban Menghormati Hak Asasi Manusia


Pasal 28J ayat 1 berbunyi “Setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain”. Pasal tersebut menjelaskan bahwa seluruh
warga negara Indonesia memiliki hak asasi manusia dan seluruh warga
negara Indonesia memiliki kewajiban untuk saling menghormati hak
asasi orang lain. Sebagai contoh, setiap warga negara harus menghargai
hak orang lain untuk beribadah menurut agamanya masing-masing tanpa
adanya diskriminasi.

 Kewajiban Tunduk kepada Pembatasan yang Ditetapkan dengan


Undang-Undang
Pasal 28J ayat 2 berbunyi “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis”. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap hak yang dimiliki
oleh warga negara dibatasi oleh hak milik orang lain yang wajib
dihormati dan dihargai.

 Kewajiban Ikut Serta dalam Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara


Pasal 30 ayat 1 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.Pasal
tersebut menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban
untuk menjaga negaranya tetap dalam keadaan aman dan tertib.
Contohnya, dengan memberikan bantuan kepada korban bencana alam
dan melaporkan tindak kejahatan di lingkungan sekitar yang melanggar
peraturan perundang-undangan.

 Kewajiban Membayar Pajak


Sumber pendapatan terbesar negara Indonesia adalah pajak. Oleh
karena itu, setiap warga negara yang baik memiliki kewajiban untuk
membayar pajak sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku. Di mana nantinya pendapatan pajak tersebut akan disalurkan
untuk membangun beberapa infrastruktur negara seperti membangun
jalan tol, rumah sakit, jembatan, dan fasilitas kesehatan lainnya yang
dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga negara Indonesia.

3.3 Implementasi Hak Dan Kewajiabn Warga Negara di Indonesia


Implementasi hak dan kewajiban warga negara di Indonesia sangat penting
untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Konsep hak dan
kewajiban warga negara adalah konsep yang mendasar dalam sistem negara
demokrasi. Konsep ini menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan
kewajiban yang setara dan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Salah satu implementasi hak warga negara di Indonesia adalah hak untuk
memilih dan dipilih dalam pemilihan umum. Pemilihan umum di Indonesia
dilakukan secara langsung dan merupakan bagian penting dari proses demokratis di
Indonesia. Selain itu, warga negara juga memiliki hak atas kebebasan berpendapat,
hak atas kesehatan, hak atas keamanan, dan hak untuk memperoleh pendidikan.

Namun, hak juga diikuti dengan kewajiban. Implementasi kewajiban warga


negara di Indonesia meliputi kewajiban membayar pajak, kewajiban taat pada
hukum dan peraturan yang berlaku, kewajiban menjaga kekayaan negara, dan
mematuhi ketentuan-ketentuan konstitusi.

Dalam implementasi hak dan kewajiban warga negara, perlu adanya


partisipasi aktif dari masyarakat serta pemerintah. Pemerintah harus memberikan
pendidikan dan informasi yang cukup kepada masyarakat tentang hak dan kewajiban
warga negara. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan perlindungan dan
keamanan bagi warga negara yang melaksanakan hak dan kewajiban mereka.

Sementara itu, masyarakat juga harus memahami hak dan kewajiban mereka
sebagai warga negara dan melaksanakannya dengan baik serta penuh tanggung
jawab. Masyarakat juga harus turut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban
negara serta memperjuangkan hak-hak dan kepentingan bersama.

Implementasi hak dan kewajiban warga negara di Indonesia masih


menghadapi banyak tantangan seperti minimnya kesadaran masyarakat akan hak
dan kewajiban mereka, korupsi, dan masalah sosial lainnya. Oleh karena itu,
pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan tersebut
dan meningkatkan implementasi hak dan kewajiban warga negara di Indonesia.

Dengan implementasi yang baik dan partisipasi aktif dari masyarakat,


diharapkan hak dan kewajiban warga negara di Indonesia dapat terlaksana dengan
baik dan membawa manfaat bagi negara dan masyarakatnya. Melakukan hak dan
kewajiban dengan baik dapat membantu membangun negara yang lebih baik dan
lebih maju serta menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
BAB 4
DAMPAK IKN NUSANTARA BAGI MASYARAKAT
KALTIM

Saat ini, wacana pemindahan ibu kota negara nusantara ke Kalimantan


Timur sedang menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Pemindahan ibu kota
ke Kalimantan Timur diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi
pemerataan pembangunan, mengurangi beban Jakarta, serta memperkuat
kedaulatan negara.

4.1 Pengertian Ibu Kota Negara Nusantara


Ibu kota negara nusantara adalah pusat pemerintahan suatu negara yang juga
dijadikan sebagai simbol kebanggaan nasional serta menjadi pusat kegiatan
politik, ekonomi, dan sosial di negara tersebut. Ibu kota negara nusantara
biasanya terletak di kota besar dan memiliki infrastruktur yang memadai untuk
menunjang kegiatan pemerintahan dan masyarakat.
Fungsi utama ibu kota negara nusantara adalah sebagai pusat pemerintahan
suatu negara. Di sini terdapat kantor pusat pemerintah dan lembaga-lembaga
negara seperti parlemen, mahkamah agung, dan kementerian-kementerian.
Selain itu, ibu kota negara nusantara juga menjadi pusat kegiatan ekonomi,
dengan banyaknya kantor pusat perusahaan nasional dan internasional yang
beroperasi di kota ini.
Ibu kota negara nusantara juga memiliki peran penting sebagai simbol
kebanggaan nasional. Di sini terdapat banyak tempat wisata dan landmark yang
menjadi ciri khas dari negara tersebut. Ibu kota negara nusantara juga menjadi
tempat diadakannya acara-acara kenegaraan seperti upacara peringatan hari
kemerdekaan, kunjungan kenegaraan, dan acara-acara protokoler lainnya.
Dalam sumbangsihnya terhadap negara, ibu kota negara nusantara memiliki
peran penting dalam memajukan bangsa dan negara. Dengan pengelolaan yang
baik dan adanya upaya untuk mengatasi masalah yang ada, ibu kota negara
nusantara dapat terus menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, dan sosial di
negara tersebut serta menjadi pusat kebanggaan nasional.
4.2 Alasan kaltim di pilih menjadi IKN
9 alasan mengapa IKN dipindahkan ke Kaltim, sebagai berikut:

1. Memiliki aksesibilitas lokasi tinggi yang dekat dengan dua kota besar, yaitu
Balikpapan dan Samarinda,
2. Memiliki struktur kependudukan heterogen dan terbuka dengan pontensi
konflik yang rendah,
3. Pertahanan wilayah dapat didukung oleh adanya Tri Matra Darat, Laut dan
Udara
4. Kemampuan lahan sedang untuk konstruksi bangunan,
5. Lokasi dinilai aman dan minim dari bencana alam,
6. Memiliki lahan yang luas serta berstatus Hutan Produksi (HP) dan
perkebunan,
7. Dilengkapi dengan infrastruktur utama, yakni Jalan Tol Balikpapan-
Samarinda dan Trans Kalimantan, Bandar Udara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan dan Bandar Udara Internasional Aji
Pangeran Tumenggung Pranoto, Pelabuhan Terminal Peti Kemas Kariangau
Balikpapan dan Pelabuhan Semayang Samarinda,
8. Tersedia air baku dari 3 waduk eksisting, 2 waduk yang direncanakan, 4
sungai dan 4 Daerah Aliran Sungai (DAS),
9. Berada di Jalur Alur Laut Kepulauan Indififonesia (ALKI) II Selat Makassar
yang berkontribusi untuk memperlancar kegiatan pelayaran dan penerbangan
internasional.

4.3 Dampak IKN Nusantara bagi masyarakat


Terdapat beberapa dampak positif dan dampak negatif dari perpindahan ibu kota
ke Kaltim bagi masyarakat lokal.

4.3.1 Dampak positif IKN nusantara


 Pemindahan ibu kota negara nusantara (IKN) ke Kalimantan Timur
diharapkan dapat memberikan dampak positif pada berbagai aspek
kehidupan di Indonesia. Beberapa dampak positif IKN nusantara antara
lain:
 Pemerataan pembangunan: Pemindahan IKN ke Kalimantan Timur dapat
mendorong pemerataan pembangunan di Indonesia dengan mengurangi
konsentrasi pembangunan di Pulau Jawa.
 Pengurangan beban Jakarta: Pemindahan IKN ke Kalimantan Timur
dapat mengurangi beban Jakarta yang selama ini mengalami masalah
polusi dan banjir.
 Peningkatan infrastruktur: Pemindahan IKN ke Kalimantan Timur dapat
mendorong pembangunan infrastruktur yang lebih baik di daerah
tersebut.
 Peningkatan perekonomian daerah: Pemindahan IKN ke Kalimantan
Timur dapat meningkatkan perekonomian daerah dengan meningkatkan
lapangan pekerjaan, memperkuat sektor pariwisata, serta memperkuat
infrastruktur daerah.
 Peningkatan kualitas hidup masyarakat: Pemindahan IKN ke Kalimantan
Timur dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan
menyediakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman.
 Peningkatan kedaulatan negara: Pemindahan IKN ke Kalimantan Timur
dapat memperkuat kedaulatan dan keberlanjutan negara.
 Dengan pemindahan IKN yang baik dan terintegrasi, diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi pemerataan pembangunan di Indonesia
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Timur dan
Indonesia pada umumnya.

4.3.2 Dampak negatif ikn nusantara


 Dampak buruk pindah IKN juga berdampak pada penduduk lokal yang
dapat tersingkirkan dari lokasi IKN dan ancaman krisis kota metropolitan
(gaya hidup serba bebas, seks bebas, narkoba, club malam, kriminalitas
lainnya) yang merusak moral rakyat. Hal ini disebabkan sistem yang
menjadi landasan peraturan dan interaksi di tengah masyarakat adalah
sistem kapitalisme-sekuler yang lahir dari peradaban barat yang rusak.
Tentunya berpengaruh terhadap aspek tata kelola sosial dan budaya yang
dibangun.
 Dampak lain pemindahan IKN adalah kerusakan lingkungan yang
dahsyat mengancam. Rusaknya keberlangsungan hidup flora dan fauna
di wilayah IKN akibat pencemaran dan kerusakan lingkungan,
meningkatnya resiko banjir, kebakaran hutan, pencemaran minyak,
penurunan nutrien kawasan pesisir, maupun bahaya lingkungan dari
lubang tambang yang tidak ditutup sehingga mencemari air tanah, juga
mengancam terhambatnya jalur logistic masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, H. (2016). Demokrasi di Indonesia: Pengantar Teoritik dan Empiris.


Penerbit Buku Kompas.
Mahfud, M. D. (2014). Menuju Masyarakat Madani: Memahami Konstitusi dan
Demokrasi di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Rahardjo, S. T. (2013). Penegakan Hukum dalam Perspektif Demokrasi di Indonesia.
Jakarta: Kencana
Lev, D. S. (2006). Demokrasi dalam Bahaya: Politik Identitas dan Respon Demokrasi di
Indonesia Pasca-Orde Baru. Jakarta: LP3ES
Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu-uud-1945.pdf
Harkristuti Harkrisnowo. (2015). Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Warga Negara.
Jakarta: Rajawali Pers.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Warga Negara
Indonesia
https://www.kemendagri.go.id/pages/detail/45-peraturan-pemerintah-nomor-2-
tahun-2003-tentang-warga-negara-indonesia
Makarim & Taira S. (Eds.). (2017). Perlindungan HAM dalam Praktik Hukum Nasional
dan Internasional. Jakarta: Sinar Grafika.
Fajar, N. (2016). Hak Asasi Manusia: Perspektif Hukum dan Implementasinya di
Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Simorangkir, C., & Samosir, R. (2019). Hak Asasi Manusia di Indonesia: Kajian Teori
dan Implementasi. Jakarta: Sinar Grafika.
Amanah, N. (2021). Pemindahan Ibu Kota Negara: Sebuah Studi atas Peran dan
Dampaknya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Laporan Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (2020). Dampak
Sosial-Ekonomi Pemindahan Ibu Kota di Kalimantan Timur. Jakarta: LIP
Hidayat, D. (2020). Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur: Dampak dan
Tantangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai