Anda di halaman 1dari 10

Makalah

AKTUALISASI DEMOKRASI DAN MASYARAKAT MADANI INDONESIA


Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Yang diampu oleh (Nama Dosen Lengkap dengan Gelar)

COVER

Nama Mahasiswa /Kelompok :


Febby Ardiansyah (2394074012)
LANDUNG ADITYA NUGROHO (2394074006)
IRFAN FAUZI MAKARIM (2394074013)
ABDULADHIM FEBRIANTO (2394074008

PRODI MESIN
FAKULTAS TEHNIK
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
2023

i
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................iii
A. Latar Belakang..............................................................................................................................iii
B. Rumusan dan Urgensi Pemabahasan..........................................................................................iii
BAB II........................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................1
A. Aktualisasi Demokrasi...................................................................................................................1
1. Pengertian Aktualisasi demokrasi............................................................................................1
2. Tujuan pemilihan umum...........................................................................................................1
B. Masyarakat Madani Indonesia.....................................................................................................2
1. Pengertian Madani Indonesia...................................................................................................2
2. Sejarah Masyarakat Madani....................................................................................................2
3. Karakteristik Masyarakat Madani................................................................................................3
4. Faktor munculnya masyarakat madani........................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................5
PENUTUP..................................................................................................................................................5
A. Kesimpulan....................................................................................................................................5
B. Saran...............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi dan masyarakat madani merupakan dua konsep utama yang menjadi
pilar dalam pembangunan Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Aktualisasi
demokrasi bukan hanya sebatas penyelenggaraan pemilihan umum, tetapi juga
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan publik. Sementara
itu, masyarakat madani menggambarkan sebuah komunitas yang berlandaskan nilai-nilai
keadilan, toleransi, dan kesejahteraan bersama.

Indonesia, sebagai negara dengan beragam budaya dan latar belakang,


berkomitmen untuk mengembangkan sistem demokrasi yang responsif terhadap aspirasi
rakyat. Melalui transformasi demokrasi, upaya dilakukan untuk menciptakan ruang
partisipasi yang inklusif, memastikan hak asasi manusia, dan membangun tatanan sosial
yang adil. Dalam konteks ini, masyarakat madani menjadi pendorong utama untuk
mencapai tujuan tersebut.

Makalah ini akan menjelajahi dinamika aktualisasi demokrasi di Indonesia, sejauh


mana masyarakat madani telah terlibat dalam proses ini, serta dampaknya terhadap
pembangunan berkelanjutan. Dengan memahami peran kunci demokrasi dan masyarakat
madani, diharapkan kita dapat merumuskan langkah-langkah strategis untuk memperkuat
fondasi demokrasi dan memajukan masyarakat madani di Indonesia.

B. Rumusan dan Urgensi Pemabahasan


Dari pembahasan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud membahas
materi yang terangkum dalam rumusan pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana arti aktualisasi demokrasi ?
2. Bagaimana hubungan antara demokrasi dengan tujuan pemilihan umum ?
3. Pengertian masyarakat madani Indonesia ?

Adapun Tujuan dan Urgensi Pembahasan ini adalah untuk:


1. Memahami arti aktualisasi demokrasi
2. Mengetahui hubungan antarademokrasi dengan tujuan pemilihan umum
3. Memahami tentang masyarakat madani Indonesia

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aktualisasi Demokrasi
1. Pengertian Aktualisasi demokrasi

Demokrasi pancasila didasarkan pada pembukaan undang – undang dasar 45 alenia ke 4,yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarakatan perwakilan yang
mengandung semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, kemansiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi pancasila sebagai
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang di jiwai dan di integrasi oleh
milai-nilai luhur pancasila. Pemerintah berdasarkan atas demokrasi konstitusional tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Konstitusi di sini diartikan dalam arti luas, sebagai
living constitution, baik yang tertulis yang disebut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, maupun hukum dasar yang tidak tertulis (konvensi), seperti aturanaturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis.
Kedaulatan rakyat dengan sistem perwakilan atau demokrasi biasa disebut sistem demokrasi atau
demokrasi tidak langsung . Dalam praktek, pihak yang menjalankan kedaulatan rakyat itu adalah
wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat yang disebut parlemen. Agar wakil-
wakil rakyat dapat bertindak atas nama rakyat, wakil-wakil rakyat itu harus ditentukan sendiri oleh
rakyat, yaitu melalui pemilihan umum. Dengan demikian, pemilihan umum itu tidak lain
merupakan cara yang diselenggarakan untuk memilih wakil-wakil rakyat secara demokratis 1

2. Tujuan pemilihan umum

Secara ideal pemilihan umum bertujuan agar terselenggaranya perubahan kekuasaan


pemerintahan secara teratur dan damai sesuai dengan mekanisme yang dijamin oleh konstitusi.2
Tradisi berpikir bebas atau kebebasan berpikir (freedom of expression) itu pada gilirannya
mempengaruhi tumbuh kembangnya prinsip-prinsip kemerdekaan berserikat atau berorganisasi
(freedom of association) dan kemerdekaan berkumpul (freedom of assembly) dalam dinamika
kehidupan masyarakat demokratis yang bersangkutan.3 Pasal 22 ayat (1) UUDNRI Tahun 1945
menyebutkan bahwa, Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil setiap lima tahun sekali. Ada dua manfaat yang sekaligus sebagai tujuan atau sasaran
langsung yang hendak dicapai dengan pelaksanaan pemilu yaitu, pembentukan atau pemupukan
kekuasaan yang otoritas dan mencapai tingkat keterwakilan politik. Selain itu Pemilu juga
merupakan salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil, karena dalam pelaksanaan hak
asasi adalah suatu keharusan pemerintah untuk melaksanakan pemilu. Oleh karena itu, pemilu

1
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 414.
2
Dede Mariana dan Caroline Paskarina, Demokrasi dan Politik Desentralisasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 5
3
Jimly Asshiddiqie, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik dan Mahkamah Konstitusi (Jakarta:
Konpress, 2009), h. 711

1
adalah suatu syarat yang mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat. 4
Pemilihan umum pada dasarnya memiliki empat fungsi utama yakni, pembentukan legitimasi
penguasa, pembentukan perwakilan politik rakyat, sirkulasi elite penguasa, dan pendidikan
politik.5 Kebebasan berserikat dan berkumpul dapat diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan warga
negara untuk berpartisipasi dalam partai politik yang diakui keberadaannnya oleh peraturan
perundang-undangan. Sedangkan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat diwujudkan dalam
bentuk keikutsertaan warga negara untuk menentukan wakil-wakilnya yang akan duduk dalam
badan perwakilan rakyat maupun sebagai Presiden yang diwujudkan melalui pemilihan umum itu
sendiri.

B. Masyarakat Madani Indonesia

1. Pengertian Madani Indonesia


Masyarakat madani, yang berasal dari bahasa Inggris “civil society”, sebenarnya berasal dari
kata Latin “civitas dei” yang berarti kota Ilahi, dan “society” yang berarti masyarakat.
Kata “civil” kemudian berkembang menjadi kata “civilization” yang berarti peradaban (seperti
yang dikutip oleh Gellner dan dikutip kembali oleh Mahasin pada tahun 1995). Masyarakat
madani merupakan masyarakat yang mempunyai norma-norma yang baik dalam membangun,
memaknai, dan menjalani kehidupannya. Hal ini termasuk kemampuan masyarakat dalam
melakukan kritik terhadap pemerintah, mengatur dirinya sendiri, serta memperjuangkan hak dan
kepentingannya.

2. Sejarah Masyarakat Madani


masyarakat Yunani Kuno, konsep civil society sudah muncul. Cicero, seorang orator Yunani
kuno, adalah orang pertama yang menggunakan istilah civil society pada 106-43 SM. Dia
mendefinisikan civil society sebagai komunitas yang memiliki kode hukum sendiri dengan konsep
civility (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), di mana kota dipahami bukan hanya sebagai
konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.Istilah
masyarakat madani juga terkait dengan konsep negara-kota Madinah yang dibangun oleh Nabi
Muhammad SAW pada tahun 622M.
Konsep ini juga mengacu pada tamadhun (masyarakat yang berperadaban) yang diperkenalkan
oleh Ibn Khaldun dan Al Madinah al fadhilah (Madinah sebagai Negara Utama) yang
diungkapkan oleh filsuf Al Farabi pada abad pertengahan.Piagam Madinah adalah dokumen
penting yang membuktikan majunya masyarakat yang dibangun pada saat itu dan memberikan
penegasan mengenai kejelasan hukum dan konstitusi sebuah masyarakat.
Konstitusi ini mengatur tentang hak-hak sipil (civil rights), bahkan jauh sebelum Deklarasi
Kemerdekaan Amerika, Revolusi Prancis, dan Deklarasi Universal PBB tentang HAM
dikumandangkan.

4
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata
Negara FHUI, 1978), h. 329
5
Arbi Sanit, Partai, Pemilu dan Demokrasi (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 158.

2
Awal pergerakan kebangsaan di Indonesia melihat masyarakat madani berjuang untuk pertama
kalinya, yang diprakarsai oleh Syarikat Islam pada tahun 1912. Setelah itu, Soeltan Syahrir
melanjutkan perjuangan ini pada awal kemerdekaan.

Namun, jiwa demokrasi Soeltan Syahrir harus menghadapi kekuatan represif dari rezim Orde
Lama dan Orde Baru. Namun, pada era reformasi saat ini, tuntutan perjuangan untuk menuju
transformasi menuju masyarakat madani tampaknya sudah tidak dapat dihentikan.6

3. Karakteristik Masyarakat Madani

Masyarakat madani memiliki tiga karakteristik dasar yang membedakannya dari masyarakat
lainnya.

1. Pluralisme

Masyarakat madani mengakui semangat pluralisme sebagai suatu keniscayaan yang tidak
dapat dielakkan. Pluralisme dianggap sebagai sesuatu yang kodrati dalam kehidupan dan
bertujuan untuk mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif dan dinamis.
Namun, perbedaan harus dilandasi dengan sikap inklusif dan kemampuan menyesuaikan diri
terhadap lingkungan sekitar, sambil tetap mempertahankan identitas agama yang otentik.

2. Toleransi

Masyarakat madani memiliki sikap toleransi yang tinggi, baik terhadap sesama agama
maupun terhadap agama lain. Toleransi diartikan sebagai sikap suka mendengar dan
menghargai pendapat serta pendirian orang lain.
Hal ini juga sejalan dengan tujuan agama yang tidak hanya mempertahankan kelestariannya,
tetapi juga mengakui eksistensi agama lain dan memberinya hak hidup berdampingan serta
saling menghormati satu sama lain.

3. Demokrasi

Masyarakat madani mengedepankan prinsip demokrasi sebagai suatu pilihan untuk


membangun dan memperjuangkan kehidupan warga dan masyarakat yang semakin sejahtera.
Prinsip demokrasi bukan hanya tentang kebebasan dan persaingan, tetapi juga tentang
tanggung jawab bersama dalam membangun masyarakat yang adil dan merata.

4. Faktor munculnya masyarakat madani


6
Annisa Medina Sari,”Masyarakat Madani :Pengertian, Sejarah dan Karakteristiknya,” Oktober 19, Tahun 2023,
https://fahum.umsu.ac.id/masyarakat-madani-pengertian-sejarah-dan-karakteristiknya/

3
Masyarakat madani muncul karena beberapa faktor, antara lain:

 Adanya penguasa politik yang dominan dan tidak seimbang dalam membagi hak dan kewajiban
warga negara di seluruh aspek kehidupan, sehingga satu kelompok masyarakat bisa memiliki
monopoli dan memusuhi kelompok lain.

 Masyarakat dianggap tidak memiliki kemampuan yang baik dibandingkan dengan penguasa, dan
tidak memiliki kebebasan untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya.
Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat madani harus mengedepankan prinsip demokrasi yang
melibatkan semua orang tanpa mempertimbangkan suku, ras, atau agama. Prinsip demokrasi ini
bisa diterapkan pada aspek kehidupan seperti politik, sosial, budaya, pendidikan, dan ekonomi.

 Terdapat upaya pembatasan ruang gerak masyarakat dalam kehidupan politik, sehingga sulit bagi
individu untuk mengemukakan pendapat.
Saat ini, masyarakat madani di Indonesia semakin menuntut keberadaan masyarakat yang
terbuka, pluralistik, dan desentralistik dengan partisipasi politik yang lebih besar, serta
menghargai hak asasi manusia dan kebebasan beragama, berbicara, berserikat, dan berekspresi 7

7
Annisa Medina Sari,”Masyarakat Madani :Pengertian, Sejarah dan Karakteristiknya,” Oktober 19, Tahun 2023,
https://fahum.umsu.ac.id/masyarakat-madani-pengertian-sejarah-dan-karakteristiknya/

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Aktualisasi demokrasi dan masyarakat madani di Indonesia memiliki peran penting
dalam pembentukan dan perkembangan negara yang demokratis serta beradab.
Berbagai perubahan dan dinamika telah terjadi dalam upaya mencapai tujuan
tersebut. Kesimpulan makalah ini mencakup beberapa poin kunci:
1. Proses Menuju Demokrasi Matang:
Aktualisasi demokrasi di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang dalam
meninggalkan masa otoritarianisme menuju sistem yang lebih terbuka dan responsif
terhadap kebutuhan masyarakat. Meskipun demikian, tantangan tetap ada, seperti
korupsi, ketidaksetaraan, dan tantangan lainnya.

2. Partisipasi Masyarakat dalam Proses Demokrasi:


Kesadaran akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi semakin
meningkat. Masyarakat Indonesia semakin aktif dalam mengajukan pendapat,
mengkritik, dan terlibat dalam kebijakan publik. Hal ini mencerminkan semangat
masyarakat madani yang berperan aktif dalam pembangunan negara.

3. Pentingnya Pendidikan Politik:


Kesadaran politik dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara perlu
ditingkatkan melalui pendidikan politik. Dengan demikian, masyarakat dapat
berpartisipasi dengan lebih efektif dalam proses demokrasi, menghindari politik
identitas, dan memilih pemimpin berdasarkan visi dan kapabilitas.

4. Tantangan dalam Mewujudkan Masyarakat Madani:


Meskipun terdapat kemajuan, tantangan besar tetap hadir dalam menciptakan
masyarakat madani di Indonesia. Isu-isu seperti intoleransi, ketidaksetaraan gender,
dan konflik antaragama masih menjadi pekerjaan rumah bersama yang perlu diatasi.

5. Peran Teknologi dalam Penguatan Demokrasi:


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak besar
terhadap proses demokrasi. Internet dan media sosial memberikan wadah bagi
ekspresi dan diskusi warga negara, namun juga membawa tantangan baru terkait
dengan penyebaran informasi palsu dan polarisasi.

6. Perlunya Sinergi Antara Pemerintah dan Masyarakat:


Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung aktualisasi demokrasi dan masyarakat madani. Keterbukaan,
akuntabilitas, dan transparansi pemerintah menjadi kunci dalam membangun
kepercayaan masyarakat.

Dengan mengambil langkah-langkah konkret dalam mengatasi tantangan tersebut,


Indonesia dapat terus mengembangkan sistem demokrasi yang lebih matang dan

5
masyarakat madani yang lebih beradab. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan
sektor swasta menjadi landasan bagi kemajuan yang berkelanjutan.

B. Saran
Demokrasi dan masyarakat madani merupakan dua konsep utama yang
menjadi pilar dalam pembangunan Indonesia sebagai negara yang berdaulat.
Aktualisasi demokrasi bukan hanya sebatas penyelenggaraan pemilihan umum,
tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan
publik. Sementara itu, masyarakat madani menggambarkan sebuah komunitas
yang berlandaskan nilai-nilai keadilan, toleransi, dan kesejahteraan bersama.

Indonesia, sebagai negara dengan beragam budaya dan latar belakang,


berkomitmen untuk mengembangkan sistem demokrasi yang responsif terhadap
aspirasi rakyat. Melalui transformasi demokrasi, upaya dilakukan untuk
menciptakan ruang partisipasi yang inklusif, memastikan hak asasi manusia, dan
membangun tatanan sosial yang adil. Dalam konteks ini, masyarakat madani
menjadi pendorong utama untuk mencapai tujuan tersebut.

Makalah ini akan menjelajahi dinamika aktualisasi demokrasi di


Indonesia, sejauh mana masyarakat madani telah terlibat dalam proses ini, serta
dampaknya terhadap pembangunan berkelanjutan. Dengan memahami peran
kunci demokrasi dan masyarakat madani, diharapkan kita dapat merumuskan
langkah-langkah strategis untuk memperkuat fondasi demokrasi dan memajukan
masyarakat madani di Indonesia.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Press,
2009), h. 414.

2. Dede Mariana dan Caroline Paskarina, Demokrasi dan Politik Desentralisasi


(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 5

3. Jimly Asshiddiqie, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik dan


Mahkamah Konstitusi (Jakarta: Konpress, 2009), h. 711

4. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia
(Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FHUI, 1978), h. 329

5. Arbi Sanit, Partai, Pemilu dan Demokrasi (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 158.

6. Annisa Medina Sari,”Masyarakat Madani :Pengertian, Sejarah dan Karakteristiknya,”


Oktober 19, Tahun 2023, https://fahum.umsu.ac.id/masyarakat-madani-pengertian-sejarah-
dan-karakteristiknya/

7. Annisa Medina Sari,”Masyarakat Madani :Pengertian, Sejarah dan Karakteristiknya,”


Oktober 19, Tahun 2023, https://fahum.umsu.ac.id/masyarakat-madani-pengertian-
sejarah-dan-karakteristiknya/

Anda mungkin juga menyukai