COVER
PRODI MESIN
FAKULTAS TEHNIK
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
2023
i
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................iii
A. Latar Belakang..............................................................................................................................iii
B. Rumusan dan Urgensi Pemabahasan..........................................................................................iii
BAB II........................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................1
A. Aktualisasi Demokrasi...................................................................................................................1
1. Pengertian Aktualisasi demokrasi............................................................................................1
2. Tujuan pemilihan umum...........................................................................................................1
B. Masyarakat Madani Indonesia.....................................................................................................2
1. Pengertian Madani Indonesia...................................................................................................2
2. Sejarah Masyarakat Madani....................................................................................................2
3. Karakteristik Masyarakat Madani................................................................................................3
4. Faktor munculnya masyarakat madani........................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................5
PENUTUP..................................................................................................................................................5
A. Kesimpulan....................................................................................................................................5
B. Saran...............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi dan masyarakat madani merupakan dua konsep utama yang menjadi
pilar dalam pembangunan Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Aktualisasi
demokrasi bukan hanya sebatas penyelenggaraan pemilihan umum, tetapi juga
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan publik. Sementara
itu, masyarakat madani menggambarkan sebuah komunitas yang berlandaskan nilai-nilai
keadilan, toleransi, dan kesejahteraan bersama.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aktualisasi Demokrasi
1. Pengertian Aktualisasi demokrasi
Demokrasi pancasila didasarkan pada pembukaan undang – undang dasar 45 alenia ke 4,yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarakatan perwakilan yang
mengandung semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, kemansiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi pancasila sebagai
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang di jiwai dan di integrasi oleh
milai-nilai luhur pancasila. Pemerintah berdasarkan atas demokrasi konstitusional tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Konstitusi di sini diartikan dalam arti luas, sebagai
living constitution, baik yang tertulis yang disebut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, maupun hukum dasar yang tidak tertulis (konvensi), seperti aturanaturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis.
Kedaulatan rakyat dengan sistem perwakilan atau demokrasi biasa disebut sistem demokrasi atau
demokrasi tidak langsung . Dalam praktek, pihak yang menjalankan kedaulatan rakyat itu adalah
wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat yang disebut parlemen. Agar wakil-
wakil rakyat dapat bertindak atas nama rakyat, wakil-wakil rakyat itu harus ditentukan sendiri oleh
rakyat, yaitu melalui pemilihan umum. Dengan demikian, pemilihan umum itu tidak lain
merupakan cara yang diselenggarakan untuk memilih wakil-wakil rakyat secara demokratis 1
1
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 414.
2
Dede Mariana dan Caroline Paskarina, Demokrasi dan Politik Desentralisasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 5
3
Jimly Asshiddiqie, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik dan Mahkamah Konstitusi (Jakarta:
Konpress, 2009), h. 711
1
adalah suatu syarat yang mutlak bagi negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat. 4
Pemilihan umum pada dasarnya memiliki empat fungsi utama yakni, pembentukan legitimasi
penguasa, pembentukan perwakilan politik rakyat, sirkulasi elite penguasa, dan pendidikan
politik.5 Kebebasan berserikat dan berkumpul dapat diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan warga
negara untuk berpartisipasi dalam partai politik yang diakui keberadaannnya oleh peraturan
perundang-undangan. Sedangkan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat diwujudkan dalam
bentuk keikutsertaan warga negara untuk menentukan wakil-wakilnya yang akan duduk dalam
badan perwakilan rakyat maupun sebagai Presiden yang diwujudkan melalui pemilihan umum itu
sendiri.
4
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata
Negara FHUI, 1978), h. 329
5
Arbi Sanit, Partai, Pemilu dan Demokrasi (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 158.
2
Awal pergerakan kebangsaan di Indonesia melihat masyarakat madani berjuang untuk pertama
kalinya, yang diprakarsai oleh Syarikat Islam pada tahun 1912. Setelah itu, Soeltan Syahrir
melanjutkan perjuangan ini pada awal kemerdekaan.
Namun, jiwa demokrasi Soeltan Syahrir harus menghadapi kekuatan represif dari rezim Orde
Lama dan Orde Baru. Namun, pada era reformasi saat ini, tuntutan perjuangan untuk menuju
transformasi menuju masyarakat madani tampaknya sudah tidak dapat dihentikan.6
Masyarakat madani memiliki tiga karakteristik dasar yang membedakannya dari masyarakat
lainnya.
1. Pluralisme
Masyarakat madani mengakui semangat pluralisme sebagai suatu keniscayaan yang tidak
dapat dielakkan. Pluralisme dianggap sebagai sesuatu yang kodrati dalam kehidupan dan
bertujuan untuk mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif dan dinamis.
Namun, perbedaan harus dilandasi dengan sikap inklusif dan kemampuan menyesuaikan diri
terhadap lingkungan sekitar, sambil tetap mempertahankan identitas agama yang otentik.
2. Toleransi
Masyarakat madani memiliki sikap toleransi yang tinggi, baik terhadap sesama agama
maupun terhadap agama lain. Toleransi diartikan sebagai sikap suka mendengar dan
menghargai pendapat serta pendirian orang lain.
Hal ini juga sejalan dengan tujuan agama yang tidak hanya mempertahankan kelestariannya,
tetapi juga mengakui eksistensi agama lain dan memberinya hak hidup berdampingan serta
saling menghormati satu sama lain.
3. Demokrasi
3
Masyarakat madani muncul karena beberapa faktor, antara lain:
Adanya penguasa politik yang dominan dan tidak seimbang dalam membagi hak dan kewajiban
warga negara di seluruh aspek kehidupan, sehingga satu kelompok masyarakat bisa memiliki
monopoli dan memusuhi kelompok lain.
Masyarakat dianggap tidak memiliki kemampuan yang baik dibandingkan dengan penguasa, dan
tidak memiliki kebebasan untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya.
Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat madani harus mengedepankan prinsip demokrasi yang
melibatkan semua orang tanpa mempertimbangkan suku, ras, atau agama. Prinsip demokrasi ini
bisa diterapkan pada aspek kehidupan seperti politik, sosial, budaya, pendidikan, dan ekonomi.
Terdapat upaya pembatasan ruang gerak masyarakat dalam kehidupan politik, sehingga sulit bagi
individu untuk mengemukakan pendapat.
Saat ini, masyarakat madani di Indonesia semakin menuntut keberadaan masyarakat yang
terbuka, pluralistik, dan desentralistik dengan partisipasi politik yang lebih besar, serta
menghargai hak asasi manusia dan kebebasan beragama, berbicara, berserikat, dan berekspresi 7
7
Annisa Medina Sari,”Masyarakat Madani :Pengertian, Sejarah dan Karakteristiknya,” Oktober 19, Tahun 2023,
https://fahum.umsu.ac.id/masyarakat-madani-pengertian-sejarah-dan-karakteristiknya/
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Aktualisasi demokrasi dan masyarakat madani di Indonesia memiliki peran penting
dalam pembentukan dan perkembangan negara yang demokratis serta beradab.
Berbagai perubahan dan dinamika telah terjadi dalam upaya mencapai tujuan
tersebut. Kesimpulan makalah ini mencakup beberapa poin kunci:
1. Proses Menuju Demokrasi Matang:
Aktualisasi demokrasi di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang dalam
meninggalkan masa otoritarianisme menuju sistem yang lebih terbuka dan responsif
terhadap kebutuhan masyarakat. Meskipun demikian, tantangan tetap ada, seperti
korupsi, ketidaksetaraan, dan tantangan lainnya.
5
masyarakat madani yang lebih beradab. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan
sektor swasta menjadi landasan bagi kemajuan yang berkelanjutan.
B. Saran
Demokrasi dan masyarakat madani merupakan dua konsep utama yang
menjadi pilar dalam pembangunan Indonesia sebagai negara yang berdaulat.
Aktualisasi demokrasi bukan hanya sebatas penyelenggaraan pemilihan umum,
tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan
publik. Sementara itu, masyarakat madani menggambarkan sebuah komunitas
yang berlandaskan nilai-nilai keadilan, toleransi, dan kesejahteraan bersama.
6
DAFTAR PUSTAKA
1. Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Press,
2009), h. 414.
4. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia
(Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FHUI, 1978), h. 329
5. Arbi Sanit, Partai, Pemilu dan Demokrasi (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 158.