Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH DEMOKRASI DAN HAM

“Indonesia sebagai negara demokrasi, pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara


demokrasi melalui pemilu, pengertian pemilu/pilkada,tujuan pemilu, penyelenggaran
pemilu /pilkada, pemilu yang pernah dilakukan di Indonesia”

Dosen Pembimbing :
Atri Waldi, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

kelompok 3

Nurul Hidayah (21129088)

Valen Tania (21129131)

Yola Ramadhani (21129141)

Adinda Putri Hanifa (21129153)

Departemen Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Indonesia sebagai negara demokrasi, pelaksanaan kedaulatan
rakyat dalam negara demokrasi melalui pemilu, pengertian pemilu/pilkada,tujuan
pemilu, penyelenggaran pemilu /pilkada, pemilu yang pernah dilakukan di Indonesia”
ini dengan tepat waktu.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas penyusun menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada kedua orangtua penyusun, Bapak /Ibu guru dan teman-
teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril
maupun materil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan
manfaatnya bagi para pembaca. Aamiin.

Bukittinggi, 12 Maret 2024


Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..…...i

DAFTAR ISI …………………………………………….………………………..…..ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….....1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………..…………...2
C. Tujuan ..………………………………………….…….…………...…......…..2

BAB II PEMBAHASAN ……………………...………………………………………3

A. Indonesia Sebagai Negara Demokrasi …………………….…………………..3


B. Pelaksanaan Kedaulatan Rakyat dalam Negara Demokrasi melalui Pemilu
………………………………………………………………………………..,7
C. Pengertian pemilu atau pilkada,tujuan pemilu, penyelenggaran pemilu /pilkada,
pemilu yang pernah dilakukan di Indonesia ………………………………….10

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….…19

A. Kesimpulan ………………………………………………………………….19
B. Saran ………………………………………………………………………...19

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia, sebagai negara demokrasi yang besar dan beragam, telah lama
menjadi pusat perhatian dalam diskursus tentang pelaksanaan kedaulatan rakyat
melalui pemilihan umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pemilu dan
Pilkada di Indonesia bukan hanya sekadar proses politik, tetapi juga representasi dari
komitmen mendalam terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan partisipasi masyarakat.
Pemahaman yang lebih dalam tentang pengertian, tujuan, dan penyelenggaraan
Pemilu/Pilkada menjadi penting dalam merangkul aspek-aspek krusial dalam praktek
demokrasi di Indonesia.

Pelaksanaan Pemilu/Pilkada di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang


bangsa ini dalam membangun institusi-institusi demokratis setelah masa
otoritarianisme. Sejak reformasi tahun 1998, Indonesia telah menunjukkan kemajuan
yang signifikan dalam memperkuat sistem demokratisnya, dengan pemilu yang
semakin terorganisir dan terawasi dengan baik. Oleh karena itu, penyelidikan tentang
pelaksanaan kedaulatan rakyat melalui Pemilu/Pilkada di Indonesia merupakan
langkah penting untuk menggali lebih dalam esensi dari demokrasi yang diperjuangkan
oleh bangsa ini.

Dalam konteks sejarah dan dinamika politik Indonesia, pemilu-pemilu


sebelumnya menjadi cerminan dari perubahan politik, sosial, dan budaya dalam
masyarakat. Melalui pemilu-pemilu tersebut, berbagai pihak mengamati transformasi
politik yang terjadi serta tantangan yang dihadapi dalam upaya memperkuat demokrasi.
Oleh karena itu, analisis mengenai pemilu-pemilu yang telah dilakukan di Indonesia
menjadi penting untuk memahami perkembangan dan hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan kedaulatan rakyat melalui Pemilu/Pilkada di masa yang akan datang.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Indonesia sebagai neagra demokrasi?
2. Bagaiman pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara demokrasi melalui
pemilu?
3. Apa pengertian pemilu atau pilkada,tujuan pemilu, penyelenggaran pemilu atau
pilkada, pemilu yang pernah dilakukan di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Indonesia sebagai neagra demokrasi.
2. Mengetahui pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara demokrasi melalui
pemilu.
3. Mengetahui pengertian pemilu atau pilkada,tujuan pemilu, penyelenggaran
pemilu /pilkada, pemilu yang pernah dilakukan di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Indonesia sebagai Negara Demokrasi


1) Pengertian dan Ciri Demokrasi

Menurut para ahli secara etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani
Kuno, yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan yang
mutlak. Jika digabungkan, maka secara harfiah, demokrasi adalah kekuasaan yang
mutlak seperti rakyat. Lalu, mengapa Indonesia disebut negara demokrasi?

Dilansir dari buku Ilmu Negara: Sebuah Kajian dalam Perspektif Teori
Kenegaraan di Indonesia (2018) oleh Sugianto, negara Indonesia disebut sebagai
negara demokrasi (berkedaulatan rakyat) ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (2) yang
berbunyi bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
undang Dasar. Selain itu, proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
merupakan salah satu bukti bahwa Indonesia adalah negara demokrasi. Implementasi
dari kedaulatan rakyat ini adalah dilaksanakannya Pemilihan anggota DPR.

Ciri-ciri negara demokrasi Dikutip dari buku Kewargaan Negara Indonesia


(2021) oleh Yosephus Sudiantara, dijelaskan mengenai ciri-ciri negara demokrasi
adalah:

• Kekuasaan negara diselenggarakan berdasarkan Undang-undang.


• Dasar untuk menjamin pemerintahan yang demokrasi Negara taat pada hukum
Hak asasi manusia terjamin.
• Ada dewan wakil rakyat yang terpilih dengan bebas dalam pemilihan umum.
• Pemerintah diangkat dan diberhentikan secara damai oleh rakyat atau dewan
perwakilan rakyat.
• Rakyat, baik langsung atau tidak, berhak menyoroti pemerintah, bebas mencari
informasi, menyatakan pendapat dan mengkritik pemerintah.

3
Demokrasi merupakan suatu tuntutan di zaman modern saat ini untuk
tercapainya kesejahteraan rakyat.

Indonesia adalah Negara demokrasi. Demokrasi yang saaat ini dipahami di


Indonesia merupakan bagian dari pengaruh konsep demokrasi modern. Sejak awal
mkemerdekaan sampai dengan era reformasi demokrasi mengalami perubahan dan
corak yang berbeda. Praktek demokrasi berdasar UUD mengalami perkembangan
demokrasi dalam tiga masa.

a. Masa Republik Indonesia I, yaitu masa demokrasi yang menonjol peran


parlemen serta partai-partai yang pada masa itu dinamai demokrasi
parlementer;
b. Masa Republik Indonesia II, yaitu demokrasi terpimpin yang dalam banyak
aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formil
merupakan landasannya dan menunjukkan aspek demokrasi rakyat;
c. Masa Republik Indonesia III, yaitu masa demokrasi Pancasila yang merupakan
demokrasi konstitusional menonjolkan demokrasi presidensiil, masa ini
berakhir bersamaan dengan jatuhnya rezim Orde Baru yang kemudian
demokrasi Indonesia memasuki era baru yang di sebut era reformasi, yang di
awali dengan adanya perubahan UUD 1945 dengan menonjolkan kebebasan
berpolitik yang lebih nyata dan penguatan sistem presidensiil. Soehino
meninjau dari segi perkembangan sistem demokrasi yang dianut dalam
penyelenggaraan sistem pemerintahannya, maka dikemukakan masa masa
dianutnya sistem demokrasi di Indonesia sebagai berikut;
1) 18 Agustus 1945 - 14 november 1945 menganut sistem demokrasi
konstitusional;
2) 14 November 1945 - 5 juli 1959 menganut sistem demokrasi liberal;
Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Jurnal Konstitusi, Volume 10,
Nomor 2, Juni 2013 337
3) 5 Juli 1959 - 21 Maret 1968 menganut sistem demokrasi terpimpin;

4
4) 21 Maret 1968 - sekarang (berjalan hingga berakhirnya pemerintahan
orde baru 1998 menganut sistem demokrasi pancasila).

Demikian halnya yang lain yang dinyatakan oleh Sri Soemantri bahwa seluruh
konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia (UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUDS
1950) menganut demokrasi pancasila, karena ketiga konstitusi tersebut menjadikan
pancasila sebagai dasar negara, sehingga secara materiil berarti demokrasi yang dianut
juga adalah demokrasi pancasila, lebih lanjut Sri Soemantri mengatakan:

“Kita telah mengetahui, bahwa demokrasi pancasila mempunyai 2 macam


pengertian, yaitu baik yang formal maupun material, sebagai realisasi
pelaksanaan demokrasi Pancasila dalam arti formal. UUD 1945 menganut apa
yang dikatakan indirect demokrasi dengan, yaitu suatu demokrasi dimana
pelaksanaan kedaulatan rakyat itu tidak dilaksanakan oleh rakyat secara
langsung itu tidak dilaksanakan oleh rakyat secara langsung melainkan
melalui lembaga lembaga perwakilan rakyat seperti DPR dan MPR, dan
demokrasi dalam pandangan hidup atau demokrasi sebagai falsafah bangsa.”

Pernyataan senada disampaikan oleh Padmo Wahyono bahwa demokrasi secara


genus berarti pemerintahan oleh rakyat, yang dengan demikian mendasar hal ikwal
kenegaraannya pada kekuasaan rakyat sehingga rakyatlah yang berdaulat. Pelaksanaan
kedaulatan rakyat dengan mekanisme demokrasi ini dalam sejarah ketatanegaraan
harus didasarkan kepada dasar Negara sehingga timbul sebutan Demokrasi Pancasila.
Dalam hal ini Padmo Wahyono menyatakan, bahwa Demokrasi Pancasila ialah
kegiatan bernegara di Indonesia, dan pemilu dengan segala bentuk ragamnya salah satu
manifestasi dari Demokrasi Pancasila.

Lantas, bagaimana bukti bahwa Indonesia bisa disebut negara demokrasi?

2) Bukti Indonesia adalah Negara Demokrasi

Berikut ini beberapa alasan dan bukti yang memperkuat pernyataan bahwa
Indonesia merupakan negara demokrasi.

5
1. Keputusan pemerintah untuk seluruh rakyat
Indonesia menganut sistem kedaulatan rakyat, sesuai dalam UUD 1945 pasal 1
ayat (2), "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar." Artinya, jalannya pemerintahannya didasarkan atas
kehendak dan kepentingan semua rakyat, bukan atas dasar kepentingan suatu
kelompok.
2. Kedaulatan rakyat dituliskan dalam konstitusi
Hal yang berhubungan dengan kepentingan, kehendak, kemauan, dan kekuasaan
rakyat dituliskan dalam konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Ada beberapa dasar hukum yang mengatur jalannya pemerintahan
Indonesia, di antaranya Pancasila, UUD 1945, UU Republik Indonesia, dan
peraturan di bawahnya.
3. Kedaulatan rakyat diwakilkan oleh orang pilihan rakyat
Di Indonesia, terdapat orang-orang yang mewakilkan rakyat dalam menjalankan
pemerintahan, seperti DPD, DPR, dan MPR. Dengan adanya badan tersebut,
diharapkan aspirasi dan kekuasaan rakyat dalam mengatur pemerintahan bisa
terlaksana dengan adil.
4. Adanya pemilihan umum
Di negara-negara demokrasi, pemilu dilaksanakan secara rutin dalam periode
waktu tertentu untuk memilih perwakilan rakyat di kursi pemerintahan. Di
Indonesia, pemilu presiden diselenggarakan setiap 5 tahun sekali, untuk memilih
anggota DPD, DPR, serta Presiden dan Wapres.
5. Menerapkan sistem kepartaian
Dalam melaksanakan pemerintahan dan sistem politik, Indonesia membuat
beragam partai yang menjadi media atau sarana untuk menjadi bagian dalam
melaksanakan sistem demokrasi.
6. Adanya pembagian dan pemisahan kekuasaan
Di Indonesia, ada pembagian kekuasaan yang dikenal dengan istilah Trias
Politica. Trias Politica membagi kekuasaan negara menjadi tiga, yaitu lembaga
eksekutif, lembaga yudikatif, dan lembaga legislatif. Lembaga eksekutif atau yang

6
melaksanakan undang-undang, contohnya presiden dan wakil presiden. Lembaga
yudikatif adalah lembaga yang memiliki kekuasaan mengawasi jalannya
pelaksanaan peraturan perundang-undangan, contohnya Mahkamah Agung (MA),
Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY). Lembaga legislatif
adalah lembaga yang memiliki kekuasaan membuat peraturan dan undang-undang.
Contoh lembaga legislatif misalnya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
7. Adanya penegakan hukum
Konstitusi di negara demokrasi tidak hanya berfungsi mengatur jalannya
pemerintahan, melainkan juga berperan sebagai instrumen menegakkan kebenaran
dan keadilan. Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 sebagai norma hukum tertinggi dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia. Fungsinya sebagai norma hukum tertinggi adalah untuk
dijadikan dasar penyusunan peraturan perundang-undangan. Dengan begitu,
penegakan dan perlindungan hukum untuk seluruh masyarakat Indonesia dapat
dijamin.

B. Pelaksanaan Kedaulatan Rakyat dalam Negara Demokrasi melalui Pemilu

Indonesia sebagai negara yang berdasarkan hukum (rechstat), mempunyai


konsekuensi yakni adanya supremasi hukum. Ini artinya, setiap tindakan administrasi
negara harus berdasarkan hukum yang berlaku, selain harus memberikan kepastian
hukum (asas legalitas). Sistem demokrasi yang berlandaskan hukum dan
berkedaulatan rakyat menjadi dasar kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang dianut oleh Indonesia menyatakan
bahwa suatu pemerintahan dipimpin oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Bentuk
pengejawantahan dari sistem demokrasi adalah diselenggarakannya Pemilu secara
langsung. Adapun landasan dasar dilaksanakannya pemilu adalah pasal 22 E ayat (1)
Undang Undang Dasar 1945 yang telah mengamanatkan diselenggarakannya pemilu
dengan berkualitas, mengikutsertakan partisipasi rakyat seluas-luasnya atas prinsip

7
demokrasi yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil melalui suatu
perundang-undangan (Handayani, 2014: 1).

Pemilihan umum sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang


dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, jujur, dan adil dengan menjamin prinsip
perwakilan, akuntabilitas dan legitimasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Dinamika pada pemilihan umum seringkali diwarnai dengan isu mahar politik
oleh para kontestan politik, sebagaimana dipublikasi diberbagai media di Indonesia.
Praktik mahar politik dapat dipahami sebagai transaksi dibawah tangan yang
melibatkan pemberian sejumlah dana dari calon pejabat tertentu untuk jabatan tertentu
dalam pemilu partai politik sebagai kendaraan politiknya (Susilo, 2018: 155).
Pemilihan umum sejatinya merupakan sebuah arena yang mewadahi para calon
kandidat dalam kontestasi politik yang meraih kekuasaan partisipasi rakyat untuk
menentukan pilihan dan sebagai penyalur hak sosial dan politik masyarakat itu sendiri
(Simamora, 2014: 2).

Pelaksanaan pemilu memberikan harapan rakyat dengan lahirnya seorang


pmimpin yang mampu menyejahterakan dan membahagiakan rakyat dengan beberapa
kebijakan yang dibuatnya. Namun dalam proses pemilu seringkali dicederai oleh
beberapa oknum dari para calon kandidat beserta tim suksesnya yang mengunakan
segala cara untuk memenangkan kontestasi politik, selain mahar politik, money politic
juga kerap menjadi isu hangat dalam kontestasi politik. Terjadinya politik uang bukan
hanya pada pasangan kandidat, namun juga karena masyarakat yang berpikir instan
seringkali tertarik dengan politik uang. Penegakan hukum dalam kasus ini perlu
diperhatikan guna melestarikan pesta demokrasi yang bersih dari tindak pidana dalam
pemilu (Hadi; Fadhlika; Ambarwati, 2018: 398).

Prinsip demokrasi dan keadilan dalam pemilihan umum (electoral justice)


adalah keterlibatan masyarakat merupakan hal yang mutlak. Hak masyarakat sangat
mendasar dan asasi sifatnya. Hal ini diamini, sebagaimana dimuat dalam Universal
Declaration of Human Right 1948 yang telah dijamin juga dalam konvenan dan

8
turunannya, terlebih dalam Convenan on Civil and Political Rights and on Economic,
Cultural and social Rights atau yang lumrah disebut dengan International Bill of
Human Rights.

Dengan dicantumkannya hak dasar dalam pelaksanaan pemilu, maka berlaku


pula prinsip-prinsip integritas pemilu yang mensyaratkan adanya pemantauan
masyarakat yang independen dan penyelenggaraan pemilu yang transparan dan
akuntabel. Hal ini serupa pentingnya dengan prinsip lain yang juga harus ditetapkan
oleh institusi penyelenggara (KPU) dengan memiliki standar perilaku dan beretika,
serta mampu menerapkan aturan secara adil tanpa pandang bulu.

Untuk menjamin agar pemilu berjalan sesuai dengan ketentuan dan asas pemilu,
diperlukan suatu pengawalan terhadap jalannya setiap tahapan pemilu. Dalam konteks
pengawasan pemilu di Indonesia, pengawasan terhadap proses pemilu dilembagakan
dengan adanya lembaga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pengawasan dari
Bawaslu adalah bentuk pengawasan yang terlembaga dari suatu organ Negara.

Terlepas dari aturan tentang pemilihan umum yang diatur sedemikan rupa untuk
memberikan kedaulatan bagi rakyat itu sendiri dalam penyelenggaraan pemilihan
umum, pada prakteknya terdapat banyak permasalahan yang pada akhirnya
mengurangi, merampas, dan meniadakan kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan
pemilu. Pemerintahan yang seharusnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat berubah menjadi pemerintahan yang berasal, dari, dan untuk kepentingan
kelompok tertentu. Hal yang paling mencolok terjadi dalam pemilihan presiden dan
wakil presiden yakni Black Campaign.

Permasalahan penyelenggaraan pemilihan umum yang berakibat


pada kedaulatan rakyat seperti money politic, budaya money politic marak terjadi
dimana – mana dan bukan lagi merupakan rahasia umum. Praktik politik uang terjadi
pada saat pengusungan calon yang dilakukan partai dan pada saat pencarian dukungan
langsung dari rakyat. Rakyat dibayar, disuap, untuk memilih calon tertentu. Dengan
demikian, rakyat dalam menentukan pilihannya tidak lagi dalam kehendak bebas,

9
kesadaran akan bangsa dan negara, maupun dalam pengendalian penuh atas dirinya.
Money politic meniadakan prinsip kedaulatan rakyat dalam pemilihan umum. Suara
yang diberikan tidak berdasarkan prinsip jujur dan adil.

C. Pengertian Pemilu atau Pilkada, Tujuan Pemilu, Penyelenggaraan Pemilu


atau Pilkada, Pemilu yang Pernah Dilakukan di Indonesia
1. Pengertian Pemilu/Pilkada
Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden,
dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilakukan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Pemilu adalah pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan tertentu. Untuk
itu pemilihan umum sangat penting karena dalam pemilu terjadi pelaksanaan
kedaulatan rakyat.
Pilkada pada dasarnya sama dengan pilpres. Keduanya diselenggarakan untuk
memilih pemimpin secara langsung. Pilkada dilakukan untuk memilih kepala daerah.
Kepala daerah tersebut antara lain gubernur-wakil gubernur, bupati-wakil bupati, dan
wali kota-wakil wali kota. Pilkada dilakukan pada lingkup tertentu.
2. Tujuan Pemilu
Tujuan penyelenggaraan pemilu termaktub dalam Pasal 4 yaitu:
1. Memperkuat sistem ketatanegaraan yang demokratis;
2. Mewujudkan pemilu yang adil dan berintegritas;
3. Menjamin konsistensi pengaturan sistem pemilu;
4. Memberikan kepastian hukum dan mencegah duplikasi dalam pengaturan
pemilu; dan
5. Mewujudkan pemilu yang efektif dan efisien.

Adapun pakar ilmu politik Arbi Sanit pernah mengungkapkan, pemilu pada dasarnya
memiliki 4 fungsi yakni membentuk legitimasi penguasa dan pemerintah, membentuk

10
perwakilan politik rakyat, sirkulasi elite penguasa, dan pendidikan politik. Oleh
karenanya, disimpulkan oleh Arbi Sanit bahwa pemilu bertujuan untuk:

1. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib;


2. Melaksanakan kedaulatan rakyat;
3. Melaksanakan hak-hak asasi warga negara.

3. Penyelenggaraan Pemilu/Pilkada
Tujuan diselenggarakannya pemilu dan pilkada adalah sama-sama untuk
mewujudkan demokrasi. Namun demikian, ada beberapa perbedaan antara pemilu dan
pilkada, pemilu ditujukan untuk memilih wakil rakyat ditingkat pusat dan daerah.
Adapun pilkada ditujukan untuk memilih kepala daerah. Pemilu dilaksanakan serentak
diseluruh wilayah indonesia, adapun pilkada dilaksanakan hanya dalam lingkup
wilayah pemerintahan daerah tertentu saja. Proses pelaksanaan pemilu dan pilkada
makanya berbeda, berikut akan dijelaskan proses dan pelaksanaan/penyelenggaraan
pemilu dan pilkada :

1) Penyelenggaraan Pemilu di indonesia


Pemilu diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum (KPU). KPU ada
yang berkedudukan di pusat ada yang di daerah. Kpu pusat bertugas mengurus
pelaksanaan pemilu di tingkat nasional. Adapun kpu ditingkat daerah bertugas
menyelenggarakan pemilihan ditingkat daerah atau disebut pilkada.
Penyelenggaraan pemilu telah diatur dalam uu no. 22 tahun 2007. Dari
undang-undang tersebut diketahui bahwa pemilu di negara kita dilaksanakan dalam
tiga tahapan. Tahap pertama dilksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, dan
DPRD. Anggota DPRD yang dirpilih meliputi para wakil rakyat yang duduk di
DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, tahap kedua adalah pemilihan presiden
dan wakil presiden, tahap ketiga yaitu pemilihan kepala daerah dan wakilnya.
Pelaksanaan pemilihan wakil rakyat seperti DPR, DPD, DPRD, diatur dalam UU
No 10 Tahun 2008.

11
Penyelenggara pemilu meliputi beberapa kegiatan yaitu kegiatan
pendaftaran pemilih, pendaftaran peserta pemilu,penetapan peserta pemilu,
kampanye peserta pemilu serta pemungutan dan penghitungan suara.
(a) Pendaftaran Pemilih

Pendaftaran pemilih dilakukan oleh petugas khusus, petugas tersebut


mendaftar pemilih dengan mendatangi kediaman calon pemilih. Warga yang
berhak memilih harus memenuhi beberapa persyaratan, berikut beberapa
persyaratan agar dapat menjadi pemilih dalam pemilu:

• Pemilih adalah seluruh warga negara indonesia. Warga negara tersebut


termasuk yang berada di luar negeri.
• Pemilih telah berusia minimal 17 tahun ke atas atau sudah pernah
menikah. Pemilih yang belum berusia 17 tahun tetap tetapi bila susdah
atau pernah menikah dapat memiliki hak pilih.
• Sehat jasmani dan rohani, orang yang mengalami gangguan jiwa tidak
mempunyai hak pilih.
• Tidak sedang dicabut haknya karena kasus pidana dan berdasarkan
putusan pengadilan.

Semua orang yang terdaftar kemudian di umumkan oleh panitia pemungutan


suara (PPS). Dengan demikian masyarakat dapat mengetahui siapa saja yang
memiliki dan tidak memiliki hak pilih. Apabila ada yang belum terdaftar
mereka dapat segera mendaftarkan diri. Para pemilih yang telahterdaftar akan
mendapatkan kartu pemilih.

(b) Pendaftaran Peserta


Pemilu Pendaftaran juga dilakukan terhadap para peserta pemilu. Peserta
pemilu adalah pihak yang akan dipilih oleh rakyat. Peserta pemilu terdiri dari
atas partai politik dan perseorangan. Partai yang dapat menjadi peserta harus
memenuhi persyaratan tertentu, berikut persyaratan pemilu:

12
• Keberadaannya diakui pemerintah sesuai uu no 31 tahun 2002 tentang
partai politik.
• Memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya dua pertiga dari seluruh
jumlah provinsi.
• Memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya dua pertiga dari seluruh
jumlah kabupaten di tiap provinsi.
• Memiliki anggota sekurang-kurangnya 1000 orang atau sekurang-
kurangnya 1/1000 dari jumlah penduduk di setiap kepengurusan partai.
• Pengurus partai politik harus memiliki kantor tetap.
• Mengajukan nama dan tanda gambar partai politik ke KPU.

(c) Penetapan Peserta


Pemilu Penetapan nomor urut pada politik peserta pemilu dilakukan melalui
undian oleh KPU dan dihadiri oleh seluruh partai politik peserta pemilu.
(d) Kampanye
Sebelum dilakukan pemungutan suara, partai politik peserta pemilu diberikan
kesempatan untuk berkampanye. Pada kampanye pemilu rakyat mempunyai
kebebasan untuk menghadiri kampanye.Pelaksanaan kampanye pemilu
dilaksanakan Sejak 3 hari setelah calon peserta ditetapkan sebagai peserta
pemilu sampai dengan dimulainya masa tenang, masa tenang yang dimaksud
berlangsung 3 hari sebelum hari pemungutan suara. Materi kampanye pemilu
berisi program peserta pemilu, dalam menyampaikan materi kampanye
hendaknya dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan mendidik.
(e) Pemungutan dan Penghitungan Suara
Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara ditetapkan oleh KPU.
Pemungutan suara dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara
yang berisi nomor, foto, dan nama pasangan calon. Penghitungan suara
dilakukan setelah pemungutan suara berakhir.

2) Penyelenggaraan Pilkada

13
Pihak yang menyelenggarakan pilkda adalah KPUD provinsi dengan
bantuan KPUD kabupaten/kota. Tujuan dilaksanakannya pilkada adalah untuk
memilih kepala daerah. Pemilihan kepala daerah dan wakilnya diatur melalui
peraturan pemerintah no 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan,
pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pilkada hampir sama dengan pemilu.
Perbedaan utamanya hanya terletak pada tingkatannya saja. Berikut beberapa
kegiatan dalam penyelenggaraan pilkada yaitu:
a. Pembentukan panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara
(PPS) dan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KKPS)
b. Pendaftaran dan penetapan pemilih
c. Pendaftaran dan penetapan pasangan calon
d. Kampanye dan selanjutnya Pelaksanaan pemilihan.

4. Pemilu yang Pernah Dilakukan di Indonesia


Pada 14 Februari 2024, bangsa Indonesia menggelar pemilu yang ke-13 untuk
memilih presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif, dari tingkat pusat hingga
daerah. Pada setiap pelaksanaan pemilu sebelumnya, terjadi beberapa dinamika dan
perubahan sistem pelaksanaan yang berbeda dengan pemilu sebelumnya. Berikut ini
adalah statistik pemilu di Indonesia dari masa ke masa.

14
1) Pemilu 1955 (Masa Parlementer)

Pemilu 1955 adalah pemilu pertama yang diselenggarakan dalam sejarah


proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pemilu 1955 dilaksanakan di masa
Demokrasi Parlementer pada Kabinet Burhanuddin Harahap.

Pemungutan suara dalam Pemilu 1955 dilakukan 2 kali, yaitu untuk memilih
anggota DPR pada 29 September 1955 dan untuk memilih anggota Dewan
Konstituante pada 25 Desember 1955.

Pelaksanaan Pemilu 1955 menggunakan sistem pemilu proporsional. Pada


masa Pemilu 1955 ini, Indonesia dipimpin oleh Soekarno sebagai Presiden dan
Mohammad Hatta selaku Wakil Presiden.

Pada 5 Juli 1959 Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. UUD 1945


dinyatakan sebagai Dasar Negara. Konstituante dan DPR hasil Pemilu
dibubarkan diganti dengan DPR-GR. Kabinet diganti dengan Kabinet Gotong
Royong. Ketua DPR, MPR, BPK dan MA diangkat sebagai pembantu Soekarno
dengan jabatan menteri.

2) Pemilu 1971-1997 (Masa Orde Baru)

Pemilu 1971 adalah pemilu kedua yang diselenggarakan Indonesia. Pemilu


1971 dilaksanakan pada masa pemerintahan Orde Baru. Pemilu yang digelar
pada 5 Juli 1971 ini bertujuan untuk memilih Anggota DPR.

Pelaksanaan Pemilu 1971 menggunakan sistem perwakilan berimbang


(proporsional), dengan sistem stelsel daftar. Artinya besarnya kekuatan
perwakilan organisasi dalam DPR dan DPRD, berimbang dengan besarnya
dukungan pemilih karena pemilih memberikan suaranya kepada Organisasi
Peserta Pemilu.
Pada masa Pemilu 1971-1997 ini, Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Hal ini sesuai hasil Sidang Umum MPRS (TAP MPRS No. XLIV/MPRS/1968).
Selama 32 tahun kepemimpinan Soeharto, telah terjadi enam kali

15
penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat I dan
DPRD Tingkat II. Pada era ini Presiden dipilih oleh MPR.
Kemudian tahun 1998, Soeharto digantikan oleh Presiden BJ. Habibie sampai
diselenggarakan Pemilu berikutnya. Hal ini berdasarkan hasil Sidang Istimewa
MPR RI, 23 Juli 2001, melalui Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2001).

3) Pemilu 1999-2009 (Masa Reformasi)


Pemilu 1999 adalah pemilu pertama pada masa reformasi. Pemungutan suara
dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 secara serentak di seluruh wilayah
Indonesia. Sistem Pemilu 1999 masih menggunakan sistem perwakilan
berimbang (proporsional) dengan stelsel daftar dan diikuti oleh sebanyak 48
partai politik.
Pada masa ini, setelah kepemimpinan BJ. Habibie, Indonesia dipimpin oleh
Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden dan Wakil
Presiden, yang dipilih dan ditetapkan oleh MPR RI. Selanjutnya, pasangan ini
digantikan oleh pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz,
berdasarkan hasil Sidang Istimewa MPR RI, 23 Juli 2001 melalui Ketetapan
MPR RI No. II/MPR/2001.

4) Pemilu 2004 (Masa Pilpres Pertama Kali)

Pemilu 2004 adalah menjadi pemilu pertama kali yang memungkinkan rakyat
memilih langsung wakil mereka untuk duduk di DPR, DPD, dan DPRD serta
memilih langsung presiden dan wakil presiden. Pemilu 2004 diselenggarakan
secara serentak pada tanggal 5 April 2004 untuk memilih anggota DPR, DPD,
dan DPRD se-Indonesia periode 2004-2009.

Sedangkan untuk memilih presiden dan wakil presiden untuk periode 2004-
2009 diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004 (putaran I) dan 20 September
2004 (putaran II). Pemilu 2004 dilaksanakan dengan sistem yang berbeda dari

16
pemilu-pemilu sebelumnya, yakni dengan sistem pemilu proporsional terbuka
untuk pertama kalinya.
Berdasarkan hasil Pemilu Presiden (Pilpres) dan Wakil Presiden 2004, Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) terpilih sebagai Presiden dan
Wakil Presiden RI periode 2004-2009.
5) Pemilu 2009

Pemilu 2009 adalah pemilu ketiga pada masa reformasi yang diselenggarakan
secara serentak se-Indonesia. Pemilu digelar pada tanggal 9 April 2009 untuk
memilih DPR, DPD, dan DPRD (DPRD Provinsi maupun DPRD
Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014.

Sedangkan untuk memilih presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 2009-
2014 diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2009 (satu putaran). Berdasarkan
hasil Pilpres 2009, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono terpilih
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2009-2014.

6) Pemilu 2014

Tak berbeda jauh dari pelaksanaan pemilu sebelumnya, Pemilu 2014


dilaksanakan secara serempak dua kali untuk Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD (Pemilu
Legislatif) diselenggarakan pada 9 April 2014 (dalam negeri) dan 30 Maret-6
April 2014 (luar negeri).

Sementara pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 9 Juli
2014. Berdasarkan hasil Pilpres 2014, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla
terpilih dan ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-
2019.
7) Pemilu 2019

17
Pemilu 2019 dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019. Hasil Pemilu 2019 ini
dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden
dan Wakil Presiden RI untuk tahun periode 2019-2024.

8) Pemilu 2024

Pilpres 2024 adalah pemilihan umum yang akan menjadi pemilihan presiden
langsung kelima dalam sejarah Pemilu di Indonesia. Menurut Peraturan KPU
(PKPU) terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 akan digelar secara serentak pada
tanggal 14 Februari 2024 mendatang.

18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan, Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat


terhadap prinsip-prinsip demokrasi melalui pelaksanaan Pemilu dan Pilkada sebagai
sarana utama dalam menjaga kedaulatan rakyat. Dengan memahami pengertian, tujuan,
dan penyelenggaraan Pemilu/Pilkada, serta melalui pembelajaran dari pemilu-pemilu
sebelumnya, Indonesia dapat terus mengembangkan sistem demokrasi yang lebih
inklusif dan efektif. Meskipun tantangan yang dihadapi tidak sedikit, tetapi melalui
partisipasi aktif masyarakat dan komitmen lembaga-lembaga terkait, Indonesia dapat
melangkah maju menuju demokrasi yang lebih matang dan berkelanjutan.

B. Saran

Penulis berharap atas adanya makalah ini dapat memberikan sedikit


pemahaman kepada kita terkait materi ini. Walau demikian kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian agar kiranya nanti dapat kami perbaiki
atas kekurangan yang ada dalam makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sulardi, Sistem Pemerintahan Presidensiil Murni, Setara Press, Malang, 2012. Pilar-
Pilar Demokrasi, Sinar Grafika, Jakarta, 2012.

Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar
Grafika, Jakarta, 2012.

Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia, Jakarta, 2006.

Prof. Dr. Jimly Assihiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar
Grafika, Jakarta, 2012.

BIP, Tim Redaksi. (2018). Undang-Undang Pemilu 2019 Berdasarkan Undang-Undang


NO 7 Tahun 2007 Tentang Pemilihan Umum. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Prinsip Kedaulatan Rakyat Dalam Penentuan Sistem Pemilihan Umum Anggota


Legislatif 159Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 3, Juni 2010

Tim Penyusun Naskah Komprehensif Proses dan Hasil PerubahanUUD 1945, Naskah
Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Latar Belakang, Proses, dan Hasil Pembahasan, 1999-2002, Buku
VIII Warga Negara dan Penduduk, Hak Asasi Manusia, dan Agama, Sekretariat
Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, Jakarta, 2008

Risalah Rapat Pansus Rancangan Undang-Undang Tentang Pemilu, Pembahasan DIM


Persandingan, Rapat Kerja ke-5 (Rapat ke-17), tanggal 23 September 2002

Risalah Rapat Pansus RUU Tentang Pemilu, Pembahasan DIM Fraksi-fraksi dengan
Pemerintah, tanggal 30 Oktober 2002

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum


Anggota DPR, DPD dan DPRD

20
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan
Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD

Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Susunan dan Kedudukan Anggota MPR,


DPR, DPD dan DPRD

Kacung Marijan, Pemerintahan Demokratis, Harian Kompas, 23 Februari 2009

Jurdi, Fajlurrahma. (2018). Pengantar Hukum Pemilihan Umum. Jakarta: Kencana.

Widhia Arum Wibawana. 2023. Sejarah Pemilu di Indonesia dari Awal Sampai
Sekarang https://news.detik.com/pemilu/d-6526532/sejarah-pemilu-di-
indonesia-dari-awal-sampai-sekarang.

21

Anda mungkin juga menyukai