DEMOKRASI INDONESIA
Disusun Oleh:
Fakultas Syariah
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 2
D. Pendidikan Demokrasi..................................................................4
A. Kesimpulan..................................................................................... 5
B. Saran............................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………6
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Demokrasi menurut Montesque, kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga lembaga
atau institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu pertama, legislatif yang merupakan
pemegang kekuasaaan untuk membuat undang-undang, kedua, eksekutif yang memiliki kekuasaan
dalam melaksanakan undang-undang, dan ketiga adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan untuk
mengadili pelaksanaan undang-undang. Dan masing-masing institusi tersebut berdiri secara
independen tanpa dipengaruhi oleh institusi lainnya.
2. Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
3. Demokrasi menurut Aristoteles mengemukakan ialah suatu kebebasan atau prinsip demokrasi ialah
kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan
didalam negaranya. Aristoteles pun mengatakan apabila seseorang hidup tanpa kebebasan dalam
memilih cara hidupnya, maka sama saja seperti budak.
4. Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat, karenanya kekuasaan
pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan HAM bagi rakyat untuk mempertahankan,
mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan yang diserahkan untuk
memerintah.
5. Demokrasi menurut International Commission of Juris tadalah bentuk pemerintahan dimana hak
dalam membuat suatu keputusan politik harus diselenggarakan oleh rakyat melalui para wakil yang
terpilih dalam suatu proses pemilu.
1.2.2. Prinsip-Prinsip Demokrasi dan Indikator Demokrasi
Prinsip-Prinsip Demokrasi
Pendapat yang dikemukakan oleh Maswadi Rauf (1997: 14) bahwa demokrasi itu memiliki dua prinsip
utama demokrasi yakni kebebasan/persamaan (freedom/equality) dan kedaulatan rakyat (people’s
sovereignty)
Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai sarana mencapai
kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dan usaha orang tanpa adanya pembatasan dan
penguasa. Jadi bagian tak terpisahkan dan ide kebebasan adalah pembatasan kekuasaan kekuasaan
penguasa politik. Demokrasi adalah sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus
memberi tugas pemerintah untuk menjamin kebebasan tersebut. Demokrasi pada dasarnya
merupakaan pelembagaan dan kebebasan.
Persamaan merupakan sarana penting untuk kemajuan setiap orang. Dengan prinsip persamaan, setiap
orang dianggap sama, tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh akses dan kesempatan sama untuk
mengernbangkan diri sesuai dengan potensinya. Demokrasi berasumsi bahwa semua orang sama
derajat dan hak-haknya sehingga harus diperlakukan sama pula dalam pemerintahan.
Konsep kedaulatan rakyat pada hakekatnya kebijakan yang dibuat adalah kehendak rakyat dan untuk
kepentingan rakyat. Mekanisme semacam ini akan mencapai dua hal. Pertama, kecil kemungkinan
terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan kedua, terjaminnya kepentingan rakyat dalam tugas tugas
pemerintahan. Perwujudan lain konsep kedaulatan adalah pengawasan oleh rakyat. Pengawasan
dilakukan karena demokrasi tidak mempercayai kebaikan hati penguasa. Betapapun niat baik penguasa,
jika mereka menafikan kontrol/kendali rakyat maka ada dua kemungkinan buruk pertama, kebijakan
mereka tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat dan, kedua, yang lebih buruk kebijakan itu korup dan
hanya melayani kepentingan penguasa.
indikator De mokras i
Kerangka kerja penilaian demokratisasi di antaranya dirumuskan APA yang diinspirasi konsep yang
dikembangkan oleh David Beetham dalam membuat indikator demokrasi. Beetham menerjemalikan
“kedaulatan rakyat” (rule of the people) secara lebih spesifik menjadi faktor kontrol popular (popular
control) dan faktor kesetaraan politik (political equality).
Kontrol populer memanifestasikan hak-hak yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengontrol dan
mempengaruhi kebijakan publik dan para pembuat kebijakan. Perlakuan terhadap masyarakat harus
didasari pada keyakinan bahwa setiap orang harus diperlakukan dengan rasa hormat yang setara.
Pilihan tersebut dapat mempengaruhi keputusan kolektif dan semua kepentingan yang mendasari
pilihan tersebut hams diperhatikan (Christine Sussana Tjhin, 2005: 11- 13, 19-21).
Kerangka kerja utama dibagi menjadi 3 komponen utama.
Pertama, Kerangka Kerka Hak-hak Warga Negara yang Kesetaraannya Terjamin (Guaranteed
framework of Equal Citizen Rights). Termasuk di dalamnya adalah akses pada keadilan dan
supremasi hukum, juga kebebasan berekspresi, berserikat dan berkumpul, dan hak-hak dasar yang
memungkinkan masyarakat untuk memperoleh/menjalankan hak-haknya
6. Desentralisasi (Decentralization).
Komponen ketiga adalah Masyarakat yang Demokratis atau Sipil (Civil or Democratic Society).
Cakupan komponen ini meliputi media komunikasi, asosiasiasosiasi sipil, proses-proses
konsultatif dan forum-forum lainnya yang bebas dan pluralistik. Kebebasan dan pluralisme harus
menjamin partisipasi popular dalam setiap proses politik dalam rangka mendorong sikap
responsif pemerintah terhadap opini publik dan terselenggaranya pelayanan publik yang lebih
efektif. Komponen ketiga mencakup 2 tema, yaitu:
1)mMedia yang Independen dan Bebas (Independent and Free Media), dan
Menurut Mohammad Hatta (1953:39-41) demokrasi telah berurat dasar dalam pergaulan hidup kita.
Dikatakan bahwa desa-desa di Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan pemilihan
kepala desa dan adanya rembug desa. Demokrasi ash memiliki 5 unsur yaitu rapat, mufakat, gotong
royong, hak mengadakan protes bersama, dan hak menyingkir dan kerajaan absolut. Tetapi ke-lima
unsur demokrasi desa tersebut perlu dikembangkan dan diperbaharui menjadi konsep demokrasi
Indonesia yang modem. Demokrasi Indonesia modem, menurut Mohammad Hatta harus meliputi 3 hal
yaitu : demokrasi di bidang politik, demokrasi di bidang ekonomi, dan demokrasi di bidang sosial.
Demokrasi Indonesia tidak berbeda dengan demokrasi Barat dalam bidang politik, hanya saja
demokrasi Indonesia perlu mencakup demokrasi ekonomi dan sosial, sesuatu yang tidak terdapat
dalam masyarakat Barat.
UUD 1945 merupakan derivasi dan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, makan secara normative
demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang bersumberkan nilai Pancasila khususnya sila keempat.
Sehingga, saat ini demokrasi tersebut terungkap dalam sila keempat Pancasila yakni kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan pasal 1 ayat 2 UUD 1945
yakni kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar 1945. Oleh
karena itu demokrasi Indonesia dikatakan Demokrasi Pancasila, dimana prinsip-prinsip demokrasi
yang dijalankan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagai berikut:
a. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila
baik sebagai pedoman penyelenggaran maupun sebagai cita-cita.
b. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Pelaksanaan demokrasi Pancasila agar tegak dan berkembang dipusatkan pada 10 pilar demokrasi
(Achmad Sanusi,2006: 193-205), yaitu:
Para pemeran politik dan pemimpin Negara dan semua warga Negara dalam menerapkan demokrasi
tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan dituntut agar mempertanggung jawabkan segala
tindakannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Demokrasi mengharuskan adanya penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dalam bentuk
jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia demi terwujudnya keadilan dalam masyarakat.
Rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi dalam Negara demokrasi. Pelaksanaan kedaulatan
melalui sistem perwakilan. Untuk mengisi lembaga perwakilan perlu dilaksanakan pemilu secara
periodic.
Warga Negara yang cerdas dan terdidik secara politik merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan
demokrasi. Sehingga, pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan politik sangat penting dalam
Negara demokrasi untuk membekali warga negara dengan kesadaran hak dan kewajibannya.
Suatu negara yang demokratis harus ada pembagian kekuasaan agar dapat menghindari terjadinya
pemusatan kekuasaan kepada satu orang dan memberikan kesempatan kepada lembaga lain untuk
melakukan pengawasan dan meminta pertanggungjawaban jalannya pemerintahan.
Hukum melandasi pelaksanaan demokrasi. Tanpa hukum kebebasan akan mengarah perbuatan yang
anarkis. Sehingga, untuk mewujudkan demokrasi yang berdasarkan hukum tidak dapat lepas dan
perlindungan konstitusional, badan peradilan yang bebas, kebebasan berpendapat, berserikat, dan
kesadaran kewarganegaraan.
Pelaksanaan demokrasi harus tetap menjamin tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan
dilaksakanannya otonomi daerah yang semakin nyata dan bertanggung jawab mengindikasikan paham
demokrasi juga semakin berkembang. Sebagai wujud prinsip demokrasi kekuasaan negara tidak
dipusatkan pemerintah pusat saja namun sebagian diserahkan kepada daerah dan menjadi urusan
daerah itu sendiri.
Demokrasi ekonomi adalah sistem pengolahan perekonomian negara berdasarkan prinsip ekonomi.
Perekonomian hams dijaga dan persaingan bebas tanpa batas melalui peraturan perundang-undangan.
Negara mempunyai peran dalam usaha mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Sistem pengadilan yang merdeka member peluang seluas-luasnya kepada semua pihak yang
berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum seadil-adilnya. Pengadilan yang merdeka dan
otonom tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun, namun hakim wajib mempertimbangkan keadilan yang
berkembang di masyarakat.
Praktik demokrasi Indonesia berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang pernah dan berlaku dan
sejarah Indonesia. Mirriam Budiarjo (2008:127-128) menyatakan bahwa dipandang dan sudut
perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai masa Orde Baru dapat dibagi dalam 4 massa, yaitu:
a. Masa pertama Republik Indonesia (1945-1959) yang dinamakan masa demokrasi konstitusional yang
menonjolkan peranan parlemen dan partai- partai dank arena itu dinamakan Demokrasi Parlementer.
b. Masa kedua Republik Indonesia (1959-1965) yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang banyak aspek
menyimpang dan Demokrasi Konstitusional yang secara formal merupakan landasannya dan
menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat.
c. Masa ketiga Republik Indonesia (1965-1998) yaitu masa Demokrasi Pancasila yang merupakan
demokrasi kontitusional yang menonjolkan sistem presidensiil.
d. Masa keempat Republik Indonesia (1998-Sekarang) yaitu masa reformasi yang menginginkan
tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi pada
masa ketiga Republik Indonesia.
Afan Gaffar (1999: 10) membagi alur demokrasi Indonesia terdiri atas:
a. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses
politik yang berjalan
Masa demokrasi terpimpin (1960-1965) merupakan masa dimana demokrasi dipahami dan
dijalankan berdasar kebijakan pemimpin besar revolusi dalam hal ini presiden Soekamo. Belajar dari
kegagalan demokrasi parlementer yang dianggap liberal maka presiden Soekarno mengajukan gagasan
demokrasi yang disesuai dengan kepribadian bangsa. Ciri yang muncul pada masa itu antara lain:
b. Peranan DPR-GR sebagai lembaga legislatif dalam politik nasional menjadi sedemikan lemah
c. Basic human right sangat lemah, dimana Soekarno dengan mudahnya menyingkirkan lawan-lawan
politiknya yang tidak sesuai dengan kebijaksanaannya atau yang mempunyai keberanian untuk
menentangnya
d. Masa puncak dari semangat anti kebebasan pers, dibuktikan dengan pemberangusan harian Abdi
dan Masyumi dan harian Pedoman dan PSIN
e. Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan pemerintah pusat dan daerah
Demokrasi masa pemerintahan Soeharto (1966-1998) dikenal dengan demokrasi Pancasila. Namun
demikian pada masa itu pelaksanaan demokrasi memberi gejala-gejala antara lain:
a. Perkembangan demokratisasi sejak tahun 1998 sampai dengan proses penyelenggaraan Pemilu tahun
2004 telah memberikan peluang untuk mengakhiri masa transisi demokrasi menuju arah proses
konsolidasi demokrasi.
b. Adanya pemilihan langsung presiden dan wakil presiden, pemilihan langsung anggota DPR, DPD
dan DPRD, serta pemilihan langsung kepala daerah merupakan modal awal yang penting bagi lebih
berkembangnya demokrasi pada masa selanjutnya
c. Perkembangan dernokrasi selama ini ditandai pula dengan terumuskannya format hubungan pusat-
daerah yang baru yaitu penguatan desentralisasi dan otonomi daerah
d. Perkembangan demokrasi ditandai pula dengan adanya konsensus mengenai format barn hubungan
sipil-militer yang menjunjung tinggi supremasi sipil dan hubungan Tentara Nasional Indonesia (TNT)
dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait dengan kewenangan dalam melaksanakan sistem
pertahanan dan keamanan
e. Kemajuan demokrasi terlihat pula dengan telah berkembangnya kesadaran-kesadaran terhadap hak-
hak masyarakat dalam kehidupan politik, yang dalam jangka panjang diharapkan mampu menstimulasi
masyarakat lebih jauh untuk makin aktif berpartisipasi dalam mengambil inisiatif bagi pengelolaan
urusan-urusan publik.
Apabila kita menyimak kembali butir pertama dan gambaran demokrasi Indonesia sebagaimana
tertuang dalam RPJP 2005-2025 di atas, maka proses demokrasi atau demokratisasi kita sekarang
sedang berada pada tahap tiga yakni tahap konsolidasi demokrasi. Sebagaimana kita ketahui, tahapan
demokratisasi meliputi:
a. Tahapan pertama adalah pergantian dan penguasa non demokratis ke penguasa demokrasi
Apakah prinsip-prinsip demokrasi memang telah berjalan di Indonesia? Secara teoritik dapat dikatakan
bahwa semakin banyak prinsip demokrasi dijalankan, maka semakin demokratis negara tersebut.
Sebaliknya semakin banyak prinsip demokrasi ditinggalkan, maka semakin jauh negara tersebut dari
kriteria demokrasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh lembaga nasional maupun regional, untuk mengetahui
tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilakukan dengan mengukur seberapa jauh
variable atau indicator yang pada dasarnya merupakan prinsip demokrasi itu dijalankan di Indonesia.
Prinsip yang tidak kalah penting adalah nilai-nilai dasar Pancasila sebagai parameter demokratisasi di
Indonesia.
Simpulan
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan dimana di dalamnya bertujuan untuk mewujudkan
kedaulatan rakyat, sehingga dapat disimpulkan :
1. Prinsip-prinsip demokrasi dan indikator demokrasi yang telah dijalankan di indonesia sudah
sesuai dengan undang-undang yang berlaku di indonesiA yakni adanya kebebasan dari masyarakat
dalam mengemukakan pendapat dan adanya persamaan bagi masyarakat dimuka hukum serta adanya
kedaulatan rakyat sesuai dengan undang-undang dasar 1945 dan pancasila..
Saran
Sebagai negara yang berdaulat, maka di negara yang mengakui adanya kesatuan bagi seluruh tanah
air kita dituntut untuk hidup mengikuti perkembangan zaman, maka sebaiknya kita membawa prinsip-
prinsip demokrasi di kehidupan kita agar baik sesuai dengan pancasila sehingga makna demokrasi atau
tujuan demokrasi tetap berintegritas. Walaupun perjalanan demokrasi di Indonesia sudah berjalan
dengan baik, akan tetapi perlu diperhatikan beberapa yaitu
2. Seharusnya terdapat lembaga negara yang mengawasi perjalanan demokrsi Di indonesia yaitu
semacam cek and balance antara ke tiga kekuasaan Yang terdapat dalam suatu negara demokrasi
supaya tidak terjadi pengusaha Yang mengarah ketindakan sewenang-wenang atau diktator.
DAFTAR PUS TAKA
http://www.edukasippkn.com/2016/05/praktik-demokrasi-di-indonesia- sampai.html
http://andi-chodetz.blogspot.co.id/2013/04/pendidikan-demokrasi.html.
As’ad Said Au. 2009. Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta:
LP3ES.
Kaelan; Zubaidi, Achmad, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi berdasar SK
Dirjen Dikti No 43/DIKTI/KEP/2006, Paradigma, Yogyakarta.
http://www.edukasippkn.com/20166/05/prinsip-prinsip-utama-dan-indikator. html