BERNEGARA
“Kewarganegaraan”
DISUSUN OLEH :
DOSEN :
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran
yang benar yaitu agama Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manfaat Demokrasi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan manfaat demokrasi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan manfaat demokrasi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
pengajar matakuliah kewarganegaraan atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah
ini. juga kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah
ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai materi manfaat demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Faris Destiana
2ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan Penulisan 4
1.4. Manfaat 4
BAB IV PENUTUP 13
4.1 Kesimpulan 13
4.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau
melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani
δημοκρατία – (dēmokratía) “kekuasaan rakyat”, yang dibentuk dari kata δῆμος (demos)
“rakyat” dan κράτος (Kratos) kekuasaa”, merujuk pada system politik yang muncul
pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena,
menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM.
Kalimat Efektif adalah kalimat yang disusun secara sadar untuk mencapai daya
informasi yang diinginkan oleh penulis terhadap pembacanya (Fuad,dkk, 2009:58). Dalam
hal ini, kalimat yang disusun harus jelas, sehingga informasi yang disampaikan mudah
diterima oleh pembacannya.
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu membuat isi dan maksud yang
disampaikannya itu tergambar lengkap dalam pikiran isi penerima (pembaca) persis seperti
yang disampaikan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun yang secara sadar untuk mencapai daya
informasi yang diinginkan oleh penulis terhadap pembacannya. Selain itu, kalimat efektif
junga memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca identik dengan apa yang difikirkan pembicara atau penulis
(Akhadiah, 1997).
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,
maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu
penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar,
pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang memiliki potensi untuk menyampaikan pesan, ide, gagasan atau informasi
secara utuh, jelas dan tepat, sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami maksud
yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis.
6
B. Demokrasi dari tanggal 18 agustus 1945 dampai 27 desember 1949
Setelah terbentuknya pemerintahan tanggal 18 agustus 1945, pemerintahan
diatur berdasarkan hukum nasional, terlihat dalam pasal 1 ayat 2 dinyataka
“kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”.
Namun karena MPR belum terbentuk maka, dalam aturan peralihan pasal IV
ditegaskan “sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD, segala
kekuasaanya dijalankan oleh presiden dengan bantuan komite nasional”. Dilihat
dasar negara dan UUD 1945 tersebut Negara Indonesia antara tahun 1945-1949
adalah Negara demokrasi, walaupun pelaksanaanya belum sesuai dengan prinsip-
prinsip yang diharapkan dalam UUD 1945. Hal ini terlihat kekuasaan presiden
terlalu luas. Untuk mengembalikan prinsip demokrasi maka dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. KNIP diberi wewenang menjalankan fungsi legislative (didasarkan maklumat
wakil presiden no X tanggal 5 november).
2. Rakyat diberi kebebasan untuk mendirikan partai politik (dasar maklumat
pemerintah tanggal 3 november 1945)
3. Maklumat presiden tanggal 14 november 1945 tentang perubahan sistem
perubahan presidensil menjadi parlementer.
D. Pelaksanaan demokrasi terpimpin pada kurun waktu 5 juli 1959- 11 maret 1966
Menurut Ir. Sopekarno demokrasi terpimpin adalah “demokrasi yang
terpimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan”.
Konsep demokrasi terpimpin sebenarnya baik karena didasarkan pada pancasila.
Demokrasi terpimpin sebenarnya untuk mengoreksi praktik demokrasi liberal
yang terlalu mengutamakan kebebasan individu ternyata tidak cocok dengan
kepribadian Indonesia. Akan tetapi pelaksanaan demokrasi terpimpin ternyata
menyimpang dari Pancasila maupun UUD 1945 hal ini karena yang ditonjolkan
bukan nilai-nilai demokrasi tetapi terpimpinnya, terlihat setiap pengambilan
keputusan bila tidak dapat ditempuh mufakat maka keputusan diserahkan pada
presiden.
E. Demokrasi pancasila pada masa orde baru (11 maret 1966 – 21 mei 1998)
7
Dengan terjadinya penyimpangan yang menonjol terhadap pancasila dan UUd
1945 menyebabkan terjadinya kekacauan dari seluruh lapisan masyarakat, bangsa
dan Negara yang meliputi segala aspek kehidupan bahkan hampir saja
menghancurkan Negara proklamasi atau NKRI. Hal ini yang mendorong
munculnya TRITURA yang akhirnya melandasi lahirnya orde baru yang tertekat
melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dengan
semangat itu seluruh kegiatan penyelenggaraan Negara diupayakan dengan
ketentuan yang bersumber pada pancasila dan UUD 1945 (disebut demokrasi
pancasila).
Pada masa ini terjadi perubahan yang mendasar, partai politik mengalami
penyederhanan sehingga peran partai politik dalam Negara dpat dimaksimalkan.
Bagi kepentingan rakyat, pemilu dapat diselenggarakan secara periodik tiap 5
tahun, pembangunan berencana dapat berjalan dengan lancar yang desebut
PELITA, kestabilan pemerintah terjamin bahkan pertumbuhan ekonomi pun
sangat menggembirakan. Kelemahan yang terjadi pada masa orde baru adalah
dalam menafsirkan dan menerapkan UUD 1945.
Demokrasi pancasila pada masa orde baru memilki cirri-ciri sebagai berikut;
1. Pelaksanaan UUD 1945 secara formalitas sedangkan substansinya atau makna
sebenarnya untuk menjamin kepentingan penguasa. Hal ini sulit bila dikatakan
sebagai penyimpangan secara formal atau konstitusional.
2. Pemilu berjalan secara periodic dan lancar. Namun dalam draft real terjadi
ketidakseimbangan kesempatan untuk berkembang dari setiap parpol karena
adanya single mayority.
3. Control sosial dari masyarakat kurang berjalan lancar karena adanya
penerapan manajemen tertutup sehingga budaya ABS (asal bapak senang)
4. Pada masa orde baru stabilitas politik dan keamanan terjamin sebab memang
pemerintah cenderung menerapkan pendekatan keamanan.
5. Munculnya praktek-praktek KKN (korupsi, Kolusi, dan nepotisme) dalam
tubuh pemerintahan.
F. Pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi
Reformasi merupakan istilah periode pemerintahan paska orde baru yang
dartikan sebagai suatu gerakan untuk menata kembali kehidupan pemerintahan
berdasarkan sandi-sandi kehidupan yang dicita-citakan demi terwujudnya
masyarakat madani, yaitu tata kehidupan masyarkat sipil yang tentram, damai,
aman, dan demokratis serta terjaminnya HAM.
Selama masa yang singkat itu bangsa Indonesia berhasil menetapkan berbagai
peraturan perundang-undangan yang penting bagi pengembangan demokrasi.
Perkembangan yang pesat dalam sendi-sendi demokrasi antara lain;
1. Adanya jaminan kebebasan pers
2. Adanya jaminan tata cara penyampaian pendapat dimuka umum (kebebasan
mimbar) yang diatur dalam UU. Seperti aksi unjuk rasa, pawai, mogok kerja
dan sebagainya.
3. Kebebasan berpolitik dibuka seluas-luasnya
4. Terbukanya kontrol sosial dari masyarkat terhadap pemerintah seperti LSM,
perorangan, organisasi/lembaga maupun dari DPR
5. Terselenggaranya pemilu yang transparan untuk memilih anggota legislatif,
presiden dan wakil presiden langsung oleh rakyat.
8
BAB III
MANFAAT DEMOKRASI
9. Samuel Huntington
Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam
sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan
di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir
seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.
11
d. Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
e. Menghargai hak-hak kaum minoritas;
f. Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
g. Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk
menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Saat ini demokrasi menjadi salah satu sistem politik yang paling banyak
digunakan di dunia. Semua ini tidak terlepas dari pengaruh barat serta liberalisasi
di berbagai aspek kehidupan, tidak sedikit membawa keuntungan namun tidak
sedikit pula membawa kerugian bagi negara maupun rakyat sebagai objek
demokrasi.
Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan
satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak
langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan, dimana setiap-
setiap kelompok masyarakat memiliki seorang perwakilan dalam parlemen atau
dewan.
Sebuah konsep demokrasi dan bentuk system demokrasi pada suatu
pemerintahan, harus berlandaskan pada sikap dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena demokrasi merupakan wujud dari kebersamaan dalam Negara
juga merupakan hak sekaligus kewajiban bagi warga Negara, yang dimana
sesungguhnya kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat secara mutlak.
4.2 Saran
Pemerintah wajib memberikan pendidikan politik secara lebih intensive
kepada rakyat, supaya tidak mudah terpengaruh pencitraan atau ekspose media
yang berlebihan. Karena selama ini hanya medialah yang mampu memberikan
pendidikan politik secara massive dan gratis. Akan tetapi pemerintah juga harus
mengendalikan media dalam upaya untuk mencegah media sebagai alat politik
golongan saja.
Akan tetapi media haruslah netral dalam pemberitaannya sesuai dengan
kode etik yang berlaku, dimana media haruslah independen dan netral.
Selain itu budaya demokrasi haruslah disesuaikan dengan kontur
masyarakat Indonesia yang majemuk. Negara tidak bias mengambil kebijakan
sepihak dalam penentuan jenis dan sistem demokrasi, akan tetapi harus
memperhatikan dan meneliti kondisi social politik dalam negeri. Mewujudkan
budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu adanya usaha dari semua warga
negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah adanya niat untuk memahami nilai-
nilai demokrasi dan mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.
Pemerintah juga dituntut untuk melakukan perubahan-perubahan serta
revisi dari sistem demokrasi saat ini yang masih tidak beraturan serta tidak jelas
arah politiknya, serta menghentikan segala sesuatu usaha untuk menempatkan
“rakyat” sebagai tameng ataupun kendaraan politik sekelompok golongan saja.
Karena kegiatan seperti ini dapat menimbulkan perpecahan di dalam harmoni
persatuan rakyat Indonesia yang sudah tertata selama puluhan tahun menjadi kesia-
siaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-demokrasi-dan-
jenis-jenis.html (Diakses pada tanggal 25/Juli/2023).
http://www.tugassekolah.com/2017/09/contoh-contoh-demokrasidalam-kehidupan.html (Diakses
pada tanggal 25/Juli/2023)
https://guruppkn.com/contoh-perwujudan-demokrasi-di-lingkungan-bangsadan-negara (Diakses
pada tanggal 25/Juli/2023)
14