Anda di halaman 1dari 11

DEMOKRASI PANCASILA

Di susun oleh :

VIQRUL MUNTAS AVI ZENA

NRP :

195730149

PRODI :

NAUTIKA

KELAS :

GOLF
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan perlindungan-Nya makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Harcici selaku dosen
Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga secara langsung
menambah pengetahuan kami. Tak lupa kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam
terselesaikannya makalah ini.

Makalah ini membahas tentang Demokrasi yang mana merupakan suatu hal yang memiliki peranan
penting dalam berbagai bidang kehidupan, tak lupa kami juga memasukan sejarah perkembangannya
di Indonesia. Demokrasi ini menjadi suatu pegangan bagi kita dalam kehidupan, baik yang berkaitan
dengan politik, sosial, budaya, pendidikan dan lain-lain, pentingnya demokrasi bagi sebuah negara
memaksa kita juga untuk mempelajari dan memahami secara utuh apa itu demokrasi.

Dengan terselesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan pembelajaran yang baik
bagi kita semua dalam peningkatan pengetahuan terkait dengan demokrasi. Harapan kami juga
semoga apa yang tulis didalamnya memiliki nilai akademis yang dapat menunjang pengetahuan
akademisi kita, untuk itu mari kita menambah dan meningkatkan pengetahuan kita demi terwujudnya
bangsa Indonesia yang edukatif. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
untu lebih meningkatkan lagi pemahaman kita semua, baik terkait dengan isi maupun sistematika dan
cara penulisannya. Akhir kata kami ucapkan selamat membaca.

Semarang, Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

A. Pengertian Demokrasi.............................................................................................. 2

B. Unsur-Unsur Pendukung Tegaknya Demokrasi...................................................... 3

C. Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia..................................................... 5

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 7

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 7

B. Saran ............................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekalipun hampir setiap orang mengatakan kata demokrasi, khususnya setelah lahir era reformasi,
kata demokrasi masih banyak disalah artikan. Sejak lengsernya Orde Baru di tahun 1998, demokrasi
menjadi kosakata umum bagi siapa saja yang hendak menyatakan pendapat. Dari kalangan
cendekiawan hingga kalangan awam menggunakan demokrasi dengan pengertian masing-masing.
Berbaeda dengan masa lalu, demokrasi kini sudah menjadi semua orang dengan pemahaman yang
berbeda. Seperti halnya agama, demokrasi banyak digunakan dan di ungkapkan dalam perbincangan
sehari-hari, tetapi banyak juga disalah pahami bahkan acap kali ia dikontraskan dengan agama,
padahal prinsip-prinsip moral agama dapat bertemu dengan nilai-nilai demokrasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud demokrasi?

2. Apa unsur-unsur pendukung tegaknya demokrasi?

3. Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia?

C. Tujuan

1. Memahami arti demokrasi.

2. Memahami unsur-unsur pendukung tegaknya demokrasi.

3. Memahami sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Secara etimologi “demokrasi” terdiri dari dua kata Yunani, yaitu demos, yang berarti rakyat atau
penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos, yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan
dua kata demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) memiliki arti suatu sistem pemerintah dari,
oleh, dan untuk rakyat.

Sedangkan pengertian demokrasi secara termologi adalah seperti yang dinyatakan oleh para ahli
tentang demokrasi:

a. Joseph A. Schmeter menyatakan, demokrasi merupakan suatu perencana institusional untuk


mencapai keputusan politik di mana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan
cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.

b. Sidney Hook berpendapat, demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-


keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

c. Henry B. mayo menyatakan, demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang
menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip persamaan
politik dan diselenggarakan dalam suasana terjamin kebebasan politik.

Dari beberapa pendapat di atas, dapatkan disimpulkan bahwa hakikat demokrasi adalah peran untuk
rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain, pemerintahan demokrasi adalah
pemerintahan di tangan rakyat yang mengandung pengertian tiga hal:

1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people) mengandung pengertian bahwa suatu
pemerintahan yang sah adalah atau pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan
mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi, pemilihan umum. Pengakuan dan dukungan rakyat
bagi suatu pemerintahan sangatlah penting , karena dengan legitimasi politik tersebut pemerintah
dapat menjalankan roda birokrasi dan program-programnya sebagai wujud dari amanat yang
diberikan rakyat kepadanya.

2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people) memiliki pengertian bahwa suatu
pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan atas dorongan pribati elite negara
atau elita birokrasi. Selain pengertian ini , unsur kedua ini mengandung pengertian bahwa dalam
menjalankan kekeuasaannya, pemerintah berada dalam pengawasan rakyat (social control).
pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung melalui para
walinya di parlemen. Dengan adannya pengawasan para wali rakyat di parlemen ambisi
otoritarianisme dari para penyelenggara negara dapat dihindari.
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people) mengandung pengertian bahwa
kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalan kan untuk kepentingan
rakyat. Kepentingan rakyat umum harus dijadikan landasan utama kebijakan sebuah pemerintahan
yang demokratis.

Demi terciptanya proses demokrasi setelah terbentuknya sebuah pemerintahan demokratis lewat
mekanisme pemilu demokratis, negara berkewajiban untuk membuka saluran-saluran demokrasi.
Selain saluran demokrasi formal lewat DPR dan partai Politik, untuk mendapat masukan dan kritik
dari warga negara dalam rangka terjadinya kontrol terhadap jalannya pemerintahan, pemerintah
yang demokratis berkewajiban menyediakan dan menjaga saluran-saluran demokrasi nonformal bisa
berupa penyediaan fasilitas-fasilitas umum atau ruang publik (public sphere) sebagai sarana interaksi
sosial, seperti stasiun radio dan televisi, taman, dan lain-lain. Sarana publik ini dapat digunakan oleh
semua warga negara untuk menyalurkan pendapatnya secara bebas dan aman. Rasa aman dalam
menyalurkan pendapat dan sikap harus dijamin oleh negara melalui undang-undang yang dijalankan
oleh aparaturnya secara adil.

Hal lainnya yang menunjang kebebasan berekspresi dan berorganisasi adalah dukungan pemerintah
terhadap kebebasan pers yang bertanggung jawab. Pers bebas bertanggung jawab adalah sistem pers
dengan iklim pemberitaan yang objektif dan seimbang dan tersedianya jalur dan mekanisme hukum
bagi siapa saja yang merasa dirugikan oleh suatu pemberitaan surat kabar atau media elektronik.

Unsur-Unsur Pendukung Tegaknya Demokrasi

Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tatanan kehidupan kenegaraan, pemerintahan, ekonomi, sosial,
dan politik sangat bergantung kepada keberadaan dan peran yang dijalankan oleh unsur-unsur
penopang tegaknya demokrasi itu sendiri. Beberapa unsur-unsur penting penopang tegaknya demokrasi
antara lain: (1) negara hukum (2) masyarakat madani; (3) aliansi kelompok strategis.

1. Negara Hukum (Rechtsstaat atau The Rule of Law)

Negara hukum (Rechtsstaat atau The Rule of Law) memiliki pengertian bahwa negara memberikan
peerlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak
memihak serta penjaminan Hak Asasi Manusia (HAM). Secara garis besar negara hukum adalah sebuah
negara dengan gabungan kedua konsep rechtsstaat dan the rule of law. Konsep rechtsstaat mempunyai
ciri-ciri sebagai brikut:

a. Adanya perlindungan terhadap HAM.

b. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk menjamin perlindungan
HAM.

c. Pemerintah berdasarkan peraturan.

d. Adanya peradilan administrasi.


Sedangkan, the rule of law dicirikan oleh adanya:

a. Supermasi aturan-aturan hukum.

b. Kesamaan kedudukan di depan hukum (equality before the law).

c. Jaminan perlindungan HAM.

Istilah negara hukum di indonesia dapat di temukan dalam penjelasan UUD 1945 yang berbunyi:
“indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat) dan bukan berdasarkan atas kekuasaan
belaka (machtsstaat)”.Penjelasan tersebut sekaligus merupakan gambaran sistem pemerintahan negara
Indonesia.

1. Masyarakat Madani (Civil Society)

Masyarakat madani atau civil society adalah masyarakat dengan ciri-cirinya yang terbuka, egaliter, bebas
dari dominasi dan tekanan negara.Masyarakat madani merupakan elemen yang sangat segnifikan dalam
membagun demokrasi. Posisi penting masyarakat madani dalam pembangunan demokrasi adalah
adanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses pengambilan keputusan yang di lakukan oleh negara
atau pemerintah.

Perwujudan masyarakat madani secara konkret dilakukan oleh berbagai organisasi-organisasi di luar
negara (non-government organization) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dalam praktiknya,
masyarakat madani dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai mitra kerja lembaga-lembaga
negara maupun melakukan fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintah. Dengan demikian masyarakat
madani (civil society) sebagaimana negara menjadi sangat penting keberadaannya dalam mewujudkan
demokrasi. Dalam peran demokrasinya , masyarakat madani dapat tumpuan sebagai komponen
penyeimbang kekuatan negara yang memiliki kecenderungan koruptif. Penjelasan teoretis masyarakat
sipil (civil society).

2. Aliansi Kelompok Strategis

Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya demokrasi adalah adanya aliansi kelompok
strategis yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan dan kelompok penekan atau kelompok
kepentingan termasuk di dalamnya pers yang bebas dan bertanggung jawab. Partai politik merupakan
struktur kelembagaan politik yang anggota-anggotanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu
memperoleh kekuasaan dan kedudukan politik untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan politiknya.
Sedangkan, kelompok gerakan yang di perankan oleh organisasi masyarakat merupakan sekumpulan
orang-orang yang berhimpun dalam satu wadah organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan
warganya, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan islam (Persis), Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa
Nasionalis Indonesia (GMNI), dan oranisasi masyaarakat lainya.
Hal yang tidak kalah pentingnya bagi tegaknya demokrasi adalah keberadaan kalangan cendekiawan dan
pers bebas. Kaum cendekiawan, kalangan civitas akademika kampus, dan kalangan pers merupakan
kelompok penekan yang signifikan untuk mewujudkan sistem demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintah negara yang akuntabel. Bersamaan dengan kelompok politik, kedua kelompok dua terakhir
ini dapat saling bekerja sama dengan kelompok lainnya untuk melakukan oposisi terhadap pemerintah
manakala ia berjalan tidak demokratis.

Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Konsep demokrasi lahir dari tradisi pemikiran Yunani tentang hubungan negara dan hukum, yang di
praktikkan antara abad ke-6 SM sampai abad ke-4 M. Demokrasi yang dipraktikkan pada masa itu
terbentuk demokrasi langsung, yaitu hak rakyat untuk membuat keputusan politik dijalankan secara
langsung oleh seluruh warga negara berdasarkan prosedur mayoritas.

Sejarah demokrasi di Indonesia dapat di bagi ke empat periode: Periode 1945-1959, periode 1959-
1965, periode 1965-1998, dan periode pasca Orde Baru.

1. Periode 1945-1959

Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan Demokrasi Parlementer. Sistem parlementer ini
mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamasikan. Namun demikian, model demokrasi ini
dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan
demokrasi model Barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik untuk
mendominasi kehidupan sosial politik.ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai dengan sistem
demokrasi parlementer ini akhirnya melahirkan fragmentasi politik berdasarkan afiliasi kesukuan dan
agama. Akibatnya, pemerintahan yang berbasis pada koalisi politik pada masa ini jarang dapat
beertahan lama. Koalisi yang dibangun dengan sangat mudah pecah. Hal ini mengakibatkan
destabilisasi politik nasional yang mengancam integrasi nasional yang sedang dibangun. Persaingan
tidak sehat antara faksi-faksi politik dan pemberontakan daerah terhadap pemerintah pusat telah
mengancam berjalannya demokrasi itu sendiri.

2. Periode 1959-1965

Periode ini dikenal dengan sebutan Demokrasi Terpimpin (Guided Democracy).ciri-ciri demokrasi ini
adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya pengaruh komunis dan peranan tentara (ABRI)
dalam panggung politik nasional. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai
usaha untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan politik melalui pembentukan kepemimpinan
personal yang kuat. Sekalipun UUD 1945 memberi peluang seorang presiden untuk memimpin
pemerintahan selama lima tahun, ketetapan MPRS No. III/1963 mengangkat Ir.Soekarno sebagai
presiden seumur hidup. Dengan lahirnya ketetapan MPRS ini secara otomatis telah membatalkan
pembatasan waktu lima tahun sebagaimana ketetapan UUD 1945.

3. Periode 1965-1998
Periode ini merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto dengan Orde Barunya. Sebutan Orde
Baru merupakan kritik terhadap periode sebelumny, Orde Lama. Orde Baru, sebagaimana dinyatakan
oleh pendukungnya, adalah upaya untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap Undang-
Undang Dasar 1945 yang terjadi dalam masa Demokrasi Terpimpin. Seiring pergantian kepemimpinan
nasional, demokrasi terpimpin ala Presiden Soekarno telah diganti oleh elite Orde Baru dengan
Demokrasi Pancasila.Beberapa kebijakan pemerintah sebelumnya yang menetapkan masa jabatan
presiden seumur hidup untuk Presiden Soekarno telah dihapuskan dan diganti dengan pembatasan
jabatan presiden lima tahun dan dapat dipilih kembali melalui proses pemilu.

4. Periode Pasca Orde Baru

Periode pasca Orde Baru sering disebut dengan era Reformasi. Periode ini erat hubungannya dengan
gerakan reformasi rakyat yang menuntut pelaksanaan demokrasi dan HAM secara konsekuen.
Tuntutan ini ditandai oleh lengsernya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan Orde Baru pada Mei
1998, setelah lebih dari tiga puluh tahun berkuasa dengan Demokrasi Pancasilanya. Penyelewengan
atas dasar negara Pancasila oleh penguasa Orde Baru berdampak pada sikap antipati sebagian
masyarakat terhadap dasar negara tersebut. Pengalaman pahit yang menimpa Pancasila, yang pada
dasarnya sangat terbuka, inklusif, dan penuh nuansa HAM, berdampak pada keengganan kalangan
tokoh reformasi untuk menambahkan atribut tertentu pada kata demokrasi. Bercermin pada
pengalaman manipulasi atas Pancasila oleh penguasa Orde Baru, demokrasi yang hendak
dikembangkan setelah kejatuhan rezim Orde Baru adalah demokrasi tanpa nama atau demokrasi
tanpa embel-embel di mana hak rakyat merupakan komponen inti dalam mekanisme pelaksanaan
pemerintahan yang demokratis. wacana demokrasi pasca Orde Baru erat kaitannya dengan
pemberdayaan masyarakat madani (civil society) dan penegakan HAM secara sungguh-sungguh.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwasannya demokrasi adalah sebuah sisten sosial yang paling baik dari sekian
banyak sistem yang ada dewasa ini. Pengertian umum demokrasi adalah suatu model pemerintahan
atau sistem sosial yang bertumpu pada kepentingan rakyat dari, oleh dan untuk rakyat. Untuk
mendukung terlaksananya demokrasi, perlu didukung oleh enam norma atau unsur pokok yang
dibutuhkan oleh tatanan masyarakat pluralisme, yaitu: pertama, kesadaran akan adanya pluralisme.
Kedua, musyawarah. Ketiga, sejalan dengan tujuan. Keempat, ada norma kejujuran dan mufakat.
Kelima, kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban; Keenam, adanya trial and error
(percobaan dan salah). sedangkan unsur-unsur penting penopang tegaknya demokrasi antara lain: (1)
negara hukum; (2) masyarakat madani; (3) aliansi kelompok strategis.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Komaruddin dan Azyumardi Azra,2008.Demokrasi,Ham, dan Masyarakat madani,Jakarta:


ICCE.

Amin, M.Masyhur dan Mohammad Nadjib, 1993. Agama, Demokrasi, dan Transformasi Sosial,
Yogyakarta: LKPSM.

Azhar, Ipong. S, 1996. “Demokrasi, Hukum, dan Perlindungan HAM”, Media Indonesia, 9 Desember.

Anda mungkin juga menyukai