Makalah ini ditulis untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Tatanegara Dan Hukum
Administrasi Negara
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Juliandre lombo (2202021009)
Swt.Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi mata kuliah hukum tatanegara
masih terdapat banyak kekurangan, olehkarena itu kritik dan saran dari semua pihak
berikutnya. Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri atassegala kekurangan dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis berharap makalah ini
penelitian yang lebih mendalam. Saya sadar bahwa dalam prosespenyusunan makalah
mengharapkankritikdansarandaripembacasekalian.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang................................................................................................. 1
B. RumusanMasalah............................................................................................ 1
C. TujuanPenulisan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian lembaga penyelenggara pemilihan umum..................................... 3
B. Lembaga penyelenggara pemilihan umum pada masa orde lama...................
C. Lembaga penyelenggara pemilihan umum pada masa orde baru....................
D. Lembaga penyelenggara pemilihan umum pada masa reformasi................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pemilu merupakan mekanisme untuk memilih wakil rakyat di badan Eksekutif
maupun Legislatif di tingkat pusat maupun daerah.Pemilihan umum di Indonesia sejak
1955 hingga saat ini yang terakhir di Pemilu serentak 2019 mengalami banyak sekali
perubahan dari aspek kerangka hukum, penyelenggara, tahapan, peserta, kelembagaan,
Pelanggaran, maupun manajemen pelaksaannya. Salah satu ukuran dalam menilai
sukses nyapenyelenggaraan pemilihan umum adalah partispasi politik yang diwujudkan
dengan pemberian hak suara oleh masyarakat yang telah mempunyai hak pilih. Boleh
dikatakan bahwa semakin tinggi partipasi masyarakat dalam pemilahan umum itu lebih
baik.Sebaliknya, tingkat partispasi yang rendah pada umumnya dianggap sebagai tanda
yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh
perhatian terhadap negara.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana lembaga penyelenggaraan pemilihan umum pada masa orde lama, orde
baru, dan masa reformasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui penyelenggaraan pemilihan umum pada masa orde lama, orde baru,
dan masa reformasi
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan utama dari lembaga administrasi pemilihan umum atau EMB ini adalah
untuk mengantarkan sebuah pemilihan umum yang bebas dan adil kepada para pemilih.
Untuk itu, ia harus melakukan semua fungsinya dengan tidak berpihak dan secara efektif ia
harus meyakinkan bahwa integritas setiap proses pemilihan umum telah cukup terlindungi
dari petugas-petugas yang tidak kompeten maupun para manipulator yang ingin bertindak
curang.
Hal-hal paling penting dari sebuah penyelenggaraan pemilihan umum yang bebas
dan adil, dan lembaga ideal untuk melaksanakan pemilihan umum meliputi beberapa hal
yaitu:
Fungsi dari badan administasi pemilu atau lembaga pemilu, menurut International
IDEA terdapat 8 (delapan) area yang terbagi dalam divisi-divisi fungsional yang harus ada
dalam sebuah komisi pemilihan umum:
Divisi personalia untuk melakukan rekrutmen dan melatih para petugas di seluruh negeri;
Akibat dari sistem Kabinet Parlementer dan sistem multi partai yang 197 dianut
oleh bangsa Indonesia saat itu, maka kabinet yang berkuasa rata-rata tidak berumur
panjang. Kabinet belum berhasil menggarap satupun program yang dibuatnya, sehingga
terpaksa harus mengembalikan pelimpahan kewenangan atau mandatnya. Hal ini
disebabkan oleh partai politik yang menjadi saingannya yang biasanya bertindak sebagai
pihak penentang, dan mereka lebih sering bersikap mencari kelemahan dari kabinet
tersebut untuk menjatuhkan. Tiap partai politik lebih mengutamakan kepentingan partainya
daripada kepentingan nasional. Hal ini sangat mengganggu kestabilan pemerintahan dan
menghambat pembangunan nasional. Keadaan seperti itu menimbulkan frustasi dan
kegelisahan di kalangan rakyat.
Memasuki awal 1955 mulai timbul gejala ketidakpuasan rakyat, yang disusul
dengan tuntutan-tuntutan agar segera diadakan pemilihan umum. Dengan pemilihan umum
ini diharapkan dapat mengakhiri suasana ketidakstabilan politik, kemudian terbentuklah
pemerintah yang stabil dan kuat. Dengan peme- rintahan yang kuat dan stabil tiap kabinet
dapat menyelesaikan programnya sehingga kestabilan sosial dan ekonomi rakyat dapat
terwujud. Pemilihan umum sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan demokrasi
dengan tujuan mengikutsertakan rakyat dalam menentukan wakil dan calon pemimpinnya
belum dapat diselenggarakan di tahun-tahun awal kemerdekaan karena revolusi saat itu
2
Indra Pahlevi, jurnal LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
DI INDONESIA: BERBAGAI PERMASALAHANNYA
memang berada dalam suasana dimana kegiatan lebih diarahkan untuk mempertahankan 3
kemerdekaan ditambah pula dengan pertika an internal di dalam lembaga politik itu
sendiri.
Pada tanggal 16 April 1955 diumumkan bahwa pemilihan umum akan dilaksanakan
pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember
1955 untuk memilih anggota konstituante. Dengan adanya pengumuman tersebut, maka
partai politik mulai berkampanye untuk menarik simpati dari rakyat. Kabinet Ali jatuh
pada tanggal 24 Juli 1955, maka pemilihan umum diadakan pada masa kabinet Burhanudin
Harahap (12 Agustus 1955 sampai dengan 3 Maret 1956). Sedangkan waktu pemilihan
umum yang telah ditetapkan oleh kabinet Ali Sastroamijoyo I tidak mengalami perubahan.
3
Indra Pahlevi, jurnal LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
DI INDONESIA: BERBAGAI PERMASALAHANNYA