Oleh :
i
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan yang penulis miliki. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
Madiun, 2023
(___________)
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................4
D. Manfaat...............................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................7
A. Pemilihan Umum................................................................................................7
B. Tujuan dan Fungsi Pemilihan Umum...............................................................10
C. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).................................................................11
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................16
A. Divisi Produksi (Production)............................................................................16
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN..........................................................................17
A. Kesimpulan.......................................................................................................17
B. Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu bentuk partisipasi politik rakyat dalam pemerintahan yang demokratis adalah
menjadi suatu jabatan atau posisi di dalam lembaga negara. Pemilu sudah mulai
dilaksanakan pada tahun 1955. Akan tetapi pada masa itu yang masih berada
benar-benar jujur dan adil (honest and fair). Selama Masa Orde Baru, rakyat
1
maupun proses pemilu sehingga mengintimidasi Hak Asasi Manusia dalam
dalam pemilu harus diimbangi dengan proses dan hasil pemilu yang berasaskan
pada kejujuran dan keadilan. Nantinya setelah proses pemilu selesai, maka
yang di dapat dari suara rakyat. Sehingga pejabat tersebut tidak boleh
rakyat. Maka dari itu melalui proses pemilu yang jujur dan adil akan
2020). Karena apabila proses pemilu tidak dilaksanakan secara jujur dan adil
maka suara rakyat akan disalahgunakan oleh pejabat pemerintahan yang dipilih
2
Penyelenggaraan pemilihan umum secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pengawasan pemilu ini baru muncul dalam
rezim penguasa (Bawaslu RI, 2017). Kemudian pada Pemilu tahun 1987, protes
pemerintah dan DPR yang ketika itu didominasi oleh Golkar dan Angkatan
pemilu berikutnya. Pemerintah juga mengenalkan adanya badan baru yang akan
(LPU). Saat ini lebih dikenal dengan istilah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Pengawasan Pemilu di tingkat Kabupaten/ Kota yang awalnya adhoc saja maka
3
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) ini bertugas mengarahkan dan
penyelenggaraan pemilu dapat tercapai dengan baik sesuai dengan apa yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
4
1. Mengetahui pentingnya peranan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam
D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
5
b. Bagi Masyarakat
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemilihan Umum
Secara umum pemilu merupakan cara yang dilakukan oleh rakyat untuk
pemerintahan.
pemerintahan dijalankan oleh presiden dan Kepala Daerah yang juga dipilih
secara langsung. Anggota legislatif maupun Presiden dan Kepala Daerah karena
wakil rakyat dalam siklus ketatanegaraan yang begitu penting dan agar wakil-
7
wakil rakyat benarbenar bertindak atas nama rakyat, maka wakil rakyat tersebut
pilihnya;
legislatif.
penduduk dan rakyat Indonesia yang telah dewasa memiliki hak untuk
baik cabang eksekutif maupun legislatif akan terlaksana secara berkala dengan
Asas pemilu menurut UU No.23 tahun 2003, tentang Pemilihan Presiden dan
1. Langsung
8
Artinya rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan
2. Umum
Artinya semua warga negara yang telah berusia 17 tahun atau telah menikah
berhak untuk ikut memilih dan telah berusia 21 tahun berhak dipilih dengan
3. Bebas
Artinya rakyat pemilih berhak memilih menurut hati nuraninya tanpa ada
4. Rahasia
Artinya rakyat pemilih dijamin oleh peraturan tidak akan diketahui oleh
pihak siapa pun dan dengan jalan apa pun siapa yang dipilihnya atau kepada
5. Jujur
pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus
6. Adil
pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak
9
manapun. Adapun selanjutnya tujuan pemilu menurut Pasal 4 Undang-
pemilu
berikut:
badan badan perwakilan rakyat melalui wakil wakil yang terpilihatau partai
10
3. Pemilu sebagai sarana memobilisasi, menggerakan atau menggalang
dukungan rakyat terhadap Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta
untuk :
11
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan
Adapun tugas dan wewenang Bawaslu secara umum ialah untuk mengelola
selanjutnya mengatur tata cara yang terkait dengan pelaksanaan pemilihan umum
dan melakukan berbagai kewajiban yang telah diatur oleh undang-undang (Ja’far,
2018:65-66).
12
2. Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap:
a. Pelanggaran pemilu;dan
perundang-undangan
calon anggota DPD, dan calon anggota DPRD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
h. Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat hasil
13
i. Rekapitulasi hasi penghitungan perolehn suara di PPK, KPU
DKPP
Terpadu
peraturan perundang-undangan
undangan.
14
1. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan
Indonesia;
undangan ;
kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu;
peraturan perundangundangan;
15
9. Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/ Kota, dan Panwaslu
LN;
undangan.
16
BAB III
PEMBAHASAN
Tahapan Pemilu
prinsip:
1. Mandiri
2. Jujur
3. Adil
4. Berkepastian hukum
5. Tertib
6. Terbuka
7. Proporsional
8. Profesional
9. Akuntabel
10. Efektif
17
11. Efisien
adalah tujuan dari KPU itu sendiri. Sebagaimana diatur dalam Pasal 4
Pemilu; dan
agar terwujudnya Pemilu yang berjalan luber jurdil (langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur dan adil). Dalam rangka mendukung hal tersebut, maka Bawaslu
sosial, forum warga, gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu, Satuan Karya
18
ketujuh program tersebut dapat dilaksanakan sampai ke desa-desa agar lebih
yang baik.
penindakan tegas, efektif, dan menjadi hakim pemilu yang adil. Secara historis,
Agar berperan efektif, setiap laporan pengawasan dapat lebih tajam dan
menjadi fakta hukum yang dapat ditindaklanjuti sesuai mekanisme regulasi yang
19
ada serta mampu memberikan efek jera bagi upaya mengurangi potensi
pelanggaran sehingga tujuan keadilan pemilu dapat tercapai. Bawaslu harus hadir
penindakan atas berbagai pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh siapa pun,
termasuk kepada penyelenggara pemilu karena mereka tidak luput dari potensi
rekomendasi, tetapi sebagai eksekutor atau pemutus perkara. Hal itu sesuai
ketentuan Pasal 461 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
administrasi Pemilu. Namun, seiring dinamika tinggi dalam masyarakat, pada sisi
lain regulasi yang ada belum mampu mengakomodasi dinamika tinggi tersebut.
pemilu yang mulai tidak sehat, terutama penggunaan kampanye hitam, kampanye
pemilu secara tegas dan adil. Keadilan pemilu dapat diwujudkan jika Bawaslu
20
bekerja secara terbuka, profesional,imparsial, akuntabel, dan berintegritas. Dalam
dengan benar.
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam proses pelaksanaan Pilkada
2018, Pemilu 2019, dan Pilpres 2019. Dari rangkaian pemilu dan pilkada yang
pernah digelar selama ini, belum seluruh problematika pemilu dapat dipecahkan
integritas proses dan hasil pilkada, pemilu dan pilpres. Keberhasilan atau
partisipatif, agar semua tahapan dapat berjalan baik sesuai koridor aturan yang
berlaku. Terbentang ke depan tantangan akan eksistensi dan peran strategis bagi
sekaligus sebagai eksekutor dan pemutus perkara untuk membuktikan peran dan
21
eksistensinya mengawal pemilu yang berintegritas bagi kemajuan bangsa. Tentu,
peran konstruktif dan aktif dari kita semua diperlukan demi terwujudnya pemilu
berintegritas.
Dalam hal ini adapun peran dari Badan Pengawas Pemilihan Umum
suatu isi pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum,
pelanggaran administratif Pemilu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah
2. Teguran tertulis;
ini.
proses Pemilu. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Badan Pengawas Pemilu
22
Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum, yang dimaksud objek sengketa
proses Pemilu yang ditangani oleh Bawaslu ini meliputi keputusan KPU,
dimaksud tersebut adalah berbentuk Surat Keputusan dan atau Berita Acara.
absolut Bawaslu dalam proses quasi yudisial. Selain mengatur mengenai objek
rincian pada Pasal 7 ayat (1), terdiri dari partai politik calon Peserta Pemilu yang
telah mendaftarkan diri sebagai Peserta Pemilu di KPU, Partai Politik Peserta
Pemilu, calon anggota DPR dan DPRD yang tercantum dalam Daftar Calon
Tetap (disingkat DCT), bakal calon Anggota DPD yang telah mendaftarkan diri
kepada KPU, calon anggota DPD, bakal Pasangan Calon, dan Pasangan Calon.
Pasal 7 ayat (2) menyebutkan bahwa terdapat kekhususan bagi partai politik
calon Peserta Pemilu yang telah mendaftarkan diri sebagai Peserta Pemilu di
KPU, calon anggota DPD, dan bakal Pasangan Calonyang mana ketiganya dapat
tahapan penetapan Partai Politik Peserta Pemilu, penetapan DCT anggota DPR
dan DPRD, penetapan daftar calon anggota DPD, dan penetapan Pasangan
23
Calon. Selain aturan khusus yang termaktub di dalam Perbawaslu, Bawaslu
sendiri secara prinsip, dalam menangani sebuah perkara, Bawaslu bertindak pasif
(stelsel pasif). Penanganan perkara yang dilakukan oleh Bawaslu adalah perkara
yang dihadirkan kepadanya. Sebagai lembaga yang memiliki double power, atau
24
BAB IV
A. Kesimpulan
Dari paparan yang telah dijelaskan, maka kesimpulan yang dapat diambil
sebagai berikut:
ayat (1) Peraturan Bawaslu Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas
25
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
B. Saran
pengawasan dapat lebih tajam untuk ditelusuri secara mekanisme yang setiap
pemilu kedepannya.
tindakan praktik yang tergolong kedalam tindak pidana money politics, yang
mana dalam hal ini memiliki perlu adanya suatu pencegahan-pencegahan dini
yang dilakukan dengan berupa suatu cara yang mensosialisasikan kepada para
juga kepada para calon-calon yang mencalonkan diri sebagai Pemimpin yang
money politics terdapat sanksi-sanksi pidana bagi para pelakunya, sebab hal
26
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta:
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.
Bawaslu. (2017). Bimbingan Teknis bagi Bawaslu Provinsi dalam rangka Pemilihan
Gubernur, Bupati danWalikota Tahun 2015. Diakses pada http://ppid.
bawaslu.go.id/sites/default/files/ dokumen%20berkala/1.%20MODUL-
PEMILUKADA-2015.pdf. 19 Februari 2018.
Fahmi, K., Amsari, F., Azheri, B., & Kabullah, M. I. (2020). Sistem Keadilan Pemilu
dalam Penanganan Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilu Serentak 2019 di
Sumatera Barat. Jurnal Konstitusi, 17(1), 001-026.
Nugroho, D.A. & Sukmariningsih, R.M. 2020. Peranan Komisi Pemilihan Umum
Dalam Mewujudkan Pemilu Yang Demokratis. Jurnal Penelitian, Vol. 01,
No.01. hal.22-32
27