Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANALISIS ILMU POLITIK DALAM

PELAKSANAAN PEMILIHAN BUPATI GOWA

DISUSUN OLEH :

MELANIA WULANSARI

220605501086

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL & HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Kasih karuniaNya sehingga Makalah Analisis Ilmu Politik Dalam
Pelaksanaan Pemilihan Bupati ini dapat saya selesaikan sebagaimana adanya.

Penyusunan makalah ini saya tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara, agar para mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami materi perkuliahan tentang ilmu politik di
Indonesia.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah


Pengantar Ilmu Politik Ibu Dr. Andi Cudai Nur, M.Si. Tak lupa juga saya ucapkan terima
kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya kepada saya, sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari akan kekurangan penyususnan makalah ini, untuk itu saya
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat
menjadi referensi dalam pembelajaran Ilmu Politik di dalam kelas.

Gowa, 30 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 3

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemilihan Umum Kepala Daerah ........................................................... 4

B. Peran Politik Dalam Pilkada ............................................................................................. 5

C. Harapan Warga Pada Pemilu ........................................................................................... 7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemilu dalam negara-negara demokrasi termasuk di Indonesia, merupakan suatu


proses yang meletakkan kedaulatan rakyat sepenuhnya ditangan rakyat itu sendiri
melalui sistim pergantian kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai
dengan prinsip-prinsip yang digariskan oleh konstitusi. Prinsip-prinsip dalam
pemilihan umum yang sesuai dengan konstitusi antara lain prinsip kehidupan
ketatanegaraan yang berkedaulatan rakyat (demokrasi) ditandai bahwa setiap warga
negara berhak ikut serta dan aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan
kenegaraan.

Tumbangnya orde baru membuka peluang terjadinya reformasi politik dan


demoktratitasi di Indonesia. Pengalaman Orde Baru mengajarkan bangsa Indonesia
bahwa pelanggaran terhadap demokrasi membawa kehancuran bagi negara dan
penderitaan bagi rakyat. Langkah terobosan yang dilakukan dalam proses
demokratisasi adalah amandemen UUD 1945 yang dilakukan MPR hasil pemilu 1999
dalam empat tahun (1999-2002). Beberapa perubahan penting dilakukan terhadap
UUD 1945 agar UUD 1945 mampu menghasilkan pemerintahan yang demokratis pula ,
peranan anggota DPR sebagai lembaga legislatif diperkuat, semua anggota DPR dipilih
lewat pemilu, Pengawasan terhadap presiden diperketat, dan Hak Asasi Manusia
memperoleh jaminan yang semakin kuat, amandemen UUD 1945 juga memperkenalkan
pemilihan Presiden dan wakil Presiden secara langsung dan pertama kali dilaksanakan
tahun 20041 . Langkah Demokratis berikutnya adalah pemilihan umum untuk memilih
kepala daerah secara langsung ( Pilkada) yang diatur dalam UU No.32 tahun 2004 1
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik tentang pemilihan kepala daerah diseluruh
Indonesia dipilih melalui pilkada mulai pertengahan tahun 2005, Semenjak itu semua
kepala daerah yang habis masa jabatannya harus dipilih melalui proses pilkada, pilkada
bertujuan untuk menjadikan pemerintah daerah lebih demokratis dengan diberikan hak
bagi rakyat untuk menentukan kepala daerah, hal ini tentu berbeda dengan pemilihan
kepala daerah sebelumnya yang bersifat tidak langsung karna dipilih melalui DPR.

Pemilukada merupakan arena kontestasi politik dengan kompetisi antar pasangan


kandidat dan pemenang ditentukan oleh suara terbanyak dalam pemilihan. Setiap
peserta yang ingin ikut pemilukada lewat jalur partai politik harus memiliki 15% suara
di DPR Sesuai dengan Pasal 59 ayat 2 UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, bahwa “partai politik atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan
pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang- kurangnya 15 %
dari jumlah kursi DPRD atau 15 % dari akumulasi suara sah dalam pemilihan umum
anggota DPRD, Calon independen hadir sebagai representasi dari adanya UU Nomor 12

1
Tahun 2008 tentang Pemilihan Kepala Daerah. Pemilihan kepala daerah atau pilkada
selalu didominasi oleh calon yang berasal dari partai politik. Hal ini membuat banyak
pihak memberikan tuntutan terhadap lahirnya peraturan bagi calon independen. Salah
satu bentuk wujud demokrasi adalah dengan calon independen. Dalam Pilkada tegas
mengatakan pasangan calon kepala dan wakil kepala daerah dapat diajukan secara
perseorangan apabila mereka dapat mengumpulkan dukungan berupa kartu identitas
penduduk (KTP) sebanyak 6,5 hingga 10 persen dari total jumlah Daftar Pemilih Tetap
(DPT) dalam Pilkada sebelumnya, Menurut keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada
29 September 2015, calon perorangan harus kumpulkan KTP 10% di daerah dengan
jumlah daftar pemilih tetap sampai 2.000.000 orang, 8,5% di daerah dengan DPT 4
antara 2.000.000 dan 6.000.000 orang, 7,5% di daerah denngan DPT antara 6.000.000-
12.000.000 orang, dan 6.5% di daerah dengan DPT di atas 12.000.000 orang, Pilkada
sendiri diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu).

Masyarakat Indonesia kembali melaksanakan pesta demokrasi yaitu pemilihan


calon pemimpin yang baru didaerah masing-masing, namun pesta demokrasi
dilaksanakan pada tanggal 9 Desember lalu merupakan femonomena yang baru dimana
untuk pertama kalinya di Indonesia dilaksanakan pesta demokrasi serentak yang
dilaksanakan dibeberapa daerah di Indonesia , kebetulan pelaksanaan pilkada serentak
lalu dilaksanakan di 9 Provensi,36 Kota dan 224 Kabupaten yang ada di Indonesia,
disulawesi selatan sendiri dilaksanakan dibeberapa daerah seperti : Bulukumba, Gowa,
Maros, Selayar, Pangkep, Tana Toraja, Luwu Utara, Toraja Utara, Luwu Timur , Barru
Soppeng . Pilkada serentak yang dilaksanakan dikabupaten Gowa di ikuti oleh lima
kontestan yaitu

1. Andi Maddusila Andi Idjo-Wahyu Permana Kaharuddin

2. Sjahrir Sjafruddin Daeng Jarung-Anwar Usman

3. Djamaluddin Maknun-Masykur

4. Tenri Olle Yasin Limpo-Hairil Muin

5. Adnan Ichsan Yasin Limpo-Abdul Rauf Karaeng Kio.

Dengan dukungan partai politik Adnan Purichta terpilih sebagai Bupati Gowa periode
2016-2021.

2
B. RUMUSAN MASALAH

Pada makalah ini, penulis mengajukan rumusan masalah terbatas sebagai berikut :

1. Bagaimana peran politik dalam pilkada di Kabupaten Gowa?

2. Harapan apa yang dimiliki warga pada penyelenggaraan pemilu di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan rumusan masalah sebagaimana tersebut di


atas yaitu :

1. Untuk mengetahui peran politik dalam pemilihan Kepala daerah di Kabupaten Gowa

2. Untuk mengetahui harapan yang dimiliki warga pada penyelenggaraan pemilu di


Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

Makna pemilihan kepala daerah secara demokratis sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pemilihan

secara langsung oleh rakyat.17 Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No.8 Tahun 2015

menyebutkan, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,

serta Walikota dan Wakil Walikota, yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah

pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk

memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota

dan Wakil Walikota secara langsung dan demokratis. Pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat merupakan proses politik bangsa

Indonesia menuju kehidupan politik yang lebih demokratis, transparan, dan

bertanggung jawab.

Titik Triwulan Tutik menyebutkan empat pengertian dari Pemilihan Langsung

menurut pendapat para ahli19 :

 Menurut A.S.S. Tambunan, “Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan

asas kedaulatan rakyat pada hakikatnya merupakan pengakuan dan

perwujudan daripada hak-hak politik rakyat dan sekaligus merupakan

pendelegasian hak-hak tersebut oleh rakyat kepada wakil-wakilnya untuk

menjalankan pemerintahan.”

 Adapun menurut M. Rusli Karim, “Pemilu merupakan salah satu sarana utama

untuk menegakkan tatanan demokrasi (kedaulatan rakyat), yang berfungsi

sebagai alat menyehatkan dan menyempurnakan demokrasi, bukan sebagai

4
tujuan demokrasi.”

 Senada dengan pendapat diatas menurut Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, juga

mengatakan, “Pemilu adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

prinsipiil, karena dalam pelaksanaan hak asasi adalah suatu keharusan

pemerintah untuk melaksanakan pemilu. Sesuai asas bahwa rakyatlah yang

berdaulat maka semua itu dikembalikan kepada rakyat untuk menentukannya.

Oleh karena itu pemilu adalah suatu syarat yang mutlak bagi negara

demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat.”

 Berbeda dengan pendapat para ahli hukum di atas menurut Parulian Donald,

“Pemilu memang bukan segala-galanya menyangkut demokrasi. Pemilu

adalah sarana pelaksanaan asas demokrasi dan sendi-sendi demokrasi bukan

hanya terletak pada pemilu. Tetapi bagaimanapun, pemilu memiliki arti yang

sangat penting dalam proses dinamika negara.”

Dari sekian pendapat maupun pengertian yang ada terdapat kesamaan mengenai

dilaksanakannya Pemilihan Umum, yakni pada Pemilihan Umum sebagai sarana

pelaksanaan atau penegakkan hak asasi warga negara selaku kedaulatan rakyat dan

rakyatlah yang berdaulat untuk menentukan jalannya pemerintahan yang akan

berlangsung melalui pemimpin yang dipilihnya. Selain itu juga sebagai sarana untuk

tegaknya demokrasi yang di dalamnya mengutamakan apa yang menjadi keinginan

dan kehendak rakyat selaku yang berdaulat dalam negara terkait.

B. PERAN POLITIK DALAM PILKADA

Peranan Parpol dalam Pemilu, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-


Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 tahun
2008 tentang Partai Politik, tidak terlepas dari tujuan dan fungsi parpol dalam sistem
politik demokrasi. Tujuan pembentukan Parpol ada yang bersifat umum dan khusus.
Untuk tujuan yang bersifat khusus, dalam Pasal 10 ayat (2) UU No. 2 tahun 2011
disebutkan bahwa tujuan khusus Parpol yaitu; (a) meningkatkan partisipasi politik
anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan

5
pemerintahan; (b) memperjuangkan cita-cita Parpol dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan; (c) membangun etika dan budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Sedangkan fungsi Parpol sebagai sarana untuk
pendidikan politik, penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa,
penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi masyarakat, partisipasi politik dan
rekrutmen politik. Jika disimak dari perspektif aturan (regulasi), maka peranan Parpol
selain sebagai wadah rekrutmen politik dalam arti menyiapkan calon-calon anggota
legislatif, juga adalah meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu dan
menciptakan iklim yang kondusif dalam proses Pemilu demi terjaganya persatuan dan
kesatuan bangsa.

Dalam hubungannya dengan KPU, maka peran Parpol yang diharapkan adalah :

1. Bersinergi secara positif dengan KPU, dengan cara turut berpartisipasi aktif terhadap
setiap pelaksanaan tahapan Pemilu.

2. Membantu melakukan sosialisasi terhadap berbagai aturan tentang Pemilu di internal


Parpolnya masing-masing, khususnya terhadap calon anggota legislatifnya.

3. Melakukan rekrutmen politik dan mampu memahami aspirasi masyarakat terhadap


calon anggota legislatif.

4. Melakukan pendidikan politik secara aktif kepada masyarakat dalam rangka


meningkatkan partisipasi pemilih

5. Membantu KPU dalam rangka pencermatan data pemilih, agar data pemilih benar-
benbar akurat, valid dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

6. Meningkatkan pemahaman tentang etika dan budaya politik bagi caleg-calegnya,


khususnya didalam pelaksanaan tahapan Pemilu seperti kampanye dan lain-lain.

7. Bersama-sama KPU dan pemangku kepentingan Pemilu lainnya, untuk menjaga


kondisi masyarakat yang tetap kondusif, aman dan damai.

Beberapa peran Parpol yang diharapkan terwujud dalam Pileg, tentulah dimaksudkan
agar Pileg tersebut selain nantinya melahirkan wakil-wakil rakyat yang berkualitas,
berintegritas dan berkomitmen pada rakyat. Juga Parpol tetap berupaya maksimal agar
Pileg berlangsung lancar, aman dan damai.

Untuk hal tersebut, kami mengharapkan agar peran Parpol dalam setiap tahapan Pemilu
dapat terlaksana secara aktif dan efektif. Sehingga KPU sebagai penyelenggara Pemilu,
merasakan sangat terbantu dengan poeran-peran tersebut.

Tantangan yang kita hadapi dalam Pileg di Sulsel, antara lain :

1. Pendidikan politik bagi masyarakat belum memadai, sehingga masih banyak


masyarakat yang belum mengetahui tentang Pemilu Legislatif.

6
2. Tingkat partisipasi pemilih di Sulsel juga perlu mendapatkan perhatian khusus.

3. Masih belum tertatanya dengan baik pemasangan alat peraga kampanye sesuai
dengan zona yang ditetapkan.

4. Penetapan Daftar pemilih tetap (DPT) yang sekarang ini masih menyisakan kerja
perbaikan NIK invalid, juga memerlukan perhatian dan partisipasi serius dari Parpol.

C. HARAPAN WARGA PADA PEMILU

Pada tahun 2014 yang baru berselang, rakyat Indonesia kembali menyalurkan suara
dan kehendaknya melalui pemilu. Ada 10 partai peserta pemilu ditambah 3 partai lokal
(khususnya di daerah Istimewa Aceh). Harapan seluruh rakyat sesungguhnya tidaklah
muluk-muluk, mereka ingin menumpukan harapan-harapannya kepada wakil-wakil
legislatif terpilih. Para legislator ini diharapkan orang-orang yang mumpuni, nasionalis,
bersih dari korupsi dan konsisten membela kepentingan rakyat. Masalah negara ini
sudah begitu banyak, maka sejatinya para wakil rakyat ini haruslah pro kepentingan
rakyat. Para pemilih telah menunaikan hak pilihnya, semua prosedur telah ditempuh,
harga penyelenggaraan pemilu tidaklah murah, maka wakil rakyat terpilih haruslah
tanggap untuk membela rakyat disemua lini kehidupan.

Kedepan semua elemen rakyat harus turut serta untuk mengawasi kinerja para
wakilnya baik dipusat, propinsi, kabupaten dan kota, jangan berperilaku ekslusif apalagi
mengakibatkan tirani yang menghancurkan alam demokrasi itu sendiri. Kita
mengharapkan tugas pokok dan fungsinya berjalan dengan baik dan konsisten dalam
bidang legislasi, anggaran dan pengawasan terhadap roda pemerintahan. Semoga!

7
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Di dalam negara demokrasi, pemilihan umum merupakan salah satu unsur yang sangat
vital, karena salah satu parameter mengukur demokratis tidaknya suatu negara adalah
dari bagaimana perjalanan pemilihan umum yang dilaksanakan oleh negara tersebut.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat. Implementasi dari
pemerintahan oleh rakyat adalah dengan memilih wakil rakyat atau pemimpin nasional
melalui mekanisme yang dinamakan dengan pemilihan umum. Jadi pemilihan umum
adalah satu cara untuk memilih wakil rakyat dan pemimpinnya. Kekuatan politik
merupakan aktor politik maupun lembaga-lembaga yang memainkan peranan dalam
kehidupan politik yang bertujuan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan
politik. Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
namunpun demikian, penulis berharap ada manfaatnya bagi kita semua. Atas
kekurangan yang ada, penulis harapakan saran dan masukannya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, Harmen, Sun Tzu memenangkan Pilkada, Bandung : wilayah perbatasan 2015.

Suryadi, Budi, Kerangka Analisis Sistem Politik Indonesia, Yogjakarta : IRC 2006.

Budiardjo,Miriam,2007,Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta:Ikrar Mandidrabadi.

______________,2008,edisi revisi Dasar-dasar Ilmu Politik,Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Undang-undang Politik 2003, UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum.

Liwang, M. A. (2016). KEKUATAN DAN STRATEGI POLITIK DALAM PEMILUKADA


ANALISI.

Anda mungkin juga menyukai