Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR ILMU POLITIK

( PEMILIHAN UMUM)

DISUSUN OLEH :
A.ALYAH LESTARI L
220605501052
KELAS C

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 29 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
A.    Pengertian Pilkada......................................................................................................................4
B.    Keuntungan dan kelemahan pilkada serentak............................................................................5
C.   Peraturan  Pelaksana Pilkada Serentak 2015, 2017, 2018...........................................................6
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
A.    Kesimpulan.................................................................................................................................7
B.    Saran...........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
  NKRI merupakan negara yang  terdiri atas daerah-daerah provinsi. Masing-masing provinsi terdiri
atas beberapa daerah kabupaten/kota. Masing-masing provinsi dan kabupaten/ kota memiliki sistem
pemerintahan. Nah, sistem pemerintahan pada daerah-daerah provinsi, juga kabupaten/kota ini
disebut Pemerintah daerah. Bersamaan dengan itu, gubernur (Kepala pemerintahan provinsi),
bupati/walikota (kepala pemerintahan kabupaten/kota) merupakan kepala pemerintahan daerah.
   Pemerintah mewacanakan menjadikan hari Rabu , 9 Desember 2015, sebagai hari libur nasional
ketika digelarnya pemilihan kepala daerah secara serentak di sejumlah wilayah. Wacana menjadikan
9 Desember 2015 sebagai hari libur nasional muncul sebagai upaya untuk mengoptimalkan
partisipasi pemegang hak suara. Pertimbangan yang sangat masuk akal, misalnya ada orang tinggal
di Tangerang dan kerja di Jakarta, jika pada hari itu tidak ada ketentuan libur kerja pasti dia lebih pilih
bekerja dari pada mencoblos. Dengan menjadikan hari libur nasional maka partisipasi pemilih akan
meningkat disamping itu memberikan pembelajaran menggunakan hak-hak demokrasi secara benar
kepada masyarakat.
    Penyelenggraan Pilkada serentak dilakukan secara bertahap. Untuk tahun ini, pilkada serentak
akan digelar pada 9 Desember 2015 di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 36 kota. Selanjutnya Pilkada
serentak tahap kedua akan digelar pada Februari 2017 di 7 provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota. Dan
pada tahap ketiga pada Juni 2018 digelar pilkada di 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota. Secara
nasional, pilkada serentak akan digelar pada tahun 2027, di 541 daerah.
Memang pilkada serentak yang dipayungi Undang-undang nomor 8 tahun 2015 itu dirancang supaya
lebih efektif, efisien, lebih murah dan mudah ditangani ketika terjadi permasalahan.

B.    Rumusan Masalah
 Apa pengertian pilkada
 Apa keuntungan dan kelemahan pilkada serentak

C.   Tujuan
 Mengetahui pengertian pilkada
 Mengetahui keuntungan dan kelemahan penyelenggaraan pilkada serentak yang akan
dilaksanakan pada 9 Desember 2015

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pilkada
  
    Pilkada atau pemilihan kepala daerah merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di
daerah. Hal ini merupakan bagian dari perkembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara
Republik Indonesia yang mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah prinsip
otonomi yang berarti keleluasaan untuk mengatur daerahnya sendiri pada setiap daerah.
  Dikutip di Wikipedia, bahwa Pemilihan kepala daerah (Pilkada atau Pemilukada) dilakukan secara
langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala
daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala
daerah yang dimaksud mencakup:

o Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi


o Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten
o Wali kota dan wakil wali kota untuk kota

Pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Sebelum
tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD). Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
kepala Daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005.
Pemerintah eksekutif dan legislatif telah menyepakati pilkada serentak untuk daerah-daerah yang
akan habis masa jabatannya pada tahun 2015 dan semuanya diselenggarakan pada Desember
2015. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta pilkada adalah pasangan calon
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari
pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini
menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal menyangkut
peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Khusus di Aceh, peserta Pilkada juga
dapat diusulkan oleh partai politik lokal.
Penyelenggaraan Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan
Panwaslu Kabupaten/Kota.
Khusus di Aceh, Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi
oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh).
  Berdasarkan pengumuman  Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menutup proses pendaftaran
calon peserta pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015.  Dari proses yang telah berlangsung
sejak 26 Juli tersebut terdapat 852 pasangan calon yang resmi mendaftar di 269 daerah.
Menurut, Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan bahwa sejauh ini jumlah pasangan calon yang
mendaftar ada 852 pasangan calon. Terdiri dari 21 pasangan calon untuk pemilihan gubernur dan

5
wakil gubernur, 714 untuk pemilihn bupati/wakil bupati, serta 117 pasangan calon untuk pemilihan
walikota dan wakil walikota. Dari data tersebut, diketahui daerah dengan jumlah calon satu pasangan
sebanyak 4 daerah, dengan jumlah dua pasangan calon 80 daerah, 3 hingga 4 pasangan calon 154
daerah, 5 hingga 6 pasangan calon 25 daerah serta daerah dengan lebih dari 6 pasangan calon 5
daerah.

B.    Keuntungan dan kelemahan pilkada serentak

  Pilkada serentak memiliki sejumlah keuntungan. Menurut, Djohermansyah mengatakan dengan


adanya Pilkada serentak, maka perencanaan pembangunan lebih sinergi antara pusat dan daerah.
Lalu, kata dia, rakyat tidak perlu berulang kali ke bilik suara. Keuntungan lainnya, bila ada sengketa,
untuk dibatasi waktu jika sengketa melalui pengadilan. Sehingga tahapan tidak terganggu.
  Jika Penyelenggara hanya sekali atau dua kali melaksanakan Pilpres dan Pilkada. Pelantikan dapat
dilakukan serentak oleh presiden dan atau MDN (Menteri Dalam Negeri). Dan atau oleh Gubernur.
Sehingga Pilkada serentak ini memiliki Efisiensi biaya dan waktu serta tidak banyak tim sukses.
Dalam makalah Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Djohan yang
disampaikan dalam diskusi yang digelar Fraksi Partai Golkar, disebutkan bahwa salah satu
keuntungan pilkada serentak adalah perencanaan pembangunan lebih sinergi antara pusat dan
daerah.Lalu, rakyat tidak perlu berulang kali ke bilik suara. Juga ada efisiensi biaya dan waktu, tidak
banyak tim sukses. Selanjutnya, bila ada sengketa, untuk dibatasi waktu jika sengketa melalui
pengadilan, sehingga tahapan tidak terganggu. Terakhir, pelantikan dapat dilakukan serentak oleh
presiden dan atau menteri dalam negeri, dan atau oleh gubernur.
   Tetapi pasti ada juga kelemahannya  seperti kepemimpinan pemerintahan daerah banyak yang
dipimpin penjabat (Pj) yang lamanya sampai 2 tahun, sehingga kurang efektif. Pilkada serentak
memenuhi kriteria efektif dan efisien apabila pemilihan gubernur dilakukan secara langsung oleh
rakyat (1 pemilihan 2 kertas suara).
Selanjutnya, jika terjadi ekses pilkada (kerusuhan) yang bersamaan mengancam stabilitas nasional,
penanganannya membutuhkan sumber daya yang besar termasuk dana dan gelar pasukan yang
belum merata di seluruh daerah. Selain itu, pengawasan pilkada relatif sulit. Dan, tidak ada referensi
penyelenggaraan pilkada serentak di negara lain.
Menurut, Djohermansyah kelemahan adanya Pilkada serentak membuat kepemimpinan pejabat
sementara dapat mencapai dua tahun sehingga kurang efektif. Ia juga mengatakan Pilkada serentak
dapat memenuhi kriteria efektif dan efisien apabila Pemilihan Gubernur dilakukan secara langsung
oleh rakyat dengan satu pemilihan dua kertas suara. Selain itu kelemahannya adalah jika terjadi
ekses Pilkada (Kerusuhan) yang bersamaan mengancam stabilitas nasional dan penanganannya
membutuhkan sumber daya yang besar termasuk dana dan gelar pasukan yang belum merata
diseluruh daerah. Konstrain penyelesaian sengketa Pilkada, dimana waktunya terbatas sementara
jumlah sengketa banyak. Pilkada serentak ini pun memiliki kelemahan di pengawasan Pilkada yang
relatif sulit. Lalu, tidak ada referensi penyelenggara Pilkada serentak dinegara lain.

C.   Peraturan  Pelaksana Pilkada Serentak 2015, 2017, 2018

1.         PKPU No.10/2015 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada


2.         PKPU No. 9/2015 tentang Pencalonan Pilkada
3.         PKPU No. 8/2015 tentang Dana Kampanye Pilkada
4.         PKPU Nomor 7/2015 tentang Kampanye Pilkada

6
5.         PKPU Nomor 6/2015 tentang Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan   
            Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pilkada
6.         PKPU Nomor 5/2015 tentang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat
            dalam Pilkada
7.         PKPU No.4/2015 tentang Pemuktahiran Data dan Daftar Pemilih Pilkada
8.         PKPU No.3/2015 tentang Tata Kerja KPU, PPK, PPS, dan KPPS Pilkada
9.         PKPU No.2/2015 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Pilkada
10.       PKPU No.1/2015 tentang Pelayanan dan Pengelolaan Informasi Publik
           di KPU.

7
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
  Pilkada  merupakan singkatan dari pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara langsung oleh
penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah dilakukan
satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Pilkada serentak tahun ini akan dilaksanakan pada
hari Rabu, 9 Desember 2015 mempunyai kelemahan dan keuntungan.  Pilkada serentak yang
dipayungi Undang-undang nomor 8 tahun 2015 itu dirancang supaya lebih efektif, efisien, lebih murah
dan mudah ditangani ketika terjadi permasalahan.

B.    Saran
  Pada saat Pilkada sebelum dan sesudah penyelenggaraan Pilkada yang akan dilaksanakan pada 9
Desember 2015 untuk tahap pertama tahun ini Yang penting harus ada kesiapan yang sangat matang
dan menyeluruh. Pertama, dari kesiapan pengamanannya, yang menjadi tanggung jawab utama oleh
Kepolisian RI. Kedua, dari persiapan peserta pilkadanya, yang dimaksudkan disini adalah persiapan
mental dan sikap para calon kepala daerah. Ketiga, koordinasi antara KPU, Bawaslu, dengan KPK,
PPATK, Kejaksaan, Polri, masyarakat di daerah, juga lembaga swadaya masyarakat di daerah,
terutama dalam pencegahan terjadinya praktek-praktek uang  yang dilakukan oleh politisi peserta
pilkada. Keempat, kesiapan Partai politik dalam mempersiapkan kadernya yang terbaik sebagai calon
pemimpin di daerah yang jujur, bersih, dan bekerja keras untuk rakyat, bukan mempersiapkan
pemimpin atau politisi korup, hanya mementingkan pribadinya. Marilah kita sukseskan pilkada
serentak 9 Desember 2015 dan memilih dengan hati nurani.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://nasional.sindonews.com/read/1032030/12/ini-hasil-lengkap-pendaftar-pilkada-serentak-2015-
1439343476
http://www.republika.co.id/berita/nasional/pilkada/15/09/08/nubmhr335-persiapan-pilkada-serentak-banyak-
kel
http://news.detik.com/berita/2020153/ini-keuntungan-dan-kelemahan-pilkada-serentakemahan
http://sp.beritasatu.com/home/tantangan-penyelenggaraan-pilkada-serentak-2015/9099
http://www.kompasiana.com/suyono.apol/anomali-demokrasi-pada-pilkada-serentak-
2015_55b22c7d26b0bd4907e311bb http://www.pengertianpengertian.com/2015/06/pengertian-pemilihan-
kepala-daerah.html

Anda mungkin juga menyukai