Anda di halaman 1dari 19

MENGAMATI INFLUENCER RAFFI AHMAD YANG DULU MENDUKUNG

JOKOWI SEKARANG TETAP MENDUKUNG PASANGAN PRESIDEN


NOMOR URUT 02

Disusun Oleh:

Nabilah Pratisara Andini (D1E021067)

Dosen Pengampu:

Wahyu Widiastuti S. Sos., M. Si.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya,
penyusunan makalah ini bisa dilakukan dengan lancar dan tepat waktu. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Desain Komunikasi Politik
Kontemporer, Ibu Wahyu Widiastuti, S.Sos., M.Si atas bimbingannya dalam
penyusunan makalah ini.

Makalah berjudul “Mengamati Influencer Raffi Ahmad Yang Dulu Mendukung


Jokowi Sekarang Tetap Mendukung Pasangan Presiden Nomor 2” ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Desain Komunikasi Politik Kontemporer . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan juga bagi para
pembaca.

Terima kasih kepada seluruh teman-teman dan keluarga yang mendukung


untuk membuat makalah ini. Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kota Bengkulu, 31 Maret 2024


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i

Kata Pengantar .............................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................... iii

Daftar Tabel .................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Sistem Politik di Indonesia .................................................................................. 3


B. Perkembangan Pemilu di Indonesia .................................................................... 4
C. Bentuk Dukungan Raffi Ahmad Terhadap Pasangan Calon Presiden
dan Wakil Presiden Nomo Urut 2 (Prabowo Subianto
& Gibran Rakabuming Raka) .............................................................................. 8

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................................. 14

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bentuk Dukungan Raffi Ahmad Terhadap Prabowo Gibran ........................... 9

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemilihan umum merupakan bentuk implementasi dari sistem
demokkrasi juga dari penerapan sila keempat Pancasila dan pasal 1 (2) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu merupakan mekanisme untuk
memilih wakil rakyat di badan Eksekutif maupun Legislatif di tingkat pusat
maupun daerah. Pemilihan umum di Indonesia sejak 1955 hingga saat ini yang
terakhir di Pemilu serentak 2024 mengalami banyak sekali perubahan dari aspek
kerangka hukum, penyelenggara, tahapan, peserta, kelembagaan, pelanggaran,
maupun manajemen pelaksaannya. Salah satu ukuran dalam menilai sukses nya
penyelenggaraan pemilihan umum adalah partispasi politik yang diwujudkan
dengan pemberian hak suara oleh masyarakat yang telah mempunyai hak pilih.
Boleh dikatakan bahwa semakin tinggi partipasi masyarakat dalam pemilahan
umum itu lebih baik. Sebaliknya, tingkat partispasi yang rendah pada umumnya
dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa
banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap negara.
Dalam proses pemilihan umum, tentunya terdapat calon-calon terpilih
yang terdiri dari calon legislative dan calon eksekutif. Pada pemilu 2024, Bangsa
Indonesia juga akan menentukan siapa pemimpin Negara yang akan memimpin
Indonesia selanjutnya, terdapat 3 pasangan calon presiden dan wakil presiden
pada pemilu 2024 yaitu; 01 Anies Rasyid Baswedan & Muhaimin Iskandar, 02
Prabowo Subianto & Gibram Rakabuming Raka, dan 03 Ganjar Pranowo &
Mahfud MD.
Sesuai dengan beredarnya kabar yang terdengar di masyarakat umum,
bahwa salah satu calon tersebut banyak mendapat dukungan kalangan artis dan
influencer yaitu pasangan calon nomor urut 02. Banyak influencer-influencer
mulai dari kelas menengah hingga kelas atas yang menyatakan dukungan
terhadap pasangan calon 02. Salah satu dari influencer terkenal yaitu Raffi
Ahmad.

1
Diketahui, sejak pemilu 2019, Raffi Ahmad memang menyatakan
dukungan kepada pasangan Jokowi & Ma’ruf Amin, karena kesetiaan terhadap
dukungannya menjadi alas an Raffi Ahmad untuk tidak ragu menyampaikan
dukungannya terhadap pasangan calon nomo urut 02 yang mana pasangan
tersebut juga masih ada kaitan dengan Presiden Jokowi yaitu calon wakil
presiden yang merupakan putra Jokowi.
Dengan alas an-alasan itulah, penulis tergugah untuk membuat makalah
yang membahas mengenai dukungan Raffi Ahmad kepada pasangan calon
nomor urut 02 Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka. Apa motif
dukungan tersebut dan bagaimana cara Raffi Ahmad totalitas dalam
merepresentasikan dukungannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sistem politik di Indonesia?
2. Bagaimanakan perkembangan pemilu di Indonesia?
3. Bagaimanakah bentuk dukungan influencer Raffi Ahmad terhadap pasangan
calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02?
C. Tujuan Penulisan
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan
masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan sistem politik di Indonesia.
2. Menjelaskan perkembangan pemilu di Indonesia.
3. Menjelaskan bentuk dukungan influencer Raffi Ahmad terhadap pasangan
calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Politik di Indonesia


Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan
umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. politik
adalah emua lembaga-lembaga negara yang tersbut di dalam konstitusi negara
(termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Dalam Penyusunan
keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang
dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur
politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan
masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah
Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur
dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga
ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa,
Kelompok kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group),
Alat/Media Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata
politik lainnya adalah merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan
inilah masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan
sebagai input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi
masyarakt diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi
dan kehendak rakyat.
Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan
kelembagaan yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik
demokrasi di Indonesia adalah :
1. Ide kedaulatan rakyat
2. Negara berdasarkan atas hukum

3
3. Bentuk Republik
4. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
5. Pemerintahan yang bertanggung jawab
6. Sistem Perwakilan
7. Sistem peemrintahan presidensiil
B. Perkembangan Pemilu di Indonesia
Pemilu merupakan proses demokratis yang dilakukan untuk memilih
wakil rakyat dan calon pemimpin negara secara serentak. Pemilu ini
dilaksanakan lima tahun sekali secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil. Berikut perkembangan pemilu di Indonesia dari masa ke masa.
1. Pemilu Tahun 1995 (Periode Soekarno)
Akhirnya di tahun 1955, Pemilu Nasional pertama di Indonesia
diselenggarakan. Pemilu ini dilaksanakan untuk memilih anggota DPR yang
dilaksanakan pada 29 September 1955. Tidak hanya itu, pemilu ini juga
diadakan dalam rangka memilih anggota Konstituante pada 25 Desember
1955. Selanjutnya, pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden yang mengembalikan UUD 1946 sebagai dasar negara.
Konstituante dan DPR hasil pemilu sebelumnya kemudian
dibubarkan dan diganti dengan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong
(DPR-GR). Ketua DPR, MPR, BPK, dan MA kemudian diangkat sebagai
pembantu Soekarno dengan jabatan menteri.
Pada masa ini terjadi puncak kerapuhan politik Indonesia ketika
Majelis Permusyawaratan rakyat Sementara (MPRS) menolak pidato
Presiden Soekarno. Pidato itu berjudul Nawaksara yang dibawakan pada
Sidang Umum ke-IV tanggal 22 Juni 1966. Selanjutnya, periode jabatan
Soekarno sebagai presiden pun berakhir.
2. Pemilu 1971 – 1998 (Periode Soeharto)
Pasca Pemerintahan Presiden Soekarno, Soeharto pun ditetapkan
menjadi pejabat presiden oleh MPRS pada 12 Maret 1967. Kemudian pada
27 Maret 1968, Soeharto ditetapkan menjadi Presiden sesuai hasil Sidang
Umum MPRS.

4
Pemilihan presiden pada masa ini tidak dipilih melalui pemilu.
Melainkan, dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Namun, selama 32 tahun masa jabatan Soeharto, pemerintahan Indonesia
telah melaksanakan pemilu sebanyak enam kali. Pemilu itu dilakukan untuk
memilih anggota DPR, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II.
Pada 1971, dilaksanakan pemilu yang menempatkan Golkar sebagai
mayoritas tunggal dengan perolehan suara 62,82%. Diikuti oleh NU sebesar
18,68%, PNI sebesar 6,93%, dan Parmusi 5,36%.
Setelahnya, dilaksanakan lagi pemilu mulai tahun 1977-1997. Kontestan
pemilu masa itu semula berjumlah 10 partai politik yang kemudian menjadi
3 partai melalui Fusi 1973.
Golkar selama bertahun-tahun terus menjadi partai mayoritas
tunggal, tepatnya pada pemilu 1982, 1987, 1992, dan 1997. Sementara, PPP
dan PDI menempati peringkat 2 dan 3. Pada tahun 1998, Soeharto
digantikan oleh BJ Habibie sampai diselenggarakan pemilu berikutnya.
Sesuai dengan ketetapan MPR RI No. II/MPR/2001 pada Sidang Istimewa
MPR RI, 23 Juli 2001.
3. Pemilu Periode Reformasi
Setelah berakhirnya masa pemerintahan Presiden Soeharto, pemilu
era reformasi pun dimulai. Pemilu ini berlangsung mulai tahun 1999 sampai
dengan saat ini. Pada masa itu, Wakil Presiden BJ Habibie diangkat menjadi
Presiden RI setelah lengsernya Soeharto tahun 1998. Pada masa
pemerintahannya, pemilu selanjutnya diagendakan terlaksana pada 2002.
Namun, pelaksanaannya dipercepat menjadi tahun 1999. Kemudian
dimulailah pemilu untuk calon anggota legislatif periode reformasi.
4. Pemilu 1999
Pemilu pada tahun 1999 menjadi pemilihan pertama yang terjadi di
era reformasi. Pada masa itu sudah ada 48 partai politik, jumlahnya jauh
meningkat dibandingkan pemilu sebelumnya. Pemilu ini dilaksanakan pada
7 Juni 1999. Pelaksanaan pemilu yang dipercepat ini menetapkan KH
Abdurrahman Wahid atau Gusdur sebagai Presiden. Sementara, Megawati
Soekarno Putri sebagai wakilnya. Namun, Gusdur dilengserkan kemudian

5
diganti oleh Megawati sebagai Presiden dan Hamzah Haz sebagai wakilnya.
Keduanya ditunjuk oleh MPR dalam Sidang Istimewa MPR RI 23 Juli 2001
melalui ketetapan MPR RI No II/MPR/2001.
5. Pemilu 2004
Berbeda dengan pemilu tahun-tahun sebelumnya, pada 2004 ini
terjadi beberapa perubahan. Perubahan peraturan pemilu itu terjadi karena
adanya perubahan amandemen UUD 1945. Setelah perubahan amandemen
UUD 1945, diputuskan bahwa presiden dan wakil presiden dipilih secara
langsung dalam pemilu 2004. Selain itu, terdapat perintah pembentukan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPD).
Pada tahun ini pula, untuk pertama kalinya dibentuk badan
penyelenggara pemilu yang bersifat nasional. Badan itu adalah Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang masih menjalankan tugas yang sama hingga
saat ini. Pada pemilu 2004, partai politik yang tersisa berjumlah 24 partai.
Pemilu ini dilaksanakan pada 5 Juli 2004 untuk anggota DPR, DPD, dan
DPRD. Pada pemilu presiden dan wakil presiden saat itu, terdapat lima
pasangan calon. Oleh karenanya, pemilu terlaksana dua putaran yaitu pada 5
Juli 2004 dan 20 September 2004. Dari pemilu presiden dan wakil presiden
itu, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla terpilih. Keduanya
menjabat mulai tahun 2004 sampai 2009.
6. Pemilu 2009
Pemilu yang dilaksanakan pada 2009 melibatkan sebanyak 44 partai
politik. Partai tersebut terdiri dari 28 partai politik nasional dan 6 partai
lokal Aceh. Pemilu ini dilaksanakan pada 9 April 2009 untuk anggota DPR,
DPD, dan DPRD. Sementara itu, pemilu presiden dan wakil presiden
dilaksanakan 8 Juli 2009. Terdapat tiga pasangan calon presiden dan
wakilnya pada masa itu. Namun, pelaksanaan pemilu hanya terjadi dalam 1
putaran saja. Pemilu presiden dan wakil presiden 2009 ini dimenangkan lagi
oleh Susilo Bambang Yudhoyono, sementara wakil presidennya adalah
Boediono. Keduanya menjabat selama 5 tahun mulai 2009-2014.

6
7. Pemilu 2014
Pemilu 2014 diikuti oleh 15 partai politik yang terdiri dari 12 partai
politik nasional dan 3 partai lokal Aceh. Adapun pelaksanaannya untuk
DPR, DPD, dan DPRD berlangsung pada 9 April 2014 untuk dalam negeri.
Sementara itu, pemilihan luar negeri terlaksana pada 30 Maret sampai
dengan 6 April 2014. Untuk pemilihan presiden dan wakilnya dilaksanakan
pada 9 Juli 2024. Pada saat itu terdapat dua pasangan calon saja. Pemilu ini
dimenangkan oleh Joko Widodo sebagai presiden dan Jusuf Kalla sebagai
wakilnya. Keduanya menjabat mulai 2014 sampai dengan 2019.
8. Pemilu 2019
Dinukil dari Buku Ada Apa dengan Pemilu 2019 oleh KPU, pemilu
2019 mengalami perubahan dari segi model atau waktu pencoblosannya.
Untuk pertama kalinya, pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan
kabupaten/kota dilaksanakan serentak pemilu presiden dan wakil presiden.
Sebelumnya, pemilu anggota legislatif terpisah dengan pemilu presiden dan
wakil presiden. Pemilu kali ini, surat suara yang dicoblos berjumlah lima
jenis terkecuali pemilih DKI Jakarta. Mengutip Peraturan Komisi Pemilihan
Umum RI Nomor 7 Tahun 2019, pemilu dilaksanakan pada 17 April 2019.
Pemilu tahun ini terdiri dari 2 pasangan calon dan dimenangkan oleh Joko
Widodo sebagai presiden dan Ma'ruf Amin sebagai wakilnya.
9. Pemilu 2024
Masih melansir laman KPU, saat ini dilaksanakan pemilu 2024.
Kontestasi kali ini diikuti 3 pasangan calon presiden. Sama seperti
sebelumnya, pemilihan presiden-wakil presiden tahun ini dilaksanakan
bersamaan untuk DPR, DPD, dan DPRD. Adapun jadwal dan tahapannya,
diatur dalam PKPU Nomor 3 Tahun 2022. Disebutkan bahwa pemilu
serentak dilakukan pada 14 Februari 2024. Dikutip dari detikNews, terdapat
perubahan pada pemilihan presiden dan wakilnya pada pemilu 2024 ini.
Sebelumnya, syarat presiden dan wakilnya yaitu berusia paling rendah 40
tahun sesuai yang tertuang dalam Pasal 169 huruf q UU Nomor 7 tahun
2017.

7
Kemudian, Mahkamah Konstitusi menetapkan batas usia capres-
cawapres menjadi tetap paling rendah 40 tahun kecuali pernah atau sedang
menjabat yang dipilih lewat pemilu. Keputusan itu ditetapkan berdasarkan
permohonan sejumlah pihak. Maka dari itu, mulai pemilu 2024 ini Pasal 169
huruf q UU Nomor 7 tahun 2017 ditetapkan menjadi berikut:
"Berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun atau pernah/sedang
menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk
pemilihan kepala daerah."
C. Bentuk Dukungan Raffi Ahmad Terhadap Pasangan Calon Presiden dan
Wakil Presiden Nomo Urut 2 (Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming
Raka)
Sederet artis dan influencer turut mendukung capres-cawapres nomor
urut 02 Prabowo-Gibran. Di antaranya Raffi Ahmad dan istri, Nagita Slavina.
Para selebritis tersebut sampai merilis lagu sebagai bentuk dukungan ke
Prabowo-Gibran. Lagu yang dirilis, Rabu, (7/2) tersebut berjudul 'Doa untuk
Pemimpin Negeri'. Lagu itu diunggah di akun YouTube Rans Music milik
pasangan suami istri artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Raffi Ahmad memang salah satu influencer terkenal yang menyatakan
dukungannya terhadap pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Gibran secara
terang-terangan. Diketahui bahwa, pada pemilu-pemilu sebelumnya Raffi
Ahmad memang sudah memantapkan hati untuk mendukung Bapak Jokowi
sebagai calon presiden Republik Indonesia. Atas sifat kesetaiannya, Raffi
Ahmad kembali bergabung dengan kubu Jokowi dengan cara mendukung
pasangan calon Prabowo Gibran pada pemilu 2024.
Meskipun banyak kabar miring yang ditudingkan kepadanya, tidak
membuatnya berubah pikiran ataupun menyembunyikan dukungannya. Kabar-
kabar tidak mengenakkan ditudingkan kepada Raffi Ahmad diantaranya Dia
difitnah jika dukungan terhadap Prabowo Gibran karena ingin menyelamatkan
karier bisnisnya dan juga Raffi Ahmad sering difitnah menyebarkan keburukan-
keburukan tentang paslon lain yaitu paslon 01 dan 03.
Berikut adalah potret bentuk dukungan Raffi Ahmad terhadap pasangan
calon Prabowo Gibran

8
Tabel 2.1 Bentuk Dukungan Raffi Ahmad terhadap Prabowo Gibran

No Tahun Bentuk Dukungan/Postingan

1 2023

9
2 2023

10
3 2024

11
4 2024

12
5 2024

Jika dilihat dari postingan-postingan yang menyatakan dukungannya,


sangat jauh dari tuduhan-tuduhan miring yang dilontarkan terhadap Raffi
Ahmad. Tampak redaksi dukungan yang ikhlas dari hati dan juga Raffi Ahmad
tidak pernah mem-posting kabar-kabar buruk dari paslon 01 dan 03.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan untuk menjawab
rumusan masalah di awal, dapat disimpulkan hasil dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan
kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya
mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.
2. Perkembangan Pemilu di Indonesia terjadi setiap adanya periode pemilihan
dan terjadi perubahan tiap periodenya. Pemilu di Indonesia dimulai sejak
tahun 1995 di periode presiden Soekarno hingga yang terakhir dilaksanakan
pada Februari tahun 2024 ini.
3. Bentuk dukungan influencer Raffi Ahmad terhadap pasangan calon presiden
dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Gibran dilakukan dengan
sepenuh hati tanpa adanya niat dan maksud tertentu dan juga dalam
pelaksanaan mengkampanyekan dukungannya, Raffi Ahmad tidak pernah
menyebarkan hoax buruk tentang pasangan calon lain.
B. Saran
Sebagai warga Negara yang baik, sudah semestinya kita memahami
system politik dan perkembangan pemilu di Indonesia. Dalam pelaksanaan
pemilu juga harusnya kita mengikuti sikap Raffi Ahmad yang melakukan
dengan dengan tidak golput serta secara fair mengkampanyekan dukungannya
tanpa menyebarkan berita buruk terhadap kompetitor. Semoga makalah ini
berguna bagi kita semua. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan
untuk perbaikan-perbaikan kedepan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Cholisin. (2009). Mengembangkan Partisipasi Warga Negara Dalam Memelihara dan


Mengembangkan Sistem Politik Indonesia. Jurnal Civics, 31.

Djufri, D. (2022). Sistem Politik dan Pemilu di Indonesia. Intelektiva, 89-91.

Kasim, Y. U. (2024, February 14). Sejarah Pemilu di Indonesia. Retrieved April 31,
2024, from Detik.com: https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7192898/sejarah-
pemilu-di-indonesia-perjalanan-pesta-demokrasi-1955-2024

15

Anda mungkin juga menyukai