Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PANCASILA MENJADI DASAR POLITIK DAN STRATEGI


NASIONAL:
Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional

Disusun oleh:

KELOMPOK 6

Muhammad Akmal Ardhia I (2207412009)

Ragiliawan Putra Rencana (2207412013)

Frendy Eka Styabudi (2207412053)

Kevin Febrio (2207412055)

Muhammad Rajiful Haq Gea (2207412058)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA & KOMPUTER

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpakan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pancasila, dengan judul: "Pancasila Sebagai Moral Kehidupan Bangsa".

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karem itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Depok, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5

1.3 Tujuan Pembahasan..............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................7

2.1 Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional................7

2.2 Otonomi Daerah...................................................................................8

2.3 Penyusunan Politik dan Strategi Nasional............................................9

2.1 Pancasila Sebagai Dasar Negara.........................................................11

 Tingkat penentu kebijakan puncak.........................................................11

2.2 IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL..........15

BAB III PENUTUP.......................................................................................21

3.1 Simpulan.............................................................................................21

3.2 Saran...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Politik dan Strategi Nasional sebagai landasan operasional disusun
berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional. Politik dan Strategi Nasional bisa berjalan di Indonesia
atas dasar kebijakan dasar negara Republik Indonesia yang menetapkan tiga
kekuasaan yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Sejak amandemen Undang-Undang Dasar 1945 yang dilakukan oleh


Majelis Permusyawaratan Rakyat Repubik Indonesia, sistem ketatanegaraan
negara mengalami perubahan yang cukup mendasar, tujuannya tidak lain agar
terwujud tatanan keseimbangan antar lembaga negara. Harapan dari penataan
hubungan antar lembaga adalah agar tidak ada lagi terjadi pemusatan
kekuasaan dan kewenangan pada salah satu institusi saja.

Sebelum terjadi amandemen Undang-Undang Dasar 1945 alat-alat


kelengkapan negara ada enam lembaga meliputi: MPR, DPR, DPA, BPK,
Lembaga Kepresidenan, dan Kekuasaan Kehakiman. Setelah terjadinya
amandemen alat-alat kelengkapan negara menjadi delapan lembaga yakni:
MPR, DPR, DPA, BPK, Lembaga Kepresidenan, DPD, MK, KY. Kedudukan
masing- masing lembaga tinggi negara tersebut sama atau setara yang memiliki
korelasi satu sama yang lain dalam menjalankan tugasnya. Tugas pokok dan
fungsi lembaga-lembaga tinggi negara tersebut di atas dikelompokan dalam
kelembagaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.Indonesia.

Lembaga-lembaga tersebut di atas di dalam negara Kesatuan Republik


Indonesia yang diatur melalui Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
suprastruktur politik, yakni DPR, DPD, MPR, PRESIDEN/WAKIL
PRESIDEN, BPK, MA, MK, KY sedangkan badan-badan yang berada di
masyarakat disebut sebagai infrastruktur politik yang meliputi pranata politik
yang ada di dalam masyarakat, antara lain : partai politik, media masa,
organisasi kemasyarakatan, kelompok kepentingan, dan kelompok penekan.

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat


suprastruktur politik di Indonesia merupakan kewenangan lembaga eksekutif,
dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden. Sejak dipilih langsung oleh rakyat
melalui pemilihan umum pada tahun 2004, Presiden dan wakil Presiden bukan
lagi menjadi mandataris MPR. Presiden dan Wakil presiden di dalam
menjalankan pemerintahan berpegang pada visi dan misi Presiden yang
disampaiikan pada waktu sidang MPR, yakni setelah acara pelantikan dan
pengambilan sumpah dan janjin Presiden dan Wakil Presiden.

Visi dan misi yang disampaikan Presiden dan Wakil Presiden tersebut
merupakan politik dan strategi nasioanal negara Indonesia di dalam
menjalankan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan selama lima
tahun. Sedangkan sebelumnya politik dan strategi nasional Indonesia mengacu
pada Garis-Garis Besar Haluan Negara yang dibuat dan ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

Pada infrastruktur politik proses penyusunan Politik dan Strategi


Nasional merupakan sasaran yang akan dicapai oleh pemerintah di dalam
mencapai tujuan secara nasional. Masyarakat memiliki peran yang besar di
dalam mengawasi pemerintah mengenai jalannya Politik dan Strategi Nasional
yang dibuat dan dilaksanakan oleh lembaga eksekutip. Sesuai dengan
kebijakan politik secara nasional, penyelenggara negara memang harus
mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua unsur lapisan
masyarakat dengan mencantumkan sasaran masing-masing sektor atau bidang
yakni; bidang ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa Itu Dasar Pemikiran Politik Dan Strategi Nasional?
2. Apa Itu penyusunan Politik & Strategi Nasional?
3. Apa Itu?

I.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui Apa Itu Politik
2. Mengetahui Penyusunan Politik Dan Stratrgi Nasional
3. Mengetahui Hubungan Antar Pancasilla Politik Dan Strategi Nasional

I.4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional


Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan
ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional .
Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945 . sejak tahun 1985 telah
berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan
lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur
politik” .

Lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA .


Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
“infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure
group).

Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan


memiliki kekuatan yang seimbang . Mekanisme penyusunan politik dan
strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris
MPR . Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat
suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN .Strategi
nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah
non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh
presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat
pelaksanaan . Salah satu wujud pengapilikasian politik dan strategi nasional
dalam pemerintahan adalah sebagai berikut :

II.2 Otonomi Daerah


Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah
memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas
bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah Kabupaten/Kota. Perbedaan
Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:

 Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat


(central government looking).
 Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah
(local government looking).
 Kewenangan Daerah
 Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999tenang Otonomi Daerah, kewenagan
daerah mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
 Kewenagnan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan
pengendalian pembangunan secara makro.
 Bentuk dan susunan pemerintahan daerah,
 DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah sebagai eksekutif
daerah dibentuk di daerah.
 DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk
melaksanakan demokrasi:
 Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil
Walikota.
 Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan Daerah.
 Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil Gubernur,
Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
 Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
 Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama
gubernur, Bupati, Walikota.
 Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota,
pelaksanaan APBD, kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama internasional di
daerah, dan menampung serta menindak-lanjuti aspirasi daerah dan
masyarakat..

II.3 Penyusunan Politik dan Strategi Nasional


Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional Politik dan strategi nasional
yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan
menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat dimana
jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
disebut sebagai “Suprastruktur Politik”, yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan
MA.

Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai


“Infrastruktur Politik”, yang mencakup pranata- pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group) dan kelompok penenkan (pressure
group). Antara suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama
dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat


suprastruktur politik diatur oleh Presiden (mandataris MPR). Dalam
melaksanakan tugasnya ini presiden dibantu oleh lembaga-lembaga tinggi
negara lainnya serta dewan-dewan yang merupakan badan koordinasi seperti
Dewan Stabilitas Ekonomi Nasional, Dewan Pertahanan Keamanan Nasional,
Dewan Tenaga Atom, Dewan Penerbangan dan antariksa Nasional RI, Dewan
Maritim, Dewan Otonomi Daerah dan dewan Stabitas Politik dan Keamanan.

Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat


suprastruktur politik dilakukan setelah Presiden menerima GBHN, selanjutnya
Presiden menyusun program kabinetnya dan memilih menteri-menteri yang
akan melaksanakan program kabinet tersebut. Program kabinet dapat
dipandang sebagai dokumen resmi yang memuat politik nasional yang
digariskan oleh presiden.

Jika politik nasional ditetapkan Presiden (mandataris MPR) maka strategi


nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah
non departemen sesuai dengan bidangnya atas petunjuk dari presiden.Apa yang
dilaksanakan presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional
yang bersifat pelaksanaan, maka di dalamnya sudah tercantum program-
program yang lebih konkrit untuk dicapai, yang disebut sebagai Sasaran
Nasional.

Proses politik dan strategi nasional di infrastruktur politik merupakan


sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan
strategi nasional yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sos bud dan
hankam.Sesuai dengan kebijakan politik nasional maka penyelenggara negara
harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan pembinaan terhadap

semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan sebagai sasaran


sektoralnya. Melalui pranata-pranata politik masyarakat ikut berpartisipasi
dalam kehidupan politik nasional.

Dalam era reformasi saat ini peranan masyarakat dalam mengontrol


jalannya politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan MPR maupun yang
dilaksanakna oleh presiden sangat besar sekali. Pandangan masyarakat
terhadap kehidupan politik, ekonomi, sos bud maupun hankam akan selalu
berkembang hal ini dikarenakan oleh: – Semakin tingginya kesadaran
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. – Semakin terbukanya akal dan
pikiran untuk memperjuangkan haknya. – Semakin meningkatnya kemampuan
untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. – Semakin
meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin
tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. – Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide-ide baru.

II.1 Pancasila Sebagai Dasar Negara


Stratifikasi berasal dari kata statum yang berarti lapisan. Stratifikasi
adalah pembedaan suatu unsur berdasarkan kriterianya ke dalam kelas-kelas
tertentu. Sedangkan politik adalah proses pembentukan dan pembagian
kekuasaan dalam masyarakat yang melaksanakan proses pembuatan keputusan
demi kebaikan dalam suatu negara. Pengertian lainnya, politik adalah seni dan
ilmu untuk meraih kekuasaan secara kosntitusional maupun nonkonstutisional.

Dalam arti kepentingan umum politik adalah segala usaha untuk


kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di pusat
maupun di daerah, dalam kata lain politik adalah suatu rangkaian azas/prinsip,
keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan
alat yang akan kita gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan

Dalam arti kebijaksanaan politik adalah mempertimbagkan sesuatu


yang yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha,
cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki.

Strategi adalah seni untuk menjalankan suatu proses demi mencapai


keberhasilan dan kemenangan. Strategi dapat dicapai melalui taktik. Namun,
tanpa strategi, taktik tidak ada gunanya. Dapat disimpulkan bahwa stratifikasi

politik dan strategi nasional (polstranas) adalah pembagian kekuasaan dalam


pengambilan suatu keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu
untuk kepentingan umum disuatu negara berdasarkan kriterianya masing-
masing ke dalam kelas-kelas tertentu demi mencapai kemenangan negara.
Stratifikasi politik dan strategi nasional dan daerah dalam negara Republik
Indonesia adalah sebagai berikut:
 Tingkat penentu kebijakan puncak.
Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup
penentuan UUD. Menitikberatkan pada masalah makro politik bangsa dan
negara untuk merumuskan idaman nasional berdasarkan falsafah Pancasila dan
UUD 1945. Kebijakan tingkat puncak dilakukan oleh MPR. Dalam hal dan
keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti tercantum pada
pasal 10 sampai 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan puncaktermasuk
kewenangan Presiden sebagai kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan
nasional yang ditentukanoleh kepala negata dapat berupa dekrit, peraturan
ataupiagam kepala negara

 Tingkat kebijakan umum

Merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat kebijakan puncak, yang


lingkupnya menyeluruh nasional dan berisi mengenai masalah-masalah makro
strategi guna mencapai idaman nasional dalam situasi dan kondisi tertentu.

 Tingkat penentu kebijakan khusus

Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama pemerintah. Kebijakan ini


adalah penjabaran kebijakan umum guna merumuskan strategi, administrasi,
sistem dan prosedur dalam bidang tersebut. Wewenang kebijakan khusus ini
berada ditangan menteri berdasarkan kebijakan tingkat diatasnya.

 Tingkat penentu kebijakan teknis

Kebijakan teknis meliputi kebijakan dalam satu sektor dari bidang utama dalam
bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program
dan kegiatan.

 Tingkat penentu kebijakan di Daerah


Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di Daerah
terletak pada Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat
didaerahnya masing-masing. Kepala daerah berwenang mengeluarkan
kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD. Kebijakan tersebut
berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tingkat I atau II. Menurut kebijakan yang
berlaku sekarang, jabatan gubernur dan bupati atau walikota dan kepala daerah
tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan yang disebut
Gubernur/KepalaDaerah tingkat I, Bupati/KepalaDaerah tingkat II atau
Walikota/Kepala Daerah tingkat II.

Strategi pembangunan Indonesia adalah membangun Indonesia dalam segala


aspek kehidupan sesuai yang diamankan salam UUD 45 meliputi :

 Pemenuhan hak-hak dasar rakyat


 Penciptaan landasan pembangunan yang kokoh
 Menjunjung tinggi nilai luhur
 Mentiadakan UU yang bersifat diskriminatif
 Bhineka Tunggal Ika

Polstranas yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem


kenegaraan menurut UUD 1945. Jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga
yang ada disebut sebagai suprastruktur politik,yaitu MPR, DPR, Presiden,
DPA, BPK, dan MA. Badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
infrastruktur politik, mencakup pranata-pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group), & kelompok penekan (pressure group).
Suprastruktur politik dan infrastruktur politik harus dapat bekerjasama dan
memiliki kekuatan yang seimbang.

TUJUAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL INDONESIA, DALAM


DAN LUAR NEGERI

Tujuan politik dan strategi nasional Indonesia untuk dalam negeri telah
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang menyatakan ”…
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial … .” Sehingga jelas sekali bisa kita simpulkan bersama-sama,
bahwa tujuan utama politik dan strategi nasional Indonesia adalah untuk:

Melindungi hak-hak seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali dan


menjaga pelaksanaan kewajiban-kewajiban, dengan melaksanakan
pemerintahan untuk mengatur keamanan.

Mensejahterakan kehidupan seluruh bangsa Indonesia.

Melaksanakan sistem pendidikan agar bisa memajukan bangsa dan negara.

Menjaga keamanan untuk menjaga perdamaian dan kehidupan sosial yang


seimbang, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada tujuan
nasional negara itu sendiri. Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik dan
setrategi luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut:

Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.

Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk


memperbesar kemakmuran rakyat.

Meningkatkan perdamaian internasional.

Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.

Tujuan politik luar negeri tidak terlepas dari hubungan luar negeri. Hubungan
luar negeri merupakan hubungan antarbangsa, baik regional maupun
internasional, melalui kerja sama bilateral ataupun multirateral yang ditujukan
untuk kepentingan nasional.
Politik setrategi luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam
kebijakan luar negeri yang diarahkan untuk mencapai kepentingan dan tujuan
nasional. Kebijakan luar negeri oleh pemerintah dilaksanakan dengan kegiatan
diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat. Dalam menjalankan tugasnya
para diplomat dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri yang dipimpin
oleh Menteri Luar Negeri. Untuk inilah ditugaskan diplomat, dalam rangka
menjembatani kepentingan nasional negaranya dengan dunia internasional.
II.2 IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Implementasi politik dan strategi nasional di bidang hUkum :

Mengembangkan budaya hukum disemua lapisan masyarakat untuk


terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum
dan tegaknya negara hukum.

Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan


mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum adat serta
memperbaharui perundang–undangan warisan kolonial dan hukum nasional
yang diskriminatif, termasuk ketidak adilan gender dan ketidak sesuaianya
dengan reformasi melalui program legalisasi.

Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian


hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak asasi
manusia.

Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional terutama yang berkaitan


dengan hak asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa
dalam bentuk undang–undang.

Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak hukum,


termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk menumbuhkan
kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan, dukungan sarana
dan prasarana hukum, pendidikan, serta pengawasan yang efektif.

 Penyelenggara Negara
Membersihkan penyelenggara negara dari praktek korupsi, kolusi,dan
nepotisme dengan memberikan sanksi seberat–beratnya sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, meningkatkan efektivitas pengawasan internal
dan fungsional serta pengawasan masyarakat dengan mengembangkan etik dan
moral.

Meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan


dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karier berdasarkan prestasi
dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi.

Melakukan pemeriksaan terhadap kekayaan pejabat dan pejabat pemerintahan


sebelum dan sesudah memangku jabatan dengan tetap menjunjung tinggi hak
hukum dan hakasasi manusia.

Meningkatkan fungsi dan keprofesionalan birokrasi dalam melayani


masyarakat dan akuntanbilitasnya dalam mengelola kekayaan negara secara
transparan bersih, dan bebas dari penyalahgunaan kekuasaan.

Meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan Tentara Nasional


Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk menciptakan
aparatur yang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, bertanggung jawab
profesional,produktif dan efisien.

Memantapkan netralisasi politik pegawai negeri dengan menghargai hak–hak


politiknya.

 Komunikasi, informasi, dan media massa

Meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi melalu imedia massa modern


dan media tradisional untuk mempercerdas kehidupan bangsa memperkukuh
persatuandan kesatuan, membentuk kepribadian bangsa, serta
mengupayakan keamanan hak pengguna sarana dan prasarana informasi dan
komunikasi.
Meningkatkan kualitas komunikasi di berbagai bidang melalui penguasaan dan
penerapan teknologi informasi dankomunikasi guna memperkuat daya saing
bangsa dalam menghadapi tantangan global.

Meningkatkan peran pers yang bebas sejalan dengan peningkatan kualitas dan
kesejahteran insan pers agar profesional, berintegritas, dan menjunjung
tinggi etika pers,supremasi hukum, serta hak asasi manusia.

Membangun jaringan informasi dan komunikasi antar pusat dan daerah serta
antar daerah secara timbal balik dalam rangka mendukung pembangunan
nasional serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia,sarana dan prasarana


penerapan khususnya di luar negeri dalam rangka memperjuangkan
kepentingan nasional diforum internasional.

 Agama

Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral,


spiritual, dan etika dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar
segala peraturan perundang–undangan tidak bertentangan dengan moral agama.

Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem


pendidikan agama sehingga lebih terpadu dan integral sehingga sistem
pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai.

Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama


sehingga tercipta suasana yang harmonis dan saling menghormati dalam
semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama dan
pelaksanaan pendidikan beragama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk
tingkat Perguruan Tinggi.

Meningkatkan kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya,


termasuk penyempurnaan kualitas pelaksanaan ibadah haji, dan pengelolaan
zakat denganmemberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam penyelenggaraan.
Meningkatkan peran dan fungsi lembaga–lembaga keagamaan dalam ikut
mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk
memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa serta memperkuat kerukunan
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 Pendidikan

Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan


yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya nilai–nilai
universal termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka
mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan membangun
peradaban bangsa.

Merumuskan nilai–nilai kebudayaan Indonesia, sehingga mampu memberikan


rujukan sistem nilai terhadap totalitas perilaku kehidupan ekonomi, politik,
hukum dan kegiatan kebudayaan dalam rangka pengembangan kebudayaan
nasional dan peningkatan kualitas berbudaya masyarakat.

Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai–nilai budaya dalam rangka


memilah–milah nilai budaya yang kondusif dan serasi untuk menghadapi
tantangan pembangunan bangsa dimasa depan.

Mengembangkan kebebasan berkreasi dalam berkesenian untuk mencapai


sasaran sebagai pemberi inspirasi bagi kepekaan rasa terhadap totalitas
kehidupan dengan tetap mengacu pada etika, moral, estetika dan agama, serta
memberikan perlindungan dan penghargaan terhadap hak cipta dan royalti bagi
pelaku seni dan budaya.

Mengembangkan dunia perfilman Indonesia secara sehat sebagai media massa


kreatif yang memuat keberagaman jenis kesenian untuk meningkatkan
moralitas agama serta kecerdasan bangsa, pembentukan opini publik yang
positif dan peningkatan nilai tambah secara ekonomi.

 Kedudukan dan Peranan Perempuan

Meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh
lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan keadilan
gender.

Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan


tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan serta nilai historis
perjuangan kaum perempuan, dalam rangka melanjutkan usaha pemberdayaan
perempuan serta kesejahteraan keluargadan masyarakat.

 Pemuda dan Olahraga

Menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia


Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup,
yang harus dimulai sejak usia dini melalui pendidikan olah raga di sekolah dan
masyarakat.

Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus


dilakukan secara sistematis dankomprehensif melalui lembaga–lembaga
pendidikan sebagaipusat pembinaan di bawah koordinasi masing–masing
organisasi olahraga termasuk organisasi penyandang cacat bersama-sama
dengan masyarakat demi tercapainya sasaran yang membanggakan di tingkat
internasional.

Mengembangkan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam


mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat dengan memberikan
kesempatan dan kebebasan mengorganisasikan dirinya secara bebas dan
merdeka sebagai wahana pendewasaan untuk menjadi pemimpin bangsa yang
beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, patriotis, demokratis, mandiri dan
tanggap terhadap aspirasi rakyat.

Mengembangkan minat dan semangat kewirausahaan dikalangan generasi yang


berdaya saing, unggul dan mandiri.

Melindungi segenap generasi muda dari bahaya distruktif terutama bahaya


penyalahgunaan narkotika, obat–obat terlarang dan zat adiktif lainnya
(narkoba) melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran
masyarakatakan bahaya penyalahgunaan narkoba.
 Pembangunan Daerah

Mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab


dalam rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi, lembaga politik,
lembaga hukum, lembaga keagamaan, lembaga adat dan lembaga swadaya
masyarakat, serta seluruh masayrakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Melakukan pengkajian tentang berlakunya otonom idaerah bagi daerah


propinsi, daerah kabupaten, daerah kota dan desa

Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan


memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah serta memperhatikan
penataan ruang, baik fisik maupun sosial sehingga terjadi pemerataan
pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan ekonomi daerah.

Mempercepat pembangunan pedesaan dalam rangka pemberdayaan


masyarakat terutama petani dan nelayan melalui penyediaan prasarana,
pembangunan sistem agribisnis, indutri kecil dan kerajinan rakyat,
pengembangan kelembagaan penguasaan teknologi, dan pemanfaatan sumber
daya alam

.
BAB III
PENUTUP

III.1 Simpulan

III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/
337307186_BAB_POLITIK_DAN_STRATEGI_NASIONAL

http://yusherestiani.blogspot.co.id/2015/01/politik-dan-strategi-nasional.html

http://fulay2503.blogspot.com/2010/05/stratifikasi-politik.html

http://ayosemangatmembaca.blogspot.co.id/2015/06/politik-dan-strategi-
nasional.html

http://darmaprasajawahyudi2.blogspot.com/2013/06/dasar-pemikiran-
penyusunan-politik-dan.html

Anda mungkin juga menyukai