TUGAS KEWARGANEGARAAN
DOSEN PENGAMPU:
ABDUL MANAN,S.Pd.,M.Si.
DISUSUN OLEH:
MIRANDA AMELIA AGUSTIN
1916220052
maraknya partai politik diindonesia ini mulai dari Era Orde lama Hingga Era
Demokrasi seperti pada saat ini, makalah ini juga diharapkan bisa dimanfaatkan
Karena faktanya banyak Warga negara Indonesia yang mengaku dirinya WNI
tetapi tidak tahu sejarah peradaban Indonesia terutama dibidang politik dan
kebudayaan.
dan bisa mengaplikasikan apa yang dipelajari dari makalah ini untuk diterapkan
dikedepannya.
Melalui kata pengantar ini, Penulis Berterima kasih kepada Bpk Husni
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Komunikasi D) atas perintahnya untuk
i
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................ 2
A. Perkembangan Badan Eksekutif........................................................ 2
a. Orde Baru.................................................................................. 2
b. Masa Reformasi......................................................................... 2
B. Perkembangan politik Badan Legislatif............................................
3
a. Volkraad........................................................................................... 4
b. Komite Nasional Indonesia Pusat................................................... 4
c. Badan Legislatif Republik Indonesia Serikat................................ 4
d. Badan Legislatif Sementara................................ ............................ 5
e. Badan Legislatif Hasil Pemilu 1955................................................ 5
f. Badan Legislatif Pemilu berlandaskan UUD 1945 ....................... 5
g. Badan Legislatif Gotong Royong Demokrasi Terpilih.................. 5
h. Badan Legislatif Gotong Royong Demokrasi Pancasila............... 6
i. Badan Legislatif Hasil Pemilu 1971-1977....................................... 6
j. Badan Legislatif Hasil Pemilu 1977-1997...................................... . 6
k. Badan Legislatif Masa Reformasi Hasil Pemilu 1999 dan 2004.... 7
BAB III........................................................................................................ 8
PENUTUP.................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN...................................................................................... 8
Daftar Pustaka............................................................................................ 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika perkembangan politik di indonesia berkembang melalui yurispudensi
mulai dari orde baru hingga saat ini, Indonesia adalah Negara yang menganut trias
tersebut yaitu Badan Eksekutif yang terdiri dari presiden serta wakil presiden, mentri-
mentri, perdana mentri dan kabinet, Badan Legislatif yang dijalankan presiden bersama-
sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat, dam Majlis Permusyawaratan Rakyat dan
lebih demokratis dan perkembangan politik diindonesia pada masa-masa orde baru
peraturan perundangan.
yang dinggap paling wajar. Oleh karena itu, ketika pemilihan umum tahun 1971
mengikutsertakan partai politik dan golongan fungsional. Pada tahun 1973 juga presiden
Soeharto mengajak partai politik dan sekber golkar untuk menfungsikan diri sebagai
Badan Yudikatif sebenarnya lebih bersifat teknis yuridis dan termasuk bidang
hubungannya erat dengan kekuasaan badan legislative dan eksekutuf serta dengan hak
1
BAB II
PEMBAHASAN
Badan eksekutif Negara yang terdiri atas Presiden dan wakil presiden adalah
sebagai bagian eksekutif yang tak dapat diganggu gugat, kemudian mentri-mentri yang
dipimpin oleh seorang perdana menteri dan yang bekerja atas dasar asas tanggungjawab
memberikan kesempatan yang besar bagi presiden soeharto untuk berperan sebagai
menyebabkan tidak ada satupun diantara elite politik nasional yang dapat dianggap
kekuasaan yang dipimpin oleh soeharto semakin hebat bahkan kebebasan berbicara
sama sekali persaingan politik antar dua partai politik dan golkar menghilang, peranan
ABRI yang semakin besar seiring dengan meluasnya dwifungsi ABRI dan timbulnya
yang menggunakan kekuasaan, fasilitas, dan keuangan Negara untuk kepentingan bisnis
mereka.
Setelah masa orde baru berakhir, munculah masa sesudah orde baru yaitu Orde
2
sehingga system politik Indonesia menjadi lebih Demokratis.Praktik-praktik yang tidak
perundangan.
UU poliitik baru dan bersifat lebih demokrasi dikeluarkan pada awal 1999 dan
tahun yang sama, UU politik baru menghasilka PEMILU 1999 yang dianggap sebagai
Dalam jabatannya sebagai Presiden, presiden tidak bias diberhentikan oleh DPR
UUD 1945 yang menegaskan bahwa presiden didalam system presidensial yang
sebaliknya, presiden tidak dapat membubarkan DPR dengan alasan permasalahan politik.
Badan legislatif yang meliputi DPR dan MPR mencerminkan salah satu fungsi
perkembangan gagasan yang menerangkan bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat, maka
badan legislative menjadi badan yang berhak menyelenggarakan kedaulatan itu dengan
Didalam Badan legislative, ada Dua kategori masalah perwakilan yaitu
sebagai anggota parlemen menjadi trustee, dan perannya sebagai pengemban “mandate”
3
dan mempunya konsep bahwa seorang atau suatu kelompok mempunyai kemampuan dan
kewajiban untuk bicara dan bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih besar.
badan ini mewakili rakyat melalui partai politik. Sekalipun asas perwakilan politik telah
menjadi sangat umum, tetapi ada beberapa kalangan yang merasa bahwa partai politik
berbagai kepentingan dan kekuatan lain yang ada didalam masyarakat terutama dibidang
ekonomi.
a. Volksraad
Volksraad adalah badan legislative yang diketuai oleh seorang belanda dan
zaman ada prinsip yang menyatakan ”mayoritas pribumi” yang mengakibatkan anjloknya
yang pembetukannya didasarkan pada keputusan sidang PPKI pada tanggal 18 Agurtus
1945.KNIP merupan pengembangan dari Komite Nasional Indonesia (KNI) yang dilantik
Sebagai badan perwakilan, KNIP mempunya hak dan kewajiban Adapun hak
Badan legislative Republika Indonesia Serikat terdiri dari dua majlis yaitu Senat
dan Badan Legislatif.Badan Legislatif ini berpusat di Yogyakarta, dan dalam badan
4
legislatif Republika Indonesia Serikat menerangkan bahwa DPR mempunyai hak Budget,
undang bersama pemerintah, hak-hak lainnya yang dimiliki adalah hak bertanya, hak
interpelasi, dan hak angket tetapi DPR tidak diberi hak untuk menjatuhkan cabinet.
Badan legislative Sementara mempunyai hak legislative seperti hak Budget, hak
Amandemen, hak Inesiatif, dan hak control seperti bertanya, interpelasi,angket dan mosi.
Badan legislative Hasil Pemilu 1955 memiliki wewenang dan control yang sama
dengan DPR-sementara. Namun dalam masa DPR ini diajukan 145 Rancangan Undang-
undang dan 113 diantaranya disetujuai menjadi undang-undang, diusulkan 8 Mosi dan 2
Dengan berlakunya kembali UUD 1945, maka badan legislative bekerja dalam
rangka yang sempit, dalam arti bahwa hak-haknya kurang terperinci dalam UUD 1945
Wewenang badan legislative menurut UUD 1945 mencakup ketetapan bahwa tiap
undang-undang memerlukan persetujuan DPR. DPR mempunyai hak Inesiatif, hak untuk
pemerintahan yang lain, akan tetapi badan ini bekerja dalam suasana dimana DPR
gotong royong.
5
Sedangkan kelemahan DPR-GR dibidang legislative ialah DPR-GR kurang sekali
Dalam terbentuknya badan ini, suasana Indonesia dikala itu ialah prosen
penegakan orde baru sesudah terdinya G 30 S/PKI yang berakibat perubahan yang
Didalam badan ini mngusahakan agar tata kerja DPR-GR lebih sesuai dengan
dengan ketentuan UUD 1945, DPR-RI ini disamping bersama-sama pemerintah bertugas
keputusan, system musyawarah masih tetap diutamakan (tanpa campur tangan presiden)
dan baru apabila tidak mungkin maka keputusan siambil berdasarkan suara terbanyak.
kepartaian diindonesia. Presiden soeharto pada tahun 1973 mengajak partai politik dan
sekber golkaryang bertarung pada pemilu 1971, untuk memfungsikan diri atas dasar
6
k. Badan Legislatif masa reformasi Hasil pemilu 1999 dan 2004
Pada periode 1999 dan 2004 merupakan DPR pertama yang terpilih dalam masa
tentang partai politik, UU pemilihan Umum, UU tentang susunan dan kedudukan MPR,
DPR, dan DPRD dengan tujuan mengganti sistem pemilu kearah yang demokratis.
DPR hasil pemilu 1999 berhasil melakukan amandemen terhadap UUD 1945,
meskipun hasil amandemen tersebut masih belum ideal, namun ada beberapa perubahan
terjadi.
Salah satu perubahan tersebut adalah lahirnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
lahirnya sistem pemilihan presiden secara langsung, dan lahirnya Mahkamah Konsitusi
perdata. Asas kebebasan badan yudikatif dikenal diindonesia. Akan tetapi dalam masa
Kekuasaan yudikatif sebenarnya lebih bersifat teknis yuridis dan termasuk bidang
ilmu hukum daripada bidang ilmu politik . khususnya untuk cabang kekuasaan yudikatif,
prinsip yang tetap dipegang ialah bahwa dalam tiap negara hukum badan yudikatif
kehakiman yang tegas, bebas, berani, dan dihormati. Badan yudikatif yang bebas adalah
syarat mutlak dalam suatu masyarakat yang bebas dibawah rule of law. Kebebasan
tersebut meliputi kebebasan dari campur tangan badan eksekutif, legislatif, ataupum
masyarakat umum.
7
D. Perkembangan Partai politik diIndonesia
kurang lebih seratus tahun. Partai politik telah muncul jauh sebelum peradaban
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indonesia sudah mengenal partai politik dari zaman kolonial yaitu pada tahun
1918, sebagai manifestasi bangkitnya kesadaran nasional dan berkembang lagi dizaman
politiknya melalulai Badan-badan petinggi negar yaitu Badan Eksekutif yang meliputi
Presiden, mentri-mentri dan kabinet. Kemudian badan legislatif yang meliputi MPR dan
Daftar Pustaka
Budiardjo, miriam. Prof, 2010. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta :Gramedia Pustaka
Utama