Disusun oleh :
1. ELDE NUR RESPATIKA O. (10680019)
2. TIA YULIANINGSIH
(10680020)
3. PUJI LESTARI
(10680021)
4. DIAN ARUM A. P. P.
5. SETYARINI WIDYASTUTI
(10680022)
(10680023)
kekuasaan
ya ng
sangat
revolusioner
dan
elit, sementara ekonomi adalah masalah riil kaum ekonomi bawah yang belum
diakomodasi dalam proses demokratisasi. Ini adalah salah satu tantangan terberat yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Demokrasi dalam arti sebenarnya terkait dengan pemenuhan hak asasi manusia.
Dengan demikian ia merupakan fitrah yang harus dikelola agar menghasilkan output
yang baik. Setiap manusia memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berkumpul,
berserikat dan bermasyarakat. Dengan demikian, demokrasi pada dasarnya memerlukan
aturan main. Aturan main tersebut sesuai dengan nilai-nilai religious dan sekaligus yang
terdapat dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT DEMOKRASI
Pengertian demokrasi dapat dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu secara
bahasa (etimologi) dan istilah (terminologi). Secara etimologis demokrasi berasal dari
bahasa Yunani, demos berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratien atau cratos
berarti pemerintahan, kekuasaan, atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demo-cratein atau
demo-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya
kedaulatan ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat,
rakyar berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.1
Sementara pengertian demokrasi secara istilah menunjukkan arti beragam
menurut para ahli. Joseph A. Schmeter menyatakan bahwa demokrasi merupakan suatu
perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana setiap individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
Sidney Hook menyatakan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dimana keputusankeputusan pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan
pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. Phillippe C.
Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakn demokrassi sebagai suatu sistem pemerintahan
dimana pemerintah dimintai tanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah
publik oleh warga negara yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan
kerjasama dengan para wakil mereka yang telah terpilih. Sedangkan Hendri B. Mayo
mendefinisikan demokrasi dengan pengertian sistem politik yang menunjukkan bahwa
kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawassi efektif
oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa demokrasi sebagai sistem
bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun
pemerintahan. Kekuasaan dan kedaulatan di tangan rakyat mengandung pengertian tiga
hal yaitu, pemerintahan dari rakyat (government of the people), pemerintahan oleh rakyat
(government by the people), dan pemerintahan untuk rakyat (government for the people).
Dengan demikian suatu pemerintahan akan dikatakan demokratis jika ketiga hal tersebut
dilakukan dan ditegakkan dalam sistem pemerintahan.
Pengertian pemerintahan dari rakyat berkaitan erat dengan pemberian legitimassi
kekuasaan. Berkaitan dengan pemberian pengakuan kekuasaan, posisi rakyat sangat
penting untuk mengakui ataupun tidak mengakui sebuah regm kekuasaan. Masalah
legitimasi kekuasaan dari rakyat sangat penting untuk memberikan jaminan terhadap
pemerintahan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Pemerintahan dari
rakyat memberikan pengertian bahwa pemegang kekuasaan harus menunaikan tugas
sebaik mungkin karena rakyat telah memberikan mandat kekuasaan kepadanya.
Sementara pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas dorongan diri ataupun golongan.
Maka suatu pemerintahan dalam menjalankan tugas-tugasnya harus dalam pengawasan
rakyat. Kontrol dan pengawasan rakyat dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat
maupun melalui para wakil terpilih dalam suatu lembaga resmi Dewan Prewakilan
Raktay (DPR). Dengan adanya pengawasan maka diharapkan akan terjadi check and
balance pemerintahan dan rakyat sehingga tumbuh kehidupan yang demokratis.
Sedangkan pemerintahan untuk rakyat mengandung pengertian bahwa kekuasaan
yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan
rakyat. Maka disini kepentingan rakyat harus lebih didahulukan diatas kepentingan
pribadi dan golongan. Karena itulah pemerintahan harus berpartisipasi aktif
mendengarkan suara rakyat dan kemudian mengakomodasikannya dalam berbagai
kebijakan atau program aksi yang secara langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh
rakyat. Maka berkenaan dengan ini kebebasan berpendapat dari rakyat untuk
menyampaikan aspirasinya harus dijamin oleh suatu peraturan perundanng-undangan.
Robert A. Dahl mencirikan sistem demokrasi dengan beberapa karakteristik.
Pertama, pengawasan atas kebijaksanaan pemerintah dilakukan secara konstitusional oleh
wakil-wakil yang dipilih. Kedua, para wakil rakyat dipilh dalam pemilihan yang
dilakukan secara jujur dan berkala, serta tanpa paksaan. Yang ketiga, semua orang
dewasa berhak memilih dan dipilih. Keempat, warga negara berhak menyatakan
pendapat mengenai berbagai masalah politik tanpa ancaman hukuman berat. Kelima,
warga negara berhak memperoleh sumber-sumber informasi alternatif yang ada dan
dilindungi oleh hukum. Serta yang terakhir yaitu warga negara berhak membentuk
perkumpulan atau organisasi yang independen, termasuk berbagai partai politik dan
kelompok kepentingan.
Dengan berbagai penjelasan tersebut, kiranya menjadi jelas bahwa demokrasi
merupakan sebuah konsep yang menuntut adanya semua unsur (kebebasan untuk
berpendapat, berserikat, serta pemilihan umum yang bebas dan terbuka) dapat dipenuhi.
Dengan kata lain sebuah sistem akan dikatakan demokratis jika ada padanya semua unsur
demokrasi.
kekuasaan politik
dan merebut
kedudukan politik
dalam
Demokrasi pancasila bersumber dari nilai-nilai luhur Pancasila (lima sila dalam
Pancasila) dan menekankan pada aspek hikmah kebijaksanaan dan musyawarah
serta perwakilan.
Menurut John Dunn berbentuk demokrasi perwakilan merupakan bentuk
demokrasi modern yang paling sesuai.2 Demokrasi perwakilan sendiri terbagi dalam dua
model yaitu demokrasi perwakilan langsung dan perwakilan tak langsung.
Sklar mengajukan 5 corak atau model demokrasi yaitu demokrasi liberal,
demokrasi terpimpin, demokrasi sosial, demokrasi partisipasi, dan demokrasi
konstitusional.3 Penjelasan 5 model demokrasi tersebut sebagai berikut:
1. Demokrasi liberal yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh UU dan Pemilihan
Umum Bebas yang diselenggarakan dalam waktu yang panjang. Banyak negara
afrika menerapkan model ini hanya sedikit yang bertahan.
2. Demokrasi terpimpin. Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka
dipercaya rakyat tetapi menolak pemilihan umum yang bersaing sebagai
kendaraan untuk menduduki kekuasaan.
3. Demokrasi sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan
sosial dan egalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan
politik
4. Demokrasi partisipasi yang menekankan hubungan timbal balik antara pengguasa
dan yang dikuasai.
5. Demokrasi consociational, yang menekankan proteksi khusus bagi kelompokkelompok budaya yang menekankan kerja sama yang erat diantara elit yang
mewakili bagian budaya masyarakat utama.
Sedangkan menurut Inu Kencana, demokrasi terdiri dari dua model yaitu
demokrasi langsung (direct democracy) dan demokrasi tidak langsung (indirect
democracy).4 Demokrasi langsung terjadi bila rakyat untuk mewujudkan kedaulatannya
pada suatu negara dilakukan secara langsung pada eksekutif. Aktivitas pemilu sebagai
salah satu wujud demokrasi hanya dipergunakan untuk memilih anggota eksekutif
(presiden) dan legilatif (DPR). Pada demokrasi langsung lembaga legislatif hanya
2
Ibid.
Ibid.
4
Inu Kencana,1986
3
Robert
N.
Bellah
yang
sampai
pada
kesimpulan
bahwa
3. Ketiga adalah perubahan transplacement yaitu negara kuat, tetapi kekuatan arus
bawah juga kuat. Sehingga terjadi semacam kebutuhan dan akhirnya kedua belah
pihak bersetuju untuk berkompromi dan melakukan pembauran-pembauran yang
lebih demokratis. Contohnya Panama.
Dilihat dari proses demokratisasi, menurut Sorensen seperti dikutip Azyumardi
Azra bahwa transisi dari bentuk
demokratis, merupakan proses yang lama dan kompleks dan melibatkan beberapa tahap.5
Pertama tahap persiapan yang ditandai pergulatan dan pergolakan politik yang berakhir
pada jumlahnya rezim yang non demokratis. Kedua tahap penentuan, dimana unsur-unsur
penegak demokrasi di bangun dan di kembangkan. Ketiga tahap konsolidasi, dimana
demokrasi baru di kembangkan lebih lanjut sehingga praktik-praktik demokrasi menjadi
bagian yang mapan dari budaya politik.
Demokrasi yang sedang bergulir di Indonesia saat ini merupakan tantangan
sekaligus peluang yang perlu disikapi secara sadar oleh seluruh komponen penegak
demokrasi seperti birokrasi pemerintahan, partai politik, masyarakat madani, kaum
intelektual, kelompok gerakan, kalangan pers, dan masyarakat umumnya. Sebagai
tantangan karena agenda demokrasi cukup banyak seperti dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, pendidikan, dan social budaya. Sedangkan sebagai peluang menjadikan
Indonesia menjadi salah satu Negara berkembang yang dapat menerapkan prinsip dan
nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan.
BAB III
KESIMPULAN
Demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Perkembangan demokrasi di Indonesia
dapat dari segi waktu dibagi dalam empat periode, yaitu:
1. Periode 1945-1959.
2. Periode 1959-1965.
3. Periode 1965-1998.
4. Periode 1998- sekarang
Menurut Inu Kencana, demokrasi terdiri dari dua model yaitu demokrasi langsung
(direct democracy) dan demokrasi tidak langsung (indirect democracy).
Komponen komponen yang dapat mewujudkan tegaknya demokrasi antara lain :
1. Negara hukum
2. Infrastruktur politik
3. Masyarakat madani
4. Pers yang bebas dan bertanggungjawab
Agama dan demokrasi merupakan konsep dan sistem nilai yang bermakna sangat
penting dalam kehidupan manusia. Karena itu persoalan agama dan demokrasi adalah
persoalan manusia dalam menjalani kehidupan baik sebagai mahluk religius maupun
sebagai mahluk sosial.
Dilihat dari proses demokratisasi, menurut Sorensen seperti dikutip Azyumardi Azra
bahwa transisi dari bentuk pemerintahan atau rezim non demokratis menjadi demokratis,
merupakan proses yang lama dan kompleks serta melibatkan beberapa tahap.
DAFTAR PUSTAKA