Terjemahan
“Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dalam kemegahannya berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia berkata, “Mudah-mudahan kiranya kita
mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah di berikan kepada karun; sesungguhnya ia
mempunyai keberuntungan yang besar”.
“Tetapi orang-orang yang di anugerahi ilmu berkata "celakalah kamu! Ketahuilah,
pahala Allah lebih baik bagi orang-orang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala
yang besar) itu hanya di peroleh oleh orang-orang yang sabar”.
“Maka kami benamkan dia (Qarun) beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golonganpun yang akan menolongnya selain Allah. Dan tiadalah ia termasuk
orang-orang yang dapat membela diri”.
“Dan orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata :
“Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki
dari hamba-hambaNya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-
hambaNya); kalau Allah tidak melimpahkan karuniaNya atas kita benar-benar Dia telah
membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (
nikmat Allah).“ (Q.S Al-Qasas:79-82)
سمعت رسول: عن ابي كريمة المقدار بن معد يكرب رضي هللا عنه قال
ما مالء اد: هللا صلي هللا عليه وسلم يقول
ميوعاء شرا من بطنه بحسب ابن ادم لقيمات يقمن صلبه فاءنكان المحالة فثلث لط
)عامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه (رواهالترمذى
قال رسول هللا صلي هللا عليه وسلم ليس المؤمن بالذي يشبعوجاره جائع الي جنبه
)(رواه البخارى
Terjemahan
“Dari Abi Karimah, yaitu Miqdar Bin Ma’dikariba : saya mendengar Rasulullah saw,
bersabda : anak adam yang mengisi penuh suatu tempat, tidak akan lebih berbahaya daripada
mengisi perutnya sendiri. Bagi anak adam, cukup beberapa suap makanan untuk menegakkan
tulang iganya. Jika dia harus demikian (makan lebih banyak dari itu), maka sepertiga untuk
makannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga lagi untuk napasnya.” (H.R. Turmudzi)
“Rasulullah saw. Bersabda : Tidak termasuk orang mukmin, orang yang kenyang,
sementara tetangganya lapar di dekatnya.” (H.R. Bukhari)
Isi kandungan hadist
Hadist diatas mengandung makna bahwa perut merupakan salah satu organ penting
bagi manusia. Jika perutnya dapat berfungsi dengan baik maka seseorang dapat beraktivitas
dengan baik pula. Begitu pula sebaliknya, jika fungsi perut sudah terganggu maka seseorang
tidak akan mampu beraktivitas.
Hadist di atas menjelaskan bahwa kita tidak boleh mengisi perut samapi penuh,
apalagi terkesan sampai ingin muntah, sebab akan mudah menimbulkan penyakit. Rasulullah
saw. Mengajarkan kepada kita agar tidak makan sebelum lapar dan ketika makan jangan
sampai kekenyangan. Jika hal itu dilakukan, niscaya kesehatan badan akan terpelihara dengan
baik dan tidak mudah terserang penyakit.
Dalam hadist diatas juga dijelaskan bahwa setiap anak adam hendaknya makan
beberapa suap saja. Artinya, secukupnya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Selain itu juga, kita
harus makan secara teratur dan terjadwal agar perut dapat bekerja sesuai fungsinya. Bahkan
dianjurkan agar mengatur ruangan di dalam perut menjadi tiga tempat, yaitu pertama
sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk udara atau
bernapas. Jika pola makan seperti yang dianjurkan Rasulullah saw. Sudah diterapkan, niscaya
tubuh kita akan sehat. Jika masih ada sisa makanan di rumah kita, hendaknya diberikan
kepada fakir miskin atau keluarga yang membutuhkan sehingga tidak ada makanan yang
terbuang mubazir.
Bahkan dalam hadist kedua, kita diperintahkan agar tidak hanya memikirkan diri
sendiri, artinya makan dan minum sendiri tanpa peduli kepada orang lain. Tidak sempurna
iman seseorang yang hanya makan sendiri, sedangkan tetangga dekatnya kelaparan setiap
hari. Sesungguhnya tidak manusiawi orang yang makan sampai kekenyangan, padahal ada
orang lain yang kelaparan. Sesungguhnya keji juga orang yang membiarkan makanan sampai
basi lalu membuangnya, padahal tetangganya merintih menahan lapardi dekat rumahnya.
Meskipun kita rajin salat dan beribadah, tapi kalau tidak peduli kepada orang lain di
sekitarnya maka ibadahnya tidak sempurna.
Perilaku orang yang mengamalkan hadist
Berdasarkan isi kandungan hadist diatas, ada beberapa sikap perilaku hidup sederhana
yang dapat diidentifikasi bagi orang yang mengamalkannnya, di antaranya sebagai berikut :
a. Sederhana dalam makanan dan minuman
Artinya, makan dan minum seperlunya dan secukupnya sesuai dengan kebutuhan tubuh,
tapi tetap harus teratur dan terjadwal dengan baik sehingga perut dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Memakan makanan yang ada tidak memaksakan diri mencari-cari
makanan yang tidak tersedia di meja makan. Makan tidak berlebihan, tidak sampai
kekenyangan, apalagi sampai melampaui batas kemampuan perut.
b. Sederhana dalam membelanjakan harta
Maksudnya, meskipun memiliki banyak harta, tapi tetap tidak berlaku boros dan rakus.
Harta hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperlunya. Harta tidak dipakai
untuk berfoya-foya atau hura-hura., membeli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu, melainkan
hanya untuk membiayai kebutuhan yang sangat mendesak dan perlu.
c. Sederhana dalam bersikap dan berperilaku
Bersikap sederhana, artinya sikap perilaku yang tidak berlebihan dan tidak mengada-ada
atau dipaksakan.ada orang yang perilakunya dibuat-buat sehingga memancing gunjingan
orang. Pada zaman sekarang ini, banyak orang yang bersikap perilaku terlalu berlebih-
lebihan, misalnya laki-laki berdandan menyerupai perempuan atau sebaliknya, memakai
anting dihidung dan lidah, ranbut dicat warna warni, dan sebagainya. Perilaku seperti ini
sangat tercela dalam pandangan islam karena termasuk perilaku berlebihan (Israf)
d. Peduli terhadap sesama
Bagi orang yang beriman, orang lain yang ada di sekitar lingkungannya adalah saudara
yang harus diperhatikan dengan seksama. Sebab, merekalah yang paling tahu lebih dulu kita
mendapat musibah atau bencana. Mereka pula yang pertama kali memberikan pertolongan
sehingga sewajarnya jika mereka kita perhatikan dan diberikan santunan. Apalagi jika mereka
sangat membutuhkan. Peduli terhadap sesama merupakan akhlak terpuji yang harus dipegang
teguh oleh seorang muslim.
e. Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa sebagaimana
terkandung dalam hadist diatas
Sebagai muslim yang beriman, hendaknya kita dapat menerapkan isi kandungan hadist
diatas dengan mengamalkan sikap perilaku hidup sederhana. Untuk dapat menerapkan
perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa, hendaknya kamu perhatikan terlebih
dahulu beberapa hal berikut ini.
a) Tanamkan keimanan yang kuat agar tidak tergoda oleh setan yang selalu mengajak manusia
hidup boros dan tidak peduli terhadap sesama.
b) Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki perilaku hidup sederhana agar kita
dapat meneladaninya.
c) Hindari pergaulan dengan orang-orang yang boros dan tidak perduli sesama agar kita tidak
terpengaruh oleh pergaulannya.
d) Biasakan mengatur pola makan dan pola hidup sehat sebagaimana yang dicontohkan
Rasulullah saw.