Judul :
“Pandangan Al-Qur’an terhadap realitas Hoax”
َالَّس اَل ُم َعَلْي ْمُك َوَر َمْح ُة اِهّلل َو َبَر اَك ُتُه
َاْلَح ْم ُد ِهّلِل َو ْح َد ُه َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعىَل َم ْن اَل َنِّيِب َبْع َد ُه َالّلُهَّم َص ِّل
َو َس ْمِّل َعىَل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد َو َعىَل َاِهِل َو ْحَص ِب ِه َو َم ْن َو ااَل ُه َو اَل َح ْو َل َو اَل ُقَّو َة
ِااَّل اِب ِهّلل َ .اَّم اَبْع ُد
Oleh karena itu pada kesempatan yang penuh dengan ukhuwah ini, ijinkan kami
menyampaikan Syarah Al-Qur’an dengan judul “Pandangan Al-Qur’an terhadap
realitas Hoax”.
Sebagai rujukan marilah kita dengarkan Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah An-
Nur Ayat : 15 sebagai berikut :
ِاْذ َتَلَّقْو َنٗه ِبَاْلِس َنِتُك ْم َو َتُقْو ُلْو َن ِبَاْفَو اِهُك ْم َّم ا َلْيَس َلُك ْم ِبٖه ِع ْلٌم َّو َتْح َس ُبْو َنٗه َهِّيًنۙا َّو ُهَو ِع ْنَد ِهّٰللا
١٥ ۚ َع ِظ ْيٌم
Artinya :
(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut kamu
mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun; dan kamu
menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu masalah besar.
Hadirin yang berbahagia,
Dalam kitab Al-Mukhtashar fii Tafsir Al-Qur’an al-Karim yang ditulis oleh
sejumlah ahli tafsir dan diterbitkan oleh pusat tafsir untuk study al-Qur’an
Saudi Arabia dijelaskan bahwa ayat ini memberi teguran kepada orang-orang
muslim yang menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya, Allah SWT
mengingatkan kepada kita
- Jangan sekali-kali memandang penyebaran berita bohong itu masalah yang
kecil dan remeh
- Dan ketahuilah itu adalah masalah yang besar
Sebuah surpai yang dilakukan oleh masyarakat ahli telematika Indonesia
pada tanggal 17 Februari Tahun 2022 melaporkan, bahwa Indonesia
menghadapi masalah yang serius terkait dengan penyebaran berita palsu
melalui media sosial dan hampir 40% isi dari media sosial itu adalah berita
palsu.
Memang hadirin, dalam Pasal 28 UUD 1945 disebutkan setiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan kebebasan
mengeluarkan pendapat, tetapi hak mengeluarkan pendapat ini bukanlah
kebebasan mutlak, bukan bebas seperti kita berteriak ditengah hutan luas,
melainkan kebebasan itu dibatasi oleh kewajiban kita dalam menjaga
kehormatan, keharmonisan, serta kesatuan bangsa dan Negara.
Dengan demikian kebebasan dalam hal ini adalah kebebasan yang harus
dipertanggung jawabkan.
Hadirin, produsen hoax itu amat keterlaluan, pada saat kita sedang berduka
atas meninggalnya para dokter dan tenaga medis serta masyarakat umum
akibat Covid-19 mereka tega memproduksi hoax, mereka menari-nari diatas
penderitaan masyarakat dengan terus menerus menyebarkan berita palsu
tentang Covid-19, bahkan mereka memprovokasi orang banyak untuk
melawan pemerintah yang telah memeras otak dan keringat serta
mengeluarkan triliunan rupiah untuk mengatasinya. Inilah realitas yang kita
alami, oleh karenanya kita harus bertindak, kita harus bergerak, dan tidak
boleh berpangku tangan. Kita harus bahu membahu melawan hoaks, setuju
hadirin…?
Hadirin yang berbahagia,
Kejahatan berita palsu telah mewarnai aktipitas masyarakat kita,
diantaranya :
ِاَّياُك ْم َو الَّظَّن َفِإَّن الَّظَّن َأْك َذ ُب اْلَحِد ْيِث َو اَل َتَح َّس ُس ْو اَو اَل َتَج َّس ُس ْو اَو اَل َتَح اَس ُد ْو ا
َو اَل َتَد اَبُر ْو اَو اَل َتَباَغ ُض ْو ا َو ُك ْو ُنْو اِعَباَد ِهّللا ِاْخ َو انًا