Anda di halaman 1dari 21

Muamala

h
Perserikatan
ANGGUN AMALIA/X MIPA 4/07
SYIRKAH
A. Pengertian
Pengertian Menurut bahasa syirkah artinya persekutuan, kerjasama atau bersamasama.
Menurut istilah syirkah adalah suatu akad dalam bentuk kerjasama antara dua orang atau
lebih dalam bidang modal atau jasa untuk mendapatkan keuntungan
B. Macam-Macam Syirkah
Secara garis besar syirkah dibedakan menjadi dua yaitu:
• Syirkah amlak, terwujud karena wasiat atau kondisi lain yang menyebabkan
kepemilikan suatu aset oleh dua orang atau lebih.
• b. Syirkah uqud (Syirkah kontrak atau kesepakatan), terjadi karena kesepakatan dua
orang atau lebih kerjasama dalam syirkah modal untuk usaha, keuntungan dan
kerugian ditanggung bersama.
Syirkah uqud dibedakan menjadi empat macam :
1) Syirkah ‘inan (harta), akad kerjasama dalam bidang permodalan sehingga
terkumpul sejumlah modal yang memadai untuk diniagakan supaya mendapat
keuntungan.
2) Syirkah a’mal (serikat kerja/ syirkah ’abdan), suatu bentuk kerjasama dua orang
atau lebih yang bergerak dalam bidang jasa atau pelayanan pekerjaan dan
keuntungan dibagi menurut kesepakatan. Contoh : CV, NP, Firma, dll.
3) Syirkah Muwafadah, kontrak kerjasama dua orang atau lebih, dengan syarat
kesamaan modal, kerja, tanggung jawab, beban hutang dan kesamaan laba yang
didapat
4) Syirkah Wujuh (Syirkah keahlian), kontrak antara dua orang atau lebih yang
memiliki reputasi baik serta ahli dalam bisnis.
C. Rukun dan Syarat Syirkah
Rukun dan syarat syirkah dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota yang berserikat, dengan syarat : baligh, berakal sehat, atas
kehendak sendiri dan baligh, berakal sehat, atas kehendak sendiri dan
mengetahui pokokpokok perjanjian.
b. Pokok-pokok perjanjian syaratnya :
1) Modal pokok yang dioperasikan harus jelas.
2) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga harus jelas.
3) Yang disyarikat kerjakan (obyeknya) tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariat Islam.
c. Sighat, dengan Syarat : Akad kerjasama harus jelas sesuai dengan
perjanjian.
WAKALA
H
A. Pengertian
Wakalah menurut bahasa artinya mewakilkan, sedangkan menurut istilah yaitu
mewakilkan atau menyerahkan pekerjaan kepada orang lain agar bertindak atas nama
orang yang mewakilkan selama batas waktu yang ditentukan.
B. Hukum
Hukum Wakalah Asal hukum wakalah adalah mubah, tetapi bisa menjadi haram bila
yang dikuasakan itu adalah pekerjaan yang haram atau dilarang oleh agama dan
menjadi wajib kalau terpaksa harus mewakilkan dalam pekerjaan yang dibolehkan oleh
agama. Allah Swt.
C. Rukun dan Syarat Wakalah
a. Orang yang mewakilkan / yang memberi kuasa. Syaratnya : Ia yang mempunyai
wewenang terhadap urusan tersebut.
b. Orang yang mewakilkan / yang diberi kuasa. Syaratnya : Baligh dan Berakal sehat.
c. Masalah / Urusan yang dikuasakan. Syaratnya jelas dan dapat dikuasakan.
d. Akad (Ijab Qabul). Syaratnya dapat dipahami kedua belah pihak.
D. Syarat Pekerjaan Yang Dapat Diwakilkan Pemberi kuasa keluar dari status
●Pekerjaan tersebut diperbolehkan agama. kepemilikannya

●Pekerjaan tersebut milik pemberi kuasa. F. Hikmah Wakalah

●Pekerjaan tersebut dipahami oleh orang a. Dapat menyelesaikan pekerjaan dengan


yang diberi kuasa. baik dan cepat

E. Habisnya Akad Wakalah b. Saling tolong menolong di antara


sesama manusia
●Salah satu pihak meninggal dunia.
c. Timbulnya saling percaya
●Jika salah satu pihak menjadi gila.
mempercayai di antara sesama manusia.
●Pemutusan dilakukan orang yang
mewakilkan dan diketahui oleh orang yang
diberi wewenang.
SULHU
A. Pengertian
Sulhu menurut bahasa artinya damai, sedangkan menurut istilah yaitu perjanjian
perdamaian di antara dua pihak yang berselisih. Sulhu dapat juga diartikan perjanjian
untuk menghilangkan dendam, persengketaan atau permusuhan (memperbaiki hubungan
kembali).
B. Hukum
Hukum sulhu atau perdamaian adalah wajib, sesuai dengan ketentuanketentuan
C. Rukun dan Syarat Sulhu
●Mereka yang sepakat damai adalah orang-orang yang sah melakukan hukum.
●Tidak ada paksaan.
●Masalah-masalah yang didamaikan tidak bertentangan dengan prinsip Islam.
●Jika dipandang perlu, dapat menghadirkan pihak ketiga.
D. Macam-macam Perdamaian E. Hikmah Sulhu
Dari segi orang yang berdamai, sulhu a. Dapat menyelesaikan perselisihan
macamnya sebagai berikut : dengan sebaik-baiknya. Bila mungkin
●Perdamaian antar sesama muslim. tanpa campur tangan pihak lain.
●Perdamaian antar muslim dengan non b. Dapat meningkatkan rasa ukhuwah /
muslim. persaudaraan sesama manusia.
●Perdamaian antar Imam dengan kaum c. Dapat menghilangkan rasa dendam,
bughat (Pemberontak yang tidak mau angkara murka dan perselisihan di
tunduk kepada imam) antara sesama.
●Perdamaian antara suami istri. d. Menjunjung tinggi derajat dan
martabat manusia untuk mewujudkan
●Perdamaian dalam urusan muamalah
keadilan
dan lain-lain.
e. Mewujudkan kebahagiaan hidup baik
individu maupun kehidupan masyarakat
DHAMÂN
A. Pengertian
Dhamân adalah suatu ikrar atau lafadz yang disampaikan berupa perkataan atau
perbuatan untuk menjamin pelunasan hutang seseorang. Dengan demikian,
kewajiban membayar hutang atau tanggungan itu berpindah dari orang yang
berhutang kepada orang yang menjamin pelunasan hutangnya.
B. Dasar Hukum
Dhamân hukumnya boleh dan sah dalam arti diperbolehkan oleh syariat Islam,
selama tidak menyangkut kewajiban yang berkaitan dengan hak-hak Allah.
C. Rukun
●Penjamin (daȑmin).
●Orang yang dijamin hutangnya (madmun ‘anhu).
●Penagih yang mendapat jaminan (madmun lahu).
●Lafal/ ikrar.
D. Syarat c. Syarat orang yang menagih hutang,
Adapun syarat dhaman antara lain : dia diketahui keberadaannya oleh orang
yang menjamin.
a. Syarat penjamin
d. Syarat harta yang dijamin antara lain:
●Dewasa (baligh)
1) Diketahui jumlahnya 2) Diketahui
●Berakal (tidak gila atau waras)
ukurannya 3) Diketahui kadarnya 4)
●Atas kemauan sendiri (tidak terpaksa) Diketahui keadaannya 5) Diketahui
●Orang yang diperbolehkan waktu jatuh tempo pembayaran.
membelanjakan harta. e. Syarat lafadz (ikrar) yaitu dapat
●Mengetahui jumlah atau kadar hutang dimengerti yang menunjukkan adanya
yang dijamin. jaminan serta pemindahan tanggung
jawab dalam memenuhi kewajiban
b. Syarat orang yang dijamin, yaitu orang pelunasan hutang dan jaminan ini tidak
yang berdasarkan hukum diperbolehkan dibatasi oleh sesuatu, baik waktu atau
untuk membelanjakan harta. keadaan tertentu.
E. Hikmah Dhaman
Hikmah dhaman sebagai berikut:
●Munculnya rasa aman dari peminjam (penghutang).
●Munculnya rasa lega dan tenang dari pemberi hutang
●Terbentuknya sikap tolong menolong dan persaudaraan
●Menjamin akan mendapat pahala dari Allah Swt..
KAFALA
H
A. Pengertian
Menurut istilah arti kafalah adalah menanggung atau menjamin seseorang untuk dapat
dihadirkan dalam suatu tuntutan hukum di Pengadilan pada saat dan tempat yang
ditentukan.
B. Dasar Hukum Kafalah
Para fuqaha’ bersepakat tentang bedanya kafalah dan masalah ini telah dipraktekkan umat
Islam hingga kini . dalam sebuah ayat, yang artinya “ Dia (Yakub) berkata, “Aku tidak
akan melepaskannya (pergi) bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas
(nama) Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika
kamu dikepung (musuh).” Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia (Yakub) berkata,
“Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.”
C. Rukun D. Syarat
a. Kafil, yaitu orang berkewajiban a. Syarat kafil adalah baligh, berakal,
menanggung. orang yang diperbolehkan menggunakan
hartanya secara hukum, tidak dipaksa
b. Ashiil, yaitu orang yang hutang atau
orang yang ditanggung akan b. Ashil tidak disyaratkan baligh,
kewajibannya. berakal, kehadiran dan kerelaannya,
tetapi siapa saja dapat ditanggung
c. Makful Lahu, yaitu orang yang
(dijamin oleh kafil).
menghutangkannya.
c. Makful Lahu disyaratkan dikenal oleh
d. Makful Bihi, yaitu orang atau barang
kafil (orang yang menjamin).
atau pekerjaan yang wajib dipenuhi oleh
orang yang ihwalnya ditanggung d. Makful Bihi disyaratkan diketahui
(makful ‘anhu). jenis, jumlah, kadar atau pekerjaan atau
segala sesuatu yang menjadi hal yang
ditanggung/dijamin.
E. Macam-macam Kafalah Kafalah
1. Kafalah jiwa/dhammul wajhi (tanggungan muka), yaitu adanya kewajiban
bagi penanggung untuk menghadirkan orang yang ditanggung kepada yang ia
janjikan tanggungan (makful lahu). Seperti ucapan :”Aku jamin dapat
mendatangkan Ahmad dalam persidangan nanti”. Ketentuan ini boleh selama
menyangkut hak manusia, namun bila sudah berkaitan dengan hak-hak Allah
tidak sah kafalah, seperti menanggung / mengganti dari had zina, mencuri dan
qishas
2. Kafalah harta adalah kewajiban yang harus dipenuhi kafil dalam pemenuhan
berupa harta.
F. Berakhirnya Kafalah
Kafalah berakhir apabila kewajiban dari penanggung sudah dilaksanakan
dengan baik atau si makful lahu membatalkan akad kafalah karena
merelakannya.
G. Hikmah Kafalah
Adapun hikmah yang dapat diambil dari kafalah adalah sebagai berikut:
●Adanya unsur tolong menolong antar sesama manusia.
●Orang yang dijamin (ashiil) terhindar dari perasaan malu dan tercela.
●Makful lahu akan terhindar dari unsur penipuan.
●Kafil akan mendapatkan pahala dari Allah Swt., karena telah menolong orang
lain.

Anda mungkin juga menyukai