Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Biografi Serta Perkembangan Persis Pada Masa

Prof. Maman Abdurrahman

Diajukan untuk memenuhi tugas Kepersisan

Guru pengampu: Ust. Wahid Abdullah S.Sy

Disusun oleh :

Hikam Abdulrahman

Zauhar Labib Mumtaz

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 81 CIBATU

MA PERSIS 81 CIBATU

2022 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada alloh swt yang telah

memberikan kita kesempatan untuk dapat menikmati keindahan ciptaannya.

Shalawat dan salam marilah kita curahkan kepada nabi yang telah berhasil

membawa umat manusia dari zaman jahiliyyah ke zaman terang benderang, yakni

nabi Muhammad Saw. Tidak lupa kepada para shahabatnya, tabiin, dan semoga

sampailah kepada kita selaku ummatnya yang masih senantiasa istiqomah dalam

menjalankan syari’at nya.

Kami disini akhirnya dapat merasakan bahagia dan merasa sangat bersyukur

karena telah menyelesaikan makalah yang kami beri judul “ Biografi seta

Perkembangan Persis Pada Masa Prof. Maman Abdurrahman“ sebagai salah satu

tugas pelajaran Kepersisan. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan

tentang Riwayat Hidup Prof. Maman Abdurrahman serta kiprahnya dalam

Organisasi Persatuan Islam. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Penulis

juga sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kritik dan

saran akan sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya karya kami di lain

waktu.

Garut, 17 September 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN…..............……………………...………. 3
A. Latar Belakang ………………………..…………………..……….. 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………...……..….5
C. Tujuan Penulisan……………………………………………..…….. 5

BAB II PEMBAHASAN …………..……… ……………………… 6


A. Biografi Prof. Maman Abdurrahman……………..………….…….. 6
B. Perkembangan Persis Pada Masa Prof. Maman……………………10

BAB III PENUTUP………………………………………...……... 13


A. Kesimpulan………………………………………....................... 13

DAFTAR PUSTAKA ………….............…………….............…… 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai sebuah Jam’iyyah Diniyyah (Organisasi Keagamaan) Persatuan Islam

(PERSIS) menempati posisi tersendiri dalam kancah Islamisasi di Indonesia. Hal

ini disebabkan gaya yang dilakukan Persatuan Islam dalam menyebarkan ajaran

Islam di tengah masyarakat dalam arti bukan hanya mengajak masyarakat muslim

untuk kembali kapada Al-Quran dan As-Sunnah, tetapi sekaligus menghujat

praktik-praktik keagamaan yang lazim dilakukan oleh masyarakat Indonesia.1

PERSIS merupakan organisasi keagamaan yang menunjukan ciri khasnya

sebagai garakan keagamaan yang menginginkan perubahan dalam masyarakat,

khususnya pemahaman terhadap ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan ajaran

Al-Quran dan As-Sunnah baik dalam masalah ritual-ritual keagamaan bahkan

praktek sosial kemasyarakatan. Hal tersebut terlihat ketika mereka terus-menerus

menggembor-gemborkan pemberantasan Takhayul, Bid’ah, dan Khurafat (TBC)

yang menurut mereka kegiatan-kegiatan tersebut sudah melekat atau menjadi

kebiasaan masyarakat yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Allah Swt. melalui Rasulullah Saw telah menjajikan dalam situasi dan kondisi

umat Islam dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah akan menampilkan para

mujaddid.2Janji Allah telah terbukti bahwa dari abad ke abad selalu tampil para

mujaddid untuk mengembalikan umat Islam pada kebenaran dan mengangkat

1
Badri Khoeruman, Pandangan Keagamaan Persatuan Islam Sejarah, Pemikiran, dan Fatwa
Ulama, (Bandung: PT Granada cet 1 juni 2005), hlm. iii.
2
Tafsir Qanun Asasi-Qanun Dakhili Persatuan Islam, (Bandung: PP. Persis, 2010), hlm.8

3
derajat kemuliaan dengan cara mengembalikan mereka kepada Al-Qur’an dan Al-

Sunnah. Oleh karena itu telah lahir para mujaddid di Indonesia yang memimpin

kaum muslimin kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, mendidik hidup

berjamaah, berimamah dan berimarah serta tunduk taat kepada Al-Qur’an dan

As-Sunnah. Untuk memadukan pemikiran, rasa, suara, dan usaha dalam

mengembalikan umat kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta terpeliharanya atsar

para mujaddid, maka didirikanlah Jam’iyyah Persatuan Islam atau disingkat

dengan nama Persis. Jam’iyyah Persatuan Islam didirikan di Bandung pada

tanggal 1 Shafar 1342 H/ 12 September 1923 M yang berasaskan Islam dan

melaksanakan syariat Islam berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah secara kaffah

dalam segala aspek kehidupan.Persis berbentuk bunyanun marshush dalam hidup

berjamaah, berimarah, dan berimarah seperti dicontohkan Rasulullah Saw.Lalu

bersifat harakah tajdid dalam pemikiran Islam.3

Persatuan Islam sendiri melakukan Musyawarah luar biasa untuk memilih

ketua umum periode selanjutnya. Pada Muktamar XIV, organisasi Persatuan Islam

telah melaksanakan rapat besar di Tasikmalaya pada tanggal 16-18 Syawal 1432

H/25-27 September 2010,maka telah terpilihnya K.H Maman Abdurrahman, MA

sebagai Ketua Umum Persis pada periode 2010-2015. Sebelumnya salah satu

agendanya adalah pemilihan ketua umum Persis periode 2010-2015 ialah

musyawarah dan mufakat. Di antara kandidat yang menyatakan siap maju ke

pemilihan antara lain Prof. Dr. KH Maman Abdurahman, Ketua Umum Persis

yang menggantikan (alm) KH Shiddiq Amienullah, MBA. Kandidat lainnya

3
Tafsir Qanun Asasi-Qanun Dakhili Persatuan Islam..,,hlm.8.

4
adalah Dr Atif Latifulhayat, S.H.,L.L.M, yang sekarang menjabat Ketua Bidang

Jamiyyah PP Persis.4

Menanggapi usulan pencalonan dirinya sebagai ketua umum, K.H Maman

Abdurahman telah menyatakan kesiapannya.Serta banyaknya suara anggota

jamaah Persatuan Islam yang memilih K.H Maman, karena dialah yang memang

pantas menjadi Ketua Umum. Pasalnya, dari aspek keilmuwan, ulama yang lahir

di Ciamis, 7 Agustus 1948 ini mengaku telah mendapatkan binaan langsung dari

tokoh-tokoh Persis seperti M.Natsir, KH.E Abdurrahman, KH.E Abdullah, KH.E

Sudibja dan Ustadz Usman Solehudin. Ilmu-ilmu yang diraih dari para ulama

Persis tersebut telah mengantarkannya dalam meraih gelar Professor serta Guru

Besar bidang ilmu hadist.5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi Prof.Maman Abdurrahman?

2. Bagaimana perkembangan persis pada masa kepemimpinan Prof Maman?

C. Tujuan Penulisan

Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini
adalah :

1. Untuk mengetahui biografi Prof. Maman Abdurrahman

2. Untuk mengetahui perkembangan persis pada masa Prof. Maman.

4
, Djoko Suceno,“Tiga Tokoh Ramaikan Bursa Ketum Persis”Republika, Minggu.26 September
2010, hlm. 2.
5
Wawancara dengan Prof Dr. K.H Maman Abdurrahman, 67 tahun, mantan ketua umum Persis
tahun 2010-2015, BaznasBandung, pada 25 April 2016.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Prof.Maman Abdurrahman

K.H Maman Abdurrahman lahir di Kampung Kawali tepatnya di Ciamis,

pada tanggal 7 Agustus 1948. Beliau memiliki seorang istri yang bernama

Nuraeini binti Ismail dan memiliki enam orang anak. Pria yang khas logat bahasa

Sundanya ini bertempat tinggal di Jl.Inhoftank, Perikanan II/20 Bandung.6

Pendidikan yang pertama kali diterima seseorang dimulai dari pendidikan

informal7yaitu pendidikan yang berlansung dalam lingkungan keluarga, sehingga

keluarga mempunyai peranan penting dalam mendidik anaknya. Pendidikan

formal K.H Maman Abdurrahman berawal pada tahun 1960 di SD Kawali Ciamis

dan pada tahun 1963 sekolahnya di SMP Negeri Kawali Ciamis.Beliau memilih

untuk tinggal di kobong (asrama pesantren) agar semakin dapat menguasai

berbagai disiplin ilmu agama, sambil tetap bersekolah di SD dan SMP Dari SMP

kemudian pada tahun 1964 selama 6 bulan beliau menjadi santri di Pesantren

Salafiyah, Cibeunying Ciamis dan tahun 1967, selama satu tahun beliau juga

menuntut ilmu di Pesantren Lengkongsari, Cijantung, Ciamis. Pada tahun 1971, ia

pindah ke Bandung ke Muallimin Pesantren Persatuan Islam. Selanjutnya

K.H Maman kembali ke Ciamis dan melanjutkan di Aliyyah Negeri Dewasari,

Darussalam, Ciamis.8

6
Wawancara dengan Prof Dr. K.H Maman Abdurrahman, 67 tahun, mantan ketua umum Persis
tahun 2010-2015, Baznas Bandung, pada 25 April 2016.
7
M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2000), hlm.69.
8
Curiculum VitaeProf. Dr. K.H Maman Abdurrahman, MA (PP. Persatuan Islam, penelitian 29
Desember 2016).

6
Pada tahun 1976, beliau meneruskan pendidikannya yaitu kuliah di Fakultas

Syar’iah Universitas Islam Bandung (UNISBA), dan pada tahun 1981, K.H

Maman pergi melanjutkan studynya ke High Diplom- Ma’had Lugah Arabbiyyah

(Insitut Bahasa Arab-Universitas Riyadh), setelah itu beliau menggelar Sarjana

Syariahnya di UNISBA pada tahun 1982. Karena sangat mencintai ilmu, pada

tahun 1986 beliau melanjutkan ke tahap Magister dan mengambil Bahasa Arab di

Khurthum Sudan (Institut Internasional dalam Pengajaran Bahasa Arab.Setelah itu

pada tahun 1995, beliau mendapat gelar Doktor Ilmu Agama Islam IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan tahun 2002 gelar Professor di Unisba.Saat lulus menjadi

Doktor tercatat sebagai alumnus Pesantren Persis pertama yang berhasil meraih

predikat tertinggi dalam jenjang akademik formal

Aktivitas organisasi mulai dari jenjang yang paling bawah, yakni menjabat

Ketua Santri Pesantren Lengkongsari di Ciamis (1965-1967) .Ketua Santri

Pesantren Persatuan Islam Rijalul Ghad di Bandung: (1969-1970). Ketua Seksi

Dakwah HMI Cabang Bandung (1973). Ketua Senat Mahasiswa Fak. Syariah

Unisba (1976). Ketua Dewan Mahasiswa (1977).Wakil Ketua Persatuan Pelajar

Indonesia (PPI) Timur Tengah Korkom Riyadh (1979). Ketua Bidang Pariwisata

(Ziyarat)- Senat Mahasiswa Insitut Bahasa Arab Internasional di Khurtum Sudan

(1985).9

Dalam aktivitas sosial K.H Maman Abdurrahman telah terwujud.Sebagai

bentuk kepeduliannya, beliau menulis beberapa karya bertemakan lingkungan dan

9
Curiculum VitaeProf. Dr. K.H Maman Abdurrahman, MA (PP. Persatuan Islam, penelitian 29
Desember 2016).

7
hal ini juga yang mengantarkannya kepada penghargaan sebagai aktivis

lingkungan yang telah diberikan oleh Pemda Bandung.

Program sosial dalam pendidikan juga beliau lakukan, yakni program PHBS

(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Santri) dan Posketren (Pos Kesehatan

Pesantren) yang berkerja sama dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Program ini diupayakan menjadi acuan bagi Pondok Pesantren Persatuan Islam

yang menjadi terwujudnya kesehatan di masyarakat khususnya di kalangan santri

sehat yang produktif serta berprestasi.10

Prof. Maman juga sangat produktif, ia banyak menerbitkan buku buku antara lain:

1. Peranan Ilmu Jarh dan Ta’dil Memelihara Hadis. Studi Komparatif antara

Bilangan Bahasa Arab dan Indonesia pada Level Bilangan, 1985.

2. Studi Komparatif antara Fonem Bahasa Arab dan Sunda pada Level

Fonem,1986.

3. Perkembangan dan Pemikiran Hadis, 2000.

4. Dinamika Fikih Islam, 2002.

5. Paradigma Ulama dalam menentukan Status Hadis, Jurnal Nasional IAIN

Sunan Kalijaga, 2003.

5. Konsep Hadis di antara Sunni dan Syiah: Studi Perbandingan,

Jurnal Nasional Darussalam Ciamis, 2003.

6. Transformasi Piagam Madinah dalam Piagam Jakarta, Jurnal

Nasional Madani Unisba, 2004.

10
Wawancara dengan Haris Muslim 42 tahun, Sekretaris Hubungan luar Negeri PP. Persis tahun
2010-2015, Viaduct Bandung, pada 29 Maret 2017

8
7. Perkembangan Pemikiran Ulama Indonesia dalam Menentukan

Status Hadis, Jurnal IAIN Sunan Gunung Djati Bandung , 2004.

8. Kontroversi Jumlah Rakaat pada Shalat Tarawih, 2004.

9. Kontroversi Golput di Kalangan Ulama Persis, 2004.

10. Golput: Telaah Haditsiyah Tarikhiyah, 2004.

11. Kontekstualisasi Khilafah, 2005.

12. Wakaf Uang, 2006.

13. Eko-Terorisme: Membangun Paradigma Fikih Lingkungan, 2007.

14. Belajar dari Sunnah Nabi : Menggagas Fikih Lingkungan, 2007.

15. Tulisan-tulisan Ilmiah di Majalah Hukum dan Sosial, 2010.

16. Ilmu Jarh Wat Tadil : Metode Kritik Hadis, 2010.

17. Mirza Ghulam Ahmad Plagiator Al-Qur’an: Studi Banding Antara

ayat-ayat Tadzliroh dan Ayat-ayat Al-Qur’an, 2011.

18. Pengajaran Bahasa Arab Tingkat Muallimin, 2010.

B. Perkembangan Persis Pada Masa K.H Maman Abdurrahman

Pada saat Persatuan Islam di bawah kepemimpinan K.H Maman

Abdurrahman (2010-2015), banyak sekali program jihad yang telah

dilaksanakanya. Pertama, bidang jam’iyyah (organisasi), bagaimana Persis bisa

9
semakin berkembang di luar pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan melalui da’i

Persis yang merupakan lulusan Pesantren Muallimin Persis. Di Jawa saja ada 50

Pesantren Muallimin, belum termasuk Pesantren tingkat Tsanawiyyah yang

mencapai ratusan. Kedua, bidang tarbiyah (pendidikan) yaitu yang dimana

infrastruktur bangunan pesantren sudah diperluas, serta mengembangkan

pendidikan tinggi karena keberadaan perguruan tinggi dapat meningkatkan

kualitas para da’i Persis yang kedepannya mereka diharapkan dapat berkontribusi

demi kemajuan pendidikan Indonesia, khususnya di Persis. Keberadaan NKRI tak

lepas dari kontribusi kader Persis, yaitu M.Natsir. Maka dari itu Persis dapat

mengisi NKRI dengan dakwah dan pendidikan. Target K.H Maman pada tahun

2015 memiliki 15 Professor dalam berbagai disiplin ilmu yang berasal dari lulusan

Pesantren dan juga memiliki perguruan tinggi, diantaranya sudah ada berdirinya

Sekolah Tinggi Persatuan Islam yang berencana kedepannya akan menjadi

Universitas dan K.H Maman tak lupa juga mengirimkan kader-kader Persis untuk

disebar ke berbagai negara.11

Persis kerap kali di tawari oleh Depag dan Diknas untuk mengisi beasiswa ke

Universitas yang berada di Timur Tengah seperti Madinah, Libya. K. H Maman

juga melakukan pendekatan dengan Madinah dan Libya, serta ikut andil dalam

Lembaga Persahabatan Indonesia dan Libya, bahkan sering kali menjalin

komunikasi dengan Dekan untuk menjajaki kerjasama pembangunan sarana

seperti masjid dan perpustakaan.12

11
Wawancara dengan Dody S.Truna, 59 tahun, mantan ketua bidgar jamiyyahPersis tahun 2010-
2015, Staipi Bandung, pada 30 Maret 2017.
12
Wawancara dengan Haris Muslim 42 tahun, Sekretaris Hubungan luar Negeri PP. Persis tahun
2010-2015, Viaduct Bandung, pada 29 Maret 2017.

10
Selanjutnya yang Ketiga dalam aspek kualitas dakwah, di bawah

kepemimpinanya Persis selalu melakukan terobosan baru dalam hal pendidikan,

dakwah dan juga aspek siyasah. Program Jihad yang dipimpinnya sudah

berkembang, tidak hanyadakwah melalui mulut, dakwah bisa melalui internet atau

tulisan, kemudian juga bisa di radio dan televisi.

Kemudian untuk mengembangkan dakwahnya, Persis meneruskan program

sebelumnya secara sistematis. Artinya pada kepengurusan K.H Maman

mengupayakan Persis keluar Jawa maupun ke luar negeri yaitu ke daerah-daerah

yang belum terjamak. Persis akhirnya tersebar sampai ke 32 provinsi di Indonesia,

sehingga tidak heran jika jumlah PW (Pimpinan Wilayah) dan PD (pimpinan

Daerah) senantiasa bertambah setiap tahunya. Di wilayah barat, Persis telah

merambah ke Aceh, Riau, Kalimantan, Sumatera dan Lampung.Di wilayah

tengah, Persis telah membentuk pengurus di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa

Timur, dan daerah yang terbilang sulit pengaruh Persis yaitu di Bali.13

Terakhir, pada bidang mall’iyyah (ekonomi) yang menekankan

ekonomi,sosial-masyarakat. Menteri Kordinator Perekonomian yaitu Hatta Rajasa

dalam pidatonya pada Muktamar XIV dia mengatakan, “Sedikitnya lima

kementrian siap menandatangani nota kesepakatan dengan Persis untuk

mengembangkan perekonomian rakyat”. Hal ini terbukti bahwa pada masa K.H

Maman banyak kegiatan yang kerap kali disepakati dengan pemerintah. Pada

bidang ini, banyak yang digarapnya dalam kegiatan ekonomi di antaranya telah

ada produk ekonomi yang dihasilkan oleh Persis yaitu air mineral “Karya Umat

13
Wawancara dengan Ginanjar Kahfi 46 tahun, Sekretariat Persis tahun 2010-2015, Viaduct
Bandung, pada 20 Desember 2016

11
1923”, lalu adanya Pusat Zakat Umat serta Kantor Ibadah Haji yaitu ”Karya

Imtaq”. Selain itu, K.H Maman Abdurrahman sekaligus mengemban amanah

sebagai Ketua BAZ (Badan Amil Zakat) Kota Bandung. Hal ini

mempengaruhipada tubuh kader-kader Persis yang mengikuti jejaknya sehingga

mereka ikut berwirausaha mengahasilkan karya-karya yang dapat dipasarkan.14

Pada Masa Kepemimpinan K.H Maman Abdurrahman politik lebih terbuka

sehingga Rombongan Presiden PKS Anis Matta berkunjung ke Pengurus Pusat

Persatuan Islam (PP Persis). Rombongan diterima langsung oleh Ketua Umum PP

Persis Prof. Maman Abdurahman di Kantor PP Persis Jalan Viaduct Kota

Bandung, Jumat 31 Mei 2013.Presiden PKS Anis Matta menyatakan kunjungan

silaturahim ke ormas menjadi agenda prioritas PKS dalam rangka meningkatkan

ukhuwah. Perkembangan Persis dalam Politik yang terjadi di Indonesia lebih

berkembang karena tujuannya membangun Agama, Bangsa dan Negara agar

umat tidak menjadi pelecehan dari yang lain, serta membangun agama, bangsa,

dan Negara lewat jam’iyyah, tarbiyah, dakwah dan malliyyah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Saat ini, bila menyebut tokoh ormas dengan kepakaran akademis mumpuni,

salah satunya akan dialamatkan pada Prof Dr Maman Abdurrahman, ketua umum

PP persatuan islam (Persis) tahun 2010-2015. K.H Maman Abdurrahman


14
Wawancara dengan Prof Dr. K.H Maman Abdurrahman, 67 tahun, mantan ketua umum Persis
tahun 2010-2015, BaznasBandung, pada 25 April 2016.

12
dilahirkan di Ciamis, 7 Agustus 1948 dari keluarga yang sederhana.Sejak kecil

dunia pesantren sudah membentuknya untuk menjadi ulama-akademis.Sambil

menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, beliau selalu menyempatkan

mengaji kitab di pesantren.Bahkan beliau memilih untuk tinggal di kobong

(asrama pesantren) agar semakin dapat menguasai berbagai disiplin ilmu agama,

sambil tetap bersekolah di SD dan SMP.Kecintaannya pada ilmu agama

mengantarkannya berguru kepada K H E Abdurrahman di Pesantren Persis

Pajagalan Bandung sampai selesai jenjang Mu'allimin.Selepas dari Mu'allimin,

belaiu pun melanjutkan jenjang S1-nya di Fakultas Syari'ah Universitas Islam

Bandung (Unisba).Prestasinya di bidang akademik mengantarkannya menjadi

dosen di almamaternya dan berkesempatan melanjutkan studi S2 di Universitas

Liga Arab, Sudan. Tidak puas sam pai di situ, ia kemudian melanjutkan studi S3-

nya di IAIN Jakarta. Saat lulus menjadi Doktor tercatat sebagai alumnus

Pesantren Persis pertama yang berhasil meraih predikat tertinggi dalam jenjang

akademik formal.Disertasinya kemudian diterbitkan dengan judul Perkembangan

Pemikiran Hadits.Tidak hanya dunia intelektual, dunia pergerakan pun

dilakoninya dengan serius.Semasa mahasiswa mau pun setelahnya, beliauaktif di

berbagai organisasi.Dari sekian banyaknya kegiatan K.H Maman Abdurrahman

pada organisasi Persis, aktivitas organisasi lainnya mulai dari jenjang yang paling

bawah, yakni menjabat Ketua Santri Pesantren Lengkongsari di Ciamis (1965-

1967) .Ketua Santri Pesantren Persatuan Islam Rijalul Ghad di Bandung: (1969-

1970). Ketua Seksi Dakwah HMI Cabang Bandung (1973). Ketua Senat

13
Mahasiswa Fak. Syariah Unisba (1976). Ketua Dewan Mahasiswa (1977).Wakil

Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Timur Tengah Korkom Riyadh (1979).

Pada saat Persatuan Islam di bawah kepemimpinan K.H Maman

Abdurrahman (2010-2015), banyak sekali programjihad yang telah

dilaksanakanya.Pertama, bidang jam’iyyah (organisasi), bagaimana Persis bisa

semakin berkembang di luar pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan melalui da’i

Persis yang merupakan lulusan Pesantren Muallimin Persis.dan televisi. Persis

meneruskan program jam’iyyahsebelumnya secara sistematis. Artinya pada

kepengurusan K.H Maman mengupayakan Persis keluar Jawa maupun ke luar

negeri yaitu ke daerah-daerah yang belum terjamak.

Pada bidang Maaliyah, banyak yang digarapnya dalam kegiatan ekonomi di

antaranya telah ada produk ekonomi yang dihasilkan oleh Persis yaitu air mineral

“Karya Umat 1923”, lalu adanya Pusat Zakat Umat serta Kantor Ibadah Haji yaitu

”Karya Imtaq”.

Pada Masa Kepemimpinan K.H Maman Abdurrahman politik lebih terbuka

sehingga Rombongan Presiden PKS Anis Matta berkunjung ke Pengurus Pusat

Persatuan Islam (PP Persis).

DAFTAR PUSTAKA

Khoeruman, Badri. 2005 Pandangan Keagamaan Persatuan Islam Sejarah


Pemikiran, dan Fatwa Ulama. Bandung: PT Granada

PP. Persis, Tafsir Qanun Asasi-Qanun Dakhili Persatuan Islam

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2000),

14
15

Anda mungkin juga menyukai