Anda di halaman 1dari 24

BAB IV PERSIS SEBAGAI JAM'IYYAH DENGAN VISI AL-JAMA'AH

A. LATAR BELAKANG SEJARAH PERSIS

Tampilnya Persatuan Islam (Persis) dalam pentas sejarah Islam di Indonesia pada awal abad ke-20 telah
memberikan co rak dan warna baru dalam gerakan pembaruan pemikiran Is lam. Persis lahir sebagai
jawaban atas tantangan dari kondisi umat Islam yang tenggelam dalam kejumudan (kemandegan
berfikir), terperosok ke dalam kehidupan mistisisme, tumbuh suburnya khurafat, bid'ah, takhayul, dan
syrik, serta umat Islam terbelenggu oleh penjajahan kolonial Belanda yang berusaha memadamkan
cahaya Islam. Situasi demikian mengilhami mun culnya gerakan reformisme Islam, yang pada gilirannya,
melalui kontak-kontak intelektual, mempengaruhi masyarakat Islam Indonesia untuk melakukan
pembaharuan pemikiran Islam.

Gerakan pembaruan pemikiran Islam di Indonesia pada awal abad ke-20 ditandai dengan munculnya
berbagai organi sasi yang dikelola oleh kelompok modernis Islam di antaranya: Al-Jam'iyyah al-Khairiyah,
yang dikenal dengan Jamiat Khair di Jakarta yang berdiri pada tanggal 17 Juli 1905; Muhammadiyah

SHIDDIO AMIEN, DKK.-75

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

yang berdiri di Yogyakarta pada tanggal 12 Nopember 1912; Jam'iyyatul Islah wal Irsyadil Arabi (al-
Irsyad) yang berdiri di Jakarta pada tangal 11 Agustus 1915; dan Persis pada tanggal 12 September 1923
di Bandung.

Diawali dengan terbentuknya sebuah kelompok tadarusan (penelaahan agama Islam) di kota Bandung
yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus, bersama-sama jama ahnya untuk
menelaah, mengkaji serta menguji ajaran-ajaran Islam dengan penuh kecintaan. Melalui tadarusan
tersebut me reka --kelompok tadarusan yang berjumlah sekitar 20 orang itu- semakin tahu hakikat Islam
yang sebenarnya. Mereka semakin menyadari bahaya keterbelakangan, kejumudan, ke tertutupan pintu
ijtihad, taqlid buta, dan serangkaian praktek bid'ah, sehingga mereka mencoba melakukan gerakan
tajdid dan pemurnian ajaran Islam dari faham-faham yang sesat dan menyesatkan. Kesadaran akan
kehidupan berjamaah, berima mah, dan berimarah dalam menyebarkan syiar Islam, menim bulkan
semangat kelompok tadarus ini untuk mendirikan se buah organisasi baru dengan ciri dan karakteristik
yang khas.

Pada tanggal 12 September 1923 bertepatan dengan tanggal 1 Shafar 1342 H, kelompok tadarus ini
secara resmi mendirikan organisasi yang diberi nama "Persatuan Islam" (Persis). Nama Persatuan Islam
diberikan dengan maksud untuk mengarahkan ruhul jihad, ijtihad, dan tajdid, berusaha dengan sekuat
tenaga untuk mencapai harapan dan cita-cita yang sesuai dengan ke hendak dan cita-cita organisasi,
yaitu persatuan pemikiran Is lam, persatuan rasa Islam, persatuan suara Islam, dan persatu an usaha
Islam. Ide filosofis dari konsepsi persatuan pemikiran. rasa, suara, dan usaha Islam ini diilhami oleh
firman Allah da lam al-Qur'an surat Ali Imran ayat 103; "Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada
tali (undang-undang/aturan) Allah selu ruhnya dan janganlah kamu bercerai berai", serta sebuah hadits
Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang berbunyi; "kekuatan Allah itu beserta jamaah". Firman Allah
dan hadits Nabi tersebut dijadikan motto Persis dan ditulis dalam lambang Persis yang berbentuk
lingkaran bintang bersudut dua belas.

76-PANDUAN HIDUP BERJAMAAH

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAXMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

Berbeda dengan organisasi-organisasi lain yang berdiri pada awal abad 20, menurut Howard Federspiel
(1970: 11) Persis mempunyai ciri tersendiri; kegiatannya dititikberat kan pada pembentukan faham
keagamaan, sementara kelom pok-kelompok pergerakan yang telah diorganisasikan sebe lumnya,
misalnya Boedi Oetomo (1908) hanya bergerak di bi dang pendidikan bagi orang-orang pribumi
(khususnya orang orang Jawa dan Madura); Syarekat Islam (1912) bergerak dalam bidang perdagangan
dan politik; dan Muhammadiyah (1912) gerakannya diperuntukkan bagi kesejahteraan sosial masyarakat
muslim dan kegiatan pendidikan keagamaan. Se jalan dengan ini, Isa Anshary (1958:6) mengemukakan
bahwa Persis tampil sebagai sebuah organisasi bagi kaum muslimin yang sefaham dan sekeyakinan;
kaum pendukung dan penegak Qur'an-Sunnah; ia mengutamakan perjuangan dalam lapangan ideologi
Islam, tidak dalam lapangan organisasi. Persis berju ang membentuk dirinya menjadi intisari dari kaum
muslimin; ia mencari kualitas, bukan kuantitas; ia mencari isi, bukan mencari jumlah. Persis tampil
sebagai suatu sumber kebang kitan dan kesadaran baru; menjadi daya dinamis yang mengge rakkan
kebangunan umat Islam.

Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada penyebaran faham Al-Qur'an dan Sunnah. Hal
ini dilakukan dengan berbagai macam aktivitas di antaranya dengan meng adakan pertemuan-
pertemuan umum, tabligh, kelompok studi (halaqah), tadarus, mendirikan sekolah-sekolah (pesantren).
menerbitkan majalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai aktivitas keagamaan lainnya.

Dalam bidang pendidikan misalnya, pada tahun 1924 di selenggarakan kelas pendidikan aqidah dan
ibadah bagi orang dewasa; pada tahun 1927 didirikan lembaga pendidikan ka nak-kanak dan HIS
(Holland Inlandsche School) yang meru pakan proyek lembaga pendidikan Islam di bawah pimpinan
Mohammad Natsir; pada tanggal 4 Maret 1936 didirikan seca ra resmi Pesantren Persatuan Islam yang
pertama dan diberi nomor 1 (satu) di Bandung.

SHIDDIO AMIEN OKK

-77

-BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

Dalam bidang penerbitan (publikasi), Persis banyak me nerbitkan buku-buku dan majalah-majalah, di
antaranya ma jalah Pembela Islam (1929), majalah Al-Fatwa (1931), majalah Al-Lisaan (1935), majalah
At-Taqwa (1937), majalah berkala Al-Hikam (1939), majalah Aliran Islam (1948), majalah Risalah (1962),
majalah Pemuda Persis Tamaddun (1970), Majalah ber bahasa Sunda Iber (1967), dan berbagai majalah
ataupun siaran publikasi yang diterbitkan di cabang-cabang Persis. Sampai saat ini yang masih bertahan
terbit adalah majalah Risalah dan ma jalah Iber serta beberapa majalah dan siaran publikasi di bebe rapa
cabang Persis. Penerbitan inilah yang menyebabkan luas nya daerah penyebaran pemikiran Persis. Lagi
pula penerbitan buku-buku dan majalah-majalah ini sering dijadikan referensi oleh para da'i maupun
organisasi-organisasi ke-Islaman lainnya.

Demikian pula serangkaian kegiatan dakwah banyak dige lar di daerah-daerah, baik atas inisiatif
Pimpinan Pusat Persis maupun inisiatif dari cabang-cabang Persis, undangan dari or ganisasi-organisasi
Islam lainnya serta masyarakat luas. Dalam kegiatan dakwah ini, yang patut dicatat dan khas Persis, tidak
hanya bersifat ceramah sebagaimana biasanya, tetapi juga diisi dengan menggelar perdebatan tentang
berbagai masalah ke agamaan; di antaranya perdebatan Persis dengan Al-Ittihadul Islam di Sukabumi
(1932). perdebatan dengan kelompok Ah madiyah (1933), perdebatan dengan Nahdlatul Ulama (1936).
serta serangkaian perdebatan dengan orang-orang Kristen, perdebatan dengan kelompok nasionalis,
bahkan polemik yang berkepanjangan antara A. Hassan dengan Ir. Soekarno tentang faham kebangsaan.
Aktifitas da'wah dengan perdebatan ini ti dak lagi dilakukan pada masa sekarang, karena Persis tidak lagi
melakukan gebrakan yang bersifat shock therapy tetapi lebih cenderung ke arah low profile yang
bersifat persuasif edukatif.

Di awal abad ke-21, aktivitas Persis telah meluas, tidak ha nya dalam bentuk serangkaian kegiatan yang
disebut di atas, akan tetapi juga ke berbagai bidang garapan yang dibutuh kan oleh umat Islam melalui
bidang pendidikan (pendidikan tinggi dan pendidikan dasar/menengah, dan Pendidikan anak

78 PANDUAN HIDUP BERJAMAAH

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAXMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

usia dini), da'wah, bimbingan haji, perzakatan, sosial ekonomi, perwakafan, dan pembangunan fisik.
Dalam perkembangan nya, sejak tahun 1963 Persis mengkoordinir pesantren-pesan tren dan lembaga-
lembaga pendidikan yang tersebar di ca bang-cabang Persis, menyelenggarakan bimbingan jemaah haji
dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan KBIH Khusus Persatuan Islam, mempelopori
pendirian Bank Syariah Islam, mendirikan perguruan tinggi, dan Balai Pengobatan Is lam, pembangunan
mesjid-mesjid dengan bantuan kaum mus limin dari dalam dan luar negeri, menyelenggarakan seminar,
pelatihan, dan sejumlah kegiatan lainnya.

Demikian pula fungsi Dewan Hisbah sebagai lembaga ter tinggi dalam pengambilan keputusan hukum
Islam di kalangan Persis semakin ditingkatkan aktivitas dan intensitasnya. Pene laahan berbagai masalah
hukum keagamaan semakin banyak dan beragam. Keputusan-keputusan Dewan Hisbah sering di tunggu,
bukan hanya oleh anggota Persis, yang mempunyai ke terikatan dengan fatwa-fatwanya, akan tetapi
juga oleh ummat Islampada umumnya.

Perjalanan panjang sebuah organisasi sejak awal berdi rinya hingga keberadaannya sekarang ini tidak
terlepas dari dinamika sosio-kultural dalam situasi dan kondisi masyarakat serta perilaku politik di mana
organisasi itu tumbuh dan ber kembang, Demikian pula halnya dengan jam'iyyah Persis, pada periode
pertama di bawah pimpinan Muhammad Zamzam, Muhammad Yunus, Ahmad Hassan, dan Mohammad
Natsir yang hidup dalam alam penjajahan kolonial Belanda, meng hadapi tantangan yang berat dalam
menyebarkan ide-ide dan pemikirannya. Namun, mereka tetap berjuang menggemakan faham kembali
kepada al-Qur'an dan as-Sunnah (Ar- Ruju' ila al-Qur'an wa as-Sunnah) yang dengan sendirinya
melaksana kan jihad memberantas khurafat, bid'ah, takhayul, dan syirik. serta menghadang fatwa-fatwa
yang menyesatkan.
Sejak saat itu, sering muncul perdebatan-perdebatan ulam Persis, khususnya A. Hassan, dengan ulama-
ulama bercorak pemikiran tradisional, terutama perdebatan mengenai masa

SHIDDIO AMIEN OKK-79

IV: PERSIS SEBAGAI JAMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

lah-masalah usshalli, talqin, tahlil, dan berbagai persoalan kea gamaan lainnya. Demikian pula
perdebatan-perdebatan untuk melakukan pembelaan dari faham-faham yang menyesatkan serta
pengaruh yang akan menghancurkan Islam; perdebatan dengan kelompok Ahmadiyah, kelompok Aliran
Kebatinan, ser ta kaum Atheis, tidak bisa dihindarkan. Isu-isu kontroversial pun dimunculkan oleh Persis
pada masa itu.

Pada masa pendudukan Jepang, ketika semua organisasi Islam dibekukan, para pimpinan dan anggota
Persis bergerak sendiri-sendiri menentang usaha Nipponisasi dan pemusyrik kan ala Jepang. Hingga
menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, para pimpinan dan anggota Persis mener
junkan diri dalam pergolakan kemerdekaan.

Pasca kemerdekaan, Persis mulai melakukan reorganisa si untuk menyusun kembali sistem organisasi
yang telah dibe kukan selama pendudukan Jepang. Melalui reorganisasi tahun 1948, kepemimpinan
Persis berada pada para ulama generasi kedua di antaranya K.H. Mohammad Isa Anshary sebagai Ketua
Umum Persis (1948-1960), K.H.E. Abdurrahman, Fakhruddin Al-Khahiri, K.H.O. Qomaruddin Saleh, dan
lain-lain. Pada masa Ini Persis dihadapkan pada pergolakan politik yang belum sta bil; pemerintah
Republik Indonesia sepertinya mulai tergiring ke arah demokrasi terpimpin yang dicanangkan oleh
Presiden Soe karno dan mengarah pembentukan negara dan masyarakat dengan ideologi Nasionalis,
Agama, Komunis (Nasakom).

Atas perkembangan politik tersebut, Persis merespon dengan mengeluarkan sejumlah "manifesto
politik" yang isinya kebanyakan menolak konsep Bung Karno tentang Nasakom: dibentuknya Front Anti
Komunis oleh K.H. Mohammad Isa An shary untuk membentengi pengaruh komunis yang sudah se
demikian jauh dalam percaturan politik kenegaraan dan mem bahayakan umat Islam.
Demikian pula untuk memenangkan ideologi Islam dalam politik pemerintahan pada masa itu, Persis
terjun menjadi ang gota istimewa Masyumi yang dipimpin oleh Mohammad Natsir

80-PANDUAN HIDUP BERJAMAAH

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAXMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

yang juga aktivis Persis. K.H. Mohammad Isa Anshary dan be berapa tokoh Persis lainnya terpilih dalam
unsur kepemimpi nan Masyumi dan berjuang dalam percaturan politik melalui Masyumi baik di tingkat
pusat maupun di daerah.

Setelah berakhirnya periode kepemimpinan K.H. Moham mad Isa Anshary (1948-1960), kepemimpinan
Persis dipegang oleh K.H.E. Abdurrahman (1962-1983) yang dihadapkan pada berbagai persoalan intern
dalam organisasi maupun perso alan ekstern dengan munculnya berbagai aliran keagamaan yang
menyesatkan seperti aliran pembaharu Isa Bugis, Islam Jamaah, Darul Hadits, Inkarus-Sunnah, Syiah, dan
faham-faham sesat lainnya.

Di bawah kepemimpinan K.H.E. Abdurrahman, terutama se telah terjadinya G. 30 S/PKI-karena diduga


ada anggota-anggota yang diragukan itikad baiknya dalam organisasi Persis-dilaku kanlah pengawasan
ketat untuk menjaga kualitas pelaksanaan dan pengamalan ajaran Islam berdasarkan al-Qur'an dan as-
Sun nah serta mengutamakan kualitas pelaksanaan disiplin organis asi yang berdasarkan Qanun Asasi
dan Qanun Dakhili (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga), tata kerja, taushiyyah, dan
seperangkat peraturan yang berlaku dalam jam'iyyah.

Meskipun demikian, menurut K.H.E. Abdurrahman, aspek kuantitas tidak berarti diabaikan, melainkan
dilakukan secara hati-hati kaena sangat khawatir apabila jumlah yang banyak itu hanya menambah
beban dan merupakan buih saja; tidak memberi manfaat sebagaimana yang diharapkan, bahkan se
baliknya dikhawatirkan akan mendatangkan madharat bagi keutuhan dan tegaknya jam'iyyah. Dasar
pemikiran K.HE. Ab durrahman yang tidak terlalu mementingkan jumlah cabang dan jumlah anggota
dapat difahami, karena dalam kepemimpi nannya ditekankan arti penting jam'iyyah yang senantiasa ha
rus berada dalam mardhatillah, sebagaimana diungkapkannya pada Muakhat Persis tanggal 16 Januari
1981 di Bandung.
Sejak masa kepemimpinan K. H. A. Latief Muchtar, MA (1983-1997) dan K. H. Shiddiq Amien (sejak 1997-
2010) yang

SHIDDIO AMIEN, DKK -81

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAN

merupakan proses regenerasi dari tokoh-tokoh Persis kepada eksponen organisasi otonom
kepemudaannya (Pemuda Pe sis), terdapat perbedaan yang cukup mendasar. Jika pada aw berdirinya
Persis muncul dengan isu-isu kontroversial yang bersifat gebrakan shock therapy, pada masa ini Persis
cen rung ke arah low profile yang bersifat persuasif edukatif. Pada masa ini Persis berjuang
menyesuaikan diri dengan kebutuha umat pada masanya yang lebih realistis dan kritis. Gerak per
juangan Persis tidak hanya pada persoalan ibadah dalam and terbatas, tetapi meluas kepada persoalan
strategis yang dib tuhkan oleh umat Islam terutama pada persoalan muamalah dan peningkatan
pengkajian pemikiran ke-Islaman.

Sejak berdirinya hingga sekarang, diakui atau tidak, dalam gerakan pembaruan Islam di Indonesia, Persis
telah menem patkan dirinya sebagai barisan pelopor, barisan paling depan dalam memperjuangkan
aqidah Islam berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah. Di tengah-tengah kesimpangsiuran berbaga macam
pengaruh dan aliran seperti sekarang ini, wajah dan wijhah, pandangan dan keyakinan perjuangan Persis
perlu di ketengahkan kepada masyarakat luas. Persis menempati pos si tersendiri dalam percaturan
pemikiran Islam di Indonesia Konsistensinya dalam pemurnian aqidah dan ibadah agar se suai dengan
tuntunan al-Qur'an dan as-Sunnah telah member kan kesan yang kuat bahwa Persis merupakan rujukan
penting bagi umat Islam dalam pelaksanaan ajaran Islam yang berdi sarkan al-Qur'an dan as-Sunnah.

B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN PROGRAM JIHAD JAM'IYYAH

1. Visi Jam'iyyah Persatuan Islam

Visi Jam'iyah Persatuan Islam adalah terwujudnya "Al-Jam'ah "Sesuai tuntunan al-Qur'an dan as-Sunnah.
2. Misi Jam'iyyah Persatuan Islam
a

Misi Jam'iyyah Persatuan Islam adalah:

82-PANDUAN HIDUP BERJAMAAN

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAXMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

b. Mengembalikan umat kepada al-Qur'an dan

as-Sunnah c. Menghidupkan Ruhul Jihad, Ijtihad, dan Tajdid

d. Mewujudkan Muwahid, Mujahid, Mujtahid, dan

Mujaddid

e. Meningkatkan kesejahteraan umat.

3. Tujuan Jam'iyyah Persatuan Islam

Tujuan Jam'iyyah Persatuan Islam adalah terlaksananya syariat Islam berlandaskan al-Qur'an dan as-
Sunnah seca ra kaffah dalam segala aspek kehidupan.

4. Program Jihad Jam'yyah Persatuan Islam. Program Jihad Jam'yyah Persatuan Islam adalah:

a. Ishlahul Aqidah dengan jalan membasmi khurafat, takhayul, dan syirik di kalangan umat Islam.
b. Ishlahul Ibadah, dengan jalan membasmi bid'ah dan taqlid serta membimbing umat dengan tun tunan
Al-Qur'an dan as-Sunnah. c. Ishlahul Muamalah, dengan jalan membimbing

umat dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik,

sosial, budaya atas dasar al-Qur'an dan as-Sunnah.

d. Ishlahul Khuluqil Ummat, dengan jalan memper balki akhlak masyarakat.

C. KEKUATAN JAM'IYYAH

Kekuatan jam'iyyah Persatuan Islam dibangun oleh bebe

rapa kekuatan pokok yaitu 1. Persis Sebagai Jam'iyyah yang Bervisi al-Jama'ah

Terwujudnya al-Jamaah merupakan visi jam'iyyah Persa tuan Islam, artinya Persis berjuang agar ummat
Islam mampu melaksanakan ajaran Islam secara kaffah baik dalam kehidup an pribadi atau dalam
kehidupan kolektif komunal, sebagai

SHIDDIO AMIEN, DKK. -83

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

sebuah masyarakat atau bangsa, sesuai dengan tuntunan al Qur'an dan as-Sunnah. Persatuan Islam
merupakan Bun-yonul Islam yang tersusun dari bebagai kekuatan baik anggota, mau pun pimpinan yang
memiliki "wihdatun fil qashdi" (satu tuju an) sebagai pengamal al-Qur'an dan as-Sunnah. Sebagai gerak
an tajdid Persis juga berusaha secara terus menerus melaku kan tazkiyyah terhadap benalu-benalu yang
berasal dari luar Islam, baik dalam urusan aqidah, ibadah, maupun akhlak dan mu'amalah umat,
sebagaimana Rasulullah s.a.w. diutus Allah dengan tugas antara lain untuk melakukan tazkiyyah aqidah
dan ibadah dari munkarat, bid'ah, takhayul, khurafat dan syi rik yang sudah mendarah daging pada
ummat Jahiliyyah waktu itu. sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:

‫ ويزكيهم ويعلمهم الكتب والحكمة وإن كانوا من قبل لفى‬،‫لقد من هللا على المؤمنين إذ بعث فيهم رسوال من أنفسهم يثلوا عليهم قابته‬

‫© شكل مبين‬

Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang orang yang beriman ketika Allah mengutus di
antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepa da mereka ayat ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan se
sungguhnya sebelum (kedatangan rasul) itu mereka adalah be nar benar dalam kesesatan yang nyata
(surah Ali Imran: 164).

2. Kekuatan Imamah

Kekuatan Imamah dalam jam'iyyah Persis dibangun antara lain oleh:

Peran para ulama yang cukup dominan b. Kuatnya komitmen para pimpinan jam'iyyah ter

a.

hadap visi dan misi Jamiyyah

c. Kuatnya aturan (nizham) dan sistem yang diba ngun

84 PANDUAN HIDUP BERJAMAAH


BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAXMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

d. Adanya Pembidangan dan pembagian tugas yang jelas dengan keberadaan Bidang-Bidang Garapan
(Bidgar) Bagian Otonom, Dewan dan Lembaga.

3. Ketaatan Umat

Kuatnya ketaatan anggota Persis merupakan hasil dari:

a. Pembinaan yang intensif;

b. Rekrutmen anggota yang selektif; dan

c. Penekanan pada aspek kualitatif.

Keta'atan yang dituntut dalam Jam'iyyah yang bervisi al Jama'ah tentu bukan keta'atan tanpa alasan,
sebab ketaatan anggota Persis baik kepada Nizham Jam'iyyah maupun kepa da Imam bukan ta'at karena
nama PERSIS atau pimpinannya, tetapi ta'at karena Jam'iyyah ini konsisten memperjuangkan Al-Qur'an
dan As-Sunnah. Imam atau pimpinan ditaati bukan semata karena dia sebagai imam, tapi karena
putusan, perin tah, serta larangannya itu didasarkan pada nash atau nilai-nilai al-Qur'an dan as-Sunnah".

4. Mengutamakan Syura'

Syura' merupakan prinsip utama dalam jam'iyyah Per satuan Islam. Persis sebagai jam'iyyah dengan visi
dan misi al-Jamaah dalam gerak dan langkah jihadnya selalu menguta makan syura, baik untuk
menentukan atau memilih pimpinan mulai dari tingkat Pimpinan Jamaah, sampai Pimpinan Pusat,
ataupun dalam menyusun program jihad, termasuk dalam me nentukan sikap terhadap suatu keadaan,
baik yang menyang kut kepentingan jam'iyyah khususnya maupun kepentingan umat Islam pada
umumnya.
5. Pembidangan

Dalam mengatur kerja jam'iyyah, disusun pembidangan. Pembidangan dalam jam'iyyah Persis terdiri
atas atas: a. Bidang Jam'iyyah

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

Bidang Jam'iyyah mengkoordinasikan Bidgar-bidgar ( dang Garapan): Pembinaan dan Pengembangan


SDM, Pembinaan dan Pengembangan Organisasi, Hubungan An tar Lembaga dan Organisasi, Hubungan
Luar Negeri, dan Siyasah Jam'iyyah.

b. Bidang Tarbiyah

Bidang Tarbiyah mengkoordinasikan Bidgar-bidgar: PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Khusus,
Pendidikan Da sar dan Menengah, Pendidikan Tinggi.

c. Bidang Dakwah

Bidang Dakwah mengkoordinasikan bidgar-bidgar: Pe ngembangan Dakwah dan Pemikiran Islam,


Sumber Daya Dakwah, Kemesjidan, dan Bimbingan Haji dan Umrah.

d. Bidang Maliyah

Bidang Maliyah mengkoordinasikan bidgar-bidgar: Perza katan, Perwakafan, Sosial, Ekonomi, dan
Pengembangan Sarana Fisik.

e. Bidang Kesekretariatan
Kesekretariatan emengkoordinasikan Bidgar Kominfo, Ke pala Urusan Rumah Tangga, dan Sekretaris
Urusan Luar Negeri.

Bidang Keuangan (Kebendaharaan).

Di samping pembidangan di atas, terdapat pula ba gian-bagian otonom yang disesuaikan dengan
karakteristik anggotanya. Sesuai dengan namanya, Bagian Otonom memiliki otonomi di bidang-
bidangnya atau dunia otonominya. Mereka diberi kebebasan sesuai dengan batasan yang diatur dalam
Qanun Asasi dan Qanun Dakhili Persatuan Islam. Mereka juga tunduk kepada Qanun Asasi dan Qanun
Dakhili tersebut. Bagi an Otonom dalam jam'iyyah Persis terdiri atas:

1. Persatuan Islam Istri (Persistri) 2. Pemuda Persatuan Islam (Pemuda Persis)

86-PANDUAN HIDUP BERJAMAAH

BAB IV: PERSIS SEBAGAI JAXMIYYAH DENGAN VISI AL-JAMAAH

3. Pemudi Persatuan Islam (Pemudi Persis) 4. Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis)

5. Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam (Himi Persis) Unit-unit lainnya yang menjadi kelengkapan
struktur jam'iyyah Persis adalah dewan, lembaga, dan badan. Dewan yang ada, yaitu:

1. Dewan Hisbah, terdiri dari para Ulama Persis yang bertu

gas melakukan kajian tentang persoalan Aqidah, Syari'ah,

Mu'amalah dan Akhlak.


2. Dewan Hisab dan Ru'yat, Terdiri dari Para Ahli Hisab yang bertugas di bidang Hisab dan Ru'yat 3.
Dewan Tafkir, Terdiri dari Para Sarjana dan Cendekiawan yang bertugas memberikan masukan ke PP
Persis tentang persoalan: Dakwah, pendidikan, sosial, ekonomi dan poli tik

Sedangkan lembaga dan badan yang ada hingga saat ini

adalah:

1. PT Karya Imtak, yang melayani bimbingan Haji Plus (BPIH Khusus) dan Umrah

2. KBIH Persatuan Islam, yang melayani bimbingan Haji Bia

sa.

3. Lembaga Bantuan Hukum Persis, yang bertugas memberi kan pelayanan di bidang advokasi hukum
dan pencerahan menyangkut masalah hukum positif.

4. Pusat Zakat Umat, yang bertugas di bidang pengelolalaan zakat, infaq dan shadaqah.

5. Penerbitan Risalah (Majalah Risalah)

6. Brigade Persis

7. Siaga Bencana (Sigab Persis)

SHIDDIO AMIEN, DKK.-87

BAB V DOKTRIN JAM'IYYAH


A. MENGEMBALIKAN UMMAT KEPADA AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH

Kondisi keberagamaan masyarakat muslim di Indonesia dalam aspek akidah, ibadah, akhlak dan
mu'amalah, banyak diwarnai dan terkontaminasi oleh nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang termasuk
katagori syirik, bid'ah, dan munkarat. Kuatnya sikap taqlid buta dan pandangan bahwa pintu ijtihad telah
ter tutup yang didengungkan pada masa penjajahan, telah meng akibakan banyak masyarakat muslim
semakin jauh dari tun tunan al-Qur'an dan as-Sunnah. Upaya kolonial Belanda dalam rangka
memperkokoh cengkeraman kolonialismenya dengan cara yang sistemik, khususnya melalui cara
pembodohkan dan pemiskinkan kaum muslimin lebih memperparah keadaan.

Pemiskinan terjadi karena monopoli kegiatan ekonomi. Pembodohan terjadi karena pembatasan dan
keterbatasan kesempatan belajar, pelarangan penerjemahan al-Qur'an, pe larangan khutbah dengan
bahasa Indonesia atau bahasa dae rah, dibatasinya penerbitan buku-buku agama, dan sebagainya.
Setelah negeri ini merdeka, monopoli ekonomi terus berlang sung, dengan sistem ekonomi kapitalis
yang telah melahirkan konglomerasi, dan oligopoli. Kemakmuran hanya dirasakan oleh segelintir
masyarakat yang mayoritas non-muslim dan non-pribumi. Sistem pemerintahan yang sekuleristik telah

SHIDDIO AMIEN, DKK. -89

BAB V DOKTRIN JAMIYYAH

memberi andil semakin meluasnya maksiat dan munkarat di segala bidang kehidupan.

Menimbang kondisi seperti itu Persis menekankan medan jihadnya pada upaya mengembalikan Ummat
kepada al-Qur'an dan as-Sunnah (Ar-Ruju ilaa al-Qur'an wa as-Sunnah). Allah berfirman:

‫بيأيها الذين ءامنوا أطيعوا هللا وأطيعوا الرسول وأولي األمر منكم فإن تتزعتم في شيء فردوه إلى هللا والرسول إن كنتم تؤمنون باهلل واليوم‬
‫© اآلخر ذلك خير وأحسن تأويال‬

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilan Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu be nar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demi kian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (surah An-Nisa:59).

Rasulullah s.a.w.juga berpesan:

‫ روى ابن عبد البر عن كثير بن عبد هللا عنا‬- ‫تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب هللا وسنة نبيه ابيه عن جده‬

Aku telah meninggalkan bagi kamu dua hal, kamu tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada
keduanya, Kitabullah (al Qur'an) dan Sunnah Nabi-Nya (hadits riwayat Ibnu Abdil Bar).

B. MELAKUKAN AMAR MA'RUF NAHYI MUNKAR

Selama syaitan masih ada, dan manusia tidak mampu me ngendalikan nafsu amarahnya, maka
kemaksiatan, kezaliman, dan kemunkaran akan selalu ada di muka bumi ini. Kita banyak menyaksikan
bagaimana berbagai kemaksiatan merajalela di tengah masyarakat kita, seperti perjudian, pelacuran
(prostitu si), perampokan, korupsi, kezaliman, pembunuhan dan peng

90-PANDUAN HIDUP BERJAMAAH

BAB V: DOKTRIN JAMIYYAH

aniayaan. Banyak pula warga masyarakat yang mendakwakan dirinya sebagai muslim tapi tidak
menunaikan ajaran Islam da lam peri kehidupannya.

Allah telah memerintahkan untuk melakukan amar makruf

dan nahi munkar, sebagaimana termaktub dalam firman-Nya:

‫والمسكن يا أنا يد العون إلى الخير ويأمرون بالمعروف ويتول عن‬


‫المنكر وأوليك هم المفلحون‬

Dan hendaklah kamu sekalian menjadi segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang yang beruntung (surah Ali Imran:
104).

Sejak berdirinya, Persis tetap berkomitmen dan lebih ba nyak mengkhususkan diri dalam menunaikan
tugas mulia ini dengan menyiapkan para kader da'l, memanfaatkan segala me dia dakwah dan dengan
segala cara yang ma'ruf. Penyelengga raan pesantren di berbagai tempat juga merupakan bukti atas
komitmen Persis di bidang dakwah dan pendidikan untuk me nyiapkan kader-kader muslim di masa
depan.

C. MENGHIDUPKAN DAN MEMELIHARA RUHUL JIHAD, IJTIHAD, DAN TAJDID

Upaya memelihara ruhul jihad dilaksanakan melalui pem binaan para anggota khususnya dan ummat
Islam pada umum nya melalui kegiatan pendidikan dan dakwah, agar mereka memahami ajaran Islam
secara utuh dengan baik dan benar, kemudian mengamalkannya dalam peri kehidupannya, baik secara
fardiyah atau sendiri-sendiri, maupun dalam kehidupan sebagai sebuah masyarakat. Selain itu mereka
juga dimotivasi untuk mengajarkannya, dan slap membela dan mempertahan kan Islam dan muslimin
dari berbagai tantangan, hambatan, dan gangguan musuh-musuh Islam dengan segala daya dan ke
mampuan serta potensi yang dimiliki, baik itu tenaga, fikiran, harta benda, jiwa, dan raga. Sesuai dengan
perintah Allah:

SHIDDIO AMIEN, DKK.-91

BAB V: DOKTRIN JAMIYYAH

‫الذين امنوا وهاجروا وجتهدوا في سبيل هللا بأمولهم وأنفسهم أعظم‬

‫© درجة عند هللا وأولتيك هم الفايرون‬


Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan jiwa
mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan
(surah At-Taubah: 20).

Ruhul Ijtihad dipelihara dan dikembangkan dengan d motivasi oleh kenyataan bahwa al-Qur'an dan as-
Sunnah yang diwariskan oleh Rasulullah s.a.w. ayat-ayat dan hadits-hadi ts ahkamnya cukup terbatas
jumlahnya. Sementara tantang an dan problematika yang terkait dengan persoalan manusia dan
kemanusiaan terus bermunculan dan berkembang pesat. Oleh karena itu, kita memerlukan peran para
mujtahid untuk mengerahkan segala daya dan kemampuan untuk menjawab persoalan tersebut,
dengan memperhatikan dalil, nash, dan ka idah-kaidah umum yang baku untuk memberikan respon atau
jawaban terhadap setiap persoalan yang muncul.

Persis melalui peran para ulama dan Dewan Hisbahnya te rus berusaha melakukan kajian dan
penelaahan serta membe ri jawaban terhadap segala persoalan yang muncul. Selain itu, melalui
lembaga-lembaga pendidikan yang ada, serta melalui kegiatan pelatihan-pelatihan, Persis berusaha
mempersiapkan kader-kader ulama dan mujtahid di masa mendatang.

Dalam menangkap esensi tajdid, di masyarakat kita mun cul dua kutub pemikiran yang secara diametral
berbeda. Peng ertian tajdid pada satu sisi diartikan dengan usaha merasional kan teks-teks al-Qur'an dan
as-Sunnah atau ajaran agama, dan memberikan konsesi atau kelonggaran terhadap ide-ide seku ler
sebagai upaya modernisasi. Dengan kata lain tajdid diarti kan mengubah hukum-hukum Islam yang
sudah mapan agar relevan dengan kondisi dan perkembangan zaman. Jadi, peru bahan tersebut tidak
hanya menuntut upaya pemecahan ma salah-masalah baru, tetapi lebih menghendaki perubahan-per
ubahan fundamental terhadap teks-teks ajaran Islam yang

92 PANDUAN HIDUP BERJAMAAh

BAB V DOKTRIN JAMIYYAH

sudah ada untuk disesuaikan dengan hukum produk manusia yang ada, atau kondisi sosial yang tengah
berlangsung dewasa ini. Pembaharuan dalam terminologi ini muncul dengan ide-i de sekularisasi atau
liberalisasi Islam, reaktualisasi, dan pribu misasi Islam.
Tajdid yang diusung Persis bukanlah sebagaimana penger tian di atas, yakni membuat sesuatu yang
baru, mengganti atau mengubah agama itu sendiri, melainkan l'aadatul Islaam Ilaa asliha, wa ihyaaus-
sunnah, yakni mengembalikan ajaran Islam kepada asalnya dan menghidupkan sunnah.

Jadi, tajdid bukanlah tahdits (mengada-ada) atau tabdil (mengganti) dan taghyir (mengubah), melainkan
identik den gan ibanah atau purifikasi, yakni membedakan mana yang sun nah dan mana yang bid'ah,
mana tauhid dan mana syirik. l'adah yaitu dengan memulihkan ajaran Islam sesuai dengan aslinya, dan
ihya, yaitu dengan menghidupkan kembali ajaran Islam yang pengamalannya terbengkalai, terhenti, dan
ditinggalkan.

D. MEMBENTUK ASH-HAABUN DAN HAWAARIYUN

Persis berupaya membentuk para anggotanya menjadi ash'habun dan hawaariyyun Islam yang mampu
bertindak se bagai da'i dan mubaligh dengan jalan memperdalam dan mem perkaya ilmu-ilmu yang
berkenaan dengan hukum-hukum syara' serta ajaran-ajaran Islam secara utuh, baik, dan benar serta
metode dakwah yang tepat. Hal ini sesuai dengan pernya taan Rasulullah s.a.w.:

‫ ثم إنها تخلف من بعدهم خلوف‬،‫ وأصحاب يأخذون بشئته ويقتدون بأمره‬،‫ما من نبي بعثه هللا في أمة قبلي إال كان له من أمته حواريون‬
،‫ ومن جاهدهم بقلبه فهو مؤمن‬،‫ ومن جاهدهم بلسانه فهو مؤمن‬،‫ فمن جاهدهم بيده فهو مؤمن‬،‫ ويفعلون ما ال يؤمرون‬،‫يقولون ما ال يفعلون‬
‫وليس وراء ذلك من اإليمان حبة خردل‬

SHIDDIO AMIEN, DKK.-93

BAB V: DOKTRIN JAMIYYAH

Tidak ada seorang nabi-pun yang Allah utus kepada ummatny sebelum aku, kecuali ada para pembela
dan para sahabat yang menjalankan sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian datang beberapa
angkatan (generasi) sesudah mereka yang me ngatakan apa-apa yang tidak mereka perbuat (ilmu tanpa
amal) dan mengamalkan apa yang tidak diperintahkan (bid'ah). Maka barang siapa yang bersungguh-
sungguh menyadarkan mereka dengan tangannya, (dengan kekuasaan dan wewenang yang ada pada
tangannya,) maka ia seorang yang beriman dan barang siapa yang bersungguh-sungguh bekerja
menyadarkan mereka dengan lidahnya (seperti mengajar, bertabligh dan amar ma'ruf nahyi munkar),
maka ia adalah seorang yang beriman. Dan ba rang siapa yang bersungguh-sungguh menyadarkan
mereka dengan hatinya, maka ia juga termasuk seorang yang beriman. Dan selain dari pada yang
tersebut itu, maka tidak ada padanya iman, meskipun sebesar biji sawi. (hadits riwayat Ahmad dan
Muslim dari Ibnu Mas'ud r.a.).

E. MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN DAN DAKWAH

Pendidikan dan dakwah merupakan jalan dan cara utama yang dilakukan Persis dalam mengajak ummat
agar menjadi manusia yang berilmu, beriman, dan beramal shaleh. Hal ini dimotivasi oleh firman Allah
s.w.t. antara lain:

- ‫يرفع هللا الذين ءامنوا منكم والذين أوتوا العلم درجت وهللا بما‬

‫تعملون خبير‬

Allah pasti meninggikan orang-orang yang beriman di antara mu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (surah Al-
Mujadalah: 11).

... ‫قل هل يستوي الذين يعلمون والذين ال يعلمون إنما يتذكر أولوا‬

94-PANDUAN HIDUP BERJAMAAH

‫© األلبب‬

BAB V: DOKTRIN JAMIYYAH

Katakanlah: Samakah orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Az-Zumar: 9).

‫والذين اجتنبوا الملغوث أن يعبدوها وأتابوا إلى هللا لهم البشري منير عباده الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنة أوليك الذين منهم‬
‫© هللا وأولتيك لهم أولوا األلباب‬

Sampaikanlah berita gembira kepada hamba-hamba-Ku, me reka yang mendengarkan perkataan, lalu
mengikuti apa yang terbaik di antaranya. Mereka itulah yang Allah beri petunjuk kepada mereka dan
mereka itulah orang yang mempunyai akal (surah Az-Zumar: 17:18).

‫ وهو أعلم بالمهتدين‬،‫© أذع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله‬

Serulah orang ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesung guhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (surat an-Nahl: 125).

Persis berupaya menggali sumber daya dan dana untuk membangun lembaga pendidikan, tenaga
kependidikan, mem buat manhaj pendidikan, dan mengoptimalkan potensi wakaf. Di bidang dakwah
Persis berusaha membangun sarana ibadah, mempersiapkan dan membina para da'i, membangun
jaringan serta sarana dan prasarana dakwah.

Persis berupaya mendidik para anggotanya khususnya dan kaum muslimin pada umumnya untuk
menjadi hamba Allah yang mengamalkan syariat Islam dengan sebaik-baiknya, de ngan penuh tanggung
jawab, serta menjadi uswatun hasanah bagi keluarga dan masyarakat sekelilingnya, baik dalam bidang
aqidah, ibadah, akhlak, maupun mu'amalah dengan tujuan agar

SHIDDIO AMIEN DKK-95

BAB V DOKTRIN JAMIYYAH

semuanya menjadi ibaadur 'rahmaan yang mempunyai karak teristik seperti yang dilukiskan dalam al-
Qur'an surah Al-Fur qan 63-77
‫وعباد الرحمن الذين يمشون على األرض هونا وإذا خاطبهم الجهلون قالوا سلما * والذين يبيتون لربهم سجدا وفيما © والذين يقولون ربنا‬
© ‫أصرف عنا عذاب جهنم إن عذابها كان غراما و إنها سأنت مستقرا ومقاما © والذين إذا أنفقوا لم يشرفوا ولم يفتروا وكان بين ذلك قواما‬
‫والذين ال يدعون مع هللا إليها ءاخر وال يقتلون النفس التي حرم هللا إال بالحق وال يزنون ومن يفعل ذلك يلق أثاما و يضعف له العذاب يوم‬
‫ مهانا © إال من تاب وتامن وعمل عمال صلحا فأوليك يبيل هللا سيئاتهم حسنت وكان هللا غفورا رحيما © ومن تاب وعمل‬،‫القيمة ويخلد فيه‬
‫صلحا فإنه يتوب إلى هللا متاب * والبين ال يشهدون الزور وإذا مروا باللغو مروا كراما © والذين إذا ذكروا بايت ربهم لم يخروا عليها‬
‫ضما وعميانا * والذين يقولون ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما و أولتيك يجزون الغرفة بما صبروا‬
‫ خلدين فيها حسنت مستقرا ومقاما « قل ما يعبوا بكم ربي لوال دعاؤكم فقد كذبتم فسوف يكون لزاما‬- ‫© ويلقون فيها تحية وسلما‬

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi
dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan me reka. Dan
orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauh kan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya
itu

96-PANDUAN HIDUP BERJAMAAN

BAB V: DOKTRIN JAMIYYAH

adalah kebinasaan yang kekal". Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan
tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mere ka tidak berlebih-
lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain be serta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan ti dak berzina. Barangsiapa
yang melakukan demikian itu, nis caya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat
gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka
diganti Allah dengan kebajik an. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang
yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan
taubat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila
mereka bertemu dengan (orang orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,
mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan
de ngan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapi nya sebagai orang-orang yang tuli dan
buta. Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan marta bat yang tinggi (dalam surga) karena
kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,
mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. Katakanlah
(kepada orang-orang musyrik): "Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu.
(Tetapi bagaimana kamu ber Ibadat kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendusta kan-Nya?
karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)" (Surah Al-Furqan: 63-77)

SHIDDIO AMIEN OKK-97

BAB V: DOKTRIN JAMIYYAH

F. MENGHIDUPKAN KEGIATAN SYARI'AH IJTIMAIYAH

Dalam upaya menyebarkan al-Qur'an dan as-Sunnah, Persis berupaya untuk menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan kemasya rakatan lainnya yang sejalan dengan tujuan jam'iyyah serta ti dak
menyimpang dari ajaran al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah s.a.w. baik di bidang sosial, ekonomi, politik,
maupun budaya.

Dakwah yang dilakukan bukan terbatas dengan dakwah bil-lisan (ceramah, khutbah, diskusi, halaqah,
seminar) atau bil-Kitabah (dengan tulisan melalui penerbitan baik majalah, buku, kitab, brosur, bulletin,
dan sebagainya), tetapi juga melalui upaya perbaikan kondisi sosial ekonomi, sosial, pendidikan, bah kan
melalui jalur politik, yang dilakukan secara simultan, Kemis kinan ekonomi dan rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat muslim, sering dieksploitasi oleh musuh-musuh Islam untuk me murtadkan
mereka. Banyak produk hukum dan kebijakan pengu asa yang sangat merugikan kegiatan dakwah dan
kepentingan kaum muslimin. Sehingga dakwah mesti dilakukan secara bersa maan, baik melalui
pendekatan kultural, maupun struktural.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

‫ وإذا كان من امر دينكم قالي‬،‫إذا كان من امر دنياكم فأنتم اعلم به‬

Apabila ada sesuatu dari urusan keduniawianmu, maka kamu lebih tahu akan hal itu dan apabila ada
sesuatu urusan agama mu, maka kepadakulah (hadits riwayat Muslim).

Kegiatan di bidang syari'ah ijtimaiyah semakin ditingkat kandengan adanya pengembangan di Bidang
Maliyah. Bidang ini membawa bidang-bidang yang berhubungan dengan sosial ekonomi, yaitu Bidang
Garapan Zakat, Bidang Garapan Wakaf Bidang Garapan Ekonomi, bidang Garapan Sosial, dan Bidang
Garapan Pengembangan Sarana Fisik.

G. MEMPERKAYA PERPUSTAKAAN ISLAM Sebagai penerus semangat A. Hassan yang sangat produk tif
menulis buku-buku Keislaman, para da'i Persis berupaya

98 PANDUAN HIDUP BERJAMAAH

BAB V: DOKTRIN JAMIYYAH

memperkaya perpustakaan Islam dengan jalan mengadakan penerbitan-penerbitan keagamaan sebagai


bagian dari kegiat an dakwah, dengan tujuan lebih tersebarnya pemahaman ter hadap ajaran Islam
secara utuh, baik dan benar, serta dalam upaya meyakinkan ummat akan wajibnya kembali kepada al
Qur'an dan as-Sunnah. Upaya ini dimotivasi oleh firman Allah swt. dalam al-Qur'an surat al-Qalam yang
berbunyi:

‫© ن والقلم وما يسطرون‬

Nuun: Perhatikan Qalam dan sesuatu yang mereka tulis (atas nya) (al-Qalam: 1).

Penerbitan buku-buku dilakukan oleh para penulis pro duktif dari Persis. Bahkan hingga kini penerbitan
buku-buku Persis tidak hanya dilakukan melalui penerbit-penerbit di Per sis, tetapi juga diterbitkan oleh
penerbit-penerbit lainnya.

Terbitan-terbitan di Persis yang dapat bertahan dan terus dikembangkan hingga kini di antaranya adalah
Risalah, Iber, majalah berbahsasa Sunda yang paling bertahan di antara ter bitan-terbitan berbahasa
Sunda lainnya, Tamaddun, Akhbar Persistri, buku-buku yang ditulis oleh anggota-anggota Dewan Hisbah.
Selain si Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan-pimpinan cabang juga
banyak menerbit kan tulisan-tulisan mengenai Persis dan kajian keislaman.■

SHIDDIO AMIEN. DKK -99

Anda mungkin juga menyukai