Anda di halaman 1dari 7

Modul Ajar Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti

Sekolah : SMA Negeri 1 Tarakan


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti
Tema : Akidah (Bab. 7 Menguatkan Iman dengan Menjaga Kehormatan, Ikhlas,
Malu, dan Zuhud)
Fase/Kelas : F / XI (Sebelas)
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit / 1 kali pertemuan
Tahun Pelajaran : 2023 - 2024
Nama Penyusun : M. Rizal, S.Pd.I

Kompetensi Awal:
 Peserta didik diharapkan telah memahami makna Syuabul Iman.
 Peserta didik diharapkan telah mengetahui menjaga kehormatan, ikhlas, malu, dan zuhud
 Peserta didik diharapkan telah mengingat materi Q.S. Yūnus/10: 40-41 dan Q.S. al-Māidah/5:
32

Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil Alamin:


 Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia. Dan Berkebhinekaan Global
 Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang ingin dicapai adalah Berkeadaban (ta’addub), dan
Keteladanan ( Qudwah)

Sarana dan Prasarana:


Adapun sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini diantaranya
adalah : LCD projector, speaker active, laptop, Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI),
handphone, kamera, kertas karton, spidol warna atau media lain yang dibutuhkan.

Target Peserta Didik:


 Peserta didik reguler.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi.

Model Pembelajaran:
 Tujuan Pembelajaran I : Menggunakan model pembelajaran discovery .
 Tujuan Pembelajaran I : Menggunakan model pembelajaran discovery

Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


1. Menjelaskan pengertian 1.1. Mampu menguraikan definisi cabang iman yang
cabang iman, yaitu: menjaga mencakup menjaga kehormatan, ikhlas, malu, dan
kehormatan, ikhlas, malu, dan zuhud.
zuhud; 1.2. Mampu memberikan contoh-contoh konkrit yang
relevan untuk setiap aspek cabang iman tersebut.

2. Menjelaskan dasar naqli 2.1. Mampu menggambarkan dasar naqli (berdasarkan


cabang iman, yaitu: menjaga nash/teks agama) dari cabang iman yang meliputi
menjaga kehormatan, ikhlas, malu, dan zuhud.
kehormatan, ikhlas, malu, dan 2.2. Mampu memahami dan menjelaskan relevansi serta
zuhud; pentingnya dasar naqli dalam praktik cabang iman.

3. Menganalisis cabang iman, 3.1. Mampu melakukan analisis mendalam terhadap cabang
yaitu: menjaga kehormatan, iman, mengidentifikasi hubungan antara konsep-
ikhlas, malu, dan zuhud; konsep tersebut, dan memahami implikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Membiasakan sikap menjaga


kehormatan, ikhlas, malu, dan 4.1. Mampu mengimplementasikan sikap-sikap menjaga
hidup sederhana sebagai kehormatan, ikhlas, malu, dan hidup sederhana dalam
bentuk implementasi cabang konteks kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga,
Iman di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
sekolah, dan masyarakat; 4.2. Mampu menunjukkan perubahan perilaku yang positif
dan konsisten dalam menerapkan nilai-nilai tersebut.

5. Mempresentasikan paparan 5.1. Mampu menyusun paparan yang jelas dan terstruktur
cabang iman, yaitu: menjaga mengenai cabang iman, termasuk menjaga kehormatan,
kehormatan, ikhlas, malu, dan ikhlas, malu, dan zuhud.
zuhud. 5.2. Mampu menyajikan informasi dengan baik secara lisan
atau tertulis, serta dapat merespons pertanyaan atau
tanggapan dari audiens dengan memadai.

1. Pemahaman Bermakna:
a. Menjaga Kehormatan :
Muru’ah sebagai Penjagaan Kehormatan: Muru’ah merupakan konsep yang meliputi
menjaga kehormatan diri, baik dalam tindakan maupun perilaku. Ini mencakup menjaga harga
diri, nama baik, serta kemuliaan individu. Dengan demikian, menjaga muru’ah berarti
memelihara martabat, harkat, dan kehormatan diri seseorang.

Karakteristik Muru’ah: Terdapat tiga aspek utama dalam menjaga muru’ah:


1. Muru’ah terhadap diri sendiri
2. Muru’ah terhadap sesama makhluk
3. Muru’ah terhadap Allah

Kekayaan Hati sebagai Kekayaan yang Sejati: Konsep kekayaan dalam Islam tidak hanya
terbatas pada harta materi, tetapi juga meliputi kekayaan hati atau moral. Hal ini
menggarisbawahi pentingnya menjaga muru’ah sebagai bagian dari kekayaan yang sejati
dalam kehidupan seseorang.

b. Ikhlas :
1. Arti dan Makna Ikhlas: Ikhlas berasal dari bahasa Arab yang berarti murni, bersih, dan
tidak bercampur aduk. Secara agama, ikhlas merupakan sikap suci dalam niat dan
tindakan, di mana seseorang melakukan segala sesuatu hanya untuk mencari ridha Allah
SWT, tanpa mengharapkan pujian atau keuntungan dunia. Ikhlas juga berarti
membersihkan amal dari segala motif yang tidak tulus, seperti riya’ atau mencari pujian
dari manusia.
2. Tingkatan Ikhlas: Ikhlas memiliki tiga tingkatan, yaitu:
a) Orang Awam: Beribadah dengan motivasi mencari keuntungan dunia dan akhirat.
b) Orang Khawash: Beribadah semata-mata untuk mencari keuntungan akhirat, tanpa
memperdulikan dunia.
c) Orang Khawashul Khawas: Mencapai tingkat kesempurnaan ikhlas, di mana beribadah
semata-mata karena cinta dan rindu kepada Allah SWT, tanpa memikirkan balasan
dunia atau akhirat.

3. Cara Mencapai Ikhlas: Untuk memiliki sifat ikhlas, seseorang perlu bersungguh-sungguh,
sabar, dan istiqamah dalam beramal. Ada tiga ciri seseorang yang telah mencapai tingkat
ikhlas, yaitu tidak lagi mengharap pujian atau hinaan dari orang lain, tidak lagi memikirkan
manfaat atau bahaya dari perbuatan, tetapi melihat pada hakikat perbuatan sebagai
perintah Allah, serta tidak mengingat pahala dari perbuatan yang dilakukan.

4. Manfaat Ikhlas: Memiliki sikap ikhlas memiliki manfaat yang besar, antara lain:
a) Terhindar dari tipu daya setan dan godaan dunia yang dapat menjauhkan dari
petunjuk agama.
b) Mendapatkan perlindungan dari siksa di akhirat dan memperoleh derajat yang tinggi
di sisi Allah SWT.

c. Malu :
1. Arti dan Makna Malu (al-Haya'): Malu merupakan sifat yang disebutkan dalam agama
Islam sebagai cabang dari iman. Secara bahasa, malu disebut sebagai al-haya', yang
memiliki makna menahan diri dari melakukan hal yang tidak pantas atau memalukan.
Malu bukanlah tanda kelemahan, tetapi merupakan indikasi kekuatan moral dan
kesadaran akan norma-norma yang baik.

2. Keterkaitan Malu dengan Iman: Dalam hadis Nabi Muhammad Saw., malu disebut
sebagai bagian dari iman. Hal ini karena sifat malu dapat mendorong seseorang untuk
melakukan kebaikan dan menghindari keburukan. Sifat malu memotivasi individu untuk
bertindak sesuai dengan ajaran agama dan menghindari perbuatan maksiat.

3. Dua Jenis Malu: Malu dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu malu naluri (gharizah) dan
malu yang dicari atau dilatih (muktasab). Malu naluri merupakan sifat malu yang Allah
ciptakan pada diri manusia untuk mendorong mereka melakukan kebaikan dan
menghindari keburukan. Sedangkan malu yang dicari atau dilatih muncul sebagai hasil
dari penghayatan akan akhirat dan kesadaran akan pengawasan Allah SWT.

4. Pentingnya Sifat Malu: Sifat malu sangat penting bagi setiap manusia karena dapat
menjadi perantara dalam meningkatkan keimanan. Malu membantu seseorang untuk
menahan diri dari hal-hal yang dapat mendatangkan aib atau keburukan. Kehilangan sifat
malu dapat menjadi penyebab perilaku buruk dan pelanggaran terhadap nilai-nilai
agama.

5. Petunjuk Nabi Muhammad Saw. tentang Malu: Nabi Muhammad Saw. mengajarkan agar
manusia malu kepada Allah SWT dengan sebenarnya. Hal ini berarti menjaga seluruh
anggota tubuh dari perbuatan yang dilarang oleh agama Islam, mengingat kematian, dan
meninggalkan keterikatan pada dunia.
d. Zuhud :
1. Arti dan Makna Zuhud: Zuhud berasal dari bahasa Arab yang berarti meninggalkan atau
tidak tertarik pada sesuatu. Secara agama, zuhud merujuk pada sikap meninggalkan
kesenangan dunia untuk lebih memprioritaskan ibadah kepada Allah SWT. Zuhud bukan
berarti menghindari urusan duniawi sepenuhnya atau tidak memiliki harta, melainkan
merupakan sikap hati yang menjauhkan diri dari keterikatan pada dunia dan
mengutamakan kebutuhan akhirat.

2. Pemahaman Para Ulama tentang Zuhud: Ulama menjelaskan bahwa zuhud bukanlah
tentang menghindari urusan duniawi secara total, tetapi lebih pada meninggalkan hal-hal
yang dapat menyibukkan diri dari mengingat Allah. Zuhud juga berarti membersihkan hati
dari kecintaan yang berlebihan terhadap harta dunia serta menjadikan harta tersebut
sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

3. Bahaya Tidak Berlaku Zuhud: Rasulullah Saw. menyebutkan bahaya bagi mereka yang
tidak berlaku zuhud, yaitu terjangkit penyakit wahn, yakni cinta dunia dan takut mati. Ini
menunjukkan bahwa kecenderungan terlalu mencintai dunia dapat mengganggu
kesadaran spiritual dan mengarahkan manusia pada kehidupan yang tidak seimbang.

4. Perilaku Zuhud yang Dianjurkan: Perilaku zuhud dalam Islam tidak berarti mengharamkan
yang halal atau menyia-nyiakan harta. Sebaliknya, zuhud adalah tentang memiliki
keyakinan yang kuat pada kekuasaan Allah, tidak tergantung pada harta duniawi, dan
memandang musibah sebagai ujian yang dapat mendatangkan pahala dari Allah.

5. Tidak Identik dengan Penampilan Fisik: Zuhud tidak selalu tercermin dari penampilan fisik
atau gaya hidup yang sederhana. Lebih dari itu, zuhud berkaitan dengan cara seseorang
memperoleh dan menyikapi harta dunia sesuai dengan ajaran agama, serta tidak
membiarkan harta menguasai dirinya.

2. Pertanyaan Pemantik:
a. Bagaimana kaitan gambar berikut ini (ditampilkan gambar) dengan cabang iman, yaitu menjaga
kehormatan, ikhlas, malu, dan zuhud.?
b. Setelah kalian membaca artikel di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
1. Tuliskan satu kata kunci karakter yang ada dalam artikel di atas!
2. Jelaskan maksudnya!
3. Bagaimana cara kalian dapat menerapkannya dalam kehidupan seharihari?
(Aktivitas. 7.3)

3. Kegiatan Pembelajaran:
Langkah-langkah persiapan:
Guru menyiapkan kebutuhan pembelajaran seperti:
1. Buku presensi siswa
2. Jurnal mengajar
3. Sarana multimedia (Proyektor, Komputer, Sound Sistem)
4. Alat peraga pembelajaran (Vidio, PPT)
5. LKPD
6. Buku penilaian
Urutan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pembelajaran ke-1
a. Kegiatan Pendahuluan 15 Menit
1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran. Setelah peserta didik siap, guru memberi salam;
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik, setelah itu meminta salah seorang
siswa di kelas untuk memimpin doa dan dilanjutkan dengan tadarus Q.S. Al-
A’raf /7: 27-29 yang ada di buku siswa;
3. Guru memberi motivasi belajar peserta didik dengan menjelaskan manfaat
mempelajari bab tentang menjaga kehormatan, ikhlas, malu, dan zuhud
dalam kehidupan sehari-hari;
4. Guru bertanya kepada peserta didik terkait gambar yang ada pada buku
siswa, khususnya aktifitas siswa, khususnya pada 7.2
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti 45 Menit
1. Guru membagi kelas ke dalam 4 empat kelompok dengan satu kelompok
memegang satu tema yang berbeda.
2. Guru memberikan inti-inti persoalan yang harus dipecahkan oleh setiap
kelompok yaitu: mulai dari pengertian, dalil, macam-macam, implementasi
dan hikmah dari tema yang telah ditentukan.
3. Guru menginstruksikan kepada peserta didiknya untuk mencari informasi
terkait permasalahan, dan merumuskan masalah.
4. Peserta didik membagi tugas masing-masing individu di dalam kelompoknya
5. Kemudian setiap individu mulai mencari dan mengumpulkan data/
informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan
masalah yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternative
pemecahan masalah, terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan).
6. Peserta didik mulai menuliskan data yang di peroleh dari masing-masing
individu ke dalam kertas folio
7. Peserta didik saling berdiskusi dan mengeksplorasi kemampuan
pengetahuan konseptualnya dan mengaitkan dengan kehidupan nyata (hal
ini akan melatih keterampilan berpikir logis dan aplikatif peserta didik).
8. Peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data
melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku
atau media lain serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu
kesimpulan.
c. Kegiatan Penutup 30 Menit
1. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
dilanjutkan dengan penguatan dan bersama-sama peserta didik melakukan
kesimpulan pembelajaran;
2. Guru melakukan penilaian kepada peserta didik;
3. Guru menyampaikan pertemuan yang akan datang;
4. Guru mengakhiri dengan doa dan penutup berupa salam.
Pembelajaran kedua dan Ketiga
a. Kegiatan Pendahuluan 2x 15
1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses Menit
pembelajaran. Setelah peserta didik siap, guru memberi salam;
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik, setelah itu meminta salah seorang
siswa di kelas untuk memimpin doa dan dilanjutkan dengan tadarus Q.S. Al-
A’raf /7: 27-29 yang ada di buku siswa;
3. Guru memberi motivasi belajar peserta didik dengan menjelaskan manfaat
mempelajari bab tentang menjaga kehormatan, ikhlas, malu, dan zuhud
dalam kehidupan sehari-hari;
4. Guru bertanya kepada peserta didik terkait gambar yang ada pada buku
siswa, khususnya aktifitas siswa, khususnya pada 7.3
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti 2x 45
1. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara Menit
bergantian;
2. Peserta didik lain menanggapi hasil presentasi dengan memberikan
sanggahan ataupun pertanyaan;
3. Kelompok presenter memberikan tanggapan atas sanggahan dan pertanyaan
yang muncul;
4. Guru memberikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang belum
terselesaikan.
c. Kegiatan Penutup 2x 30
1. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan Menit
dilanjutkan dengan penguatan dan bersama-sama peserta didik melakukan
kesimpulan pembelajaran;
2. Guru melakukan penilaian kepada peserta didik;
3. Guru menyampaikan pertemuan yang akan datang;
4. Guru mengakhiri dengan doa dan penutup berupa salam.
Asesmen/Penilaian Pencapaian Tujuan Pembelajaran
1. Penilaian Sikap : dilakukan dengan metode observasi selama kegiatan belajar
berlansung, baik penilaian individu maupun kelompok
2. Penilaian Pengetahuan :
 Tugas Individu: bentuk tugasnya ada di rubric “Refleksi”
 Tes Tulis
3. Penilaian Keterampilan : peserta didik membuat laporan discovery learning yang
telah dilaksanakan.
 Unjuk kerja: presentasi hasil diskusi
 Portofolio: catatan semua aktivitas keagamaan, baik di sekolah, rumah, dan
masyarakat

Refleksi Guru
 Guru memberikan evaluasi pada proses KBM yang telah dilaksanakan
 Guru menyampaikan rencana kegiatan belajar pada pertemuan selanjutnya.
Remedial dan Pengayaan
1. Remedial :
Peserta didik yang belum mencapai ketercapaian belajar berdasarkan kriteria
ketercapaian minimal yang ditetapkan diharuskan mengikuti kegiatan remedial,
remedial dapat dilakukan dengan pemberian tugas, diskusi kelompok, tutor
sebaya ataupun pengulangan materi oleh guru.

2. Pengayaan :
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan kriteria
ketuntasan minimal yang ditetapkan dapat mengikuti kegiatan pengayaan berupa
pendalaman materi. Pengayaan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara
lain tutor sebaya, mengembangkan latihan, ataupun melakukan proyek.

Sumber/Referensi/Daftar Pustaka
1. Abdul Majid Khatib. 2003. Rahasia Sufi Syaikh ‘Abd al-Qadir Jilani. Yogyakarta:
Pustaka Sufi.
2. Abi Hamid Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumudiin, juz 13 (Kairo: Dar al-Syu’b, t.t.)
3. Haidar Bagir. 2005. Buku Saku Tasawuf. Bandung: Arasy Mizan Putra.
4. Syaikh Muhammad Nawawi,. T.t. Qami’ut Tughyan ala Manzumat Shu’b al-Iman.
Indonesia: al- Haramyn. E-book didownload dari www.Maktabana.com.
5. Yunahar Ilyas. 2009. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan
6. Islam (LPPI).
Lampiran
1. Materi
2. Contoh media pembelajaran
3. Lembar kerja kelompok
4. Rubrik dan penilaian kerja kelompok
5. Lembar tes tertulis
6. Lembar pengamatan sikap
7. Materi pengayaan

Mengetahui, Tarakan, 02 Januari 2024


Kepala Madrasah Guru

Ranti Jumiarni, S.Pd Muhammad Rizal, S. Pd.I


NIP.197711122002122001 NIP. 19851223201903100

Anda mungkin juga menyukai