BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
daya manusia hal tersebut tidak lepas dari usaha untuk dapat bersaing di era
(IPTEK) yang sangat pesat. Oleh sebab itu lembaga pendidikan dituntut untuk
mampu meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif dan
1
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003.
1
Akhir-akhir ini pendidikan di Indonesia mengalami kemerosotan dalam
bidang membaca, sains dan matematika. berada pada tingkat yang rendah.
Disebutkan bahwa hasil survey dari PISA (Program for Internasional Student
Indonesia menempati urutan ke-70 dari 78 negara dengan skor 396. Dari hasil
bersaing di era global dengan negara-negara lain. Namun kondisi yang terjadi
akan semakin tinggi dan sebaliknya. Lebih lanjut kondusifitas proses belajar
2
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/07/10225401/skor-pisa-2018-peringkat-
lengkap-sains-siswa-di-78-negara-ini-posisi. (Dikutip pada tanggal 23 desember 2019 pukul 21)
2
komponen yang saling berhubungan dalam pembelajaran yaitu tujuan, materi,
peserta didik.3
secara optimal. Islam mengajarkan umatnya agar menuntut ilmu seperti dalam
3
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik Dan Penilaian. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, h. 21.
4
Departemen Agama RI. 2018. Alquran dan Terjemahan. Jakarta Timur: CD. Darus
Sunnah. Cet. 15, h. 164
3
tugas tambahan.5 Oleh karenanya guru haruslah professional menjalankan
inginkan.
mempelajari mata pelajaran Pendidikan agama islam. Hal ini terlihat dari
rendahnya nilai mata pelajaran PAI dibandingkan dengan nilai beberapa mata
pelajaran lainya. Di lihat dari nilai peserta didik yang mendapatkan nilai di
bawah KKM 80% dan 20% diatas rata-rata. Bertitik tolak dari hal tersebut
perlu pemikirkan dan tindakan yang harus di lakukan agar peserta didik dalam
dalam proses belajar, sehingga aktivtas tersebut tidak hanya di dominasi oleh
guru, dengan demikian peserta didik akan terlibat secara fisik, emosional, dan
intelektual yang pada giliranya akan berpengaruh pada hasil belajar peserta
didik.
5
Depdiknas. 2012. Undang-Undang Guru Dan Dosen. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. Cet.
3 h. 27.
4
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti
perlu dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran PAI dan juga guru agar lebih kreatif dalam mengembangkan
B. RUMUSAN MASALAH
Muhammadiyah Kendari?
C. TUJUAN PENELITIAN
5
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
sempurna.
2. Manfaat Praktis
6
mengatasi perhatian peserta didik di sekolah SMA Muhammadiyah
pendidikan.
hasil belajar Pendidikan agama islam pada peserta didik di kelas XII
pembelajaran.
kelas.
E. DEFINISI OPERASIONAL
7
pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
dalam sikapnya. Indikator pada perubahan ini biasanya akan nampak pada
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.7
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2010. h. 10
7
Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. h. 30
9
berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah
hasil dari belajar. Kita hidup dan belajar menurut yang kita pelajari, belajar
disampaikan.
berajar peserta didik di sekolah yang secara garis besarnya dapat di bagi
pendekatan belajar.
a. Faktor Internal
pendengarannya.
1. Faktor fisiologis
8
Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, h. 189
10
2. Faktor Psikis
b. Faktor Eksternal
didik dapat digolongkan kedalam faktor sosial dan non sosial. Faktor
11
belajar peserta didik. Di samping itu, diantara faktor eksternal yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar ialah peranan faktor guru atau
1. Pengertian Metode
oleh guru dalam proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat
semakin baik. Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani
tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada
12
dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. 12 Melalui belajar
13
menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa
sendiri.13
ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi 15 aktif dan
14
mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai
lengkap dan menuntut siswa terlibat secara aktif untuk menemukan sendiri
dari sejak buaian sampai liang lahat. Belajar ditunjukkan dalam wahyu
15
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No.54 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, h. 4
16
Departemen Agama RI. 2018. Alquran dan Terjemahan. (Jakarta Timur: CV. Darus
Sunnah, h. 544
15
harus dilaksanakan. Kurniasih & Sani mengemukakan langkah-langkah
17
Kurniasih dan Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena
2014, h. 68-71
16
literatur, mengamati objek, wawancara, melakukan uji coba sendiri untuk
pengolahan data.
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
pengenalan siswa.
17
b. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/ individual
f. Berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar
a. Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
d. Bagi guru dan siswa sudah biasa dengan perencanan dan pengajaran
penemuan.
e. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
18
f. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara
kreatif
Kabupaten Tulungagung
19
menyimpulkan bahwa penggunaan model discovery learningdalam
F. Kerangka Berfikir
memiliki ciri khas tersendiri. Guru haris mampu memilih metode yang
tepat dan cocok dengan keadaan peserta didik dan karakteristik mata
pelajaran.
20
metode lainnya yang lebih kreatif. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar
peserta didik. Kerangka berfikir ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini
berikut:
Tindakan
Pembelajaran efektif
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunakan model PTK
Kemmis & Mc. Taggart yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi
18
Susilo, Panduan Penlitian Tindakan Kelas,(Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,
2007), h. 16
22
langkah-langkah: Perencanaan (plan), Melaksanakan tindakan (act),
(reflection).
Oktober. 2019
C. Subjek Penelitian
adalah peserta didik kelas XI SMA Muhammadiyah Kendari yang terdiri dari
D. Sumber Data
a. Sumber data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada
responden yaitu guru Pendidikan Agama Islam oleh ibu katinem, yang
b. Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Sumber data tersebut adalah data hasil belajar
yang dikumpulkan oleh orang lain yaitu data pendukung dalam penelitian
atau lokasi, dokumentasi atau arsip. Terikat dengan penelitian ini yang
23
akan dijadikan sumber data adalah seluruh peserta didik kelas XI SMA
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
2. Dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
3. Tes
Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk
19
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 158.
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 206
24
harus dijalankan.21 Tes adalah serentetan atau latihan atau alat lain yang
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 22 Tes adalah seperangkat
bagi penemtapan skor angka.23 Tes ini bertujuan mengetahui hasil belajar
F. Prosedur Penelitian
and evaluatian),
tercapai.24
21
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2001) h.
43
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.
32
23
S. Margono, Op.Cit, h. 170
24
Suharsimi Arikuntho dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.
104
25
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah
sebagai berikut:25
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan
Hasil
metode ilmiah, karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan
25
Ibid, h.16
26
Suharsimi ,Arikunto,dkk. Op.Cit. h.73
27
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), h. 346
26
Analisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan
R
NP = X 100
SM
Keterangan:
NP :Jumlahketuntasan
SM :Jumlahskor ideal
100 :jumlahbilangantetap
N Nilai KategoriPenilaian
O
1. 86-100 Baiksekali
2. 71-75 Baik
3. 60-70 Cukup
27
4. 50 Gagal
Agama Islam siswa yang telah diamati selama proses kegiatan belajar
berikut.
R
NP = X 100
SM
Keterangan:
JL
S= X 100
JS
Keterangan:
28
JS = Konstanta (bilangan tetap)
F. Indikator Penelitian
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila proses dan hasil atau nilai
H. Hipotesis Tindakan
didik.
29