Anda di halaman 1dari 17

INTEGRITAS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PAI

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Karakter

Dosen Pengampu : Ela Komala, S.Ag., M.Pd

Disusun Oleh :

Dea Rizky Nabilah : 20.03.2642

Nur Hafidzah : 20.03.2681

SEMESTER VI-A

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM BANDUNG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
para sahabatnya, tabiuttabiin, dan mudah- mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.

Tak lupa juga, kami ucapkan jazaakumullahu khaiiran katsiiran kepada ibu Ela Komala,
S.Ag., M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pendidikan Karakter dan kepada semua
pihak yang telah ikut serta dalam memberikan bimbingan dan arahannya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini.
Selain itu, kami pun berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.

Bandung, 17 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Konsep Dasar Integritas Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PAI .............. 3


B. Bentuk Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PAI ......................... 5
C. Tahapan Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PAI ........... 11

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan karakter bangsa merupakan komitmen kolektif masyarakat indonesia
menghadapi tuntutan global dewasa ini. Sebagai perwujudan dari komitmen tersebut
pendidikan karakter merupakan salah satu fokus dari tujuan pendidikan nasional yang tertuang
dalam amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Urgensitas
pendidikan karakter akhirnya menjadi perhatian bangsa dan seluruh masyarakat global.
Pendidikan merupakan proses pembentukan karakter manusia. Dalam keseluruhan
proses yang dilakukan oleh manusia terjadi proses pendidikan yang akan menghasilkan sikap
dan perilaku yang akhirnya menjadi sebuah watak, kepribadian atau karakter. Maka ketika
pendidikan dijadikan sebagai proses pendewasaan mental dan pendaya ciptaan cakap, terampil
dan intelektual seseorang, seyogyanya harus mampu menciptakan sumber daya manusia
(SDM) yang unggul dan berkarakter. Untuk itu, lembaga pendidikan memiliki segudang
amanat untuk membantu seorang anak agar dapat menemukan jati dirinya sebagai insan yang
berkarakter.
Pada saat ini, setidaknya pembelajaran pendidikan karakter sudah dilaksanakan secara
terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran salah satunya yaitu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Pengintegrasian nilai-nilai yang ditawarkan dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan dapat membangun karakter
bagi peserta didik. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan mencoba untuk membahas
mengenai integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar integritas pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI?
2. Bagaimana bentuk integritas nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PAI?
3. Bagaimana tahapan proses pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran
PAI?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar mengenai integritas pendidikan karakter dalam
pembelajaran PAI.
2. Untuk mengetahui bentuk integritas nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PAI.
3. Untuk mengetahui tahapan proses pengintegrasian pendidikan karakter dalam
pembelajaran PAI.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Integritas Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PAI


Integritas didefinisikan sebagai ”wholeness, completeness, entirety, unified”.
Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dalam seluruh aspek hidup, khususnya antara
perkataan dan perbuatan. Integritas berarti “the condition of having no part taken away”
atau “the character of uncorrupted virtue.” Sering kali kita menggunakan kata integritas,
etika, dan moralitas secara bergantian untuk menunjukkan maksud yang sama. Integritas
sendiri adalah integrasi antara etika dan moralitas. Semakin terintegrasi, semakin tinggi
level integritas yang ada. Dengan demikian, integritas dapat menghasilkan sifat
keteladanan seperti kejujuran, etika, dan moral. Moral dan etika pada hakikatnya
merupakan prinsip dan nilai-nilai yang menurut keyakinan seseorang atau masyarakat
dapat diterima dan dilaksanakan secara benar dan layak.
Menurut Megawangi (2010), pembentukan karakter dapat ditempuh melalui proses
pembiasaan terhadap perbuatan-perbuatan yang baik, sehingga menghabituasi dan menjadi
kepribadian pada diri seseorang. Lebih rinci, (Lickona, 2014) mengklasifikasikan menjadi
3 tahapan, yaitu pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan
perilaku moral (moral behavior). Sejatinya, pendidikan agama yang diajarkan di sekolah
mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang baik pada diri peserta didik. Namun,
realitanya upaya pendidikan agama yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dan institusi
pembinaan lain belum sepenuhnya mengarahkan dan mencurahkan perhatian secara
komprehensif pada upaya internalisasi karakter yang baik. 1
Integrasi karakter, intelektual dan keterampilan peserta didik idealnya diperoleh
dari materi dan pengajaran pendidikan agama Islam pada peserta didik. Dengan demikian,
penekanan belajar siswa pada aspek kognisi dapat diselaraskan dengan afektif dan
psikomotoriknya. Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta
didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan
untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-

1 Subur. (2017). Membentuk Karakter Anak Perspektif Islam: Kajian dari Aspek Tanggung Jawab Pendidik. Jurnal
Tarbiyatuna, 8(2).

3
nilai dan mengamalkannya dalam kehidupan sehingga tercermin perilaku yang bernilai
baik.2
Pendidikan karakter dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Khusus untuk materi
Pendidikan Agama Islam karena memang misinya adalah mengembangkan nilai dan sikap.
Pembelajaran PAI merupakan suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh
belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari
Agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar
maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan yang mengakibatkan beberapa perubahan
yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang yang baik dalam kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Untuk proses pembelajaran PAI sendiri terangkum di dalamnya materi
Fikih, Al-Qur’an Hadis, Sejarah Islam, Akidah Akhlak, yang kesemuanya diarahkan untuk
pembentukan karakter yang baik. Karenanya, tepat sekali untuk mengintegrasikan
pendidikan karakter melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jika digambarkan
dalam bagan kerangka teori, sebagai berikut:

Untuk mata pelajaran tersebut, karakter dikembangkan sebagai dampak


langsung dan dampak pengiring melalui pengalaman belajar tertentu.

2 Aqib, Z., & Sujak. (2013). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Yrama Widya.

4
B. Bentuk Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PAI
Berdasarkan dengan pembahasan tentang integrasi nilai-nilai karakter pada
pembelajaran PAI, maka dapat disederhanakan deskripsi bentuknya sebagaimana
tertuang pada tabel berikut:

NO. RUMPUN PAI BENTUK IMPLEMENTASI DALAM


KARAKTER PEMBELAJARAN

1. FIQIH Religius a. Membaca doa sebelum memulai


pelajaran.
b. Membiasakan berdoa dalam setiap
ingin memulai suatu pekerjaan
dan setelahnya.
c. Melafalkan Asmaul Husna.
d. Salat berjamaah.

Jujur a. Tidak menyontek.


b. Mengumumkan jika menemukan barang
temuan atau melaporkannya kepada guru.

Literasi a. Mengenalkan berbagai referensi


kitab Fiqh dari kalangan ulama
yang masyhur.
b. Pembelajaran di perpustakaan
c. Pembelajaran dengan
menggunakan pustaka
digital/referensi digital.
d. Bertukar bahan bacaan.

5
Rasa Ingin Tahu a. Memotivasi rasa ingin tahu anak
melalui metode cerita.
b. Melakukan kegiatan menelaah atau
menganalisis sebuah kasus dengan
perspektif fiqih.
c. Mengenalkan hasil ijtihad terbaru
dalam Fiqih.
d. Memancing dengan pertanyaan yang
dikemas dalam bentuk strategi
pembelajaran/model pembelajaran
e. Siswa diminta membuat catatan
tentang amaliah orang-orang
disekitarnya dan menanggapinya
dengan menggunakan sudut pandang
fiqh.

Komunikasi a. Budaya silaturrahim antar siswa,


dengan guru.
b. Mengunakan metode tanya jawab.
c. Menggunakan strategi pembelajaran
yang bersifat dialogis (every one is a
teacher here, active debat, etc.)
d. Membuadayakan sikap terbuka.
e. Budaya diskusi

6
Peduli Sosial a. Gemar bershadaqah/memberi hadiah.
b. Ringan tangan membantu orang yang
kesusahan.
c. Menjaga kerukunan dalam kelas.
d. Saling menghormati.
e. Mau meminjamkan peralatan sekolah
kepada teman.

Peduli a. Memotivasi siswa melalui pelajaran fiqih


Lingkungan sub materi kebersihan bagian dari iman.

b. Menjaga kebersihan kelas

c. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah

d. Membuang sampah pada tempatnya.

e. Membuat slogan-slogan kebersihan dengan


mengutip Al-Quran dan hadis Nabi Saw.

f. Menjaga keindahan kelas.

2. AL-QURAN Religius a. Menanamkan nilai-nilai tauhid melalui


HADIS ayat-ayat Alquran dan hadis terkait
budaya membaca Alquran sebelum
dan sesudah memulai jam pelajaran.

b. Membuat slogan-slogan dengan


mengutip Alquran dan hadis Nabi
Saw.

7
Literasi a. Pembelajaran tilawah.
b. Mengenalkan literatur tafsir Alquran
dan Kitab-Kitab Hadis.
c. Budaya menghafal surat-surat pendek
(Juz ‘Amma).

Rasa Ingin Tahu a. Memotivasi rasa ingin tahu anak


melalui metode qashaahul anbiya.
b. Melakukan kegiatan penafsiran
sebuah kasus dengan perspektif
Alquran dan hadis.
c. Mengenalkan istilah-istilah dalam
Alquran dan Hadis.
d. Memancing dengan pertanyaan yang
dikemas dalam bentuk strategi
pembelajaran/model pembelajaran
e. Siswa diminta membuat catatan
tentang keutamaan keutamaan surat-
surat dalam Alquran

Komunikasi a. Budaya silaturrahim antar siswa, dan


dengan guru.
b. Mengunakan metode tanya jawab.
c. Menggunakan strategi pembelajaran
yan bersifat dialogis (every one is a
teacher here, active debat, etc.)
d. Membuadayakan sikap terbuka.

e. Budaya diskusi

f. Budaya memberikan masukan atau

8
sharing.

Kerja Keras a. Melakukan pendampingan khusus


kepada siswa yang belum bias
membaca Al-Quran.

b. Membangun kesadaran siswa untuk mau


membaca Alquran melalui budaya baca
Alquran sebelum mengawali pembelajaran di
kelas.

Mandiri a. Membuat program tahfidz Quran

SEJARAH Religius a. Perilaku kaum kafir Quraisy sebelum Islam


KEBUDAYAN
datang yang menyembah berhala
ISLAM
(menyekutukan Allah Swt.) membentuk
prilaku syirik, dengan membuat berbagai
macam Tuhan dalam bentuk patung,
binatang, jin, ruh dl (bahkan diseputaran
ka’bah ada sekitar 360 berhala, sesuai
dengan ragam kebutuhan mereka, pribadi
yang keras (gampang emosi dan mudah
memantik pertikaian, serta menindas
yang lemah), menyombongkan garis
keturunan (Ashobiyatul jahiliyah). Cerita
ini berguna untuk memperkuat keimanan
siswa.

b. Berdoa di kelas

9
Literasi a. Peradaban bangsa Arab sebelum
Islam.
b. Perkembangan Dakwah Rasulullah
Saw.
c. Perkembangan Dakwah Nabi
Muhammad Saw. Periode Madinah
d. Sejarah Perkembangan Islam Masa
Khulafaurrasyidiin
e. Strategi dan Substansi Dakwah
Khulafaurrasyidiin.

Jujur a. Sifat Rasulullah Saw. Salah satunya adalah


jujur dan berkata apa adanya.

Kerja Keras Kesulitan yang dihadapi Rasulullah Saw. ketika


berdakwah

Toleransi a. Mencontoh model bertoleransi Nabi Saw. di


Madinah untuk diterapkan dalam kehidupan
di sekolah dan masyarakat (memberikan
kesempatan umat lain untuk beribadah,
melakukan muamalah dengan semua
orang).

4. AKIDAH Religius a. Pembiasaan berdoa ketika mengawali dan


AKHLAK mengakhiri pelajaran.
b. Mendawamkan membaca QS. Al-Ikhlas dan
memahami maksudnya untuk menguatkan
keimanan.
c. Mengucapkan salam ketika masuk ruangan.

10
d. Bersalaman ketika bertemu dengan orang
sekitar.
e. Mendoakan teman dan guru ketika bertemu.
f. Mengucapkan kalimat thayyibah dalam setiap
situasi.

C. Tahapan Proses Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PAI


a. Kegiatan Perencanaan Pembelajaran
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam implementasi pendidikan karakter
melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah dengan membuat perencanaan
pembelajaran. Kepala Sekolah dan seluruh guru berperan serta dalam proses
perencanaan pendidikan karakter.
Perencanaan implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dilakukan di awal tahun pelajaran dan di awal semester. Jadi, sebelum
memberikan pelajaran, guru telah mempersiapkan perencanaan pembelajaran berupa
silabus dan RPP dari materi yang akan diajarkan dengan tetap mencantumkan nilai-
nilai karakter yang akan ditanamkan di setiap RPP.
Dalam kegiatan pengintegrasian nilai-nilai karakter melalui pembelajaran PAI
dilalui dengan mempelajari materi-materi pembelajaran PAI. Selanjutnya, perencanaan
pendidikan karakter melalui pembelajaran Pendidikan Islam dituangkan dalam silabus
pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Guru merancang pembelajaran
dengan tetap berusaha menanamkan nilai-nilai karakter. Nilai-nilai karakter yang
ditanamkan tentunya akan berbeda di setiap kompetensi dasar. Hal ini karena
disesuaikan dengan materi pembelajarannya.
b. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
Pengintegrasian pendidikan karakter melalui proses pembelajaran dilaksanakan
melalui berbagai usaha diantaranya yang dilakukan di dalam kelas dan diluar kelas.
Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar, yakni:
kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan

11
pendidikan (school culture), kegiatan ko-kurikuler, dan/atau ekstrakurikuler, serta
kegiatan keseharian di rumah dan dalam masyarakat.
Selanjutnya, eksekutor utama yang menjalankan integrasi pendidikan karakter
melalui pembelajaran PAI yaitu guru PAI. Sementara peranan kepala sekolah dalam
integrasi pendidikan karakter yaitu memberikan arahan dan bimbingan kepada guru
berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter yang dilakukan guru di dalam
kelas. Integrasi pendidikan karakter melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam ini
melibatkan guru PAI yang secara aktif memberikan kesempatan untuk belajar secara
aktif.
Lebih lanjut lagi, upaya integrasi pendidikan karakter juga dilakukan melalui
budaya sekolah dan pembiasaan-pembiasaan yang selalu dilaksanakan di sekolah.
c. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran
Tahap terakhir dalam implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran PAI
adalah evaluasi pembelajaran, yaitu kegiatan untuk mengetahui perkembangan peserta
didik baik dari aspek karakter maupun penguasaan materi-materi pembelajaran PAI.
Maka kepala sekolah dan seluruh guru berperan serta dalam evaluasi perencanaan
pendidikan karakter. Guru-guru berdiskusi untuk merumuskan karakter-karakter yang
akan ditanamkan pada diri siswa.
Proses evaluasi yang dilakukan melalui dua tahapan yaitu evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Evaluasi proses dilaksanakan dalam proses pembelajaran, sedangkan
evaluasi hasil dilaksanakan di akhir semester. Pertama, evaluasi harian yang dilakukan
guru PAI dalam setiap proses pembelajaran. Kedua, evaluasi semester yang dilakukan
di setiap akhir semester.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Integritas adalah integrasi antara etika dan moralitas. Semakin terintegrasi, semakin
tinggi level integritas yang ada. Dengan demikian, integritas dapat menghasilkan sifat
keteladanan seperti kejujuran, etika, dan moral. Moral dan etika pada hakikatnya
merupakan prinsip dan nilai-nilai yang menurut keyakinan seseorang atau masyarakat
dapat diterima dan dilaksanakan secara benar dan layak.
Pendidikan karakter dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Khusus untuk materi
Pendidikan Agama Islam, dalam pembelajaran PAI merupakan suatu upaya membuat
peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk
terus menerus mempelajari Agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana
cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan yang
mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang yang
baik dalam kognitif, afektif, dan psikomotorik. Integrasi karakter, intelektual dan
keterampilan peserta didik idealnya diperoleh dari materi dan pengajaran pendidikan
agama Islam pada peserta didik.
Dalam tahapan proses pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran
PAI ditandai dengan 3 tahap integral yaitu (1) Tahapan perencanaan, meliputi penyajian
integrasi pendidikan karakter pada silabus dan kurikulum pembelajaran ; (2) Tahapan
pelaksanaan, meliputi pembelajaran dan budaya (iklim) sekolah ; dan (3) Tahapan evaluasi
yang terdiri dari evaluasi proses dan evaluasi hasil.
B. Saran
Demikianlah uraian makalah mengenai Integritas Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran PAI. Makalah ini mungkin sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami
selalu mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar menjadi masukan dan
perbaikan bagi kami sehingga kedepannya makalah ini menjadi lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z., & Sujak. (2013). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Yrama Widya.

Dharma Kesuma, Cepi Triatna, Johar Permana. (2018). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad Yaumi. (2014). Pendidikan Karakter Landasan, Pilar, & Implementasi. Jakarta :
Prenamedia Group.

Subur. (2017). Membentuk Karakter Anak Perspektif Islam: Kajian dari Aspek Tanggung Jawab
Pendidik. Jurnal Tarbiyatuna, 8(2).
https://pwmjateng.com/pengintegrasian-pendidikan-karakter-dalam-pembelajaran-di-sekolah/
diakses pada tanggal 16 Mei 2023 pada pukul 14.44.

14

Anda mungkin juga menyukai