Disusun Oleh :
TA.2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul” konsep dasar pendidikan
karakter dan relevansinya dalam pendidikan islam ” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pada mata kuliah “kapita
selekta pendidikan” selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
perkembangan moral dan spiritual peserta didik bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak Dr.Raja Lottung Siregar
,S.pd.I.,M.pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah “kapita selekta pendidikn ” yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
PENUTUP ................................................................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 15
ii
B. SARAN ......................................................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama dalam pendidikan. Selain menjadi
bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter diharapkan mampu
menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia. Di
lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional sendiri, pendidikan karakter menjadi fokus
pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinannya.
Pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk
mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa
meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan
terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan Dalam konteks
pendidikan formal di sekolah/madrasah, bisa jadi salah satu penyebabnya karena pendidikan di
Indonesia lebih menitik beratkan kepada pengembangan intelektual atau kognitif semata,
sedangkan aspek soft skill atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan moral belum
diperhatikan. Padahal, pencapaian hasil belajar siswa tidak dapat hanya dilihat dari ranah
kognitif dan psikomotorik, sebagaimana selama ini terjadi dalam praktik pendidikan kita, tetapi
harus juga dilihat dari hasil afektif.
1
Atas dasar itulah maka pendidikan karakter menjadi amat penting. Pendidikan karakter
menjadi tumpuan harapan bagi terselamatkannya bangsa dan negara ini dari jurang kehancuran
yang lebih dalam. Dengan pendidikan karakter, seorang anak tidak hanya cerdas dalam
pengetahuan akan tetapi juga mempunyai karakter yang baik. Dengan karakter yang baik
menjadi bekal terpenting dalam mempersiapkan anak meraih masa depan, karena dengannya
seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan
untuk berhasil secara akademis. Selain itu juga harus ditanamkan nilai-nilai agama Islam yang
sesuai dengan Al Qur‟an dan Sunnah supaya anak bisa mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya. Jadi, antara pendidikan karakter dan pendidikan agama harus seimbang antara
keduanya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan,
etika atau budi pekerti yang membedakan individu dengan individu yang lain. Karakter bisa
diartikan tabiat, perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan (kebiasaan). Karakter juga
diartikan watak atau sifat batinmanusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.
Pendidikan Karakter sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa, yakni
karakter yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur bangsa. mengingat bangsa yang berkarakter unggul,
disamping tercermin dari moral, etika dan budi pekerti yang baik, juga ditandai dengan
semangat, tekad, dan energi yang kuat bagi bangsa tersebut. Untuk mencapai kondisi yang
demikian diperlukan kebersamaan pola berfikir dan bertindak dari semua elemen masyarakat
dalam menumbuh kembangkan karakter bangsa1.
Ada dua pendapat tentang pembentukan atau pembangunan karakter. Pendapat pertama
bahwa karakter merupakan sifat bawaan dari lahir yang tidak dapat atau sulit diubah atau dididik.
1
Megawangi, R. 2011. Pengembangan Program Pendidikan Karakter di Sekolah: Pengalaman Sekolah
Karakterhlm 7.
3
Pendapat kedua menyatakan bahwa karakter dapat diubah atau dididik melalui pendidikan.38
Karakter seseorang sangat erat kaitannya dengan agama, lingkungan, dan budaya di mana ia
tumbuh dan dibesarkan, oleh sebab itu Karakter seseorang dipengaruhi oleh lingkungan dimana
individu tersebut tinggal.
Berbeda dengan Pendidikan Akhlak yang merupkan suatu usaha sadar dan terencana untuk
meningkatkan kualitas manusia agar menjadi insan kamil memiliki akhlak mulia baik berupa
perkataan, pemikiran dan perbuatan. Berbeda dengan Pendidikan Akhlak yang merupkan suatu
usaha sadar dan terencana untuk meningkatkan kualitas manusia agar menjadi insan kamil
memiliki akhlak mulia baik berupa perkataan, pemikiran dan perbuatannya yang baik dan
bermanfaat baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Walaupun terlihat sama antara
Pendidkan Karakter dengan Pendidikan Akhlak akan tetapi Nampak perbedaannya, jika
Pendidikan Karakter bertumpu pada adat istiadat budaya dimana individual tersebut berada
sedangkan Pendidikan Akhlak bertumpu pada ajaran Islam yang berpedoman pada Al-Qur‟an
dan Hadist. Pendidikan Karakter merupakan Istilah yang berkembang di daerah Barat sedangkan
Akhlak muncul dengan adanya ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw2.
2
kitab bulughul maram “hadis tentang kemuliaan akhlak nabi muhammad SAW’
4
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam
interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya 3.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan
yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu
dan seimbang, sesuai dengan setandar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Pendidikan karakter pada tingkatsatua pendidikan mengarah pada pembentukan budaya, atau
mandrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi prilaku, tradisi,kebiasaan sehari-hari, serta simbol-
simbol yang diperaktekanoleh semua warga sekolah atau madrasah, dan masyarakat sekitarnya.
3
Adisusilo, J.R, Sutarjo, 2014, Pembelajaran Nilai Karakter, Jakarta Hlm 77
4
jurnal of characters knowledge
5
( Dharma, 2015: Hal 10).
5
Karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Dari kematangan karakter
inilah, kaalitas seorang pribadi dapat diukur. Tujuan pendidikan karakter meliputi:
1. Mendorong kebiasaan perilaku yeng terpuji sejalan dengan inila universal, tradisi budaya,
kesepakatan sosial dan religiositas agama.
2. Menanamkan jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab sebagai penerus bangsa.
3. Memupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik ter hadap situni sekitarnya,
sehingga tidak terjerumus kepada perilaku yang menyimpang, halk secara indivdu
maupun sosial.
4. Meningkatkan kemampuan menghindari sifat tercela yang dapat merusak diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
5. Agar siswa memahami dan menghayati nilai nilai yang relevan bagi pertumbuhan dan
penghargaan harkat dan masyarakat manusia.
Ada beberapa dimensi manusia yang secara psikologis dan so- siologis perlu dibahas
dalam kaitannya dengan terbentuknya karak- ter pada diri manusia. adapun unsur-unsur tersebut
adalah sikap, emosi, kemauan, kepercayaan dan kebiasaan.
Sikap seseorang akan dilihat orang lain dan sikap itu akan membuat orang lain menilai
bagaimanakah karakter orang ter- sebut, demikian juga halnya emosi, kemauan, kepercayaan dan
ke- biasaan, dan juga konsep diri (Self Conception)6.
a. Sikap
Sikap seseorang biasanya adalah merupakan bagian karakter- nya, bahkan dianggap
sebagai cerminan karakter seseorang terse- but. Tentu saja tidak sepenuhnya benar
6
Muslih, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan
efeknya pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan proses fisiologis.
c. Kepercayaan
Kebiasaan adalah komponen konatif dari faktor sosio- psikologis. Kebiasaan adalah
aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis, dan tidak direncanakan.
Sementara itu, kemauan merupakan kondisi yang sangat men- cerminkan karakter seseorang.
Ada orang yang kemauannya keras, yang kadang ingin men- galahkan kebiasaan, tetapi
juga ada orang yang kemauannya lemah. Kemauan erat berkaitan dengan tindakan, bahakan ada
yag mendefinisikan kemauan sebagai tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai
tujuan.
Hal penting lainnya yang berkaitan dengan (pembangunan) karakter adalah konsep diri.
Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar, tentang
bagaimana karakter dan diri kita dibentuk.. Citra diri dari orang lain terhadap kita juga akan
memoti- vasi kita untuk bangkit membangun karakter yang lebih bagus sesuai dengan citra.
Karena pada dasarnya citra positif terhadap diri kita, baik dari kita maupun dari orang lain itu
sangatlah berguna7.
7
Muslih, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis.Hlm 54
7
D. Landasan Pendidikan Karakter
1. Landasan Filosofis
Secara ontologis, manusia yang bersifat humanis merupakan objek material dalam
Pendidikan Nilai atau Pendidikan Karakter, artinya aktivitas Pendidikan Nilai atau Pendidikan
Karakter tersebut diarahkan untuk mengembangkan segala potensi dalam diri bagi setiap
Individual. Secara Epistemologis, pendidikan karakter membutuhkan pendekatan fenomenologis
riset artinya pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui serta memahami sebuah fenomena
pengalaman yang dialami oleh sekelompok atau individual, untuk mencapai kearifan dan dalam
fenomena pendidikan. Secara Aksiologis, Pendidikan Karakter memberikan manfaat untuk
menanamkan nilai-nilai dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan
manusia beradab, harus diakui bahwa pendidikan karakter sedang tumbuh dan berkembang
mengikuti perkembangan ilmu alam dan sosial.
Eksistensi bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki bangsa tersebut. Bangsa
Indonesia bertujuan untuk memiliki karakter kuat yung mampu menjadikan Bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa lain. Oleh sebab itu, menjadi bangsa
yang berkarakter merupakan tujuan utama bagi Bangsa Indonesia8.
2. Landasan Hukum
Produk Hukum tentang Pendidikan Karakter telah dimulai sejak berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Diantara hukum-hukum yang mengatur tentang Pendidikan
Karakter di Indonesia diantaranya diatur dalam UU yaitu sebagai berikut:
8
Hidayatullah, F. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.Surakarta:
Yama PustakaHlm 14.
8
manusia susila yang cakap, warga negara yang demokratis bertanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
3. Landasan Religius
Dalam terminologi agama, khususnya agama Islam, karakter disamaartikan nya dengan
akhlak (akhlak mulia), atau dalam kosakata Bahasa Indonesia adalah Budi Pekerti. Betapa
9
Deden, 2015, Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada Putra Daulay H., 2014
Hlm 33
9
pentingnya akhlak atau karakter sehingga Nabi Muhammad SAW. diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia, dan dalam praktik kehidupan beliau dikenal sebagai manusia
yang berakhlak agung yang tinggi. Agama adalah sumber nilai yang paling utama, yang harus
dikenalkan kepada anak, dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan karakter tersebut. Sebab,
Agamalah yang akan membuat anak-anak kitamerasa takut untuk melakukan maksiat.
Kedudukan dan fungsi Agama dalam kehidupan manusia dapat dijadikan sebagai nilai
dasar bagi pendidikan, termasuk pendidikan karakter, sehingga melahirkan model pendekatan
pendidikan karakter berbasis agama. Pendidikan karakter yang berbasis pada agama merupakan
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai berdasarkan agama yang membentuk kepribadian,
sikap, dan tingkah laku yang utama atau luhur dalam kehidupan.
Secara umum kualitas karakter dalam persepektif islam dibagi menjadi dua, yaitu karakter
mulia (al-akhlaq al- mahmudah) dan karakter tercela (al-akhlak al-madzmumah). Karakter
terhadap Allah SWT adalah sikap dan prilaku manusia dalam melakukan berbagai aktivitas
dalam rangka berhubungan dengan Allah (hablun minallah). Sementara itu, karakter terhadap
makluk bisa dirinci lagi menjadi beberapa macam, seperti karakter terhadap sesame manusia,
karakter terhadap makhluk hidup selain manusia (seperti tumbuhan dan hewan), serta karakter
terhadap benda mati (lingkungan dan alam semesta)10.
Pendidikan islam adalah pendidikan yang memperhatikan berbagai aspek secara integral.
Seperti;
2) aspek fitrah manusia. Pendidikan itu harus mampu membangkitkan dan meneguhkan
kembali fitrah manusia yangbertauhid.
3) aspek akhlak dan karakter, potensi bawaan manusia dibimbing kearah perkembangan
ketakwaan agar pilihan manusia menjadi benar hingga cerdas melakukan pilihan sikap.
10
Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, Jakarta.hlm 132,
10
4) aspek sosial, kehidupan bersosial manusia harus berbudaya tinggi dan seimbang ditata
dengan dasar manfaat kehidupan bersama.
Pendidikan Karakter dalam konteks membangun karakter bangsa memiliki hubungan erat
dengan basisi kebudayaan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian luhur. Dalam
konteks kebudayaan yang lebih luas, pendidikan karakter tentu merupakan pranata penting dan
strataegis untuk membangun kebudayaan dan peradaban bangsa. Kementerian Pendidikan
Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan menyatakan bahwa, “Berdasarkan pengertian
budaya, Karakter Bangsa, dan Pendidikan yang dimaknai sebagai pendidikan yang dapat
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka
memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang relegius, nasionalis,
produktif, dan kreatif.
Dalam konteks kebudayaan, pendidikan karakter harus menjadi bagian dari transformasi
kebudayaan dalam kehidupan masyarakat atau bangsa Indonesia, termasuk di dalam lembaga
pendidikan. Artinya bagaimana nilai-nilai Benar-Salah, Baik- Buruk, Pantas-Tidak Pantas, yang
menjadi substansi dalam pendidikan karakter baik yang berbasis pada agama, pancasila, maupun
budaya diletakkan, difungsikan, dan dikembangkan dalam strategi kebudayaan secara
11
Mulkan, M. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak sejak dari
5. Landasan Psikologi
Pakar psikologi mendefinisikan karakter sebagai sifat, watak atau tabiat seseorang yang
telah dimiliki sejak lahir dan merupakan sesuatu yang membedakan dari setiap individu dengan
individu yang lainnya.. Karakter juga didefinisikan sebagai pembawaan dari dalam diri setiap
individu yang dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku, sikap dan tabiat yang benar.
Pembentukan dan perkembangan karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan di sekitarnya mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Untuk membentuk
karakter yang baik dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan secara terus-menerus yang
dimulai dari dalam keluarga. Karena sifat karakter dapat dipengaruhi lingkungannya, pendidikan
bu di pekerti (karakter) sangat penting dilakukan sejak dini12.
Kepribadian islami adalah tingkah laku yang ada pada diri seseorang yang disebut dengan
identitas dan sifat sifat dari segala tingkah laku yang tercermin dari sumber agama islam. Dalam
islam,Seseorang dianggap berakhlak baik tidak hanya secaralahiriyah,tetapi juga secara
bathiniyah, atau tujuannya karena diawasi oleh ALLAH SWT. Pada dasarnya keterkaitan
pendidikan pendidikan islam terhadap pembentukan karakter peserta didik dapat dilihat pada
12
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: H l m 2 3
12
contoh prilaku nabi Muhammad SAW yang mencerminkan prilaku terpuji yang dapat ditiru oleh
semua umat manusia13.
Tujuan pendidikan karakter dalam pendidikan islam ialah untuk memperkokoh keimanan
setra membimbing peserta didik dalam mengamalkan agama islam sehingga memiliki akhlak
yang mulia dalam kehidupan. Menurut Imam Ghazali Pendidikan anak melewati 3 tahap yaitu
“Mengingat,Memahami dan Meyakini”,Denagn pemahamaan tersebut bahwa tidak perlu
mengekang akhlak anak. Anak akan mengerti dengan sangat baik apabila cara kita suah benar.
Singkatnya “Akhlak adalah kualitas yang tertanam dalam jiwa yang tanpa pemikiran atau
perenungan dengan mudah dan mengarah kepada perbuatan atau tingkah laku14.
Pendidikan moral di sekolah dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk membentuk
peserta didik memiliki karakter yang baik, berakhlak mulia, agar kelak berguna bagi bangsa dan
negara. Pendidikan tidak dikesankan sebatas penyampaian doktrin-doktrin agama tentang halal-
haram, tata cara ibadah berikut pahala – surga dan ancaman dosa – neraka, tetapi harus banyak
berbicara dimensi pemaknaan yang mengajak anak didik meraih kesadaran terhadap nilai. Unsur-
unsur ajaran agama menyangkut ibadah dan hokum-hukum agama tentu saja harus disampaikan,
tetapi tidak boleh dilupakan bahwa tujuan utama pendidikan agama Islam adalah internalisasi
nilai sehingga menjadi karater. Pengajaran moral melalui pembahasan yang divergen atas nilai-
nilai yang terkandung dalam materi ajar melalui kegiatan-kegiatan sederhana, tetapi mengena
akan mengefektifkan pembentukan karakter moral pada anak didik. Pada gilirannya akan
membentengi akhlak anak didik dari perbuatan yang dilarang (amoral). Hal ini sangat penting
bagi fondasi pembangunan bangsa di masa depan. Ketika karakter moral teah membudaya, ia
akan menjadi etos kerja bangsa sehingga proses-proses politik, perumusan kebijakan, dan praktik
pemerintahan dan pembangunan akan dilandasi moralitas yang kuat, terhindar dari berbagai
penyimpangan. Karakter atau watak seseorang dapat dibentuk, dapat dikembangkan dengan
13
Pendidikan karakter peserta didik,Jurnal
14
, Pembelajaran Nilai Karakter, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada Arifin, H.M, 2014,Hal 17
13
pendidikan nilai. Pendidikan nilai akan membawa pada pengetahuan nilai, pengetahuan nilai
akan membawa pada proses internalisasi nilai, dan proses internalisasi nilai akan mendorong
seseorang untuk mewujudkannya dalam tingkah laku, dan akhirnya pengulangan tingkah laku
yang sama akan menghasilkan watak atau karakter seseorang15.
15
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Hlm 337
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan agama Islam bagi anak didik dirasakan sangat penting dalam membentuk dan
mengembangkan karakter siswa. Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan
manusia menjadi bermanfaat, beradab dan bermartabat dalam menjalankan kehidupan sesuai
dengan ajaran Islam, serta menghasilkan output yang berkarakter baik. Menanamkan
pendidikan Islam pada anak sejak dini berarti ikut mempersiapkan generasi bangsa yang
berkarakter, anak-anak adalah calon generasi bangsa yang diharapkan mampu memimpin
bangsa dan menjadikan negara yang berperadaban, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
bangsa dengan berakhlak mulia serta menjadi generasi yang berilmu pengetahuan dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan agama
Islam di sekolah sebagai salah satu upaya pembentukan karakter siswa sangatlah penting.
Pembentukan karakter anak akan lebih baik jika muncul dari kesadaran keberagamaan bukan
hanya karena sekedar berdasarkan prilaku yang membudaya dalam masyarakat.
B. SARAN
Dengan segala usaha dan upaya akhirnya selesailah makalah Studi Kapita Selekta denagn
judul “Konsep Pendidikan Karakter Dan Relevansinya Dalam Pendidikan Islam”.Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang baik dan sopan sehingga dapat memperbaiki makalah ini
menjadi lebih baik. Semoga makalah ini berguna bagi kita bersama.,Aamiin
15
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, J.R, Sutarjo, 2014, Pembelajaran Nilai Karakter, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada
Arifin, H.M, 2014
Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara Daud Ali, Muhammad, 2016, Pendidikan Agama
Islam, Jakarta, RajaGrafindo Persada Makbuloh,
Deden, 2015, Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada Putra Daulay H.,
2014, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, Jakarta,
Kencana Shafwan, Muhammad Hambal, 2014, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, Solo,
PustakaArafah Shaleh,
Abdul Rachman, 2005, Pendidikan Agama & Membangun Watak Bangsa, Jakarta,
RajaGrafindo Persada Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Lampung, 2016,
Pendidikan Agama Islam
16
17