OLEH :
Semester : II-1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah yang berjudul Evaluasi
Pembelajaran.
Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu kami
dalam pembelajaran mata kuliah ini juga kepada semua teman-teman yang telah
memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang
konstruktif guna kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami susun,
apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan,
kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Semoga bermanfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, pendidikan karakter menjadi isu utama pendidikan nasional. Hal
ini sudah tampak pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2011 silam,
yang memilih tema “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa; Raih
Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti”. Bahkan dalam sambutan memperingati
Hardiknas tersebut, Menteri Pendidikan Nasional pada saat itu, yaitu M. Nuh
menegaskan bahwa mulai tahun ajaran 2011/2012, pendidikan berbasis karakter
akan dijadikan sebagai gerakan nasional, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) sampai dengan Perguruan Tinggi, termasuk di dalamnya pendidikan
nonformal dan informal. Karakter yang hendak dibangun, menurut Mendiknas,
bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara
bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa.
Oleh karena itu untuk menyikapi persoalan permasalahan diatas
pendidikan karakter dalam membentuk akhlak peserta didik sangatlah penting,
karena pendidikan sendiri ialah merupakan aset atau investasi bangsa yang
terpenting dan sangat berharga. Karena dalam sebuah pendidikan sendiri tidak
hanya untuk mengembangkan ranah konitif peserta didik saja, tetapi sebuah
pendidikan juga harus mengembangkan ranah afektif dan psikomotorik untuk
mengarahkan peserta didik menjadi kepribadian yang berkarakter yang sesuai
dengan cerminan bangsa.
Tujuan pendidikan karakter sendiri yang diharapkan pemerintah Indonesia
ialah yang pertama, agar dapat mengembangkan hati nurani atau kolbu pada diri
peserta didik agar memiliki nilai-nilai karakter budaya dan mempunyai karakter
bangsa pada dirinya, yang kedua dapat menanamkan nilai-nilai bangsa atau
budaya yang religious terhadap peserta didik agar dapat mengembangkan
kebiasaan peserta didik dengan perilaku yang terpuji yang sejalan dengan nilai-
nilai universal. Yang ketiga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap peserta
didik dan menanamkan jiwa-jiwa kepemimpinan untuk menjadi generasi penerus
bangsa,yang keempat menumbuhkan pada diri peserta didik agar menjadi
maanusia yang mandiri, kreatif dan dapat berwawasan kebangsaan yang luas.yang
1
kelima dapat menciptakan suasana sekolah menjadi lingkungan yang aman, penuh
dengan kreatifitas dan persahabatan jujur dan serta rasa kebangsaan yang tinggi
dan mempunyai kekuatan.
Maka dengan adanya Pendidikan karakter sendiri menjadi salah satu
jawaban permasalah-permasalahan di atas, dan sebagai penyelengara sebuah
pendidikan sekolah diharapkan bisa menjadi visi misi pendidikan yang
berkarakter tersebut. Salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan dalam
pendidikan karakter yaitu pendidikan agama islam (PAI), karena dalam peran
pendidikan agama ialah suatu pendidikan yang strategis dalam mewujudkan
sebuah karakter pada diri peserta didik di indonesia. Dengan adanya pendidikan
agama islam di harapkan bisa mencetak generasigenerasi selanjutnya yang lebih
taqwa dan selalu berupaya dalam menyempurnakan iman nya, berakhlak mulia
semua etika, budi pengerti dan moral agar dapat mewujudkan dari sebuah
pendidikan. Karena manusia yang memiliki sifat-sifat diatas diharapkan dapat
tangguh dalam menghadapi semua hambatan dan tantangan dalam lingkup
masyarakat kecil maupun besar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan karakter ?
2. Mengapa pendidikan karakter penting ?
3. Bagaimana landasan dan sumber pendidikan karakter ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian pendidikan karakter.
2. Untuk Mengetahui pentingnya pendidikan karakter
3. Untuk mengetahui landasan dan suber pendidikan karakter.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Karen E. Bohlin, Deborah Farmer, Kevin Ryan, Building Character in School Resource
Guide (San Fransisco: Jossey Bass, 2001), hlm.1.
2
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2008), hlm. 639.
3
Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai -nilai Budaya
untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa; Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa (Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010), hlm. 3.
3
kualitas moral positif.4 Adapun pendidikan, menurut Undang-Undang Nomor
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
4
Qomari Anwar, Nilai-Nilai Agama sebagai Acuran Membangun Karakter Bangsa,
makalah disampaikan dalam Sarasehan Nasional “Pendidikan Karakter” yang diselenggarakan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kopertis Wilayah III Jakarta, 12 Januari 2010.
5
Suyatno, Peran Pendidikan sebagai Modal Utama Membangun Karakter Bangsa,
makalah disampaikan dalam Sarasehan Nasional “Pendidikan Karakter” yang diselenggarakan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kopertis Wilayah III Jakarta, 12 Januari 2010.
4
luhur. Misalnya, sikap mementingkan diri sendiri; menggunakan segala cara untuk
mencapai tujuan, termasuk dengan cara-cara yang melanggar hukum seperti
korupsi dan memeras warga masyarakat; budaya memilih jalan pintas; budaya
konflik dan saling curiga; saling mencela/menjatuhkan; budaya menge-rahkan
otot (massa); dan budaya tidak tahu malu. Khusus dunia pendidikan, perilaku
menyimpang di kalangan pemuda/- pelajar semakin meningkat. Misalnya, banyak
dari mereka yang terjerat narkoba, pergaulan bebas, tawuran dan premanisme. Di
samping itu, sejak kebijakan ujian nasional diterapkan sebagai standar kelulusan,
perilaku tidak jujur/ngrepek saat ujian telah dilakukan secara berjamaah oleh guru,
siswa dan pihak terkait. Demikian pula, penyelewengan dan penyimpangan
penggunaan anggaran pendidikan di tingkat satuan pendidikan menjadi berita
yang menghiasi media setiap saat.
5
lebih menekankan aspek kognitif dan cenderung mengabaikan aspek afektif dan
psikomotor yang justru menjadi inti pembelajaran nilai. Jika ini dibiarkan terus-
menerus maka kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku semakin melebar.
7
Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya
untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, hlm. 7-8.
6
3. Budaya; sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota
masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
karakter bangsa.
4. Tujuan Pendidikan Nasional; sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki
setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan
pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.” Dari
bunyi pasal tersebut, setidaknya terdapat lima dari delapan potensi peserta
didik yang implementasinya sangat lekat dengan tujuan pembentukan
pendidikan karakter. Kelekatan inilah yang menjadi dasar hukum begitu
pentingnya pelaksana-an pendidikan karakter.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan mengenai urgensi pendidikan karakter
dalam Membentuk Akhlak Peserta Didik bahwasannya perlu dilakukan sejak usia
dini peserta didik. Proses pembentukan karakter dan akhlak peserta didik melalui
internalisasi di dalam lingkungan keluarga, institusionalisasi dalam lingkungan
sekolah, dan eksternalisasi pada lingkungan masyarakat. Dalam pembentukan
karakter dan akhlak peserta didik meliputi sejumlah tahapan yaitu perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Tahap Perencanaan dilakukan dengan adanya
mengidentifikasi semua unsur yang berkaitan dengan pembentukan karakter
peserta didik. Adapun landasan dan sumber pendidikan karater meliputi,
agama,pancasila dan budaya.
B. Saran
Menurut saya masih banyak lagi yang perlu dipelajari dalam Urgensi
Pendidikan Karakter agar dapat memahami lebih dalam lagi tentang pendidikan
karakter. Semoga kita bisa mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi dari
makalah-makalah yang lainnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Fahdini, Alya Malika, Yayang Furi Furnamasari, and Dinie Anggraeni Dewi.
Rony, Rony, and Siti Ainun Jariyah. 2020. “Urgensi Pendidikan Karakter Dalam