Anda di halaman 1dari 12

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER

Diajukan Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Drs.H.Muhammad Nurdin, MA

OLEH :

Eka Putri Ayu (20.02.0013)

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Semester : II-1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “UISU”


PEMATANG SIANTAR
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah yang berjudul Evaluasi
Pembelajaran.
Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu kami
dalam pembelajaran mata kuliah ini juga kepada semua teman-teman yang telah
memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat


bagi kita semua serta menjadi tambahan informasi mengenai materi “Urgensi
Pendidikan Karakter”

Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang
konstruktif guna kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami susun,
apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan,
kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Semoga bermanfaat.

Pematang Siantar, 26 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii


DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Karakter .....................................................................3
B. Pentingnya Pendidikan Karakter ....................................................................4
C. Landasan dan Sumber Pendidikan Karakter ...................................................6
BAB III PENUTUP ................................................................................................8
A. Kesimpulan .....................................................................................................8
B. Saran ...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, pendidikan karakter menjadi isu utama pendidikan nasional. Hal
ini sudah tampak pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2011 silam,
yang memilih tema “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa; Raih
Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti”. Bahkan dalam sambutan memperingati
Hardiknas tersebut, Menteri Pendidikan Nasional pada saat itu, yaitu M. Nuh
menegaskan bahwa mulai tahun ajaran 2011/2012, pendidikan berbasis karakter
akan dijadikan sebagai gerakan nasional, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) sampai dengan Perguruan Tinggi, termasuk di dalamnya pendidikan
nonformal dan informal. Karakter yang hendak dibangun, menurut Mendiknas,
bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara
bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa.
Oleh karena itu untuk menyikapi persoalan permasalahan diatas
pendidikan karakter dalam membentuk akhlak peserta didik sangatlah penting,
karena pendidikan sendiri ialah merupakan aset atau investasi bangsa yang
terpenting dan sangat berharga. Karena dalam sebuah pendidikan sendiri tidak
hanya untuk mengembangkan ranah konitif peserta didik saja, tetapi sebuah
pendidikan juga harus mengembangkan ranah afektif dan psikomotorik untuk
mengarahkan peserta didik menjadi kepribadian yang berkarakter yang sesuai
dengan cerminan bangsa.
Tujuan pendidikan karakter sendiri yang diharapkan pemerintah Indonesia
ialah yang pertama, agar dapat mengembangkan hati nurani atau kolbu pada diri
peserta didik agar memiliki nilai-nilai karakter budaya dan mempunyai karakter
bangsa pada dirinya, yang kedua dapat menanamkan nilai-nilai bangsa atau
budaya yang religious terhadap peserta didik agar dapat mengembangkan
kebiasaan peserta didik dengan perilaku yang terpuji yang sejalan dengan nilai-
nilai universal. Yang ketiga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap peserta
didik dan menanamkan jiwa-jiwa kepemimpinan untuk menjadi generasi penerus
bangsa,yang keempat menumbuhkan pada diri peserta didik agar menjadi
maanusia yang mandiri, kreatif dan dapat berwawasan kebangsaan yang luas.yang

1
kelima dapat menciptakan suasana sekolah menjadi lingkungan yang aman, penuh
dengan kreatifitas dan persahabatan jujur dan serta rasa kebangsaan yang tinggi
dan mempunyai kekuatan.
Maka dengan adanya Pendidikan karakter sendiri menjadi salah satu
jawaban permasalah-permasalahan di atas, dan sebagai penyelengara sebuah
pendidikan sekolah diharapkan bisa menjadi visi misi pendidikan yang
berkarakter tersebut. Salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan dalam
pendidikan karakter yaitu pendidikan agama islam (PAI), karena dalam peran
pendidikan agama ialah suatu pendidikan yang strategis dalam mewujudkan
sebuah karakter pada diri peserta didik di indonesia. Dengan adanya pendidikan
agama islam di harapkan bisa mencetak generasigenerasi selanjutnya yang lebih
taqwa dan selalu berupaya dalam menyempurnakan iman nya, berakhlak mulia
semua etika, budi pengerti dan moral agar dapat mewujudkan dari sebuah
pendidikan. Karena manusia yang memiliki sifat-sifat diatas diharapkan dapat
tangguh dalam menghadapi semua hambatan dan tantangan dalam lingkup
masyarakat kecil maupun besar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan karakter ?
2. Mengapa pendidikan karakter penting ?
3. Bagaimana landasan dan sumber pendidikan karakter ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian pendidikan karakter.
2. Untuk Mengetahui pentingnya pendidikan karakter
3. Untuk mengetahui landasan dan suber pendidikan karakter.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang berarti to
engrave (mengukir). Dengan demikian, membentuk karakter diibaratkan seperti
mengukir di atas batu yang pelaksanaannya tidak mudah. Dari makna asal tersebut
kemudian pengertian karakter berkembang menjadi tanda khusus atau pola
perilaku (an individual’s pattern of behavior his moral contitution).1 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai tabiat; sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain;
watak.2 Pengertian tidak jauh berbeda ditemukan dalam Oxford Dictionary, yang
mendefinisikan karakter sebagai the mental and moral qualities distinctive to an
individual (kualitas mental dan moral yang khas pada seseorang); the distinctive
nature of something (sifat khas sesuatu); the quality of being individual in an
interesting or unusual way (kualitas individu dalam pandangan yang menarik atau
tidak biasa); strength and originality in a person's nature (kekuatan dan
orisinalitas dalam diri seseorang); a person's good reputation (reputasi yang baik
seseorang). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa karakter merupakan watak,
tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.3 Atau karakter dapat pula
dinyatakan sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.

Dengan demikian, karakter berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi


„positif‟, bukan netral. Jadi, „orang berkarakter‟ adalah orang yang mempunyai

1
Karen E. Bohlin, Deborah Farmer, Kevin Ryan, Building Character in School Resource
Guide (San Fransisco: Jossey Bass, 2001), hlm.1.
2
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2008), hlm. 639.
3
Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai -nilai Budaya
untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa; Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa (Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010), hlm. 3.

3
kualitas moral positif.4 Adapun pendidikan, menurut Undang-Undang Nomor
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan memperhatikan makna karakter dan pendidikan, maka pendidikan


karakter dapat diartikan sebagai upaya mengembangkan potensi peserta didik
dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa agar mereka memiliki nilai dan
karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai warganegara.
Sedangkan menurut Thomas Lickona, sebagaimana dikutip Suyatno, pendidikan
karakter adalah upaya terencana dalam membantu seseorang untuk memahami,
peduli, dan bertindak atas nilai-nilai etika/moral.5

B. Pentingnya Pendidikan Karakter


Apa pentingnya pendidikan karakter? Bukankah selama ini peserta didik
dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan telah mendapat pendidikan agama dan
pendidikan kewargaan? Bahkan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
sangatlah ideal yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Diakui atau tidak, fakta memperlihatkan bahwa dalam duapuluh tahun


terakhir ini perilaku warga masyarakat banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

4
Qomari Anwar, Nilai-Nilai Agama sebagai Acuran Membangun Karakter Bangsa,
makalah disampaikan dalam Sarasehan Nasional “Pendidikan Karakter” yang diselenggarakan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kopertis Wilayah III Jakarta, 12 Januari 2010.
5
Suyatno, Peran Pendidikan sebagai Modal Utama Membangun Karakter Bangsa,
makalah disampaikan dalam Sarasehan Nasional “Pendidikan Karakter” yang diselenggarakan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kopertis Wilayah III Jakarta, 12 Januari 2010.

4
luhur. Misalnya, sikap mementingkan diri sendiri; menggunakan segala cara untuk
mencapai tujuan, termasuk dengan cara-cara yang melanggar hukum seperti
korupsi dan memeras warga masyarakat; budaya memilih jalan pintas; budaya
konflik dan saling curiga; saling mencela/menjatuhkan; budaya menge-rahkan
otot (massa); dan budaya tidak tahu malu. Khusus dunia pendidikan, perilaku
menyimpang di kalangan pemuda/- pelajar semakin meningkat. Misalnya, banyak
dari mereka yang terjerat narkoba, pergaulan bebas, tawuran dan premanisme. Di
samping itu, sejak kebijakan ujian nasional diterapkan sebagai standar kelulusan,
perilaku tidak jujur/ngrepek saat ujian telah dilakukan secara berjamaah oleh guru,
siswa dan pihak terkait. Demikian pula, penyelewengan dan penyimpangan
penggunaan anggaran pendidikan di tingkat satuan pendidikan menjadi berita
yang menghiasi media setiap saat.

Thomas Lickona, seorang pendidik karakter dari Cortland University yang


dikenal sebagai Bapak Pendidikan Karakter Amerika, mengungkapkan bahwa
sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran, jika memiliki sepuluh tanda-
tanda zaman, yaitu, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; membudayanya
ketidak jujuran; berkembangnya sikap fanatik terhadap kelompok (peer group);
semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; semakin kaburnya
moral baik dan buruk; penggunaan bahasa yang memburuk; meningkatnya
perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas;
rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara;
menurunnya etos kerja; dan adanya rasa saling curiga dan kurangnya kepedulian
di antara sesama.6 Apa yang diungkap Lickona tersebut dapat dengan mudah
ditemukan dalam masyarakat di Indonesia akhir-akhir ini.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter di sekolah yang


selama ini dikembangkan melalui pendidikan agama dan pendidikan kewargaan,
telah gagal membentuk peserta didik yang berkarakter. Mengapa gagal? Karena
pendidkan agama dan kewargaan hanya menyentuh pada tingkatan pengenalan
norma atau nilainilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendidikan agama dan kewargaan
6
Thomas Lickona, Educating For Character: How Our School Can Teach Respect and
Responsibility (New York:Bantam Books, 1992), hlm. 12-22.

5
lebih menekankan aspek kognitif dan cenderung mengabaikan aspek afektif dan
psikomotor yang justru menjadi inti pembelajaran nilai. Jika ini dibiarkan terus-
menerus maka kesenjangan antara pengetahuan dan perilaku semakin melebar.

Fenomena krisis multidimensi dan lemahnya pendidikan agama dan


kewargaan tersebut mengindikasikan bahwa penguatan pendidikan karakter
menjadi mutlak dilakukan agar generasi muda penerus kepemimpinan bangsa bisa
diselamatkan dari kerusakan moral dan krisis multidimensi.

C. Landasan dan Sumber Pendidikan Karakter


Landasan dan sumber pendidikan karakter bangsa yang hendak
dikembangkan melalui lembaga pendidikan digali dari nilai-nilai yang selama ini
menjadi karakter bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai agama, Pancasila, budaya
bangsa, dan tujuan pendidikan nasional.7

1. Agama; masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena


itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada
ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan
pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar
pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan karakter harus didasarkan
pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2. Pancasila; negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas
prinsipprinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut
Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan
lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya,
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang
mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya,
dan seni. Pendidikan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang
memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupannya sebagai warga negara.

7
Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya
untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, hlm. 7-8.

6
3. Budaya; sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota
masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
karakter bangsa.
4. Tujuan Pendidikan Nasional; sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki
setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan
pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.” Dari
bunyi pasal tersebut, setidaknya terdapat lima dari delapan potensi peserta
didik yang implementasinya sangat lekat dengan tujuan pembentukan
pendidikan karakter. Kelekatan inilah yang menjadi dasar hukum begitu
pentingnya pelaksana-an pendidikan karakter.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan mengenai urgensi pendidikan karakter
dalam Membentuk Akhlak Peserta Didik bahwasannya perlu dilakukan sejak usia
dini peserta didik. Proses pembentukan karakter dan akhlak peserta didik melalui
internalisasi di dalam lingkungan keluarga, institusionalisasi dalam lingkungan
sekolah, dan eksternalisasi pada lingkungan masyarakat. Dalam pembentukan
karakter dan akhlak peserta didik meliputi sejumlah tahapan yaitu perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Tahap Perencanaan dilakukan dengan adanya
mengidentifikasi semua unsur yang berkaitan dengan pembentukan karakter
peserta didik. Adapun landasan dan sumber pendidikan karater meliputi,
agama,pancasila dan budaya.

B. Saran
Menurut saya masih banyak lagi yang perlu dipelajari dalam Urgensi
Pendidikan Karakter agar dapat memahami lebih dalam lagi tentang pendidikan
karakter. Semoga kita bisa mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi dari
makalah-makalah yang lainnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, H Haidar Putra. 2016. Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam Di

Sekolah. Prenada Media.

Fahdini, Alya Malika, Yayang Furi Furnamasari, and Dinie Anggraeni Dewi.

2021. “Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Mengatasi Krisis Moral Di

Kalangan Siswa.” Jurnal Pendidikan Tambusai 5(3): 9390–94.

Kosim, Mohammad. 2011. “Urgensi Pendidikan Karakter.” KARSA: Journal of

Social and Islamic Culture: 84–92.

Rony, Rony, and Siti Ainun Jariyah. 2020. “Urgensi Pendidikan Karakter Dalam

Membentuk Akhlak Peserta Didik.” Tafkir: Interdisciplinary Journal of

Islamic Education 1(1): 79–100.

Suwardani, Ni Putu. 2020. “„QUO VADIS‟ PENDIDIKAN KARAKTER: Dalam

Merajut Harapan Bangsa Yang Bermartabat.”

Anda mungkin juga menyukai