Disusun Oleh :
PIMPINAN KOMISARIAT
P.A 2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan sebuah persyaratan
khusus yang wajib disusun dalam mengikuti Latihan Instruktur Dasar 2020 Pimpinan Cabang
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Pematangsiantar. Materi dan hasil yang terdapat dalam
makalah ini masih dapat dikembangkan.
Materi pada makalah ini akan memberikan dasar pada kader-kader Muhammadiyah
pada jenjang mahasiswa untuk mampu memahami secara mendalam tentang ideologi-
ideologi yang berkembang pesat di dunia, yang lahir dari para pemikir muda.
Semoga hadirnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Saya selaku
penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang turut ikut serta dalam penyusunan makalah ini.
Anjelli Sinaga
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
A. Sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)...................................................................3
B. Susunan Organisasi IMM.........................................................................................................10
C. Tujuan IMM.............................................................................................................................11
D. Tri Kompetensi Dasar IMM......................................................................................................11
E. Nilai – Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah............................................................12
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sendiri yang unik. Hal ini karena sejarah kelahiran IMM tidak luput dari beragam penilaian
dan pengakuan yang berbeda dan tidak jarang ada yang menyudutkannya dari pihak-pihak
tertentu. Pandangan yang tidak apresiatif terhadap IMM ini berkaitan dengan aktivitas dan
keterlibatan IMM dalam pergolakan sejarah bangsa Indonesia pada pertengahan tahun 1960-
an; serta menyangkut keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada waktu itu.
Ketika IMM dibentuk secara resmi, itu bertepatan dengan masa-masanya HMI yang
sedang gencar dirusuhi oleh PKI dan CGMI serta terancam mau dibubarkan oleh rezim
kekuasaan Soekarno. Sehingga kemudian muncul anggapan dan persepsi yang keliru bahwa
IMM didirikan adalah untuk menampung dan mewadahi anggota HMI jika dibubarkan.
Logikanya dalam mispersepsi ini, karena HMI tidak jadi dibubarkan, maka IMM tidak perlu
didirikan. Anggapan dan klaim yang mengatakan bahwa IMM lahir karena HMI akan
dibubarkan, menurut Noor Chozin Agham, adalah keliru dan kurang cerdas dalam memberi
interpretasi terhadap fakta dan data sejarah. Justru sebaliknya, salah satu faktor historis
kelahiran IMM adalah untuk membantu eksistensi HMI dan turut mempertahankannya dari
rongrongan PKI yang menginginkannya untuk dibubarkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
2. Agar Mengetahui Susunan Organisasi dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
3. Untuk Memahami tujuan didirikannya IMM.
4. Untuk mengetahui tri kompetensi dasar IMM.
5. Untuk memahami nilai-nilai dasar IMM.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sesungguhnya ada dua faktor integral yang melandasi kelahiran Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, yaitu faktor intem dan fakor ekstem. Faktor intem dimaksudkan yaitu faktor
yang terdapat didalam diri Muhammadiyah itu sendiri, sedangkan fakor ekstern adalah faktor
yang berawal dari luar Muhammadiyah, khususnya umat Islam di Indonesia dan pada
umumnya apa yang terjadi di Indonesia.
Faktor internal, sebenarnya lebih dominan dalam bentuk motivasi idealismse, yaitu
motif untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah, yaitu faham dan cita cita
Muhammadiyah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Muhammadiyah pada hakekatnya adalah
sebuah wadah organisasi yang punya cita-cita atau tujuan yakni menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi
oleh Allah SWT. Hal ini termaktub dalam AD Muhammadiyah Bab II pasal 3. dan dalam
merefleksikan cita-citanya ini, Muhammadiyah mau tidak mau harus bersinggungan dengan
masyarakat bawah (jelata) atau masyarakat heterogen. Ada masyarakat petani, pedagang,
peternakan dan masyarakat padat karya dan ada masyarakat administratif dan lain sebagainya
yang juga termasuk didalamnya masyarakat kampus atau intelektual yaitu Masyarakat
Mahasiswa.
1
https://immengineering.wordpress.com/2012/12/19/ke-imm-an/
3
Persinggungan Muhammadiyah dalam maksud dan tuiuannya, terutama terhadap
masyarakat mahasiswa, secara teknisnya bukan secara langsung terjun mendakwahi dan
mempengaruhi mahasiswa yang berarti orang-orang Mahasiswa, khususnya para
mubalighnya yang langsung terjun ke mahasiswa. Tapi dalam hal ini Muhammadiyah
memakai teknis yang jitu yaitu dengan menyediakan yang memungkinkan menarik animo
atau simpati mahasiswa untuk memakai fasilitas yang telah disiapkan.
Pada mulanya para mahasiswa yang bergabung atau yang mengikuti jejak-jejak
Muhammadiyah oleh Muhammadiyah dianggapnya cukup bergabung dalam organisasi
otonom yang ada dalam Muhammadiyah, seperti Pemuda Muhammadiyah (PM) Yang
diperuntukkan pada mahasiswa dan Nasyi'atul Aisyiyah (NA) untuk mahasisiwi yang lahir
pada 27 Dzulhijjah 1349 H dan Pemuda pada tanggal 25 Dzulhiijjah 1350 H.
Pada perkembangan keberadaan mereka yang berada dalam ketiga organisasi otonom
tersebut merasa perlu adanya perkumpulan khusus mahasiswa yang secara khusus
anggotanya terdiri dari mahasiswa Islam. Alternatif yang mereka pilih yaitu bergabung dalam
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahkan ada image waktu itu yang menyatakan bahwa
HMI adalah anak Muhammadiyah yang diberi tugas khusus untuk membawa mahasiswa
4
dalam misi dan visi yang dimiliki oleh Muhammadiyah, karena waktu itu ditubuh HMI
sendiri dipegang oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang secara aktif mengelola HMI.
Pada waktu itu Muhammadiyah secara kelembagaan turut mengelolai HMI baik dari
segi moral ataupun material, sampai belakangan ini menurut data-data yang ada di PP
Muhammadiyah menyatakan bahwa Muhammadiyah (terutama PTM dan RS Sosial) secara
materiil turut membiayai hampir setiap aktifitas HMI baik mulai dari tingkat konggres sampai
aktifitas sehari -hari. Disinilah sekali lagi bukan HMI yang turut menelorkan tokoh-tokoh
Muhammadiyah tapi sebaliknya bahwa Muhammadiyah yang dulu ikut aktif membesarkan
HMI. Mengapa hal itu dilakukan? Jawabannya seperti dikemukakan diatas, yaitu bahwa HMI
diharapkan akan tetap konsisten dengan faham keagamaan yang diilhami oleh
Muhammadiyah. Namun pada perkermbangannya dahulu mengalami perubahan-perubahan
khususnya dalam independensi diinginkan oleh Muhammadiyah oleh Muhammadiyah lebih
cenderung liberal dalam segala dalam segala aliran yang ada dalam teologi Islam boleh
mewarnai tubuh HMI aliran-aliran Asy'ariyah (cenderung menghidupkan kembali sunnah-
sunnah rosul), aliran syi'ah (yang cenderung mengkultuskan syaidina Ali bin Abi Tholib r.a),
Mu'tazilah, nasionalisme, sekularisme, pluralisme lainnya. Sementara dalam Muhammadiyah
tidaklah independensi Muhammadiyah ditekankan pada berpendapat namun masih dalam
konteks wacana Islam masih tetap berideologi Al-quran dan As-sunnah dalam
Muhammadiyah tidak mengenal madzab-madzab yang ada seperti madzab Syafi`i, Hambali
dan Maliki.
Melihat fenomena diatas, HMI yang kian melesat kealam berideologi tersebut maka
dengan diplomasinya pihak PP Muhammadiyah mengeluarkan suatu policy atau kebijakan
yaitu menyelamatkan kader-kader Muhammadiyah yang masih berada dijenjang pendidikan
menengah atau Pendidikan Tinggi.
5
1956-1959 dan dalam langkah ini ditetapkan pula usaha untuk menghimpun pelajar dan
mahasiswa Muhammadiyah agar kelak menjadi pemuda Muhammadiyah atau warga
Muhammadiyah yang mampu mengemban amanah.
6
Akhirnya dengan restu PP Muhammadiyah waktu itu diketuai oleh H.A. Badawi,
dengan penuh bijaksana dan kearifan mendirikan organisasi yang khusus untuk Mahasiswa
Muhammadiyah yang diketuai oleh Drs. Moh. Djazman sebagai koordinator dengan anggota
M. Husni Thamrin, A. Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, Moh. Arief dll.2
Jadi Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan pencetus nama IMM adalah Drs.
Moh. Djazman Al-kindi yang juga merupakan koordinator dan sekaligus ketua pertama.
Muktamar IMM yang pertama pada 1-5 Mei 1965 di kota Barat, Solo dengan menghasilkan
deklarasi yang dibawah ini
Selanjutnya yang juga termasuk faktor intem dalam melahirkan IMM adanya motivasi
etis dikalangan keluarga Muhammadiyah. Dalam upaya mewujudkan maksud dan tujuan
Muhammadiyah baik yang berada di struktural ataupun diluar dan simpatisan, baik yang
berekonomi atas, menengah ataupun bawah harus dapat memahami dan mengetahui
Muhammadiyah secara general ataupun secara spesifik sehingga tidak muncul kader-kader
Muhammadiyah yang radikal (berwawasan sempit). Penegasan motivasi etis ini sebenarnya
merupakan interpretasi (pemahaman) dari firman Allah SWT. dalam QS. Al-Imran:104 dan
diharapkan kader-kader Muhammadiyah yang khusunya IMM dapat merealisaasikan
motivasi etis diantaranya dengan melakukan dakwah amar ma`ruf nahi munkar, Fastabiqul
Khoirot (berlomba-lomba dalam kebajikan & demi kebaikan).
http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2010/05/sejarah-berdirinya-imm-ikatan-
2
mahasiswa.html
7
Faktor Eksternal, yaitu sebagaimana yang tersebut diatas baik yang terjadi ditubuh
umat Islam sendiri ataupun yang terjadi dalam sejarah pergolakan bangsa Indonesia, yang
terjadi dimasyarakat Indonesia pada zaman dahulu hingga sekarang adalah sama saja, yaitu
kebanyakan mereka masih mengutamakan budaya nenek moyang yang mencerminkan
aktifitas sekritistik dan bahkan anemistik yang bertolak belakang dengan ajaran Islam murni
khususnya dan tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Hal semacam ini
memunculkan signitifitasi (bias) yang begitu besar, utamanya pada kalangan mahasiswa
Yang memiliki kebebasan akademik dan Seharusnya memiliki pola pikir yang jauh, namun
karena dampak budaya masyarakat yang demikian membumi, mereka akan menjadi jumud
dan mengalami kemunduran.
8
Pada saat HMI semakin terdesak itulah IMM lahir, yaitu pada tanggal 14 Maret 1964.
Inilah sebabnya, ada stereotype atau persepsi yang muncul ke permukaan bahwa IMM lahir
sebagai penampung anggota-anggota HMI manakala HMI dibubarkan oleh PKI maka IMM
tidak perlu lahir. Namun persepsi yang terputar itu tidak rasional dan kurang cerdas dalam
menginterprestasi fakta dan data sejarah.
Interprestasi Yang benar dan rasional sesuai dengan data dan fakta sejarah adalah
IMM salah satu faktor historisnya adalah untuk membantu eksistensi HMI agar tidak
mempan atas usaha-usaha yang akan membubarkannya. Sekali lagi bahwa kelahiran IMM
untuk membantu dan turut Serta mempertahankan HMI dari usaha- usaha komunis yaitu PKI
Yang akan membubarkannya dan sesuai dengan sifat IMM itu sendiri yang akan selalu
bekerjasama dan saling membantu dengan saudaranya (saudaranya seaqidah Islam) dalam
upaya beramar ma'ruf nahi mungkar Yang merupakan prinsip perjuangan IMM.
Itulah sekilas kelahiran IMM yang sampai sekarangpun masih ada oknum-oknum
yang mempersoalkannya (walaupun sudah terbit buku Yang menangkal isu tersebut dengan
judul 'Kelahiran Yang Dipersoalkan oleh Farid Fatoni). Dan sekarang kita telah tahu bahwa
IMM lahir memang merupakan suatu kebutuhan Muhammadiyah dalam mengembangkan
sayap dakwahnya dan sekaligus merupakan suatu aset bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam
kemerdekaan ini.
Karena IMM merupakan suatu kebutuhan intern dan ekstern itu pulalah, maka tokoh-
tokoh PP Pemuda Muhammadiyah yang berawal dari HMI kembali ke IMM sebagai anak
atau ortom Muhammadiyah. Mereka yang dulu turut mengembangkan HMI disebabkan
karena IMM belum lahir dan keterlibatan mereka dalam tubuh HMI hanya sebatas
mengembangkan ldeologi Muhammadiayah. Dan sampai sekarangpun HMI masih dimasuki
oleh kalangan mahasiswa dari berbagai unsur ormas Islam, yang pada akhimya berbeda
dengan orientasi Muhammadiyah. Mungkin, untuk menangkal klaim seperti tersebut PP
Pemuda Muhammadiyah diatas, adalah bahwa Para aktifis akan berdirinya IMM & NA Yang
berusaha mengusahakan berdirinya IMM tidak terlibat dalam aktifitas HMI secara langsung
maupun tidak langsung. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah benar-benar murni didirikan oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yang pada waktu itu diketuai oleh Bapak H.A. Badawi.
Jadi Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan pencetus nama IMM adalah Drs.
Moh. Djazman Al-kindi yang juga merupakan koordinator dan sekaligus ketua pertama.
9
Muktamar IMM yang pertama pada 1-5 Mei 1965 di kota Barat, Solo, Peresmian berdirinya
IMM itu resepsinya diadakan di gedung Dinoto Yogyakarta dan ditandai dengan
penandatanganan “Enam Penegasan IMM” oleh K.H. Ahmad Badawi, yang berbunyi:
IMM juga telah memiliki Cabang Istimewa IMM di Luar Negeri. IMM telah memiliki
sebanyak 6 (enam) buah Cabang Istimewa, berikut adalah daftarnya:
IMM Cabang Istimewa Malaysia dengan pimpinannya yakni PCI IMM Malaysia.
IMM Cabang Istimewa Brunei Darussalam dengan pimpinannya yakni PCI IMM
Brunei Darussalam.
IMM Cabang Istimewa Thailand dengan pimpinannya yakni PCI IMM Thailand.
IMM Cabang Istimewa China dengan pimpinannya yakni PCI IMM China.
IMM Cabang Istimewa Turkey dengan pimpinannya yakni PCI IMM Turkey.
IMM Cabang Istimewa Australia dengan pimpinannya yakni PCI IMM Australia.
3
Ronasari Layli Azzah,buku pedoman kader (Malang:Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Komisariat Renaissance FISIP Universitas Muhammadiyah )
10
Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial Daerah IMM ditetapkan oleh DPP
IMM atas usul Musyda dan pertimbangan calon DPD IMM terkait.
3. Cabang: kesatuan Komisariat-komisariat dalam suatu Kabupaten / Kota atau daerah
tertentu. Syarat dapat didirikannya Cabang IMM adalah minimal telah berdiri
sejumlah 3 Komisariat IMM dibawahnya. Pembentukan, pengesahan, serta luas
teritorial Cabang IMM ditetapkan oleh DPP IMM atas usul DPD IMM yang
bersangkutan.
4. Komisariat: kesatuan anggota dalam suatu Kampus, Fakultas atau Akademi dan atau
tempat tertentu. Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial Komisariat IMM
ditetapkan oleh DPD IMM atas usul PC IMM yang bersangkutan.
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) - diputuskan dalam Muktamar IMM melalui Sidang
Formatur dan ditetapkan oleh PP Muhammadiyah.
2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) - diputuskan dalam Musyda IMM melalui Sidang
Formatur dan ditetapkan oleh DPP IMM.
3. Pimpinan Cabang (PC) - diputuskan dalam Musycab IMM melalui Sidang Formatur
dan ditetapkan oleh DPD IMM diatasnya. Apabila dibutuhkan, Pimpinan Cabang
dapat membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) guna mengkoordinir
Pimpinan Komisariat (PK) diwilayahnya. Korkom dapat dibentuk jika minimal
terdapat 3 Komisariat dibawahnya. Korkom dibentuk dalam Rapat Pleno Pimpinan
Cabang (PC) dengan dihadiri minimal 2/3 Pimpinan Cabang dan masing-masing 2
orang perwakilan Pimpinan Komisariat dibawahnya. Korkom adalah kelengkapan
fungsional organisasi, bukan kelengkapan struktural organisasi. Artinya, Korkom
dibentuk berdasarkan kebutuhan/fungsi, suatu ketika Korkom dapat dibentuk dan
dapat tidak dibentuk pada periode berikutnya berdasarkan kebutuhan. Program serta
agenda-agenda Korkom merupakan kebijakan turunan dari Pimpinan Cabang (PC)
berdasarkan hasil Musycab dan Rapat Kerja Gabungan (RKG), dan bukan merupakan
agenda yang disusun oleh Korkom sendiri.
4. Pimpinan Komisariat (PK) - diputuskan dalam Musykom IMM melalui Sidang
Formatur dan ditetapkan oleh PC IMM diatasnya.
11
C. Tujuan IMM
Seperti yang dirumuskan dalam AD IMM, tujuan didirikannya IMM adalah:
“Mengusahakan terbentuknya akademisi muslim yang berakhlak mulia dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah”. Tujuan ini kemudian dijabarkan dalam bentuk misi yang
wajib diemban oleh setiap kader ikatan yang terdiri dari misi keagamaan, keintelektualan, dan
kemasyarakatan.
Adapun tujuan Muhammadiyah, yaitu sebagai berikut :
‘’Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat
Islam sebenar-sebenarnya’’
4
. Ronasari Layli Azzah,buku pedoman kader (Malang:Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat
Renaissance FISIP Universitas Muhammadiyah ).hlm 32
12
E. Nilai – Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Nilai-nilai yang menjadi dasar geraknya ini dinamakan Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.Keseluruhan nilai-nilai dasar tersebut merupakan satu kesatuan prinsip yang
saling mendukung bagi proses gerakan menuju cita-cita gerakan.Nilai dasar tersebut terdiri
dari 5 (lima) butir sebagai berikut:
5.Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah kader inti sel masyarakat utama, yang
selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemuliaan dan kemaslahatan masyarakat, sesuai
dengan semangat pembebasan dan pencerahan yang dilakukan Nabiyullah Muhammad
SAW. 5
5
http://pcimmarfakhruddin.org/blog/wp-content/uploads/2017/03/DPP_NILAI-DASAR-IKATAN-
ilovepdf-compressed.pdf
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya ada dua faktor integral yang melandasi kelahiran Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, yaitu faktor intem dan fakor ekstem. Faktor intem dimaksudkan yaitu faktor
yang terdapat didalam diri Muhammadiyah itu sendiri, sedangkan fakor ekstern adalah faktor
yang berawal dari luar Muhammadiyah, khususnya umat Islam di Indonesia dan pada
umumnya apa yang terjadi di Indonesia.
.Faktor internal, sebenarnya lebih dominan dalam bentuk motivasi idealismse, yaitu
motif untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah, yaitu faham dan cita cita
Muhammadiyah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Muhammadiyah pada hakekatnya adalah
sebuah wadah organisasi yang punya cita-cita atau tujuan yakni menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi
oleh Allah SWT. Hal ini termaktub dalam AD Muhammadiyah Bab II pasal 3. dan dalam
merefleksikan cita-citanya ini, Muhammadiyah mau tidak mau harus bersinggungan dengan
masyarakat bawah (jelata) atau masyarakat heterogen. Ada masyarakat petani, pedagang,
peternakan dan masyarakat padat karya dan ada masyarakat administratif dan lain sebagainya
yang juga termasuk didalamnya masyarakat kampus atau intelektual yaitu Masyarakat
Mahasiswa.
Faktor Eksternal, yaitu sebagaimana yang tersebut diatas baik yang terjadi ditubuh
umat Islam sendiri ataupun yang terjadi dalam sejarah pergolakan bangsa Indonesia, yang
terjadi dimasyarakat Indonesia pada zaman dahulu hingga sekarang adalah sama saja, yaitu
kebanyakan mereka masih mengutamakan budaya nenek moyang yang mencerminkan
aktifitas sekritistik dan bahkan anemistik yang bertolak belakang dengan ajaran Islam murni
khususnya dan tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
14
B. Saran
Melalui telaah/kajian ini, saya selaku penulis berharap makalah ini akan terus
dikembangkan dan jika memungkinkan, isi dari makalah ini sampai kepada para Ayahanda
dan Ibunda di Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah, agar seluruh kader
Muhammadiyah dan ortomnya dapat semakin membuka matanya dan langsung melakukan
tindakan preventif terhadap hal-hal yang ke depannya ini dapat berpotensi menghancurkan
tubuh Muhammadiyah itu sendiri dari dalam.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2010/05/sejarah-berdirinya-imm-ikatan-
mahasiswa.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_Mahasiswa_Muhammadiyah#:~:text=Pimpinan
%20IMM%20terkait.-,Susunan%20Organisasi%20IMM%20terdiri%20dari%3A,Cabang
%2Dcabang%20dalam%20suatu%20Provinsi.&text=Cabang%3A%20kesatuan
%20Komisariat%2Dkomisariat%20dalam,Kabupaten%20%2F%20Kota%20atau%20daerah
%20tertentu
17