Anda di halaman 1dari 20

“IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH ”

Makalah ini dibuat sebagai syarat mengikuti

Latihan Instruktur Dasar PC Pematang Siantar

Disusun Oleh :

Nama : Anjelli Sinaga

PIMPINAN KOMISARIAT

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

STAI UISU PEMATANGSIANTAR

P.A 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan sebuah persyaratan
khusus yang wajib disusun dalam mengikuti Latihan Instruktur Dasar 2020 Pimpinan Cabang
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Pematangsiantar. Materi dan hasil yang terdapat dalam
makalah ini masih dapat dikembangkan.

Materi pada makalah ini akan memberikan dasar pada kader-kader Muhammadiyah
pada jenjang mahasiswa untuk mampu memahami secara mendalam tentang ideologi-
ideologi yang berkembang pesat di dunia, yang lahir dari para pemikir muda.

Semoga hadirnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Saya selaku
penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang turut ikut serta dalam penyusunan makalah ini.

Billahi fii sabililhaq fastabiqul khoirot

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Simalungun, 18 Desember 2020

Anjelli Sinaga

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
A. Sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)...................................................................3
B. Susunan Organisasi IMM.........................................................................................................10
C. Tujuan IMM.............................................................................................................................11
D. Tri Kompetensi Dasar IMM......................................................................................................11
E. Nilai – Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah............................................................12
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ialah organisasi


mahasiswa Islam di Indonesia yang memiliki hubungan struktural dengan
organisasi Muhammadiyah dengan kedudukan sebagai organisasi otonom. Memiliki tujuan
terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.
Keberadaan IMM di perguruan tinggi Muhammadiyah telah diatur secara jelas dalam
qoidah pada bab 10 pasal 39 ayat 3: “Organisasi Mahasiswa yang ada di dalam Perguruan
Tinggi Muhammadiyah adalah Senat Mahasiswa dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM)”. Sedangkan di kampus perguruan tinggi lainnya, IMM bergerak dengan status
organisasi ekstra-kampus — sama seperti Himpunan Mahasiswa Islam mapun KAMMI —
dengan anggota para mahasiswa yang sebelumnya pernah bersekolah di sekolah
Muhammadiyah.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) didirikan di Yogyakarta pada tangal 14
Maret 1964, bertepatan dengan tanggal 29 Syawwal 1384 H. Dibandingkan dengan
organisasi otonom lainya di Muhammadiyah, IMM paling belakangan dibentuknya.
Organisasi otonom lainnya seperti Nasyiatul `Aisyiyah (NA) didirikan pada tanggal 16 Mei
1931 (28 Dzulhijjah 1349 H); Pemuda Muhammadiyah dibentuk pada tanggal 2 Mei 1932
(25 Dzulhijjah 1350 H); dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM, yang namanya diganti
menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah [IRM]) didirikan pada tanggal 18 Juli 1961 (5
Shaffar 1381 H).
Kelahiran IMM dan keberadaannya hingga sekarang cukup sarat dengan sejarah yang
melatarbelakangi, mewarnai, dan sekaligus dijalaninya. Dalam konteks kehidupan umat dan
bangsa, dinamika gerakan Muhammadiyah dan organisasi otonomnya, serta kehidupan
organisasi-organisasi mahasiswa yang sudah ada, bisa dikatakan IMM memiliki sejarahnya

1
sendiri yang unik. Hal ini karena sejarah kelahiran IMM tidak luput dari beragam penilaian
dan pengakuan yang berbeda dan tidak jarang ada yang menyudutkannya dari pihak-pihak
tertentu. Pandangan yang tidak apresiatif terhadap IMM ini berkaitan dengan aktivitas dan
keterlibatan IMM dalam pergolakan sejarah bangsa Indonesia pada pertengahan tahun 1960-
an; serta menyangkut keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada waktu itu.
Ketika IMM dibentuk secara resmi, itu bertepatan dengan masa-masanya HMI yang
sedang gencar dirusuhi oleh PKI dan CGMI serta terancam mau dibubarkan oleh rezim
kekuasaan Soekarno. Sehingga kemudian muncul anggapan dan persepsi yang keliru bahwa
IMM didirikan adalah untuk menampung dan mewadahi anggota HMI jika dibubarkan.
Logikanya dalam mispersepsi ini, karena HMI tidak jadi dibubarkan, maka IMM tidak perlu
didirikan. Anggapan dan klaim yang mengatakan bahwa IMM lahir karena HMI akan
dibubarkan, menurut Noor Chozin Agham, adalah keliru dan kurang cerdas dalam memberi
interpretasi terhadap fakta dan data sejarah. Justru sebaliknya, salah satu faktor historis
kelahiran IMM adalah untuk membantu eksistensi HMI dan turut mempertahankannya dari
rongrongan PKI yang menginginkannya untuk dibubarkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ?


2. Bagaimana Susunan Organisasi dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ?
3. Apa Tujuan didirikannya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ?
4. Apa Tri Kompetensi dasar IMM ?
5. Apa saja nilai-nilai dasar IMM ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
2. Agar Mengetahui Susunan Organisasi dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
3. Untuk Memahami tujuan didirikannya IMM.
4. Untuk mengetahui tri kompetensi dasar IMM.
5. Untuk memahami nilai-nilai dasar IMM.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Sejarah Berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ikatan Mahasiswa


Muhammadiyah merupakan bagian dari AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) yang
merupakan organisasi otonom di bawah Muhammadiyah.1

Sesungguhnya ada dua faktor integral yang melandasi kelahiran Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, yaitu faktor intem dan fakor ekstem. Faktor intem dimaksudkan yaitu faktor
yang terdapat didalam diri Muhammadiyah itu sendiri, sedangkan fakor ekstern adalah faktor
yang berawal dari luar Muhammadiyah, khususnya umat Islam di Indonesia dan pada
umumnya apa yang terjadi di Indonesia.

Faktor internal, sebenarnya lebih dominan dalam bentuk motivasi idealismse, yaitu
motif untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah, yaitu faham dan cita cita
Muhammadiyah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Muhammadiyah pada hakekatnya adalah
sebuah wadah organisasi yang punya cita-cita atau tujuan yakni menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi
oleh Allah SWT. Hal ini termaktub dalam AD Muhammadiyah Bab II pasal 3. dan dalam
merefleksikan cita-citanya ini, Muhammadiyah mau tidak mau harus bersinggungan dengan
masyarakat bawah (jelata) atau masyarakat heterogen. Ada masyarakat petani, pedagang,
peternakan dan masyarakat padat karya dan ada masyarakat administratif dan lain sebagainya
yang juga termasuk didalamnya masyarakat kampus atau intelektual yaitu Masyarakat
Mahasiswa.

1
https://immengineering.wordpress.com/2012/12/19/ke-imm-an/

3
Persinggungan Muhammadiyah dalam maksud dan tuiuannya, terutama terhadap
masyarakat mahasiswa, secara teknisnya bukan secara langsung terjun mendakwahi dan
mempengaruhi mahasiswa yang berarti orang-orang Mahasiswa, khususnya para
mubalighnya yang langsung terjun ke mahasiswa. Tapi dalam hal ini Muhammadiyah
memakai teknis yang jitu yaitu dengan menyediakan yang memungkinkan menarik animo
atau simpati mahasiswa untuk memakai fasilitas yang telah disiapkan.

Pada mulanya para mahasiswa yang bergabung atau yang mengikuti jejak-jejak
Muhammadiyah oleh Muhammadiyah dianggapnya cukup bergabung dalam organisasi
otonom yang ada dalam Muhammadiyah, seperti Pemuda Muhammadiyah (PM) Yang
diperuntukkan pada mahasiswa dan Nasyi'atul Aisyiyah (NA) untuk mahasisiwi yang lahir
pada 27 Dzulhijjah 1349 H dan Pemuda pada tanggal 25 Dzulhiijjah 1350 H.

Anggapan Muhammadiyah tersebut lahir pada saat-saat Muhammadiyah


bermuktamar ke-25 di Jakarta pada tahun 1936 Yang pada saat itu dihembuskan pula cita-cita
besar Muhammadiyah untuk mendirikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan pada
saat itu pula Pimpinan Pusat (PP) Yang dipegang oleh KH. Hisyam (periode 1933-1937).
Dan pada dikatakan bahwa anggapan dan pemikiran mengenai perlunya menghimpun
mahasiswa yang sehaluan dengan Muhammadiyah yaitu sejak konggres ke-25 tersebut.

Namun demikian keinginan untuk menghimpun dan membina mahasiswa


Muhammadiyah pada saat itu masih vakum, karena pada waktu itu Muhammadiyah masih
belum memiliki Perguruan Tinggi seperti yang diinginkannya sehingga para mahasiswa yang
berada di Perguruan Tinggi lain baik negeri ataupun swasta yang sudah ada pada waktu itu
secara ideologi tetap berittiba' pada Muhammadiyah dalam kondisi tetap mereka harus mau
bergabung dengan PM, NA ataupun Hizbul Wathon (HW).

Pada perkembangan keberadaan mereka yang berada dalam ketiga organisasi otonom
tersebut merasa perlu adanya perkumpulan khusus mahasiswa yang secara khusus
anggotanya terdiri dari mahasiswa Islam. Alternatif yang mereka pilih yaitu bergabung dalam
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahkan ada image waktu itu yang menyatakan bahwa
HMI adalah anak Muhammadiyah yang diberi tugas khusus untuk membawa mahasiswa

4
dalam misi dan visi yang dimiliki oleh Muhammadiyah, karena waktu itu ditubuh HMI
sendiri dipegang oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang secara aktif mengelola HMI.

Pada waktu itu Muhammadiyah secara kelembagaan turut mengelolai HMI baik dari
segi moral ataupun material, sampai belakangan ini menurut data-data yang ada di PP
Muhammadiyah menyatakan bahwa Muhammadiyah (terutama PTM dan RS Sosial) secara
materiil turut membiayai hampir setiap aktifitas HMI baik mulai dari tingkat konggres sampai
aktifitas sehari -hari. Disinilah sekali lagi bukan HMI yang turut menelorkan tokoh-tokoh
Muhammadiyah tapi sebaliknya bahwa Muhammadiyah yang dulu ikut aktif membesarkan
HMI. Mengapa hal itu dilakukan? Jawabannya seperti dikemukakan diatas, yaitu bahwa HMI
diharapkan akan tetap konsisten dengan faham keagamaan yang diilhami oleh
Muhammadiyah. Namun pada perkermbangannya dahulu mengalami perubahan-perubahan
khususnya dalam independensi diinginkan oleh Muhammadiyah oleh Muhammadiyah lebih
cenderung liberal dalam segala dalam segala aliran yang ada dalam teologi Islam boleh
mewarnai tubuh HMI aliran-aliran Asy'ariyah (cenderung menghidupkan kembali sunnah-
sunnah rosul), aliran syi'ah (yang cenderung mengkultuskan syaidina Ali bin Abi Tholib r.a),
Mu'tazilah, nasionalisme, sekularisme, pluralisme lainnya. Sementara dalam Muhammadiyah
tidaklah independensi Muhammadiyah ditekankan pada berpendapat namun masih dalam
konteks wacana Islam masih tetap berideologi Al-quran dan As-sunnah dalam
Muhammadiyah tidak mengenal madzab-madzab yang ada seperti madzab Syafi`i, Hambali
dan Maliki.

Melihat fenomena diatas, HMI yang kian melesat kealam berideologi tersebut maka
dengan diplomasinya pihak PP Muhammadiyah mengeluarkan suatu policy atau kebijakan
yaitu menyelamatkan kader-kader Muhammadiyah yang masih berada dijenjang pendidikan
menengah atau Pendidikan Tinggi.

Pada tanggal 18 Nopember 1955 keinginan Muhammadiyah untuk mendirikan PTM


ini, PP Muhammadiyah melalui struktur kepemimpinannya membentuk departemen pelajar
dan mahasiswa yang menampung aspirasi aktif dari para pelajar dan mahasiswa.

Maka pada saat Muktamar Pemuda Muhammadiyah pertama di Palembang tahun


1956 di dalam keputusannya menetapkan langkah ke depan Pemuda Muhammadiyah tahun

5
1956-1959 dan dalam langkah ini ditetapkan pula usaha untuk menghimpun pelajar dan
mahasiswa Muhammadiyah agar kelak menjadi pemuda Muhammadiyah atau warga
Muhammadiyah yang mampu mengemban amanah.

Untuk lebih merealisasikan usaha PP Pemuda Muhammadiyah tersebut maka lewat


KOPMA (Konferensi Pimpinan Daerah Muhammadiyah) se-Indonesia pada tanggal 5 Shafar
1381/18 Juli 1962 di Surakarta, memutuskan untuk mendirikan IPM (Ikatan Pelajar
Muhammadiyah). PP Pemuda Muhammadiyah pada saat KONPIDA ini masih belum berhasil
melahirkan organisasi khusus Mahasiswa Muhammadiyah. Pada saat itu nasib boleh duduk
dalam kepengurusan IPM.

Sehubungan dengan semakin berkembangnya PTM yang dirintis oleh Fakultas


Hukum Dan Filsafat di Padang Panjang yang berdiri pada tanggal 18 Nofember 1955 namun
karena peristiwa pemberontakan PRRI kedua fakultas tersebut vakum, kemudian berdiri di
Jakarta PT Pendidikan guru yang kemudian berganti nama menjadi IKIP. Pada tahun 1958
dirintis fakultas serupa di Surakarta, di Yogyakarta berdiri akademi Tabligh Muhammadiyah
dan di Jakarta berdiri pula FIS (Fakultas Ilmu Sosial) yang sekarang UMJ. Karena semakin
berkembangnya PTM-PTM yang sudah ada maka pada tahun 1960-an ide-ide untuk
menangani khusus mahasiswa Muhammadiyah semakin kuat.

PP Pemuda Muhammadiyah yang oleh PP Muhammadiyah dan Muktamar ke-I di


Palembang (1956) dibebani tugas untuk menampung aspirasi aktif para Mahasiswa
Muhammadiyah, segera membentuk Study Group yang khusus Mahasiswa yang berasal dari
Malang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Padang, Ujung Pandang dan Jakarta. Menjelang
Muktamar Muhammadiyah setengah abad di Jakarta tahun 1962 mengadakan kongres
Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta dan dari kongres ini semakin santer upaya para
tokoh Pemuda untuk melepaskan Departemen Kemahasiswaan untuk berdiri sendiri. Pada 15
Desember 1963 mulai diadakan pejajagan dengan didirikannya Dakwah mahasiswa yang
dikoordinir oleh : Ir. Margono, Dr. Sudibjo Markoes dan Drs. Rosyad Saleh. Ide
pembentukan ini berasal dari Drs. Moh. Djazman yang waktu itu sebagai Sekretaris PP
Pemuda Muhammadiyah. Dan sementara itu desakan agar segera membentuk organisasi
khusus mahasiswa dari berbagai kota seperti Jakarta dengan Nurwijo Sarjono MZ. Suherman,
M. yasin, Sutrisno Muhdam, PP Pemuda Muhammadiyah dll-nya.

6
Akhirnya dengan restu PP Muhammadiyah waktu itu diketuai oleh H.A. Badawi,
dengan penuh bijaksana dan kearifan mendirikan organisasi yang khusus untuk Mahasiswa
Muhammadiyah yang diketuai oleh Drs. Moh. Djazman sebagai koordinator dengan anggota
M. Husni Thamrin, A. Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, Moh. Arief dll.2

Jadi Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan pencetus nama IMM adalah Drs.
Moh. Djazman Al-kindi yang juga merupakan koordinator dan sekaligus ketua pertama.
Muktamar IMM yang pertama pada 1-5 Mei 1965 di kota Barat, Solo dengan menghasilkan
deklarasi yang dibawah ini

1. IMM adalah gerakan Mahasiswa Islam


2. Kepribadian Muhammadiyah adalah Landasan perjuangan IMM
3. Fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah (sebagai
stabilisator dan dinamisator).
4. Ilmu adalah amaliah dan amal adalah Ilmiah IMM.
5. IMM adalah organisasi yang syah-mengindahkan segala hukum, undang-undang,
peraturan dan falsafah negara yang berlaku.
6. Amal IMM dilakukan dan dibaktikan untuk kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Selanjutnya yang juga termasuk faktor intem dalam melahirkan IMM adanya motivasi
etis dikalangan keluarga Muhammadiyah. Dalam upaya mewujudkan maksud dan tujuan
Muhammadiyah baik yang berada di struktural ataupun diluar dan simpatisan, baik yang
berekonomi atas, menengah ataupun bawah harus dapat memahami dan mengetahui
Muhammadiyah secara general ataupun secara spesifik sehingga tidak muncul kader-kader
Muhammadiyah yang radikal (berwawasan sempit). Penegasan motivasi etis ini sebenarnya
merupakan interpretasi (pemahaman) dari firman Allah SWT. dalam QS. Al-Imran:104 dan
diharapkan kader-kader Muhammadiyah yang khusunya IMM dapat merealisaasikan
motivasi etis diantaranya dengan melakukan dakwah amar ma`ruf nahi munkar, Fastabiqul
Khoirot (berlomba-lomba dalam kebajikan & demi kebaikan).

http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2010/05/sejarah-berdirinya-imm-ikatan-
2

mahasiswa.html

7
Faktor Eksternal, yaitu sebagaimana yang tersebut diatas baik yang terjadi ditubuh
umat Islam sendiri ataupun yang terjadi dalam sejarah pergolakan bangsa Indonesia, yang
terjadi dimasyarakat Indonesia pada zaman dahulu hingga sekarang adalah sama saja, yaitu
kebanyakan mereka masih mengutamakan budaya nenek moyang yang mencerminkan
aktifitas sekritistik dan bahkan anemistik yang bertolak belakang dengan ajaran Islam murni
khususnya dan tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Hal semacam ini
memunculkan signitifitasi (bias) yang begitu besar, utamanya pada kalangan mahasiswa
Yang memiliki kebebasan akademik dan Seharusnya memiliki pola pikir yang jauh, namun
karena dampak budaya masyarakat yang demikian membumi, mereka akan menjadi jumud
dan mengalami kemunduran.

Pergolakan OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) atau Organisasi Mahasiswa


periode 50 sampai 65-'an terlihat menemui jalan buntu untuk mempertahankan indpendensi
mereka dan partisipasi aktif dalam pasca Proklamasi (era kemerdekaan) RI. hal ini terlihat
sejak pasca Konggres Mahasiswa Indonesia pada 8 Juli 1947 di Malang Jawa Timur, yang
terdiri dari HMI, PMKRI, PMU, PMY, PMJ, PMKH, MMM, SMI, yang kemudian berfusi
(bergabung) menjadi PPMI (Perserikatan Perhimpunan-perhimpunan Mahasiswa Indonesia).
PPMI pada mulanya tampak kompak dalam menggalang persatuan dan kesatuan diantara
mahasiswa, namun sejak PPMI menerima anggota baru pada tahun 1958 yaitu CGMI yang
berkiblat dan merupakan anak komunis akhirnya PPMI mengalami keretakan yang membawa
kehancuran. PPMI secara resmi membubarkan diri pada Oktober 1965.

Sebenamya PPMI sebelum membubarkan diri, sekitar tahun 1964-1965 masing-


masing organisasi yang berfusi dalam PPMI itu saling berkompetisi dan sok revolosioner
untuk merebut pengaruh para penguasa waktu itu, termasuk juga Bung Karno Yang tak luput
dari incaran mereka. Hal ini diakibatkan karena masuknya CGMI kedalam PPMI yang seakan
mendapatkan legitimasi dari pihak penguasa waktu itu sehingga CGMI (PKI) terlihat besar.
HMI pun saat itu juga merevolosionerkan diri menjadi sasaran CGMI (PKI), sehingga HMI
hampir rapuh akibat ulahnya sendiri, karena pada saat itu PKI merupakan partai terbesar dan
pendukungnya selalu meneriakkan supaya HMI dibubarkan. HMI melihat kondisinya yang
rawan tidak tinggal diam, dengan segala upaya untuk mengembangkan sayap dan
memperkokohnya, HMI kembali berusaha mendapatkan legitimasi kesana-kemari untuk
menangkal serangan dari PKI yang berusaha membubarkannya.

8
Pada saat HMI semakin terdesak itulah IMM lahir, yaitu pada tanggal 14 Maret 1964.
Inilah sebabnya, ada stereotype atau persepsi yang muncul ke permukaan bahwa IMM lahir
sebagai penampung anggota-anggota HMI manakala HMI dibubarkan oleh PKI maka IMM
tidak perlu lahir. Namun persepsi yang terputar itu tidak rasional dan kurang cerdas dalam
menginterprestasi fakta dan data sejarah.

Interprestasi Yang benar dan rasional sesuai dengan data dan fakta sejarah adalah
IMM salah satu faktor historisnya adalah untuk membantu eksistensi HMI agar tidak
mempan atas usaha-usaha yang akan membubarkannya. Sekali lagi bahwa kelahiran IMM
untuk membantu dan turut Serta mempertahankan HMI dari usaha- usaha komunis yaitu PKI
Yang akan membubarkannya dan sesuai dengan sifat IMM itu sendiri yang akan selalu
bekerjasama dan saling membantu dengan saudaranya (saudaranya seaqidah Islam) dalam
upaya beramar ma'ruf nahi mungkar Yang merupakan prinsip perjuangan IMM.

Itulah sekilas kelahiran IMM yang sampai sekarangpun masih ada oknum-oknum
yang mempersoalkannya (walaupun sudah terbit buku Yang menangkal isu tersebut dengan
judul 'Kelahiran Yang Dipersoalkan oleh Farid Fatoni). Dan sekarang kita telah tahu bahwa
IMM lahir memang merupakan suatu kebutuhan Muhammadiyah dalam mengembangkan
sayap dakwahnya dan sekaligus merupakan suatu aset bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam
kemerdekaan ini.

Karena IMM merupakan suatu kebutuhan intern dan ekstern itu pulalah, maka tokoh-
tokoh PP Pemuda Muhammadiyah yang berawal dari HMI kembali ke IMM sebagai anak
atau ortom Muhammadiyah. Mereka yang dulu turut mengembangkan HMI disebabkan
karena IMM belum lahir dan keterlibatan mereka dalam tubuh HMI hanya sebatas
mengembangkan ldeologi Muhammadiayah. Dan sampai sekarangpun HMI masih dimasuki
oleh kalangan mahasiswa dari berbagai unsur ormas Islam, yang pada akhimya berbeda
dengan orientasi Muhammadiyah. Mungkin, untuk menangkal klaim seperti tersebut PP
Pemuda Muhammadiyah diatas, adalah bahwa Para aktifis akan berdirinya IMM & NA Yang
berusaha mengusahakan berdirinya IMM tidak terlibat dalam aktifitas HMI secara langsung
maupun tidak langsung. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah benar-benar murni didirikan oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yang pada waktu itu diketuai oleh Bapak H.A. Badawi.

Jadi Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan pencetus nama IMM adalah Drs.
Moh. Djazman Al-kindi yang juga merupakan koordinator dan sekaligus ketua pertama.

9
Muktamar IMM yang pertama pada 1-5 Mei 1965 di kota Barat, Solo, Peresmian berdirinya
IMM itu resepsinya diadakan di gedung Dinoto Yogyakarta dan ditandai dengan
penandatanganan “Enam Penegasan IMM” oleh K.H. Ahmad Badawi, yang berbunyi:

1) Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan Mahasiswa Islam


2) Menegaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah adalah Landasan perjuangan IMM
3) Menegaskan bahwa Fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam
Muhammadiyah (sebagai stabilisator dan dinamisator)
4) Menegaskan bahwa Ilmu adalah amaliah dan amal adalah Ilmiah IMM.
5) Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi yang syah-mengindahkan segala hukum,
undang-undang, peraturan dan falsafah negara yang berlaku.
6) Menegaskan bahwa Amal IMM dilakukan dan dibaktikan untuk kepentingan agama,
nusa dan bangsa.3

IMM juga telah memiliki Cabang Istimewa IMM di Luar Negeri. IMM telah memiliki
sebanyak 6 (enam) buah Cabang Istimewa, berikut adalah daftarnya:

 IMM Cabang Istimewa Malaysia dengan pimpinannya yakni PCI IMM Malaysia.
 IMM Cabang Istimewa Brunei Darussalam dengan pimpinannya yakni PCI IMM
Brunei Darussalam.
 IMM Cabang Istimewa Thailand dengan pimpinannya yakni PCI IMM Thailand.
 IMM Cabang Istimewa China dengan pimpinannya yakni PCI IMM China.
 IMM Cabang Istimewa Turkey dengan pimpinannya yakni PCI IMM Turkey.
 IMM Cabang Istimewa Australia dengan pimpinannya yakni PCI IMM Australia.

B. Susunan Organisasi IMM

1. Pusat: kesatuan Daerah-daerah dan berkedudukan di Ibu kota Negara Kesatuan


Republik Indonesia.
2. Daerah: kesatuan Cabang-cabang dalam suatu Provinsi. Syarat dapat didirikannya
Daerah IMM adalah minimal telah berdiri sejumlah 3 Cabang IMM dibawahnya.

3
Ronasari Layli Azzah,buku pedoman kader (Malang:Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Komisariat Renaissance FISIP Universitas Muhammadiyah )

10
Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial Daerah IMM ditetapkan oleh DPP
IMM atas usul Musyda dan pertimbangan calon DPD IMM terkait.
3. Cabang: kesatuan Komisariat-komisariat dalam suatu Kabupaten / Kota atau daerah
tertentu. Syarat dapat didirikannya Cabang IMM adalah minimal telah berdiri
sejumlah 3 Komisariat IMM dibawahnya. Pembentukan, pengesahan, serta luas
teritorial Cabang IMM ditetapkan oleh DPP IMM atas usul DPD IMM yang
bersangkutan.
4. Komisariat: kesatuan anggota dalam suatu Kampus, Fakultas atau Akademi dan atau
tempat tertentu. Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial Komisariat IMM
ditetapkan oleh DPD IMM atas usul PC IMM yang bersangkutan.

Pimpinan IMM terdiri dari:

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) - diputuskan dalam Muktamar IMM melalui Sidang
Formatur dan ditetapkan oleh PP Muhammadiyah.
2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) - diputuskan dalam Musyda IMM melalui Sidang
Formatur dan ditetapkan oleh DPP IMM.
3. Pimpinan Cabang (PC) - diputuskan dalam Musycab IMM melalui Sidang Formatur
dan ditetapkan oleh DPD IMM diatasnya. Apabila dibutuhkan, Pimpinan Cabang
dapat membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) guna mengkoordinir
Pimpinan Komisariat (PK) diwilayahnya. Korkom dapat dibentuk jika minimal
terdapat 3 Komisariat dibawahnya. Korkom dibentuk dalam Rapat Pleno Pimpinan
Cabang (PC) dengan dihadiri minimal 2/3 Pimpinan Cabang dan masing-masing 2
orang perwakilan Pimpinan Komisariat dibawahnya. Korkom adalah kelengkapan
fungsional organisasi, bukan kelengkapan struktural organisasi. Artinya, Korkom
dibentuk berdasarkan kebutuhan/fungsi, suatu ketika Korkom dapat dibentuk dan
dapat tidak dibentuk pada periode berikutnya berdasarkan kebutuhan. Program serta
agenda-agenda Korkom merupakan kebijakan turunan dari Pimpinan Cabang (PC)
berdasarkan hasil Musycab dan Rapat Kerja Gabungan (RKG), dan bukan merupakan
agenda yang disusun oleh Korkom sendiri.
4. Pimpinan Komisariat (PK) - diputuskan dalam Musykom IMM melalui Sidang
Formatur dan ditetapkan oleh PC IMM diatasnya.

11
C. Tujuan IMM
Seperti yang dirumuskan dalam AD IMM, tujuan didirikannya IMM adalah:
“Mengusahakan terbentuknya akademisi muslim yang berakhlak mulia dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah”. Tujuan ini kemudian dijabarkan dalam bentuk misi yang
wajib diemban oleh setiap kader ikatan yang terdiri dari misi keagamaan, keintelektualan, dan
kemasyarakatan.
Adapun tujuan Muhammadiyah, yaitu sebagai berikut :
‘’Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat
Islam sebenar-sebenarnya’’

D. Tri Kompetensi Dasar IMM


Tri Kompetensi Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah :
1. Keagamaan (religiusitas)
Sebagai organisasi kader yang berintikan nilai-nilai religiusitas, IMM senantiasa
memberikan pembaruan keagamaan menyangkut pemahaman pemikiran dan realisasinya,
dengan kata lain menolak kejumudan. Menjadikan Islam dalam setiap proses sebagai idealitas
sekaligus jiwa yang menggerakkan. Motto yang harus diaktualisasikan adalah :
“Dari Islam kita berangkat (landasan & semangat) dan kepada islam lah kita berproses
(sebagai cita-cita)”
2. Keintelektualan (Intelektualitas)
Dalam tataran intelektual IMM berproses untuk menjadi “centre of excellent”, pusat-pusat
keunggulan terutama sisi intelektual. Organisasi ini diharapkan mampu menjadi sumber ide-
ide segar pembaharuan. Sebagai kelompok intelektual, kader IMM harus berpikir universal
tanpa sekat eksklusivisme. Produk-produk pemikirannya tidak bernuansa kepentingan
kelompok dan harus bisa menjadi rahmat untuk semua umat.
3. Kemasyarakatan (humanitas)
Perubahan tidak dapat terwujud hanya dengan segudang konsepsi. Yang tak kalah
pentingnya adalah perjuangan untuk mewujudkan idealitas (manifestasi gerakan). Kader
IMM harus senantiasa berorientasi objektif, agar idealitas dapat diwujudkan dalam realitas.
Namun perlu dicatat, membangun peradaban tidak dapat dilakukan sendirian (eksclusif),
dalam arti kita harus menerima dialog dan bekerjasama dengan kekuatan lain dalam
perjuangan. 4

4
. Ronasari Layli Azzah,buku pedoman kader (Malang:Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat
Renaissance FISIP Universitas Muhammadiyah ).hlm 32

12
E. Nilai – Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Nilai-nilai yang menjadi dasar geraknya ini dinamakan Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.Keseluruhan nilai-nilai dasar tersebut merupakan satu kesatuan prinsip yang
saling mendukung bagi proses gerakan menuju cita-cita gerakan.Nilai dasar tersebut terdiri
dari 5 (lima) butir sebagai berikut:

1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa yang bergerak di tiga


bidang gerakan, yaitu : keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan.

2.Segala bentuk gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tetap berlandaskan pada


agama Islam yang hanif dan berkarakter rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil ‘alamin).

3.Segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan kemungkaran adalan lawan


besar gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan perlawanan terhadapnya adalah
kewajiban bagi setiap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

4.Sebagai gerakan mahasiswa yang berdasarkan Islam dan beranggotakan individu-


individu mukmin, maka kesadaran melaksanakan syari’at Islam adalah suatu kewajiban dan
sekaligus mempunyai tanggung jawab untuk mendakwahkan kebenaran ditengah
masyarakat.

5.Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah kader inti sel masyarakat utama, yang
selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemuliaan dan kemaslahatan masyarakat, sesuai
dengan semangat pembebasan dan pencerahan yang dilakukan Nabiyullah Muhammad
SAW. 5

5
http://pcimmarfakhruddin.org/blog/wp-content/uploads/2017/03/DPP_NILAI-DASAR-IKATAN-
ilovepdf-compressed.pdf

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesungguhnya ada dua faktor integral yang melandasi kelahiran Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, yaitu faktor intem dan fakor ekstem. Faktor intem dimaksudkan yaitu faktor
yang terdapat didalam diri Muhammadiyah itu sendiri, sedangkan fakor ekstern adalah faktor
yang berawal dari luar Muhammadiyah, khususnya umat Islam di Indonesia dan pada
umumnya apa yang terjadi di Indonesia.

.Faktor internal, sebenarnya lebih dominan dalam bentuk motivasi idealismse, yaitu
motif untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah, yaitu faham dan cita cita
Muhammadiyah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Muhammadiyah pada hakekatnya adalah
sebuah wadah organisasi yang punya cita-cita atau tujuan yakni menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi
oleh Allah SWT. Hal ini termaktub dalam AD Muhammadiyah Bab II pasal 3. dan dalam
merefleksikan cita-citanya ini, Muhammadiyah mau tidak mau harus bersinggungan dengan
masyarakat bawah (jelata) atau masyarakat heterogen. Ada masyarakat petani, pedagang,
peternakan dan masyarakat padat karya dan ada masyarakat administratif dan lain sebagainya
yang juga termasuk didalamnya masyarakat kampus atau intelektual yaitu Masyarakat
Mahasiswa.

Faktor Eksternal, yaitu sebagaimana yang tersebut diatas baik yang terjadi ditubuh
umat Islam sendiri ataupun yang terjadi dalam sejarah pergolakan bangsa Indonesia, yang
terjadi dimasyarakat Indonesia pada zaman dahulu hingga sekarang adalah sama saja, yaitu
kebanyakan mereka masih mengutamakan budaya nenek moyang yang mencerminkan
aktifitas sekritistik dan bahkan anemistik yang bertolak belakang dengan ajaran Islam murni
khususnya dan tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.

14
B. Saran

Melalui telaah/kajian ini, saya selaku penulis berharap makalah ini akan terus
dikembangkan dan jika memungkinkan, isi dari makalah ini sampai kepada para Ayahanda
dan Ibunda di Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah, agar seluruh kader
Muhammadiyah dan ortomnya dapat semakin membuka matanya dan langsung melakukan
tindakan preventif terhadap hal-hal yang ke depannya ini dapat berpotensi menghancurkan
tubuh Muhammadiyah itu sendiri dari dalam.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

KhotimunSusanti, dkk.,Sistem Pengkaderan Ikatan (SPI) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


(Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah , 2011)

Ronasari Layli Azzah,buku pedoman kader (Malang:Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah


Komisariat Renaissance FISIP Universitas Muhammadiyah )

Agham,melacak sejarah dan perkembangan IMM (Jakarta)


https://immengineering.wordpress.com/2012/12/19/ke-imm-an/

http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2010/05/sejarah-berdirinya-imm-ikatan-
mahasiswa.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_Mahasiswa_Muhammadiyah#:~:text=Pimpinan
%20IMM%20terkait.-,Susunan%20Organisasi%20IMM%20terdiri%20dari%3A,Cabang
%2Dcabang%20dalam%20suatu%20Provinsi.&text=Cabang%3A%20kesatuan
%20Komisariat%2Dkomisariat%20dalam,Kabupaten%20%2F%20Kota%20atau%20daerah
%20tertentu

17

Anda mungkin juga menyukai