Anda di halaman 1dari 13

MENGIDENTIFIKASI PENDIDIKAN KARAKTER

DI SEKOLAH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan karakter

Dosen Mata Kuliah :

Nur Luthfi Rizqa Herianingtyas S.Pd,M.Pd

Disusun oleh kelompok 3

 Winarsih - 132110138
 Nuraliyah - 132110079
 Amalia Rahma Karim - 132110091
 Bunga Febriani Putri - 132110125

Kelas : PGSD.21.C1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PELITA BANGSA 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mengidentifikasi pendidikan karakter di
sekolah” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan karakter. Selain itu
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nur Luthfi Rizqa Herianingtyas, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Pendidikan karakter. Kami ucapkan terimakasih kepada kalian
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan
kritik yang membangun semangat belajar kami sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Karawang,01 Oktober 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...............................................................................................................i

Kata Pengantar .......................................................................................................................ii

Daftar Isi ................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .................................................................................................................4


1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................................4
1.3.Tujuan Penulisan ..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi ...................................................................................................5


B. Pengintegrasian Dalam Mata Pelajaran .....................................................................6
C. Program Pengembangan Diri .....................................................................................7
D. Tujuan Pengembangan Diri .......................................................................................8
E. Budaya Sekolah .........................................................................................................9

BAB III PENUTUP

F. Kesimpulan ................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pendidikan karakter sangat penting dalam kehidupan manusia,pendidikan umumnya
adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin,karakter).Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus di miliki suatu
bangsa,dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,maka peningkatan mutu
pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi generasi-generasi muda yang akan
datang,maka marilah kita sama-sama untuk menanamkan karakter yang berkualitas untuk
anak-anak bangsa dan negara.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan mengidentifikasi pendidikan?
2. Ada berapa budaya di sekolah?
3. Apa saja tujuan untuk pengembangan diri?

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk memahami lebih dalam mengenai pendidikan karakter di sekolah dan apa saja
budaya yang ada di sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi

Integrasi adalah sebuah proses pembauran dalam sebuah interaksi sosial.


Integrasi adalah proses yang dinamis dan terstruktur. Berbagai perbedaan yang ada
bisa disatukan dengan sebuah integritas untuk mencapai sebuah tujuan.

Integrasi adalah konsep yang diterapkan dalam banyak bidang, mulai dari
sosial, politik, budaya, hingga ekonomi. Integrasi adalah pembauran hingga menjadi
kesatuan. Integrasi dalam banyak bidang keilmuan diartikan secara kasar sebagai
suatu bentuk penyatuan elemen-elemen yang berbeda karakter dan klasifikasinya
berdasarkan konsep, paradigma, dan unit.

Integrasi adalah tindakan menyatukan komponen yang lebih kecil ke dalam


satu sistem yang berfungsi sebagai satu. Integrasi adalah proses yang mengacu pada
keterikatan individu dengan masyarakat yang lebih luas dan biasanya diukur dalam
hal peran pekerjaan, organisasi, dan komunitas.

B. Pengintegrasian Dalam Mata Pelajaran

Dalam pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan tetang benar atau salah
pada anak, akan tetapi lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan
(habituation) tentang yang baik sehingga peserta didik paham, mampu merasakan, dan
mau melakukan yang baik. Maka dari itu, pendidikan karakter membawa tujuan yang
sama dengan pendidikan akhlak atau pendidikan moral.

Pemerintah Indonesia telah merumuskan kebijakan dalam rangka


pembangunan karakter bangsa didalam Nilai – Nilai Dasar. Dalam kebijakan nasional
tersebut ditegaskan bahwa karakter merupakan hasil keterpaduan empat bagian, yakni
olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa.
Berikut adalah Nilai –nilai karakter yang menjiwai sila – sila Pancasila pada
masing masing bagian :

1. Karakter yang bersumber dari olah hati antara lain beriman dan bertakwa, jujur,
amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil
resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik;
2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif,
ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif;
3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat,
sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif,
kompetitif, ceria, dan gigih; dan
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling
menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli,
kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis),
bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos
kerja.

Berdasarkan nilai-nilai karakter yang terirat diatas, Kementerian Pendidikan


Nasional mencanangkan empat nilai karakter utama yang menjadi ujung tombak
penerapan karakter di kalangan peserta didik di sekolah, yakni jujur (dari olah hati),
cerdas (dari olah pikir), tangguh (dari olah raga), dan peduli (dari olah rasa dan karsa).

Maka dari itu , ada banyak nilai karakter yang dapat dikembangkan dan
diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah. Memang berat menanamkan semua
butir nilai tersebut. Sehingga perlu dipilih nilai-nilai tertentu yang diprioritaskan
penanamannya pada peserta didik.

Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Merespons


sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi pekerti
(pendidikan karakter), terutama melalui dua mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan, telah diupayakan inovasi pendidikan karakter. Inovasi
tersebut adalah:

1. Pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.


2. Pendidikan karakter juga diintegrasikan ke dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan
peserta didik.
3. Selain itu, pendidikan karakter dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan semua
urusan di sekolah yang melibatkan semua warga sekolah (Dit. PSMP Kemdiknas,
2010).

Dari ketiga bentuk inovasi di atas yang paling penting dan langsung bersentuhan
dengan aktivitas pembelajaran sehari-hari adalah pengintegrasian pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran. Model ini ditempuh dengan paradigma bahwa semua
guru adalah pendidik karakter (character educator). Semua mata pelajaran juga
disasumsikan memiliki misi dalam membentuk karakter mulia para peserta didik
(Mulyasa, 2011: 59)

C. Program Pengembangan Diri


Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan
diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang
dilakukan melalui kegiatan pela yanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi
dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra
kurikuler. Di samping itu, untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan
diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan
karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan
kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling di tingkat sekolah
dasar difasilitasi oleh oleh guru kelas atau wali kelas yang bersangkutan sedangkan
ditingkat sekolah menengah kegiatan difasili tasi/ dilaksanakan oleh konselor, dan
kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh konselor, guru dan atau tenaga
kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya. Pengembangan diri
yang dila kukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra
kurikuler diharapkan dapat megembangkan kompetensi dan kebiasaan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.

1).Tujuan Umum
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
sekolah/madrasah.

2).Tujuan Khusus

Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam


mengembangkan:
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
e. Kemampuan kehidupan keagamaan
f. Kemampuan sosial
g. Kemampuan belajar
h. Wawasan dan perencanaan karir
i. Kemampuan pemecahan masalah
j. Kemandirian

Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.


Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegitan tidak terprogram dilaksanakan
secara lansung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang
diikuti oleh semua peserta didik.

Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen:

1.Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:

a. kehidupan pribadi

b. kehidupan sosial

c. kemampuan belajar

d. wawasan dan perencanaan karir

2. Ekstra kulikuler, meliputi:


a. kepramukaan

b. latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja

c. seni, olahraga, cinta alam,jurnalistik,teater, keagamaan

E. Budaya Sekolah

Proses pembentukan karakter di awali dengan pembiasaan. Proses pembiasaan


inilah yang kita kenal dengan budaya atau pembudayaan. Maka, dalam rangka
membentuk karakter yang ditujju, perlu di bangun budaya positif dilingkungan
sekolah. Budaya sekolah dimaknai dengan tradisi sekolah yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut di sekolah. Artinya,
budaya sekolah ini berisi kebiasaan-kebiasan yang disepakati bersama untuk
dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasan positif ini sudah membudaya, maka
nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbntuk.

Ada lima budaya sekolah yang bisa dikembangkan. Yaitu :

Pertama, gerakan literasi sekolah.

Gerakan ini bertujuan menumbuhembangkan budi pekerti peserta didik


melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan
leiterasi sekolah atau GLS, agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Program ini tentunya selaras dengan peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya
yaitu permendikbud nomor 23 tahun 2015 tetang penumbuhan budi pekerti. Salah satu
program yang dicangkan adalah kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran
sebelum waktu pelajaran dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar
pengatahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi
pekerti beriupa kearifan lokal, nasioanl, dan global yang disampaikan sesuai tahap
perkembangan peserta didik.

Program ini seharunya mendapat perhatian lebih dari pihak sekolah agar
proses penanaman karakter bisa berjalan lebih cepat. Sekolah harus menyediaan pojok
baca untuk dimanfaatkan oleh peserta didik. Dengan begitu, peserta didik bisa
memanfaatkannya baik pada waktu yang telah ditentukan maupun pada waktu-waktu
yang lain. Tentu akan sulit bagi anak untuk memiliki kesempatan membaca buku non
pelajaran di luar sekolah, karena mereka sudah di sibukkan dengan pekerjaan rumah
maupun interaksi sosial dengan masyarakat.

Kedua, kegiatan Ekstra kulikuluer.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan minat dan bakat pesera


didik. Sekolah perlu memfasilitasi terselenggaranya proses penumbuhkembangan
minat dan bakat itu. Dengan kegiatan tersebut, seorang peserta didik akan terbiasa
dengan berbagai macam kegiatan positif. Baik menyangkut kemampuan fisik
mauapun mental. Ada banyak ekstrakulikuler yang bisa dikembangkan, seperti
pramuka, kerohanian, olah raga, seni dan karya ilmiah.

Dengan tempaan mental dan fisik yang kontinyu dilingkungan organasi ekstra
kulikulernya, kelak seorang anak akan terbiasa dengan aktivitas yang memerlukan
pemikiran dan tenaga lebih. Mereka tidak akan manja, bermalas-malasan dan anarkis.
Tetapi mereka akan terbiasa aktif, kretaif dan bertanggung jawab.

Ketiga , menetapkan kegiatan pembiasaan pada awal dan akhir KBM

Kegiatan ini bertujuan membentuk kebiasana harian yang berdifat rutin.


Bentuknya tidak terlalu berat hanya memerlukan konsistensi. Karena rutin, biasanya
cenderung disepelelkan. Oleh sebab itu, guru selaku penangung jawab kegiatan ini
memegang peranan penting dalam menjaga keterlaksanaan program ini. Kegiatan
yang bisa dilakukan antara lain, mengikuti upacara bendera, apel, menyanyikan lagu
Indonesia raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Diakhir pelajaran, kegiatan
serupa juga perlu dilakukan. Antara lain refleksi, menyanyikan lagu Daerah dan
berdoa bersama. Tentu bukan hanya di dalam kelas, kegiatan lain di luar kelas bisa
juga dilakukan. Seperti menyambut kedatangan anak di gerbang sekolah sembari
menjabat tangannya.

Dengan terlaksananya kebiasaan rutin tersebut, peserta didik akan


memperoleh banyak manfaat. Mulai dari kemampuan menyanyikan lagu nasional dan
daerah, sikap mental yang baik dalam bentuk refleksi dan doa serta kedekatan
emosional melalui kegiatan berjabat tangan.
Keempat, Membiasakan prilaku baik yang bersifat spontan

Kalau poin-poin sebelumnya menjelaskan tentang perilaku yang beritfat rutin,


maka pada poin ini menjelaskan tentang perilaku yang bersifat spontan. Hal ini
penting, mengingat, karakter itu akan teihat pada spontanitas prilakuknya. Belumlah
menjadi karakter yang sesungguhnya jika prilaku yang tampak-secara spontan-adalah
perilaku yang buruk. Sopontanitas akan menjadi ukuran, bahwa seseorang itu telah
memilki karakter yang baik atau belum. Perilaku ini mencakup perkataan maupun
perbuatan.

Penilaiaian ini bisa dilakukan terhadap seseorang yang mengalami hal yang
tidak diingankan, misalnya terjatuh, merugi, bersalah dan sebagainya, coba lihat dan
dengar apa yang diperbuat dan diucpkannya. Jika positif, maka karakter telah
terbentuk. Jika negative, berarti karakkter belum senuhnya tertanam.

Namun, semua itu tidak bisa berlangsung denga tiba-tiba. Perlu ada
keteladanan dari semua pihak, terutama pendidik dan tenaga kependidikan yang ada.
Disinilah ketauladan pendidik diperlukan. Jangan sampai ada perilaku buruk yang
ditampilkan di depan peserta didik seperti merokok, berdebat dan berkelahi.

Kelima, Menetapkan tata tertib sekolah

Tata tertib menjadi benteng pembatas antara yang boleh dan tidak boleh,
antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin organisasi tidak memilki tata tertib.
Termasuk sekolah. Sekolah perlu membuat tata tertib yang disepakti dan dijalankan
bersama. Dengan begitu, situasi disekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu
yang lama karena program sekolah berjalan sesuai dengan aturan main.

Tidak cukup roda organisasi hanya dijalankan dengan anjuran demi anjuran.
Karena sikap seseorang mudah berubah, apalagi yang menyangkut kebiasaan. Dengan
adanya aturan, seseorang akan terikat. Dengan begitu, kebiasaan positif itu akan terus
berkembang hingga menjadi karakter.

Dari semua budaya sekolah tersebut perlu adanya I’tikad yang kuat dari
pemangku kepentingan untuk mejalankannya. Tanpa itu semua, kebiasaan positif
akan berlangsung sesaat dan aturan hanya tinggal aturan. Tidak akan sampai kepada
tujuan yang diharapkan yaitu pembentukan karakter. Selain itu, perlu adanya
komunikasi yang baik antar unsur pendidikian, yaitu pihak sekolah, masayarakat dan
pemerintah.

Budaya adalah produk yang dibentuk dalam waktu yang lama. Sebab itu, perlu
ada konsistensi dalam menjaganya. Semua pihak harus konsisten menjalankan budaya
yang telah dibangun sejak awal. Salah satu dua kali mungkin masih dimaklumi, tetapi
berkali kali lalai atau salah, karakter yang dihrapkan bakal urung terwujud. Oleh
karena itu, mari ciptakan budaya positif dilingkungan sekolah agar terbentuk dan
tertanam nilai-nailai karakter sebagaimana yang diharapkan oleh semua pihak.

BAB III
PENUTUP

F. Kesimpulan

Integrasi adalah sebuah proses pembauran dalam sebuah interaksi sosial,yang


prosesnya bersifat dinamis dan terstruktur. Berbagai perbedaan yang ada bisa
disatukan dengan sebuah integritas untuk mencapai sebuah tujuan. Berdasarkan nilai-
nilai karakter Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan empat nilai karakter
utama yang menjadi ujung tombak penerapan karakter di kalangan peserta didik di
sekolah, yakni jujur (dari olah hati), cerdas (dari olah pikir), tangguh (dari olah raga),
dan peduli (dari olah rasa dan karsa).

Selain itu pendidikan karakter juga ada suatu Pengembangan diri yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan
perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah,
contohnya mengikuti kegiatan extrakulikuler yang ada di sekolah seperti :
pramuka,Paskibra, osis dll.
DAFTAR PUSTAKA

Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(1/04/2021).


https://hot.liputan6.com/read/4521325/integrasi-adalah-proses-membentuk-kesatuan-
pahami-pengertian-dan-faktor-pendorongnya
https://pwmjateng.com/pengintegrasian-pendidikan-karakter-dalam-pembelajaran-di-
sekolah/

Lanjar Pramudi (6 Desember2008)

https://elpramwidya.wordpress.com/2008/12/06/program-pengembangan-diri/

Edi mustopa (8 agustus 2018)http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2018/08/lima-budaya-


sekolah-pembentuk-karakter/

Anda mungkin juga menyukai