Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah konseling dalam Pendidikan
Disusun oleh:
2107627
202
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Berbicara tentang bimbingan dan konseling (BK) tidak bisa terlepas dari pendidikan,
karena bimbingan dan konseling ada di dalam pendidikan. Pendidikan bertolak dari
hakikat manusia dan merupakan upaya membantu manusia dari kondisi obyektif apa
adanya (what it is) kepada kondisi bagaimana seharusnya (what should be)
(Kartadinata, 2010). Hal ini menggambarkan bahwa pendidikan merupakan aset yang
tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Namun perlu digarisbawahi bahwa
pendidikan tidak bisa diukur atau dideskripsikan hanya dari megahnya gedung,
fasilitas yang dimiliki atau banyaknya siswa, dan banyaknya personel yang
mengelola; karena pendidikan lebih dari itu semua. Pendidikan adalah persoalan
fokus dan tujuan. Ia merupakan proses yang esensial dalam mempengaruhi
perkembangan manusia (Kartadinata, 2010). Pendidikan karakter di sekolah masih
fokus pada materi pembelajaran dan guru mata pelajaran sedangkan implementasi
pendidikan karakter harusnya dilakukan oleh semua tenaga pendidik sekolah tanpa
terkecuali termasuk seorang konselor. Hal ini tugas seorang konselor bimbingan
konseling sekolah terlihat belum maksimal bila dilihat dari aspek kepribadian
siswanya. Walaupun hal tersebut merupakan tanggung jawab konselor, hal tersebut
tidak dapat dilepaskan (Washington, et.all, 2008 ). Dari sudut pandang ini,
diharapkan artikel ini dapat memberikan gambaran mengenai masalah peran konselor
sekolah terkait implemantasi pendidikan karakter.
PEMBAHASAN
Peran konselor atau biasa disebut dengan guru bimbingan dan konseling juga
terdapat pada “Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nasional Nomor 25 tahun 1993”
menyatakan bahwa peran konselor ikut andil dalam penyelanggaran fungsi
pendidikan terutama pendidikan karakter (Ahmad et al., 2021). Konselor sekolah
harus berkomitmen sebagai salah satu pihak dalam pelaksanaan pendidikan karakter.
Berikut beberapa upaya konselor sekolah berpean dalam penyelenggaraan pendidikan
karakter (Stone dan Dyal, 1997): 1) Konselor sekolah memiliki kewajiban yang sama
sebagai konsultan. Konselor sekolah mau menerima konsultasi dari berbagai pihak
seperti guru dan siswa dalam upaya pengembangan karakter siswa. Konselor sekolah
salah satu tugasnya ialah memberikan pelayanan. Dalam memberikan pelayanan
haruslah bersfiat konsultif terhadap semua kepentingan yang berhubungan dengan
penyelenggaran pendidikan di sekolah. Penyelenggaran pendidikan karkter bukan
hanya dibebankan oleh guru saja, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab semua
pihak termasuk keluaraga. 2) Konselor sekolah bertindak sebagai contoh. Menjadi
konselor sekolah juga merupakan sosok guru yang kehadiranya di sekolah tidak dapat
diabaikan. Guru bimibingan dan konseling juga menjadi figur yang patut memberikan
contoh untuk siswanya baik dalam tindakan, sikap, perilaku, kepribadian dan
penampilan dalam pelaksanaan pendidikan karakter. 3) Konselor sekolah menjadi
tempat konsultasi terkait solusi masalah atau problem solver. Pada fungsi ini peran
konselor memberikan layanan dan bantuan dalam memecahkan masalah atau
memberikan soulsi serta memberikan bimbingakn kepada siswa terkait dalm
pendidikan karakter. Masalah yang bisa dibantu merupakan masalaah sosial maupun
pribadi. Tindakan tersebut merupakan layanan responfis konseler kepada semua
pihak sekolah. Contoh ketika peserta didik mengalami berbagai masalah seperti
dalam memutuskan jurusan atau sekolah tingkat lanjut maka peran konsuler harus
membantu dalam memilih dengan perencanaan yang matang dan dikonidisikan
dengan siswa. 4) Konseler sekolah sebagai mediator.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Konselor sekolah mempunyai tugas yang sangat dekat dan erat dengan misi
pendidikan karakter. Kedekatan dan keeratan kewajiban konselor sekolah terhadap
pendidikan karakter terlihat secara jelas dari bidang gerak bimbingan dan konseling
yang berimplikasi bahwa konselor sekolah secara substantif dan fungsional memiliki
tugas yang tidak terelakkan.
3.2 Saran
Oleh karena itu, konselor sekolah di Indonesia baik secara langsung maupun
tidak langsung berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan bimbingan dan
konseling yang bernuansa nilai-nilai pendidikan karakter. Selain itu, konselor harus
menyiapkan diri untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi sebagai bentuk sinergi
pelaksanaan pendidikan karakter. Tidak ketinggalan, sebagai konselor hendaknya
mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan konseling yang
dilakukannya.
DAFTAR PUSTAKA