DISUSUN OLEH:
Ristauli Simorangkir(17.3252)
Study lapangan merupakan kegiatan akademik yang dilakukan diluar ruangan untuk
mempelajari fenomena fisik, sosial, dan interaksinya yang dapat memperkaya konsep dan
teori. Pada dasarnya, kegiatan studi lapangan adalah meneliti atau mengamati yang ada
disekitarnya dengan berinteraksi dengan objek peneliti sehingga memperoleh data yang Valid.
Para Peneliti dapat melakukan kegiatan studi lapangan dengan Participant Observation di
mana peneliti berbaur dan terlibat dengan objek yang ditelitinya, kemudian peneliti
melakukan interaksi, mengamati dan mencatat perilaku yang ada. Contoh : Meneliti juru
parkir, untuk lebih memahami bagaimana perilaku mereka, peneliti dapat berbaur dan
menjadi seperti salah satu diantara mereka.1 Adapun teknik studi lapangan yang sistematis
seperti wawancara Pribadi, observasi, pengarsipan data, dan survei melalui kuisioner.
Kegiatan Studi lapangan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, Kelebihan kegiatan
ini dapat dilihat :
1. Mengetahui lebih banyak informasi tentang objek penelitian walaupun data yang
digunakan masihlah data yang Kasar atau belum secara umum.
2. Memberikan pengalaman yang sebenarnya kepada peserta, tidak hanya teori
namun mengaplikasikan dalam kegiatan lapangan.
3. Berguna untuk pelayanan gereja dalam memperhatikan kehidupan sekitar atau
fenomena sosial dan fisik. 2
Secara struktur, pihak-pihak yang bertanggung jawab akan parkir, antara lain:
1. Pemerintah Daerah
2. Pemilik Lahan
3. Koordinator lapangan
4. Juru Parkir
B. Gambaran Lokasi
Beberapa tempat penelitian yang dilakukan, antara lain: Suzuya Lahan kecil ini dijadikan
tempat pencari keuntungan sejak Suzuya Plaza dibangun mulai tahun 2001. Pemuda setempat
yang ternyata ikut berkontribusi dalam pembangunan swalayan tersebut, telah mengadakan
kesepakatan bahwa lahan parkir dimiliki sepenuhnya oleh mereka. Hingga kini terjalin
koordinasi yang baik antara pihak suzuya dan juru parkir sendiri. Diketahui lahan parkir
sekitar 20 meter dimulai dari ujung gedung swalayan hingga batas ATM (Anjungan Tunai
Mandiri). Setiap harinya parkiran motor berada tepat di depan pintu masuk swalayan dan
parkiran mobil berada di bahu jalan. Ketika penelitian dilakukan, dapat dikatakan keadaan
saat itu relatif sepi hanya sekitar 40 kendaraan roda 2 dan 4 kendaraan roda 4. Untuk tarif
yang dikenakan adalah sama untuk setiap kendaraan roda empat ataupun roda dua, yaitu
Rp.2000,- . Sejak Suzuya berdiri, lahan parkir tercatat sebagai lahan parkir yang dinaungi
langsung oleh Pemerintah Daerah.
Jalan Soasio Lahan parkir ini dimulai dari Pizza House hingga Bengkel Mobil. Luas
lahan diperkirakan 66 meter. Ketika penelitian dilakukan, jumlah kendaraan yang parkir ada 5
3
J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, edisi ke-IV, Jakarta: Prenada Media
Group, 2004, hlm 363
mobil dan 18 sepeda motor. Untuk tarif dikenakan Rp.2000,- pada kendaraan roda empat dan
Rp.1000,- pada kendaraan roda dua. Jumlah penduduk yang beraktivitas tidak begitu ramai,
kebanyakan masyarakat sekitar berada di rumah-rumah makan, toko kue dan tempat penyedia
barang atau jasa di sepanjang jalan tersebut. Suasana yang tidak begitu ramai disebabkan oleh
terbatasnya toko-toko atau bisnis yang menarik di sepanjang jalan. Ditambah lagi, di
sepanjang jalan ini lebih banyak rumah-rumah etnis chinese yang sering menutup diri atau
bahkan yang lebih nyaman di dalam rumah saja.
Lapangan Merdeka (Taman Bunga). Lahan parkir ini berada tempat di bahu jalan W.R
Supratman kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat. Ketika penelitian dilakukan,
suasana relatif ramai berhubung sedang libur sekolah. Banyak keluarga yang liburan (picnic).
Diperkirakan terdapat 40-50 kendaaraan roda dua dan ada 3 kendaraan roda empat. Di
sepanjang jalan, juga digunakan berjualan oleh orang-orang yang tinggal di daerah tersebut.
Dan mereka menggunakan trotoar menjajakan dagangannya. Di lahan parkir terjadi
pembagian lahan kepada orang yang ditugaskan. Jadi di sepanjang jalan tidak dijaga oleh satu
orang, melainkan ada 3-4 orang. Untuk tarif yang dikenakan berbeda untuk setiap kendaraan.
Kendaraan roda dua Rp.2000,- dan kendaraan roda empat Rp.4000,-.
Kentucky Fried Chicken (KFC). Lahan parker ini berada tepat di depan restoran cepat
saji KFC. Luas lahan sekitar 18 meter dan dapat memuat 60 kendaraan roda dua. Setap
harinya lahan parkir akan dibagi menjadi 2 shift jaga dengan orang yang berbeda. Ketika
penelitian dilakukan, terdapat sekitar 40 kendaraan roda dua dan semua tersusun dengan baik.
Juru parkir juga tidak menggunakan karcis sebagai bukti retribusi. Suasana pengunjung saat
itu dapat dikatakan cukup ramai bertepatan pada jam makan siang.
C. Data Informan
Informan 1
Usia : 26 tahun
Alamat : Jalan Medan Area no.10
Latar belakang narasumber : beliau adalah pemuda setempat yang berada di Jalan Medan
Area No.10. Dia adalah seorang anak pertama dari 6 bersaudara. Jika dilihat dari latar
belakang keluarga yang tertutup dan sekarang tinggal bersama kakek dan neneknya. Dari segi
ekonomi keluarga, dapat dikatakan sangat kurang sehingga pada usia 15 tahun ia
memutuskan untuk menjadi seorang juru parkir di Suzuya plaza. Saudara Jonas, sangat
berperan aktif di gereja khususnya di dalam Naposobulung di HKBP Jl.Cornel Simanjuntak.
Pendapat narasumber :
Parkiran sudah dibuka mulai dari tahun 2001 oleh kesepakatan yang dibangun oleh
pihak Suzuya dan Pemuda setempat. Setiap harinya juru parkir akan menyetor Rp.350.000.-
kepada pemilik lahan dan Rp.80.000.- kepada Koordinator lapangan. Dan sisanya, akan
menjadi milik sepenuhnya bagi juru parkir. Biasanya sekitar jam 12 siang, koordinator akan
turun untuk cek lapangan. Rata-rata kendaraan yang masuk/parkir diperkirakan hampir 100
kendaraan. Bagi para juru parkir sendiri, jadwal mereka sudah terjadwal. Saudara Jonas
sendiri, hanya memiliki kesempatan untuk 4x penjagaan dalam sebulan. Hitungannya
dihitung per 12 hari bagi setiap juru parkir. Juru parkir akan bekerja di mulai dari pukul 10
pagi hingga pukul 10 malam atau 12 jam bekerja dalam sehari.
Pengakuan akan ketidakadilan dinyatakan tidak ada oleh saudara Jonas. Bagi dirinya
sendiri, pihak-pihak yang bersangkutan dengan dirinya adalah saling menguntungkan.
Mereka sama sekali tidak mengalami tekanan. Baik dari segi setoran, koordinator dan pemilik
lahan tidak pernah menambahi biaya setoran diluar dari setoran biasanya. Bahkan juru parkir
sendiri yang beberapa kali dengan berbaik hati melebihkan biaya setoran dari yang
seharusnya mereka bayar. Ditambah, setoran juga dikurangi jika penghasilan yang di dapat
kurang pada hari itu. Juru parkir sudah terprosedur dengan baik. Dengan kondisi yang aman
tanpa gangguan dari orang-orang atau oknum lain. Penghasilan selalu berdasarkan tingkat
keramaian. Misalnya hari-hari besar seperti bulan puasa kemarin, mereka dapat meraup
untung Rp.700 ribu hingga Rp1.000.000 juta rupiah. Juru parkir tidak mengalami pembagian
shift. Hanya saja berbagai kesulitan yang muncul, antara lain:
1. Masalah kunci motor yang sering ditinggalkan. Sehingga mengkhwatirkan para juru
parkir jika seandainya terjadi kehilangan.
2. Masalah kehilangan Helm yang sering ditinggalkan. Segala bentuk macam kehilangan
di lahan parkir suzuya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik lahan.
3. Pemilik kendaraan bermotor yang mengaku membawa helm tapi ternyata tidak.
Sehingga sering terjadi perdebatan dengan juru parkir dengan motif meminta
pertanggung jawaban.
Informan 2
Usia : 58 tahun
Latar belakang narasumber : Sebelumnya menjadi juru parkir, ia pernah bekerja menjadi
buruh kapal di Batam, Kepulauan Riau. Alasan utama beliau menjadi juru parkir, karena dia
sudah tinggal sendiri dan membutuhkan pekerjaan untuk mengisi kekosongan waktunya. 2
Anak perempuan beliau sudah bekerja diluar negri sebagai Tenaga Kerja Indonesia, dan
anaknya laki-laki sudah bekerja di salah satu toko elektronik di Pematangsiantar. Istri beliau
sampai sekarang tinggal di Tozai.
Pendapat:
Pekerjaan menjadi juru parkir sudah dikerjakan selama 1 tahun. Lahan parkir di jalan
soasio dibagi menjadi dua bagian dan dipisahkan oleh jalan Thamrin. Saudara Tonggo
memiliki lahan parkir dari Pizza House hingga bengkel mobil saja. Selebihnya dikerjakan
oleh orang yang berbeda. Saudara Tonggo bertanggungjawab kepada koordinator
(Mawaluddin Purba), seorang pemuda setempat yang dipercayakan memegang seluruh
perparkiran di sepanjang jalan soasio. Biaya setoran dibedakan menjadi berdasarkan hari.
Mulai hari senin hingga sabtu dikenakan setoran Rp.20.000.- dan di hari minggu dikenakan
Rp.10.000.-. Pekerjaan dimulai dari pukul 10.00 pagi hingga 22.00 malam atau 12 jam
bekerja dalam sehari. Penghasilan diperkirakan ±Rp.30.000/ hari.
Pengakuan akan ketidakadilan dinyatakan ada oleh saudara Tonggo. Ketidakadilan
yang dimaksud antara lain:
1. Sikap dari beberapa orang yang memakirkan kendaraannya, setelah selesai parkir
mereka tidak terima adanya pemungutan uang parkir
2. Beberapa orang yang memarkirkan kendaraan saat hendak memberikan uang parkir,
menyatakan sikap tidak terima kepada tukang parkir dan bahkan sampai menghina
mereka sebagai juru parkir
3. Sudah tertera di karcis parkir bahwasanya biaya parkir sepeda motor adalah Rp.1000
dan mobil sebesar Rp. 2000 tetapi banyak yang beralasan tidak memilik uang untuk
bayar parkir.
4. Orang orang lebih mudah memberikan uangnya kepada para pengemis atau peminta
minta tetapi sangat sulit untuk memberikan kepada juru parkir
5. Para pendatang dari toba yang notabene adalah bukan orang susah, saat parkir
cenderung mengatakan bahwasanya kutipan retribusi parkir itu tidak ada walaupun
karcis sudah diberikan
6. Sikap remaja yang sering tidak tahu akan aturan perparkiran, menolak membayar
parkir
Informan 3
Usia : 18 Tahun
Latar belakang : Beliau berasal dari Cikampak, Pekanbaru. Asi adalah seorang
yang baru lulus SMA yang berusaha mencari pekerjaan di Pematangsiantar. Dia tinggal di
rumah saudara yang merupakan jemaat dari HKBP Siantar Sawah.
Pendapat:
Pekerjaan untuk menjadi tukang parkir baru dilakukan selama 2 minggu. Lahan parkir yang
digunakan di jalan itu dibagi menggunakan batasan pohon. Artinya akan ada 2-3 orang yang
akan menjadi juru parkir disepanjang jalan W.R Supratman.
Saudara Asi mengatakan lahan parkir tersebut telah dibayar lunas oleh pemborong selama 1
tahun dengan jumlah Rp.10.000.000,-. Juru parkir seperti saudara Asi akan memberikan uang
setoran kepada pemborong senilai Rp.25.000,- dan pemborong sendiri yang akan
memberikan setoran kembali kepada pemerintah. Penghasilan yang dapat diraup untuk setiap
harinya adalah Rp.70.000,- diluar biaya setoran. Tekanan yang dihadapi secara umum, antara
lain (1) mendapat teguran dari bos mereka yang selalu memantau kinerja mereka, (2)
terkadang ada pemarkir yang tidak membayar parkir yang mengakibatkan pemborong
memarahi mereka juru parkir.
Informan 4
Nama : Sinaga
Usia : 38 tahun
Alamat : Parluasan
Latar belakang : Beliau memiliki 4 orang anak dan berjemaat di Gereja GPDI.
Sebelumnya beliau berprofesi sebagai supir mobil lintas provinsi. Alasan utama menjadi juru
parkir karena mendapat tawaran lahan dari teman yang berada di depan KFC.
Pendapat :
Sudah menjalani hidup sebagai tukang parkir selama 4 bulan. Dikenakan tarif Rp.2000,-
untuk semua kendaraan. Biaya setoran adalah senilai Rp.400.000- kepada pemerintah dan
kepada pemilik lahan. Ketidakadilan menurutnya adalah permasalahan-permasalah yang akan
timbul di dalam para juru parkir. Misalnya rebut-rebutan pelanggan. Persaingan demi
persaingan akan terjalin demi tercapai penghasilan sehari.
Hubungan Profesi Juru Parkir dengan tugas Tridharma Gereja
Pekerjaan juru Parkir sering kali dianggap sebagai pekerjaan yang kecil namun dibalik itu ada
penghasilan yang cukup besar yang dapat membantu kehidupan ekonomi keluarganya. Jika
dilihat dari tugas panggilan gereja yakni: Marturia (Bersaksi), Diakonia (Melayani) dan
Koinonia (Bersekutu). Maka gereja seharusnya dapat menjalankan tugas panggilan terhadap
juru parkir, yang dimana mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Tugas
panggilan gereja adalah kelanjutkan misi Yesus Kristus yang telah diutus oleh Allah
menyelamatkan dunia dan memperdamaikan segala sesuatu dengan Allah. Yang diharapkan
juga berperan bagi orang kecil sepeti pekerjaan juru parkir. Dalam melakukan pekerjaanya
dari beberapa informan mereka mengatakan bahwa sangat minim ketidakadilan yang mereka
alami. Semua informan mengatakan hal yang saling menguntungkan, sehingga ketidakadilan
sangatlah minim.
Minimnya pelayanan kepada masyarakat kecil di gereja, harus dimulai dari gerakan
Diakonia. Diakonia yang dimaksud adalah memberikan perlakuan khusus kepada masyarakat
kecil sebagai bagian dari warga gereja. Oleh sebab itu sangatlah diharapkan, perbedaan
profesi yang ada di gereja, tidak berpengaruh terhadap bentuk pelayanan gereja. Semua
dilakukan secara merata disetiap kondisi dan situasi. Maka dari itu, kelompok juru parkir
gereja perlu mendapat perhatian melalui “Kunjungan Diakonia” yang dimulai oleh pelayan-
pelayan gereja. Melalui “Kunjungan Diakonia” ini, kita dapat berinteraksi lebih dalam
terhadap keinginan, kebutuhan, keluh kesah, latar belakang bahkan memberi motivasi kepada
mereka. Dengan demikian, “Kunjungan Diakonia” ini, dapat mulai menumbuhkan semangat
untuk berkoinonia di dalam gereja dan bermarturia di dalam pekerjaan mereka. Dampak
koinonia ini bisa saja dalam bentuk mengikuti perkumpulan jemaat di setiap bidang
kategorial. Sedangkan dampak Marturia sendiri, dapat mengajarkan mereka untuk selalu
mensyukuri dan berlaku jujur dalam pekerjaan sebagai juru parkir.
Draft Pertanyaan