Anda di halaman 1dari 13

PROPOSISI PARTIKULAR AFIRMATIF DAN PROPOSISI

PARTIKULAR NEGATIF DALAM POLITIK


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika

Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr Suyahmo, M.Si
2. Noorochmat Isdaryanto, S.S., M.Si
3. Giri Harto Wiratomo, S.Pd., M.Hum.

Oleh:
Esa Oktaviani 3301418013
Ikhlas N. Halim 3301418037
Hesti Dwi Utami 3301418041
Parida Lestiana 3301418075

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT


karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Proposisi Partikular Afirmatif dan Proposisi Partikular
Negatif dalam Politik. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang dinantikan syafaatnya di yaumul kiyamah nanti. Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Logika.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Giri Harto


Wiratomo, S.Pd.,M.Hum. karena telah memberikan tugas membuat makalah ini
sehingga penulis dapat mengetahui seperti apa proposisi partikular afirmatif dan
proposisi partikular negatif.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh


dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki pembuatan makalah ini untuk
kedepannya.

Penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah banyak terdapat


kesalahan maupun kekurangan baik itu ejaan ataupun dalam penulisan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Semarang, 6 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.2. Proposisi Partikular Afirmatif ......................................................................... 3
2.3. Proposisi Partikular Negatif ............................................................................ 4
2.3. Proposisi Partikular Afirmatif dalam Politik ................................................. 6
2.4. Proposisi Partikular Negatif dalam Politik .................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9
3.1. Simpulan ............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan pengetahuan yang
benar, sedang kebenaran itu tidaklah persis sama pada setiap individu. Setiap jalan
pikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi sebagai landasan
proses penemuan kebenaran tersebut, dan setiap penalaran mempunyai kriteria
kebenaranya masing-masing. Aktivitas berpikir sebagai penalaran manusia
mempunyai ciri utama sebagai suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika.
Dalam mempelajari pola berpikir yang luas dalam logika itulah dibutuhkan
terlebih dahulu tentang logika dan ruang lingkupnya karena hal ini akan membantu
dasar pemikiran yang berdasarkan penalaran yang logis dan kritis. Selain berguna
bagi sarana ilmu, penalaran yang logis dan kritis nantinya akan mambantu
pemahaman bagi semua ilmu, karena penalaran yang logis, kritis, dan sistematis
inilah ang menjadi salah satu syarat sifat ilmiah.
Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu Logos yang artinya hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir
lurus. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui dan
kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan
kedalam tindakan.
Dalam aktivitas sehari-hari manusia pasti menggunakan logika. Salah satu
contoh aktivitasnya adalah dalam kegiatan berpolitik. Ilmu Politik adalah cabang
ilmu sosial yang membahas mengenai teori dan praktik politik serta gambaran dan
analisis mengenai sistem politik dan perilaku politik. Ilmu politik mempelajari
mengenai alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan
sistem pemerintahan yang termasuk dalam pemerintah dan organisasi internasional,
perilaku politik dan kebijakan publik. Ilmu politik mengukur keberhasilan

1
pemerintahan dan kebijakan khusus dengan melakukan pemeriksaan dari berbagai
faktor seperti stabilitas keadilan, kesejahteraan material dan perdamaian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan proposisi partikular afirmatif?
2. Apa yang diketahui tentan proposisi partikular negatif?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui seperti apa prosisi partikular afirmatif
2. Untuk mengetahui seperti apa proposisi partikular negatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.2. Proposisi Partikular Afirmatif


Adalah suatu pernyataan bersifat khusus yang mengiyakan adanya hubungan
antara subjek dengan predikatnya, yang disimbolkan dengan huruf (I).
Contohnya:

 Sebagian rakyat Indonesia adalah golongan etnis Cina


 Sebagian makhluk hidup adalah manusia
 Sebagian mahasiswa UNNES rajin belajar

Dalam contoh-contoh di atas, term sebagai subjek disingkat S dan term sebagai
predikat disingkat P, diabstraksikan menjadi: sebagian S adalah P atau golongan P
adalah sebagian S.

Proposisi partikular afirmatif ini jika dianalisis berdasarkan perbandingan luas


term, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Proposisi partikular afirmatif inklusif
Proposisi ini berisi suatu pernyataan khusus yang sifatnya mengiyakan,
sedangkan sebagian subjeknya merupakan bagian dari predikat, yakni ada
anggota subjek yang menjadi bagian predikat dan ada anggota predikat yang
menjadi bagian subjek.

Contohnya:
 Sebagian rakyat Indonesia memeluk agama Kristiani

Dalam pernyataan atau proposisi itu term “rakyat Indonesia” bila dibandingkan
dengan term “memeluk agama kristiani”, ada sebagian rakyat Indonesia yang
beragama kristiani dan bagian yang lain bukan beragama kristiani, demikian
juga ada sebagian pemeluk agama kristiani yang rakyat Indonesia dan bagian
yang lain bukanrakyat Indonesia. Rumusnya adalah ada sebagian S yang P dan
ada sebagian P yang S, disimbolkan dengan perpotongan S dan P.

3
b. Proposisi partikular afirmatif implikasi
Proposisi ini berisi suatu pernyataan khusus yang sifatya mengiyakan,
sedangkan sebagian dari subjeknya merupakan suatu predikat, yakni ada
sebagian anggota subjek yang menjadi himpunan predikat.

Contohnya:
 Sebagian manusia adalah bangsa Indonesia

Dalam proposisi ini term “manusia” jika dibandingkan dengan term “rakyat
Indonesia”, maka term “manusia” lebih luas cakupannya dan term “bangsa
Indonesia” berada di dalamnya. Di samping itu, ada bagian lain yang bukan
bangsa Indonesia termasuk dalam lingkup term manusia. rumusnya adalah
sebagian S adalah P dan semua P adalah S, jadi S meliputi P.

2.3. Proposisi Partikular Negatif


Proposisi partikular negatif adalah suatu proposisi atau pernyataan bersifat
khusus yang mengingkari adanya hubungan antara subjek dengan predikatnya,
yang disimbolkan dengan huruf (O).

Contohnya:
 Sebagian rakyat Indonesia bukan golongan etnis Jawa
 Sebagian makhluk bukan golongan manusia

Dalam contoh tersebut term sebagai subjek disingkat S, dan term sebagai
predikat disingkat P, diabstraksikan menjadi: sebagian S bukan P atau ada S yang
bukan P. Proposisi partikular negatif tersebut jika dianalisis berdasarkan
perbandingan luas term maka dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Proposisi Partikular Negatif Inklusif


Proposisi ini berisi suatu pernyataan khusus yang mengingkari sebagian subjek
yang tidak merupakan bagian dari predikat. Dalam arti, ada sebagian subjek
yang tidak termasuk dalam predikat dan ada sebagian predikat yang tidak
termasuk dalam subjek.

4
Contohnya:
 Sebagian Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan bukan ahli politik.

Dalam perbandingan kedua term antara subjek dan predikat sebagaimana


terdapat dalam contoh tersebut, ada sebagian Sarjana Pendidikan
Kewarganegaraan yang ahli politik dan ada sebagian Sarjana Pendidikan
Kewarganegaraan yang bukan ahli politik, demikian juga ahli politik yang
berasal dari Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan dan ada yang bukan dari
Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan. Rumusannya adalah ada sebagian S
yang bukan P dan ada bagian P yang bukan S, selisih perpotongan S dan P.

Proposisi partikular afirmatif inklusif maupun proposisi partikular negatif,


sebenarnya merupakan satu himpunan yang dibedakan oleh dua kelompok
yang saling berbalikan. Oleh karena itu, dua proposisi tersebut yaitu: (S P) dan
(S-P) satu sama lain selalu berhubungan, artinya jika ada proposisi partikular
aafirmatif inklusif pasti ada proposisi partikular negatif inklusi. Jika ada
proposisi partikular negatif pasti ada partikular afirmatif inklusif dan keduanya
tidak dapat dilepaskan yaitu yang satu membatasi yang lain dan sebaliknya,
dalam satu himpunan.

b. Proposisi Partikular Negatif Implikasi


Proposisi ini berisi suatu pernyataan khusus yang mengingkari sebagian subjek
yang tidak merupakan suatu predikat. Dalam arti, ada sebgaian subjek yang
bukan anggota predikat dan semua anggota predikat merupkana bagian dari
subjek.

Contohnya:
 Sebagian masyarakat Indonesia bukan warga Golkar.

Dalam perbandingan kedua term antara subjek dan predikat seperti dalam
contoh itu, ada sebagian masyarakat Indonesia yang bukan warga Golkar dan
ada sebagian masyarakat Indonesia yang menjadi warga Golkar, tetapi semua

5
warga Golkar termasuk masyarakat Indonesia. rumusnya adalah sebagian S
bukan P dan semua P merupakan bagian dari S, selisih S meliputi P.

Proposisi partikular afirmasi implikasi maupun proposisi partikular negatif


implikasi, merupakan satu himpunan yang terdiri dari dua kelompok yang
saling berbalikan, keduanya saling berhubungan, saling membatasi, dan tidak
dapat dilepaskan. Dengan demikian, jika ada proposisi partikular afirmatif
implikasi pasti ada proposisi partikular negatif implikasi, sebaliknya jika ada
proposisi proposisi partikular negatif implikasi pasti ada proposisi partikular
afirmatif implikasi sehingga keduanya saling menyimpulkan.

2.3. Proposisi Partikular Afirmatif dalam Politik


Berikut ini adalah proposisi partikular afirmatif yang diaplikasikan ke dalam
sebuah kalimat yang ada dalam ranah politik:
 Sebagian rakyat Indonesia adalah anggota partai politik

Subjek dari term tersebut adalah “Rakyat Indonesia” dan Predikatnya adalah
“anggota partai politik”. Term tersebut menunjukkan tidak semua rakyat Indonesia
adalah anggota partai politik. Tetapi semua anggota partai politik adalah Rakyat
Indonesia.

a. Proposisi partikular afirmatif inklusif


Berikut ini adalah contoh pernyataan dari proposisi partikular afirmatif inklusif
dalam politik:
 Sebagian sarjana hukum menjadi anggota DPR

Subjek dari term tersebut adalah “sarjana hukum” dan Predikatnya adalah
“menjadi DPR”. Term tersebut menunjukkan dalam pernyataan atau proposisi
itu term “sarjana hukum” bila dibandingkan dengan term “anggota DPR”, ada
sebagian Sarjana hukum yang anggota DPR dan bagian yang lain bukan
anggota DPR, demikian juga ada sebagian anggota DPR yang sarjana hukum
dan bagian yang lain bukan sarjana hukum. Rumusnya adalah ada sebagian S
yang P dan ada sebagian P yang S, disimbolkan dengan perpotongan S dan P.

6
b. Proposisi partikular afirmatif implikasi
Berikut ini adalah contoh pernyataan dari proposisi partikular afirmatif
implikasi dalam politik:
 Sebagian rakyat Indonesia adalah warga Golkar

Dalam proposisi ini term “rakyat Indonesia” jika dibandingkan dengan term
“warga Golkar”, maka term “rakyat Indonesia” lebih luas cakupnannya dan
term “warga Golkar” berada di dalamnya. Di samping itu, ada bagian lain
yang bukan warga Golkar termasuk dalam lingkup term rakyat Indonesia.
rumusnya adalah sebagian S adalah P dan semua P adalah S, jadi S meliputi
P.

2.4. Proposisi Partikular Negatif dalam Politik


Proposisi partikular negatif adalah suatu proposisi atau pernyataan bersifat
khusus yang mengingkari adanya hubungan antara subjek dengan predikatnya,
yang disimbolkan dengan huruf (O).

a. Proposisi partikular negatif inklusif


Berikut contoh kalimat yang mengandung proposisi partikular negatif inklusif
dalam politik:
 Sebagian Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan bukan ahli politik.

Dalam perbandingan kedua term antara subjek dan predikat sebagaimana


terdapat dalam contoh tersebut, ada sebagian Sarjana Pendidikan
Kewarganegaraan yang ahli politik dan ada sebagian Sarjana Pendidikan
Kewarganegaraan yang bukan ahli politik, demikian juga ahli politik yang
berasal dari Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan dan ada yang bukan dari
Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan. Rumusannya adalah ada sebagian S
yang bukan P dan ada bagian P yang bukan S, selisih perpotongan S dan P.

b. Partikular negatif implikasi


Berikut contoh kalimat yang mengandung proposisi partikular negatif
implikasi dalam politik:

7
 Sebagian masyarakat Indonesia bukan warga Golkar.

Dalam perbandingan kedua term antara subjek dan predikat seperti dalam
contoh itu, ada sebagian masyarakat Indonesia yang bukan warga Golkar dan
ada sebagian masyarakat Indonesia yang menjadi warga Golkar, tetapi semua
warga Golkar termasuk masyarakat Indonesia. rumusnya adalah sebagian S
bukan P dan semua P merupakan bagian dari S, selisih S meliputi P.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
a. Proposisi partikular afirmatif adalah suatu pernyataan bersifat khusus yang
mengiyakan adanya hubungan antara subjek dengan predikatnya, yang
disimbolkan dengan huruf (I).
Contohnya:
 Sebagian rakyat Indonesia adalah anggota partai politik
Dalam contoh-contoh di atas, term sebagai subjek disingkat S dan term
sebagai predikat disingkat P, diabstraksikan menjadi: sebagian S adalah P
atau golongan P adalah sebagian S.
b. Proposisi partikular negatif adalah suatu proposisi atau pernyataan bersifat
khusus yang mengingkari adanya hubungan antara subjek dengan
predikatnya, yang disimbolkan dengan huruf (O).
Contohnya:
- Sebagian rakyat Indonesia bukan anggota parpol
Dalam contoh tersebut term sebagai subjek disingkat S, dan term sebagai
predikat disingkat P, diabstraksikan menjadi: sebagian S bukan P atau ada
S yang bukan P. Proposisi partikular negatif tersebut jika dianalisis
berdasarkan perbandingan luas term maka dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:

9
DAFTAR PUSTAKA

Suyahmo. 2018. LOGIKA. D.I. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama


Noor Muhsin Bakri dan Sonjoruri Budiani Trisakti. Logika. Ed. II. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2012, hal. 4.1-4.43.

10

Anda mungkin juga menyukai