Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH : KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI

DAN MORAL

KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL


MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Pembelajaran PKn MI/SD”
Dosen pengampu
Septinaningrum,M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2
1.      Imro’atus Zahro’ (1725143127)
2.      Mala Khurotul Ula (1725143167)
3.      Nia Mariya Ulfa (1725143202)
4.      Nova Santoso (1725143217)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRSAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Karakteristik Pkn Sebagai Pendidikan Nilai Dan Moral”dalam keadaan sehat
wal’afiat tanpa kurang suatu apapun.
Tujuan utama penulis membuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui tentang
penulisan kreatif puisi. Baik itu dalam pengertian, ciri-ciri maupun dalam tahap penulisannya.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan pihak-pihak lain, oleh karena itu
penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terormat :
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan
berbagai fasilitas dalam pembuatan makalah ini.
2.       Septinaningrum,M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran PKn MI/SD.
3.      Orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi kami dalam setiap langkah.
4.      Serta rekan-rekan semua, khususnya kelas PGMI 5B yang telah banyak membantu
menyelesaikan makalah ini.
Dan oleh sebab itu, penulis menyadari apabila makalah ini belum sempurna, kritik
dan saran saya harapkan untuk membangun agar kedepan lebih baik. Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa IAIN Tulungagung pada umumnya.

Tulungagung, September 2016

Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.       TujuanMasalah....................................................................................... 1
D.       Batasan Masalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.       Pendidikan PPKn sebagai pendidikan dan moral di MI/SD................... 3
B.       Pendidikan nilai dan moral dalam standart isi PPKn di MI/SD............. 4
C.       Hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam PPKn MI/SD
................................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan............................................................................................. 18
B.       Saran....................................................................................................... 19

DAFTAR RUJUKAN
BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan nilai dan moral memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan
budi pekerti dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya
menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu
masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak
dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari Pendidikan
Nilai dan Moral dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah budi pekerti, yakni
pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan
Pendidikan Nilai dan Moral pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan
pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam
masyarakat, seperti perkelahian masal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan
di kota-kota besar tertentu, seperti Jakarta, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat
meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan
generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian
siswa. Berkaitan dengan pembahasan di atas, bahwa pendidikan nilai dan moral adalah
sebuah wadah pembinaan akhlak. Maka hal ini perlu adanya sebuah pendekatan yang akan
membawa siswa atau peserta didik untuk memaknai dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat.
Disampaikan itu kepada calon pendidik, khususnya seorang guru yang kemudian
dijadikan sebagai pengetahuan untuk menerapkan nilai dan moral dalam pembelajaran PKn
di Sekolah Dasar maupun di tingkat selanjutnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pendekatan PKn sebagai pendidikan nilai dan moral di MI/SD?
2.      Bagaimana pendidikan nilai dan moral dalam standart isi PKn di MI/SD?
3.      Bagaimana hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam PKn MI/SD?
C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pendekatan PKn sebagai pendidikan nilai dan moral di MI/SD.
2.      Untuk megetahui pendidikan nilai dan moral dalam standart isi PKn di MI/SD.
3.      Untukmengetahui hubungan interaktif pengembangan nilai dan moral dalam PKn MI/SD.
D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang Karakteristik PKN Sebagai Pendidikan Nilai dan
Moral.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pendekatan PPKn Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di MI/SD
Herman (1972) mengemukakan suatu prinsip yang sangat mendasar, yakni bahwa
“value is neather taught nor cought it is learnded” yang artinya bahwa subtansi nilai tidaklah
semata-mata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh, nilai dicerna dalam arti ditangkap,
diinternalisasi, dibakukan sebagai bagian yang melekat dalam kualitas pribadi seseorang
melalui proses belajar.[1]
Dalam latar belakang kehidupan masyarakat, proses pendidikan nilai sudah
barlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi. Contohnya tradisi
dongeng dan sejenisnya yang dulu dilakukan oleh orang tua terhadap anak dan cucunya
semakin lama semakin tergeser oleh film kartun atau sinetron dalam media massa tersebut.
Disitulah pendidikan nilai menghadapi tantangan konseptual, instrumen, dan operasional.
Secara konstitusional demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang theistis atau
demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu pendidikan nilai bagi
Indonesia seyogyanya berpijak pada nilai-nilai keagamaan, nilai demokratis yang
berketuhanan Yang MahaEsa, dan nilai sosial kultural yang berbineka tunggal ika.
Konsepsi pendidikan nilai moral piaget yang menitik beratkan pada pembangunan
kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah moral dalam kehidupan dapat
diadaptasi dalam pendidikan nilai di Indonesia dalam konteks demokrasi konstitusional
Indonesia dan konteks sosial-kultural masyarakat Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika
termasuk dalam keyakinan agama.
Konsepsi pendidikan nilai moral kohlberg yang menitik beratkan pada penalaran
moral melalui pendekatan klarifikasi nilai yang member kebebasan kepada individu peserta
didik untuk memilih posisi moral, dapat digunakan dalam konteks pembahasan nilai selain
nilai aqidah sesuai dengan keyakinan agam masing-masing. Konsepsi dapat digunakan
sebagai salah satu landasan bagi pengembangan paradigm penelitian perkembangan moral
bagi warga Indonesia.
Kerangka konsepsual komponen Good Charakter dari Lickona yang membagi
karakter menjadi wawasan moral, perencanaan moral, dan perilaku moral dapat dipakai untuk
mengklasifikasikan nilai moral dalam pendidikan nilai di Indonesia dengan menambahkan
kedalam masing-masing dimensi itu aspek nilai yang berkenan dengan konteks keagamaan
seperti wawasan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam dimensi Wawasan Moral, Perasaan
mengabdi kepadaTuhan yang Maha Esa dalam dimensi Perasaan Moral, dan Perilaku moral
kekhalifahan dalam dimensi Perilaku Moral.[2]
B.     Pendidikan Nilai dan Moral Dalam Standart Isi PPKn di SD
Menurut peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 “ Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga Negara yang memahai dan mampu melaksanakan hak – hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas , terampil dan berkarakter
yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945”.
PKN bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut
1.      Berfikir secara kritis , rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2.      Pertisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi
3.      Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter –
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa – bangsa lainnya.
4.      Berinteraksi dengan bangsa – bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam ruang lingkup mata pelajaran PKN untuk pendidikan dasar dan menengah,
menurut Permendiknas NO.22Tahun 2006 secara umum meliputi subtansi kurikuler yang
didalannya mengandung nilai dan moral sebagai berikut .
1.      Persatuan dan Kesatuan bangsa , meliputi  : Hidup rukun dalam perbedaaan , cinta
lingkungan , kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda , Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara , siakap positif terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia , Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2.      Norma , hukum dan peraturan , meliputi : Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib
disekolah , Norma – norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara , sistem hukum dan
peradilan nasional , hukum dan peradilan internasional.
3.      Hak Asasi Manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota
masyarakat , instrument nasional dan internasional HAM , pemajuan , penhormatan dan
perlindungan HAM .
4.      Kebutuhan warga negara meliputi : hidup gotong royong , harga diri sebagai warga
masyarakat , kebebasan berorganisasi ,kemerdekaan mengeluarkan pendapat , menghargai
keputusan bersama , prestasi diri , persamaan kedudukan warga Negara.
5.      Kostitusi Negara meliputi : Proklamasi kemerdekan dan konstitusi yang pertama , konstitusi
– konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia , Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6.      Kekuasaan dan Politik , meliputi : Pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah
dan otonomi pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik , budaya politik, budaya
demokrasi menuju masyarakat madani , sistem pemerintahan ,Pers dalam masyarakat
demokrasi .
7.      Pancasila , meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara , proses
perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai – nilai pancasila dalam
kehidupan sehari – hari , Pancasila sebagai ideology terbuka .
8.      Globalisasi meliputi : Globalisasi dilingkungannya , politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi , Dampak globalisasi , Hubungan Internasional dan organisasi Internasional ,dan
Mengevaluasi globalisasi .”
Khusus untuk SD/ MI lingkup ini PKN dikemas dalam SK dan KD yang secara sekuensial
diorganisasikan sebagai berikut . Jika di analisis secaraintrinsik , dalam setia KD tersebut
tersimpul muatan nilai dan moral antara lain sebagai berikut .
Kelas 1 semester 1
Standar kompetensi Kompetensi Dasar Muatan Nilai dan Moral
1. Menerapkan hidup 1.1    menjelaskan  perbedaan   kebersamaan
rukun dalam jenis kelamin, agama, dan  kerukunan
perbedaan suku bangsa   keberagaman
1.2    memberikan contoh   kekeluargaan
hidup rukun melalui   kesadaran gender
kegiatan dirumah dan
disekolah
1.3    menerapkan hidup rukun
di rumah dan disekolah
2. Membiasakan  2.1 Menjelaskan  penting
nya tata tertib dirumah 
dan di sekolah
2.2    Melaksanakan tata tertib
dirumah dan di sekoah

Kelas II Semester 1
Standar kompetensi Kompetensi dasar Muatan nilai dan moral
1. Membiasakan hidup 1.1  mengenal pentingnya   kerukunan hidup
bergotong royong hidup rukun, saling   saling peduli
berbagi dan tolong   saling tolong menolong
menolong   saling berbagi kebaikan
1.2  melaksanakan hidup
rukun, saling berbagi dan
tolong menolong
dirumah dan disekolah
2. Menampilkan sikap 2.1  menegnal pentingnya   cinta alam sekitar
cinta lingkungan lingkungan alam seperti   kesadaran akan keterkaitan
dunia tumbuhan dan manusia dengan alam
dunia hewan sekitar
2.2  melaksanakan   kesadaran lingkungan
pemeliharaan lingkungan  kebiasaan memelihara
alam alam sekitar

Kelas III semester 1


Standar kompetensi Kompetensi dasar Muatan nilai dan moral
1. mengamalkan makna1.1  mengenal makna satu   menghargai kebersamaan
sumpah pemuda nusa, satu bangsa dan satu
  menghargai persatuan
bahasa Indonesia
1.2 mengamalkan nilai-   menghormati suku atau
nilai sumpah pemuda etnis lain
dalam kehidupan sehari-   teguh pendirian
hari
2. melaksanakan norma2.1  mengenal aturan-aturan   menyadari adanya hukum
yang berlaku yang berlaku di dalam masyarakat
dimasyarakat masyarakat   mematuhi aturan yang
2.2  menyebutkan contoh berlaku dilingkungannya
aturan-aturan yang   menyadari pentingnya
berlaku dilingkungan ketertiban masyarakat
masyarakat sekitar
2.3  melaksanakan aturan-
aturan yang berlaku
dilingkungan masyarakat
sekitar

Kelas IV semester 1
Standar kompetensi Kompetensi dasar Muatan nilai dan moral
1. memahami sistem 1.1  mengenal lembaga-   kesadaran akan pentingnya
pemerintahan desa lembaga dalam susunan pemerintahan
dan pemerintahan pemerintahan desa dan   peduli terhadap
kecamatan pemerintahan kecamatan pemrintahan desa
1.2  menggambarkan struktur  peduli terhadap
organisasi desan dan pemerintahan kecamatan
pemerintah kecamatan   berkomunikasi santun
dengan unsur
pemerinthan setempat
2. memahami sistem 2.1  mengenal lembaga-   kesadaran akan pentingnya
pemerintahan lembaga dalam susunan pemerintahan
kabupaten, kotan dan pemerintahan kabupaten, kabupaten/kota dan
provinsi kota dan provinsi provinsi
2.2  menggambarkan struktur  peduli terhadap
organisasi kabupaten, kota pemerintahan
dan provinsi kabupaten/kota dan
provinsi
  peduli terhadap
pemerintahan kecamatan,
kabupaten/kota dan
provinsi
  berkomunikasi santun
dengan unsur pemerintah
kabupaten/ kota dan
provinsi
Kelas V semester 1
Standar kompetensi Kompetensi Dasar  Muatan Nilai dan Moral
1. memahami  1.1  mendeskripsikan NKRI   Kesadaran berbangsa satu
pentingnya keutuhan1.2  Menjelaskan pentingnya bangsa Indonesia
Negara Kesatuan keutuhan NKRI   Kesadaran bertanah
Republik Indonesia   1.3  Menunjukkan contoh – tumpah darah satu , tanah
(NKRI) contoh perilaku dalam air Indonesia
menjaga keutuhan NKRI   Kesadaran menjunjung
bahasa persatuan , bahasa
Indonesia
  Kesadaran bahwa bagi
Indonesia bahwa bagi
Indonesia bentuk negara
kesatuan adalah final
  Sikap saling menghormati
anatar unsur dalam
kehidupan
1. Memahami peraturan 2.1 menjelaskan   Kesadaran bahwa dimana
perundang – pengertian dan ada masyarakat disitu ada
undangan tingkat pentingnya  peraturan hukum
pusat dan daerah perundang – undangan   Kesadaran bahwa
tingkat pusat dan daerah Indonesia adalah negara
2.2 memberikan contoh hukum
peraturan perundang –   Kesadaran bahwa
undangan tibgkat pusat perundang – undangan
dan daerah seperti pajak, diperlukan untuk
anti korupsi, lalu lintas , menjalankan UUD 1945
larangan merokok.   Kesadaran adanya tata
urutan perundang –
undangan
  Rasa keterikatan secara
personal sosial terhadap
peraturan perundang –
undangan
  Kepatuhan terhadap
peraturan perundang-
undangan yang terkait
pada status dan perannya
dalam  kehidupan.
  Kebiasaan menjalankan
peraturan karena
kesadaran akan
pentingnya ketertiban
Kelas VI ,semester 1
Standar kompetensi Kompetensi dasar Muatan nilai dan moral
1. Menghargai nilai- 1.1  mendeskripsikan nilai –   kebersamaan
nilai juang dalam nilai juang dalam proses   kesadaran nasional
proses perumusan perumusan sebagai dasar   kemerdekaan
pancasila sebagai negara   toleransi antar umat
dasar negara 1.2  menceritakan secara beragama,antar golongan,
singkat nilai kebersamaan antar suku
dalam proses perumusan   kesadaran  identitas
pancasila sebagai dasar nasional
negara   semangat bermusyawarah
1.3  meneladani nilai – nilai
juang para tokoh yang
berperan dalam proses
perumusan pancasila
sebagai dasar negara
dalam kehidupan sehari -
hari
2. memahami sistem 2.1  menjelaskan proses   Kesadaran hidup
pemerintahan pemilu dan pilkada berdemokrasi
republik Indonesia 2.2  mendeskripsikan lembaga  Kesadaran memilih dan
– lembaga negara sesuai dipilih
UUD 1945 hasil   Sikap siap kalah dan siap
amandemen menang
2.3   mendeskripsikan tugas
dan fungsi pemerintahan
pusat dan daerah

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan
materi pokok , kegiatan pembelajaran , dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian . dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan
standar proses dan penilaian [3]
C.     Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam PPKn MI/SD
Hubungan interaktif proses pengembangan nilai dan moral dengan proses pendidikan di
sekolah harus dilihat dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan operasional.
Konsep-konsep “values education, moral education, education of virtues” yang secara
teoritik oleh Lickona (1992) diperkenalkan sebagai program dan proses pendidikan yang
tujuannya selain mengembangkan pikiran atau menurut Bloom untuk mengembangkan niali
dan sikap. Seperti dikutip oleh Lickona (1992) Theorode Rosevelt(mantan Presiden USA)
dan Bill Honing (superintendent of public Instruction, California) memberi landasan
pentingnya pendidikan di Amerika. Rosevelt mengatakan bahwa “ mendidik orang, hanya
tertuju pada pikirannya dan bukan moralnya, sama dengan mendidikan keburukan kepada
Masyarakat”.
Berpijak dengan penuh kesadaran pada pemikiran tersebut, sejak dini sekolah
diharapkan mampu mengambil peran yang aktif dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan nilai moral yang bersumber dari kebijakan dan keadaan demokrasi.
Bagaimana nilai moral berkembang dalam diri individu ?
Secara teoritik nilai moral berkembang secara psikologis dalam diri individu mengikuti
perkembangan usia dan konteks sosial. Dalam kaitannya dengan usia, Piaget merumuskan
perkembangan kesadaraan dan pelaksanaan aturan sebagai berikut :
   Tahap pada domain kesadaran mengenai aturan :
1.         Usia 0-2 tahun. Pada awal usia ini aturan dirasakan sebagai  hal yang tidak memaksa.
2.         Usia 2-8 tahun. Pada usia aturan disikapi sebagai hal yang bersikap sacral dan diterima tanpa
pemikiran.
3.         Usia 8-12 tahun. Pada usia ini aturan diterima sebagai hasil kesepakatan.
Tahapan pada domain pelaksanaan aturan :
1.         Usia 0-2 tahun. Pada usia ini aturan dilakukan sebagai hal yang hanya bersifat motorik saja.
2.         Usia 2-6 tahun. Pada usia ini aturan dilaksanakan sebagai perilaku yang lebih berorientasi
pada diri sendiri.
3.         Usia 6-10 tahun. Pada usia ini aturan diterima sebagai perwujudan dari kesepakatan.
4.         Usia 10-12 tahun. Pada usia ini aturan diterima sebagai ketentuan yang sudah dihimpun.
Bertolak dengan teorinya itu Piaget menyimpulkan bahwa pendidikan sekolah
seyogiyanya menitik beratkan pada pengembangan kemampuan mengambil keputusan dan
memecahkan masalah dan membina perkembangan moral dengan cara menuntut pada peserta
didik untuk mengembangkan aturan berdasarkan keadilan/kepatutan. Dengan kata lain,
pendidikan nilai berdasarkan teori Piaget adalah pendidikan nilai moral atau nilai etis yang
dikembangkan berdasarkan pendekatan psikologi berkembang moral kognitif. Di situlah
pendidikan nilai dititikberatkan pada pengembangan perilaku moral yang dilandasi oleh
penalaran moral yang dicapai dalam konteks kehidupan masyarakat.[4]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Konsepsi pendidikan nilai moral piaget yang menitik beratkan pada pembangunan
kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah moral dalam kehidupan dapat
diadaptasi dalam pendidikan nilai di Indonesia dalam konteks demokrasi konstitusional
Indonesia dan konteks sosial-kultural masyarakat Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika
termasuk dalam keyakinan agama. Konsepsi pendidikan nilai moral kohlberg yang menitik
beratkan pada penalaran moral melalui pendekatan klarifikasi nilai yang member kebebasan
kepada individu peserta didik untuk memilih posisi moral, dapat digunakan dalam konteks
pembahasan nilai selain nilai aqidah sesuai dengan keyakinan agam masing-masing.
Konsepsi dapat digunakan sebagai salah satu landasan bagi pengembangan paradigm
penelitian perkembangan moral bagi warga Indonesia.
2.      Dalam ruang lingkup mata pelajaran PKN untuk pendidikan dasar dan menengah, menurut
Permendiknas NO.22Tahun 2006 secara umum meliputi subtansi kurikuler yang didalannya
mengandung nilai dan moral sebagai berikut : Persatuan dan Kesatuan bangsa ,Norma ,
hukum dan peraturan ,Hak Asasi Manusia ,Kebutuhan warga negara ,Kostitusi Negara ,
Kekuasaan dan Politik, Pancasila ,Globalisasi
3.      Hubungan interaktif proses pengembangan nilai dan moral dengan proses pendidikan di
sekolah harus dilihat dalam paradigma pendidikan nilai secara konseptual dan operasional.
Konsep-konsep “values education, moral education, education of virtues” yang secara
teoritik oleh Lickona (1992) diperkenalkan sebagai program dan proses pendidikan yang
tujuannya selain mengembangkan pikiran atau menurut Bloom untuk mengembangkan niali
dan sikap.

B.     Saran
1.      Untuk peserta didik sebaiknya dapat memahami bagaimana definisi dan hakikat sastra anak.
2.      Untuk pendidik diharapkan lebih memahami akan implementasi hakikat sastra anak dalam
pembelajaran di sebuah kelas.
3.      Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi
pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi pelaku
kependidikan.
DAFTAR RUJUKAN

Udin S. Winataputra, 2014, Pembelajaran PKN di SD (Tangerang: Universitas Terbuka)


Teguh, Karakteristik Pkn Sebagai Pendidikan Moral,
http://teguh-gooo-enjoe.blogspot.co.id/2013/02/karakteristik-pkn-sebagai-pendidikan.html
 

Anda mungkin juga menyukai