UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan Terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bias pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbataasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………………… i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Berkowitz (1998) kebiasaan berbuat baik tidk selalu menjamin bahwa
manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai-nilai
karakter. Misalnya seseorang yang terbiasa berkata jujur karena takut mendapat
hukuman, maka bias saja orang ini tidak mengerti tingginya nilai moral dan kejujuran itu
sendiri. Oleh karena itu, pendidikan karakter memerlukan juga aspek emosi.
Sekolah dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan yang paling awaal untuk
menanamkan sejumlah nilai-nilai karakter untuk membentuk kepribadian peserta didik.
Jika pembentukan kepribadian peserta didik pada jenjang pendidikan ini dapat
dilaksanakan dengan baik dan tepat maka kualitas hasil pendidikan akan tercapai
1
dengan baik pula. Mata pelajaran Pkn SD di tujukan untuk pembentukan dasar-dasar
nilai dan moral yang kuat bagipeserta didik.
Oleh karena itu dalam membelajarkan PKn di SD, guru harus berkomitmen untuk
mengembangkan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai dimaksud,
mendefenisikannya dalam bentuk indikator perilaku yang dapat diamati dalam
kehidupan sehari-hari, mencontohkan nilai-nilai tersebut di sekolah dan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam penjelasan UU 20/2003 tentang Sisdiknas pada pasl 37 ayat (1) dijelaskan
bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di maksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air (Depdiknas, 2007:50). Rasa kebangsaan dan cinta tanah air akan muncul
apabila peserta didik memahami, mengakui, menghayati dan mengamalkan nilai, norma,
dan moral bangsanya yang sekaligus menjadi kepribadian bangsa Indonesia. Selanjutnya
dalam permen 22/2006 tentang standard Isi dijelaskan bahwa PKn merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan waranegaraan yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang di amanatkan oleh pancasila dan UUD 1945
(Depdiknas, 2006:271).
Deng singkat dapat dikatakan bahwa tujuan PKn ialah mengembangkan seseorang
sebagai warga Negara yang baik (good citizen), dan yang menjadi pokok permasalahan
PKn adalah pendidikan moral (Tilar, 2003:178). PKn tidak hanya menyangkut aspek
kognisi saja melainkan juga aspek afeksi dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut tidak
boleh terpisah antara satu dengan yang lainnya dalam pembelajaran PKn.
Pengembangan afeksi pada pendidikan nilai tidak bias dipisahkan dari aspek
kognisi, afeksi, dan psikomotor. Keterkaitan ranah tersebut disebabkan adanya
hubungan antara tingkat perkembangan kognitif dan kemampuan untuk bernalar
mengenai masalah-masalah moral. Menurut Syarifuddin (dalam wahab, 2004: 7.6)
proses pendidikan moral sangat erat kaitannya dengan proses perkembangan moral. Hal
ini sudah barang tentu sesuai dengan tujuan pendidikan PKn yang membina nilai-nilai
moral dalam diri anak didik.
3
PKn merupakan mata pelajaran multidimensional, dimana materi ajar mata
pelajaran tersebut memuat materi dari beberapa disiplin ilmu. Muatan materi PKn
dimaksud adalah antara lain nilai, moral, sosiologi, tatanegara dan politik. Akan tetapi
yang paling pokok dan menunjang adalah pendidikan nilai moral (wahab, 2004: 1.19).
Sebagai mata pelajaran yang lebih banyak berorientasi nilai dan moral, PKn bertujuan
untuk membina nilai-nilai moral dalam diri peserta didik. PKn sebagai mata pelajaran
yang lebih terfokus pada nilai-nilai dan moral dituntut untuk bias mencetak generasi
bangsa yang bermoral dan berkepribadian yang luhur.
Pada hakikatnya, tujuan mata pelajaran pkn adalah penanaman nilai-nilai dan
karakter peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya dan berkepribadian
Indonesia. Dengan demikian, hakikat pembelajaran PKn tersebut sangat relevan dengan
tujuan pendidikan nilai-moral dan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dalam
upaya menjadikan peserta didik sebagai warga Negara yang baik, harus tetap berakar
pada agama, adat istiadat, dan nilai-nilai sosial budaya Indonesia. Oleh karena itu, dalam
pendidikan karakter perlu ditanamkan sejumlah nilai-nilai yang dapat menjadi pedoman
dan bagian hidup seseorang peserta didik karakter dalam pembelajaran adalah dengan
menanamkan nilai-nilai karakter terhadap peserta didik dalam pembelajaran.
4
dilakukan melalui pembelajaran konsiderasi, pembentukan rasional, klarifikasi nila (VCT),
pengembangan moral kognitif, dan pembelajaran nondirektif.
Pendidikan nilai dan karakter dalam PKn harus ditekankan pada aspek afeksi
dalam pembelajaran, terutama pada jenjang pendidikan dasar. Aspek afeksi artinya
bagian individu yang mengandung kepribadian, sifat-sifat seseorang dan kata hati.
Dalam hal ini guru jangan sampi salah kaprah dengan mengajarkan konsep nilai-nilai
tertetu dalam tataran pengetahuan (kognitif) saja, sehingga siswa bukannya menghayati
dan mengaktuaalisasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya melainkan terjebak
pada hapalan-hapalan dalam ranah pengetahuan saja.
Agar proses penanaman nilai-nilai dalam pembelajaran PKn dapat berjalan dengan
baik dan optimal, maka guru terlebih dahulu harus menganalisis muatan nilai-nilai yang
menjadi core pada setiap KD mata pelajaran PKn. Kegiatan analisis tersebut merupakan
bagian yang tidak terpisah dari kegiatanmenyusun perencanaan pembelajaran PKn atau
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
5
Analisis nilai-nilai karakter tersebut di lakukan pada dua hal utama, yakni : (1)
Menentukan dimensi konsep, nilai, norma, dan moral yang tergantung dalam
Kompetensi Dasar (KD), dan (2) Menekankan nilai-nilai karakter yang menjadi subtansi
inti yang tertuang dalam Kompetensi Dasar (KD)
Pemetaan nilai-nilai yang menjadi core pada setiap KD mata pelajaran PKn, dengan
mengikuti langkah-langkah berikut :
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti dan lugas. Pada saat
pembuatan makalah kami menyadri bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh sebab itu kami harapkan keritik serta sarannya mengenai
pembahasan makalah di atas.
7
DAFTAR PUSTAKA
Berkowitz, Marvin. 1998. Caracter Education Informational Handbook & Guide. Naskah
dalam bentuk Soft file. Diakses pada laman:
http://www.ncpublicschools.org/caractereducation/handbook/pdf/content.pdf
Depdiknas. 2006. Permen Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas