peserta didik”
3. AGGY ADINDA
4. YUNITA PEBRINA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
anugerah dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide ini.
Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide yang menjadi
salah satu tugas wajib dari mata kuliah Filsafat Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak Terima kasih kepada pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi kami sendiri. Kami sangat mengaharapkan kritik dan
saran terhadap laporan ini agar kami nantinya dapat meningkatkan kemampuan kami lebih
baik lagi. Karena kami sadar, laporan ini masih banyak kekurangan dan kelebihan yang
mungkin tidak kami sadari.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Pendidikan karakter mempunyai tujuan penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan
tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Selain itu, pendidikan
karakter bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah
yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara
utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan (Samani dan
Hariyanto, 2011: 42-43).
Bagaimana pendidikan karakter yang diterapkan oleh guru dan sekolah dalam
pembelajaran bagi peserta didik?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pendidikan karakter yang diterapkan oleh guru dan sekolah dalam
pembelajaran di kelas dan lingkungan sekolah
II. PEMBAHASAN
Kata “character” berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave
(melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar
dari pengertian yang seperti itu, character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri khusus.
Dalam kamus terbaru Bahasa Indonesia, karakter artinya sifat, akhlak, budi pekerti yang
menjadi ciri khas seseorang. I.R Pedjawawijatna mengemukakan: “Watak atau karakter ialah
seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani, jadi dengan pilihan) terlibat dalam situasi,
jadi memang di bawah pengaruh dari pihak bakat, temperamen, keadaan tubuh, dan lain
sebagaiannya” (Purwanto, 1999).
Pendidikan artinya proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam
usaha mendewasakan manusia. Menurut Dinn Wahyudin, pendidikan adalah humanisasi
(upaya memanusiakan manusia) yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia (peserta
didik) agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya (Wahyudin, 2009). W.S.
Winkel dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran, mendefinisikan pendidikan ialah
bantuan yang diberikan orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar dia mencapai
kedewasaan (Winkel, 1983). Pemerintah dalam UU RI No. 20 tahun 2003 memuat pengertian
pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Kemdiknas, 2003).
Pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh berbagai personil
sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat
untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian,
dan bertanggung jawab (Daryanto, 2013). Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah proses pengubahan sifat, kejiwaan, akhlak,
budi pekerti seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa (manusia seutuhnya/insan kamil)
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Esa berdasarkan pancasila.
2.2 Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Sesuai dengan fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Esa berdasarkan pancasila.
Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia dewasa ini, terutama
di kalangan siswa, menuntut diselenggarakannya pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk
memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
yang baik dan membantu para siswa membentuk dan membangun karakter mereka dengan
nilai- nilai yang baik.
Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu seperti
rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, dan adil dan membantu siswa untuk memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri untuk
mencapai kesuksesan hidup. Hasil penelitian psikologi sosial menunjukkan bahwa orang yang
sukses di dunia ditentukan oleh peranan ilmu sebesar 18%, sisanya 82% ditentukan oleh
keterampilan emosional, soft skill (karakter), dan sejenisnya (Elfindri, 2011).
a. Kebijakan sekolah dan dukungan administrasi sekolah terhadap pendidikan karakter yang
meliputi: Visi dan misi pendidikan karakter, sosialisasi, dokumen pendidikan karakter dll.
b. Kondisi lingkungan sekolah meliputi: sarana dan prasarana yang mendukung, lingkungan
yang bersih, kantin kejujuran, ruang keagamaan dll.
c. Pengetahuan dan sikap guru yang meliputi: konsep pendidikan karakter, cara membuat
perencanaan pembelajaran, perangkat pembelajaran, kurikulum, silabus, RPP, bahan ajar,
penilaian, pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran dll.
d. Peningkatan kompetensi guru.
e. Dukungan masyarakat.
Dalam hal merealisasikan upaya — upaya pendidikan karakter seperti yang dijabarkan di
atas, penulis memiliki beberapa ide untuk mengembangkan pendidikan karakter para siswa,
sebagai berikut.
1. Setiap guru bidang studi harus menerapkan pendidikan karakter pada peserta didik di
setiap pertemuannya. Setiap guru sebaiknya memiliki peraturan yang harus dipatuhi
selama guru tersebut mengajar di jam pelajaran tersebut. Guru membuat kesepakatan
bersama dengan murid dalam hal peraturan ini. Di dalam membuat peraturan, terjadi
musyawarah yang merupakan salah satu upaya membentuk pendidikan karakter.
Guru juga harus membuat hukuman apabila murid melanggar peraturan tersebut.
Selain peraturan untuk murid, guru juga harus mengutarakan prinsipnya sebagai
seorang guru dan berusaha menjalankan prinsipnya tersebut. Guru harus menepati
janjinya kepada murid agar murid juga belajar dari karakter guru.
2. Dalam membentuk karakter yang jujur, para guru bisa mencoba memberikan ujian
kepada siswa tanpa diawasi. Hal ini mungkin terlalu beresiko karena para siswa besar
kemungkinan akan tetap menyontek dan tidak akan ada yang mengaku ketika ditanya
siapa yang berbuat curang. Hal ini bisa disiasati dengan cara setelah ujian selesai, guru
bertanya pada siswa siapa yang berbuat curang dan berbuat jujur, dengan menjanjikan
nilai 100 pada siswa yang berbuat jujur dan meminta siswa yang berbuat jujur
mengatakan siapa saja yang berbuat curang. Hal ini dilakukan untuk melatih mereka
melaksanakan ujian secara jujur karena kejujuran merupakan hal yang lebih utama
dibandingkan nilai ujian.
3. Kepala Sekolah membuat program mingguan dan bulanan dalam pendidikan karakter
para siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat para siswa bergotong royong di
setiap hari Sabtu. Bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah dan membuat
lingkungan sekolah tetap terjaga agar selalu nyaman berada di sekolah. Kepala Sekolah
juga bisa membuat lomba setiap minggu mengenai kebersihan dan kerapian kelas.
Memberikan apresiasi pada kelas yang selalu bersih dan rapi juga membentuk karakter
siswa agar mereka selalu bersih dan rapi. Selain itu, bentuk pujian dari kepala sekolah
yang disampaikan ke seluruh warga sekolah juga dapat membangkitkan semangat
siswa yang menang maupun kalah dalam hal kebersihan dan kerapian. Program
bulanan juga dapat dilakukan dengan membuat seminar motivasi dan pendidikan
mengenai pembentukan karakter siswa. Hal ini dilakukan agar siswa terus termotivasi
untuk menjadi karakter yang lebih baik dengan memberikan motivasi dari berbagai
orang baik itu kepala sekolah, guru, alumni yang berhasil, maupun orang yang
berpengaruh di masyarakat.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah adalah proses pengubahan sifat, kejiwaan, akhlak, budi
pekerti seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa (manusia seutuhnya/insan kamil).
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Esa berdasarkan pancasila.
Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu seperti
rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, dan adil dan membantu siswa untuk memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri untuk
mencapai kesuksesan hidup. Pendidikan karakter di sekolah dapat diterapkan melalui
keteladanan yang dilakukan guru dan juga dapat ditanam melalui pembiasaan secara terus
menerus.
Saran
Dalam membentuk karakter yang baik bagi para peserta didik, sekolah perlu untuk terus —
menerus melakukan berbagai upaya melalui pendidikan karakter. Hal ini harus diterapkan
secara pasti oleh sekolah dan setiap guru bidang studi. Apabila terdapat kekurangan pada
upaya yang dilakukan, sekolah perlu mencari solusi yang lebih baik agar pendidikan karakter
bisa diserap dengan baik dan menyeluruh pada setiap siswa.
DAFTAR PUSTAKA
https://imansantoso73.wordpress.com/2013/05/10/pendidikan-karakter-dalam-pembelajaran/
(diakses pada 04 November 2019)