Oleh:
Kelompok 6
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"PENDIDIKAN KARAKTER, PENDIDIKAN KARAKTER DISEKOLAH "
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pedagogi. Selain itu,makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang nilai dan karakter pendidikan bagi para
pembaca dan juga penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Dengan undang-undang no. Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 adalah upaya
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, dengan kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan diri sendiri,
masyarakat, negara serta bangsa
7
Karakter secara harfiah berasal dari bahasa latin character, yang
meliputi: character, character, psychographic, character. watak, watak atau
watak.sehingga Anda dapat memahami karakter sebagai sifat dasar,
kepribadian, perilaku/perilaku dan kebiasaan pola murbei. Perspektif
pendidikan karakter adalah peran Pendidikan yang mengembangkan
karakter peserta didik. Mendidik Karakter adalah perjuangan bagi mereka
yang memiliki Dimensi agama, masyarakat, dan budaya dapat ditemukan di
akhlak yang baik dalam perkataan, perbuatan, dan pikiran,Turban dan
kepribadian. Sedangkan secara terminologi, karakter diartikan sebagai
Secara umum, manusia memiliki banyak karakteristik Itu tergantung
pada faktor hidupnya sendiri. (Buciori, Kompas) karakter adalah sifat
psikologis, moral atau karakter Ciri khas seseorang atau sekelompok orang.
(Majiddan Andayani, 2010:11) Cap perseorangan atau
Kelompok terkesan oleh alam, pendidikan atau kebiasaan. Karakternya
adalah Apakah nilai-nilai perilaku manusia berhubungan dengan Tuhan?
Yang Maha Esa, dirinya sendiri, sesama manusia, lingkungan dan
Kebangsaan tercermin dalam pikiran, sikap, perasaan, ucapan,
dan tindakan berdasarkan norma agama, hukum, pemerintahan Etiket,
Budaya dan Adat.
8
• Ratna Megawangi menyatakan bahwa Pendidikan karakter adalah sebuah
usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan
bijak dan mengaplikasikan hal tersebut dengan kehidupan sehari-harinya,
sehingga mereka dapat memberikan hal positif kepada lingkungan
sekitarnya
9
5. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab.
6. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
7. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi.
Pengembangan karakter siswa sejak SD juga melatih siswa untuk mulai
memberikan penilaian terhadap apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa
yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan serta apa tindakan
apa yang nantinya harus mereka ambil jika menemui satu permasalahan
dalam hidupnya secara dewasa dan bijaksana. Pengembangan pendidikan
karakter ini juga dapat menjadi dasar siswa dalam menghadapi masa
depannya pada era globalisasi seperti sekarang ini, dimana semua informasi
dengan mudahnya dapat diperoleh dan di akses secara terbuka dan gratis
dan celakanya guru, pihak sekolah, bahkan orang tua sekalipun tidak dapat
selalu bisa secara terus menerus mendampingi tumbuh kembang siswa, oleh
karena itu, pengenalan dasar karakter yang kuat dalam diri anak dapat
melatih siswa untuk mengendalikan dirinya sendiri berdasarkan pendidikan
karakter yang sudah tertanam di dalam dirinya.
Adapun tujuan pendidikan karakter secara operasional di sekolah yang
dikemukakan oleh Wiyani (2013: 70-72) adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan karakter memfasilitasi penguatan dan pengembangan
tertentu sehingga terbentuk perilaku siswa baik saat masih di sekolah
maupun setelah lulus. Pendidikan di sekolah bukan merupakan
dogmatisasi nilai, tetapi sebuah proses yang membawa siswa
memahami dan merefleksi pentingnya mewujudkan nilai-nilai yang
baik dalam berperilaku dikehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil
pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah, lulusan sekolah
akan memiliki sejumlah perilaku khas sebagaimana nilai yang
dijadikan rujukan sekolah tersebut.
10
2. Mengoreksi perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang
dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki sasaran untuk
meluruskan berbagai perilaku siswa menjadi perilaku positif.
Pelurusan tingkah laku ini dimaknai sebagai proses pedagogis bukan
suatu pemaksaan atau pengondisian yang tidak mendidik.
3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama. Tujuan ini
bermakna bahwa karakter di sekolah harus dihubungkan dengan pola
pengasuhan di tengah keluarga. Jika pendidikan di sekolah hanya
bertumpu pada interaksi antara siswa dengan guru di kelas dan
sekolah, tetapi tidak dibarengi dengan karakter yang sama yang
berlaku di tengah keluarga dan masyarakat, maka pembentukan
karakter yang diharapkan akan sulit untuk tercapai. Sekolah bukan
hanya menjadi sarana untuk menuntut ilmu tetapi juga menjadi
lingkungan sosial kedua setelah lingkunganm sekitar tempat tinggal
anak. Di sekolah siswa belajar untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya sebelum mereka menghadapi lingkungan masyarakat
yang lebih luas. Untuk itu pembangunan karakter di sekol;ah dasar
menjadi sangat penting.
11
guru, staf, maupun kepala sekolah, dapat juga dilakukan dengan spontan
seperti guru menegur siswa bila ada yang melanggar aturan disekolah,
teguran ini bisa berupa lisan maupun tulisan yang diberikan kepada siswa.
Yang kedua yaitu pengkondisian lingkungan, misalnya menjaga kebersihan
adalah hal yang penting di lingkungansekolah, maka sekolah menyediakan
tempat sampah dan menanamkan sikap bahwa bersih itu indah dan
merupakan sebagian dari iman. Jika ada siswa yang membuang sampah
sembarangan, guru akan memberikan sanksi sehingga akan membuat siswa
tersebut jera.
b. Kegiatan ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler adalah kegiatan guna meningkatkan
mutupendidikan dan meningkatkan kualitas kepribadian siswa diluar jam
pelajaran. Berikut beberapa kegiatanekstrakulikuler yang ada disekolah
dalam rangka menginternalisasikan pendidikan karakter.
1. Lokakarya kegiatan kesiswaan, biasanya dilakukan setiap tahun
baru untuk memadukan kegiatan akademik dan non akademik.
2. Pengembangan minat dan bakat, pengembangan ini diadakan untuk
meningkatkan potensi siswa pada suatu bidang misalnya klub
basket, klub voli, klub futsal, palang merah remaja, vokal grup, klub
seni, serta siswa pecinta alam.
3. Pendidikan kecakapan hidup, kegiatan ini diadakan agar siswa dapat
menambah ilmu atau kemampuan untuk mengatasi persoalan hidup
baik yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, dan
lingkungan sekitar.
4. Perlombaan atau pertandingan, hal ini dilakukan supaya siswa
berkompetisi secara sehat dan terhindar dari kecurangan saat
perlomba.
c. Kemitraan sekolah dan keluarga
Pola pendidikan karakter disekolah maupun di rumah hendaknya
seimbang agar tidak terjadi kebingungan pada diri anak. Jika nilai-nilai yang
di ajarkan disekolah dan dirumah berbeda, maka anak akan susah memilih
12
ajaran mana yang harus diterapkan dalam lingkungan sehari-hari. Nilai-nilai
positif yang ada di lingkungan sekolah hendaknya di adapatsikan juga di
lingkungan rumah berupa dukungan terhadap anak, tentunya hal ini di
komunikasikan antara pihak sekolah dan keluarga, baik melalui lisan
maupun tulisan.
Ada lima faktor yang mendukung pengembangan suasana positif di sekolah,
yaitu :
1. Partisipasi. Orangtua dan guru harus mengembangkan suasana
positif kepada anak, agar anak dapat mengungkapkan gagasan,
perasaan, dan dapat membuat atau mengajukan pendapatnya sendiri.
2. Kepemimpinan. Selain guru dan orangtua, anak juga perlu memiliki
sifat kepemimpinan didalam dirinya sendiri. Ada dua fungsi agar
suatu kelompok dapat bekerja dengan baik, yaitu fungsi tugas dan
fungsi sosial. Fungsi tugas berguna agar suatu kelompok dapat
mencapai tujuan akademik, sedangkan fugsi sosial berguna agar
suatu kelompok dapat menjaga kesatuan internaldan menjalin
keakraban.
3. Persahabatan. Persahabatan dapat membawa hal-hal yang positif
dan tentunya di dukung oleh orangtua
4. Norma. Norma atau aturan hendaknya di ajarkan kepada anak,
karena norma memengaruhi keterlibatan pada anak yang berdampak
pada kualitas hubungan antar pribadi. Suasana lingkungan atau kelas
yang teratur membuat anak merasa nyaman dan saling toleransi
kepada teman-temannya.
5. Kekohesifan. Kohesif adalah kesenangan dalam berkelompok untuk
tetap berada di kelompoknya. Anak-anak akan merasa senang bila
memiliki perasaan nyaman di sekolah dan di rumah. Tentunya
dukungan guru dan orangtua sangan penting dalam hal tersebut.
Dengan adanya lima faktor tersebut dapat menghasilkan pendidikan
karakter yang sehat dan seimbang di lingkungan sekolah dan rumah
disertai kerjasama antar guru dan orangtua.
13
2.7 Macam-macam Pendidikan Karakter
1. Religius, religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
2. Jujur, jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan tindakan dan pekerjaan.
3. Toleransi, toleransi merupakan sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan yang
berbeda dengan dirinya.
4. Disiplin, disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai peraturan.
5. Kerja keras, kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi hambatan belajar dan tugas. Serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik baiknya.
6. Kreatif, kreatif merupakan berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang di milikinya
7. Menghargai prestasi, menghargai prestasi merupakan sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan
orang lain.
8. Komunikatif, komunikatif merupakan tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
9. Cinta Damai, Cinta Damai merupakan sikap perkataan dan tindakan
yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
10. Gemar Membaca, gemar membaca merupakan kebiasaan menyediakan
waktu. untuk membaca di berbagai bacaan yang memberikan kebajikan
pada dirinya.
11. Peduli lingkungan, peduli lingkungan yang merupakan sikap dan
tindakan yang selalu. berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya untuk
14
12. Mandiri, Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain.
13. Demokratis, demokratis merupakan cara berpikir bersikap dan
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dengan orang
lain.
14. Rasa ingin tahu, rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya dilihat dan didengar.
15. Semangat kebangsaan, semangat kebangsaan itu merupakan cara
berpikir bertindak berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara diatas diri dan kelompoknya.
16. Cinta tanah air, cinta tanah air merupakan cara berpikir bersikap dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan kepedulian dan penghargaan yang
tinggi terhadap bangsa lingkungan Hai sosial budaya ekonomi dan
politik bangsa.
17. Budaya sosial, budaya sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
18. Tanggung jawab, tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang
seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan karakter merupakan nilai yang sangat penting dalam proses
memajukan bangsa. Pendidikan karakter berfungsi sebagai pijakan atau dasar
dalam membentuk sikap yang baik, akhlak, perilaku terpuji, memiliki
tanggung jawab, dan memiliki rasa disiplin yang tinggi. Pendidikan karakter
juga memiliki tujuan yang sangat penting antara lain meletakkan dasar-dasar
karakter yang baik, mengembangkan moral siswa berdasarkan keadilan,
mengembangkan potensi siswa, membiasakan prilaku terpuji, menanamkan
jiwa kepemimpinan, dan mengembangkan lingkungan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman dan jujur.
3.2 Saran
Sebagai calon guru (pendidik) kita harus mengetahui tentang alat-alat
pendidikan agar ketika masuk pada dunia pendidikan sudah menguasai hal tersebut.
Dan juga, kamimengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sebagai bahan evaluasi kedepannya, sehingga kami bisa melakukan perbaikan
dalam makalah ini
16
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Rahmat Hidayat, MA dan Dr. Abdillah, S.Ag, M.Pd. 2019, Ilmu
Pendidikan: Konsep, Teori dan Aplikasinya, LPPPI, Medan.
17