UNIVERSITAS TERBUKA
JURUSAN SI PGSD
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya . Makalah yang berjudul “ HAKIKAT, FUNGSI, DAN
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD” yang disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pembelajaran PKn di SD.
Makalah ini berisi tentang hakikat, fungsi, dan tujuan PKn di SD, ruang lingkup PKn di SD,
tuntutan pedagogis, dan karakteristik PKN sebagai pendidikan nilai dan moral, dan pendidikan nilai
dan moral dalam standar isi PKn di SD.
Harapan penulis makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang ruang
lingkup pembelajaran PKn di SD dari hakikat dan tujuan pendidikan PKn juga pendidikan nilai dan
moral di SD. Pentingnya pendidikan PKn di SD dapat menciptakan rasa cinta dan bela negara,
memiliki moral yang baik, mengamalkan nilai pancasila dilingkungan sekolah dan masyarakat.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................................
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang hakikat, fungsi, dan
tujuan PKn di SD, ruang lingkup PKn di SD, tuntutan pedagogis, dan karakteristik PKN sebagai
pendidikan nilai dan moral.
B. Rumusan Masalah
dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang ruang lingkup pembelajaran PKn di SD
dari hakikat dan tujuan pendidikan PKn juga pendidikan nilai dan moral di SD. Pentingnya
pendidikan PKn di SD dapat menciptakan rasa cinta dan bela negara, memiliki moral yang baik,
mengamalkan nilai pancasila dilingkungan sekolah dan masyarakat
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan melalui penulisan makalah ini dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air,
menerapkan nilai pancasila dan rasa toleransi pada anak – anak ditengah keadaan indonesia yang
krisis toleransi akan keberagaman suku, ras, dan agama.
BAB II
PEMBAHASAN
Soemantri ( 1967) istilah kewarganegara merupakan terjemahan “ civics” merupakan mata pelajaran
yang bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga negera yang baik
( good citizen) . warga negara yang baik adalah warga negara yang tahu, mau, dan mampu berbuat
baik, atau secara umum mengetahui, menyadari dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebaga
warga negara. Dan istilah kewarganegaraan digunakan dalam perundang – undangan mengenai status
formal warga negara sebagaimana diatur dalam UU No 2 tahun 1949.
Paradigma pendidikan demokrasi melalui PKN yang perlu dikembangkan dilingkungan sekolah ialah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Sifat multidimensionalitas antara lain terletak
pada:
1. Pandangannya bersifat pluralistik ( bermacam – macam, tetapi menyatu dalam pengertian Bhinneka
Tunggal Ika.
2. sikapnya dalam menempatkan individu, negara, dan masyarakat global secara harmonis
3. tujuannya diarahkan pada semua dimensi kecerdasan. ( Spiritual, rasional, emosional, dan sosial).
4. konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel atau luwes, dan
bervariasi merujuk pada dimensi tujuannya.
1. memberika perhatian yang cermat dan usaha sungguh – sungguh pada pengembangan pengertian
hakikat dan karakteristk aneka ragam demokrasi.
2. mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang sengaja dirancang dan memfasilitasi siswa agar
mampu mengeksplorasi bagaimana cita – cita demokrasi telah diterjemahkan kedalam kelembagaan
dan praktik diberbagai belahan bumi.
3. tersedianya sumber belajar yang memungkinkan siswa mampu mengeksplorasi sejarah demokras di
negaranya untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan demokrasi yang
diterapkan dinegaranya.
4. tersedianya sumber belajar yang memfasilitasi siswa untuk memahami penerapan demokrasi di
negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas tentang ragam ide dan sistem demokrasi
dalam berbagai konteks.
II. RUANG LINGKUP PKN DI SD
Berdasarkan Permendikans No 22. Tahun 2006 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek – aspek berikut
:
e. Konstitusi negara
g.Pancasila
h. Globalisasi
Proses pendidikan PKn dituntut dan menjadi kepedulian PKn ialah proses pendidikan yang terpadu
utuh, yang juga disebut sebagai bentuk confluent education ( Mc, Neil, 1981). Tuntutan pedagogis ini
memerlukan persiapan mental, professionalitas, dan hubungan sosial guru – murid yang kohesif. Visi
utama pendidikan PKN adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan
nilai demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Mata pelajaran
PKN mengusung misi pendidikan nilai dan moral.
1. materi PKn adalah konsep – konsep nilai pancasila dan UUD 45 beserta dinamika perwujudan
dalam kehidupan masyarakat negara indonesia.
2. sasaran belajar akhir PKn adalah perwujudan nilai – nilai tersebut dalam perilaku nyata kehidupan
sehari – hari
3. proses pembelajarannya menuntut keterlibatan emosional, intelektual, dan sosial dari peserta didik
dan guru sehingga nilai – nilai itu bukan hanya dipahami ( bersifat kognitif), tetapi dihayati ( bersifat
objektif) dan dilaksanakan bersifat perilaku.
Setiap konsep nilai pancasila yang telah dirumuskan sebagai butir materi PKn pada dasarnya harus
memiliki aspek :
a. konsep Moral
b. Sikap Moral
c. Perilaku Moral.
IV. KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
MODUL 2.
Pada dasarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni mengembangkan individu dan
masyarakat yang “ smart and Good” ( Likcsona, 1992: 6) konsepsi tujuan tersebut mengandung arti
tujuan pendidikan adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas dan baik. Bloom
(1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik; yakni
pengembangan pengetahuan dan pendidikan, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik.
Pendidikan nilai dalam penjelasan pasal 37 undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang pendidikan Nasional secara implisit tercakup dalam muatan pendidikan
kewarganegaraan, yang secara substansif dan pedagogis mempunyai misi mengembangkan peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air. Landasan kurikulum
yang dalam pasal 36 ayat (3) secara eksplisit memperhatikan persatuan nilai – nilai kebangsaan,
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, keragaman potensi daerah dan lingkungan dan
peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik.
1. pendidian nilai merupakan suatu kebutuhan sosiokultural yang jelas dan mendesak bagi
kelangsungan yang berkeadaban.
2. pewarisan nilai antar generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana sosiopsikologis dan
selalu menjadi tugas dari proses peradaban.
4. terdapat landasan etika umum, yang bersifat universal melintasi batas ruang dan waktu , dalam
masyarakat yang plularistik mengandung banyak potensi terjadinya konflik nilai.
5. demokrasi mempunyai kebutuhan khusus akan pendidikan moral karena inti dari demokrasi adalah
pemerintahan yang berakar dari rakyat , dan mengusung komitmen mweujudkan keadilan dan
kesejahteraan rakyat.
6. terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai di sekolah.
7. komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan membina
guru – guru yang berkeadaban dan professional.
8. pendidikan adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai suatu keniscayaan kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara sert bermasyarakat global .
Menurut Lickona ( 1992: 53-63) tiga dimensi nilai moral wawasan moral, wawasan nilai moral,
dimensi perasaan moral, dan dimensi perilaku moral.
B. KONSEPSI PENDIDIKAN NILAI MORAL
2. konsepsi pendidikan nilai moral Kohlberg yang menitikberatkan pada penalaran moral melalui
pendekatan klarifikasi nilai yang memberi kebebasan kepada individu peserta didik untuk memilih
posisi moral, dapat digunakan dalam konteks pembahasan nilai selain nilai aqidah sesuai dengan
keyakinan agama masing – masing. Konsepsi ini dapat digunakan sebagai salah satu landasan bagi
pengembangan paradigma penelitian perkembangan moral bagi orang Indonesia.
A. Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah, menurut
permendiknas No 22. Tahun 2006 secara umum meliputi:
5. Konstitusi negara
7. Pancasila
8. Globalisasi
Lickona ( 1992: 6-7) pendidikan moral merupakan aspek yang esensial bagi perkembangan dan
keberhasilan kehidupan demokrasi. Setiap individu warga negara seyogyanya mengerti dan memiliki
komitmen terhadap fondasi moral demokrasi yakni menghormati hak orang lain, mematuhi hukum
yang berlaku, partisipasi dalam kehidupan masyarakat, dan perduli terhadap perlunya kebaikan bagi
umum.
1. usia 0 -2 tahun : aturan dirasakan sebagai hal yang tidak bersifat memaksa
2. 2 -8 tahun : aturan disikapi sebagai hal yang bersifat sakral dan diterima tanpa pemikiran.
1. usia 0 -2 tahun : aturan hanya dianggap hal yang hanya bersifat motorik saja.
2. usia 2 – 6 tahun : aturan dilakukan sebagai perilaku yang berorientasi diri sendiri
Kohlberg merumuskan tiga tingkat yang terdiri atas enam tahap perkembangan moral :
1. tingkat 1: prekonvensioanal
Persamaan pendekatan nilai Piaget dan Kohlberg adalah pada fokusnya terhadap perilaku
moral yang dilandasi oleh penalaran moral, perbedaanya pada pembelajarannya. Piaget
menitikberatkan pada pengembangan kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan
masalah. Sedangkan Kohlberg menitikberatkan pada pemilihan nilai yang dipegang terkait
dengan alternatif pemecahan terhadap suatu dilema moral melalui proses klarifikasi bernalar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah memahami hakikat, fungsi dan tujuan pendidikan PKn
di Sd dan pendidikan nilai dan moral di sd. Bagi para guru untuk lebih memahami ruang lingkup
pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar dan standar isi pendidikan nilai moral disekolah dasar.
Juga tidak hanya menitikberatkan pada pendidikan moral dan pemecahan masalah tetapi juga nilai
keTuhanan dan rasa toleransi atas keberagaman yang Indonesia miliki.
B. SARAN
Penyusun sangat memahami tantangan pendidikan nilai dan moral di pendidikan dasar ditengah
kondisi Indonesia yang sarat konflik saat ini. Konflik antar suku, agama, dan ideologi, sangat penting
bagi para guru untuk dapat menerapkan dan mengajarkan nilai luhur pancasila kepada anak didik
disekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Udin, S. Winaputra, dkk. (2020). Pembelajaran PKn di SD . Tangerang Selatan. Universitas Terbuka