Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMBELAJARAN PKN DI SD PDGK 4201

MODUL 1 HAKIKAT, FUNGSI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DI SD

MODUL 2 KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI


DAN MORAL

NAMA : YUSTINA EKA (NIM : 858420774)

: HANA YARNAWATI ( NIM : 858416781)

: SRI FAULINA LESTARI ( NIM : 858422413)

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN SI PGSD
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya . Makalah yang berjudul “ HAKIKAT, FUNGSI, DAN
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD” yang disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pembelajaran PKn di SD.

Makalah ini berisi tentang hakikat, fungsi, dan tujuan PKn di SD, ruang lingkup PKn di SD,
tuntutan pedagogis, dan karakteristik PKN sebagai pendidikan nilai dan moral, dan pendidikan nilai
dan moral dalam standar isi PKn di SD.

Harapan penulis makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang ruang
lingkup pembelajaran PKn di SD dari hakikat dan tujuan pendidikan PKn juga pendidikan nilai dan
moral di SD. Pentingnya pendidikan PKn di SD dapat menciptakan rasa cinta dan bela negara,
memiliki moral yang baik, mengamalkan nilai pancasila dilingkungan sekolah dan masyarakat.

Barong Tongkok, 10 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar


Belakang ...................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

C. Tujuan Penulisan................................................................................................

D. Manfaat Penulisan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN 5

I. HAKIKAT , FUNGSI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD.........5

II. RUANG LINGKUP PKN DI SD..................................................................................................6

III. TUNTUTAN PEDAGOGIS PKN D SD......................................................................................6

IV. KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL............................7

V. PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM STANDAR ISI PKN DI SD............................8

VI. HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN NILAI DAN MORAL DALAM PKn.......9

BAB III. PENUTUP..............................................................................................................................11

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang hakikat, fungsi, dan
tujuan PKn di SD, ruang lingkup PKn di SD, tuntutan pedagogis, dan karakteristik PKN sebagai
pendidikan nilai dan moral.

B. Rumusan Masalah

 apa itu konsep hakikat, fungsi dan tujuan PKn di SD?


 Apa saja ruang lingkup PKn di Sd?
 Bagaimana dengan tuntutan pedagogis?
 Apa saja karakteristikPKn sebagai pendidikan nilai dan moral?
 Apa saja standar isi pendidikan nilai dan moral PKn di Sd

C. Maksud dan Tujuan

dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang ruang lingkup pembelajaran PKn di SD
dari hakikat dan tujuan pendidikan PKn juga pendidikan nilai dan moral di SD. Pentingnya
pendidikan PKn di SD dapat menciptakan rasa cinta dan bela negara, memiliki moral yang baik,
mengamalkan nilai pancasila dilingkungan sekolah dan masyarakat

D. Manfaat Penulisan

Diharapkan melalui penulisan makalah ini dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air,
menerapkan nilai pancasila dan rasa toleransi pada anak – anak ditengah keadaan indonesia yang
krisis toleransi akan keberagaman suku, ras, dan agama.
BAB II

PEMBAHASAN

MODUL 1 HAKIKAT , FUNGSI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI


SD

I. HAKIKAT, FUNGSI, DAN TUJUAN PKN DI SD

A. HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Soemantri ( 1967) istilah kewarganegara merupakan terjemahan “ civics” merupakan mata pelajaran
yang bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga negera yang baik
( good citizen) . warga negara yang baik adalah warga negara yang tahu, mau, dan mampu berbuat
baik, atau secara umum mengetahui, menyadari dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebaga
warga negara. Dan istilah kewarganegaraan digunakan dalam perundang – undangan mengenai status
formal warga negara sebagaimana diatur dalam UU No 2 tahun 1949.

B.FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Paradigma pendidikan demokrasi melalui PKN yang perlu dikembangkan dilingkungan sekolah ialah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Sifat multidimensionalitas antara lain terletak
pada:

1. Pandangannya bersifat pluralistik ( bermacam – macam, tetapi menyatu dalam pengertian Bhinneka
Tunggal Ika.

2. sikapnya dalam menempatkan individu, negara, dan masyarakat global secara harmonis

3. tujuannya diarahkan pada semua dimensi kecerdasan. ( Spiritual, rasional, emosional, dan sosial).

4. konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel atau luwes, dan
bervariasi merujuk pada dimensi tujuannya.

Pada wujud program pendidikan:

1. memberika perhatian yang cermat dan usaha sungguh – sungguh pada pengembangan pengertian
hakikat dan karakteristk aneka ragam demokrasi.

2. mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang sengaja dirancang dan memfasilitasi siswa agar
mampu mengeksplorasi bagaimana cita – cita demokrasi telah diterjemahkan kedalam kelembagaan
dan praktik diberbagai belahan bumi.

3. tersedianya sumber belajar yang memungkinkan siswa mampu mengeksplorasi sejarah demokras di
negaranya untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan demokrasi yang
diterapkan dinegaranya.

4. tersedianya sumber belajar yang memfasilitasi siswa untuk memahami penerapan demokrasi di
negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas tentang ragam ide dan sistem demokrasi
dalam berbagai konteks.
II. RUANG LINGKUP PKN DI SD

Berdasarkan Permendikans No 22. Tahun 2006 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek – aspek berikut
:

a. persatuan dan kesatuan bangsa

b. norma, hukum dan peraturan

c. hak asasi manusia

d. kebutuhan warga negara

e. Konstitusi negara

f. Kekuasaan dan Politik

g.Pancasila

h. Globalisasi

III. TUNTUTAN PEDAGOGIS PKN Di SD

Proses pendidikan PKn dituntut dan menjadi kepedulian PKn ialah proses pendidikan yang terpadu
utuh, yang juga disebut sebagai bentuk confluent education ( Mc, Neil, 1981). Tuntutan pedagogis ini
memerlukan persiapan mental, professionalitas, dan hubungan sosial guru – murid yang kohesif. Visi
utama pendidikan PKN adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan
nilai demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Mata pelajaran
PKN mengusung misi pendidikan nilai dan moral.

1. materi PKn adalah konsep – konsep nilai pancasila dan UUD 45 beserta dinamika perwujudan
dalam kehidupan masyarakat negara indonesia.

2. sasaran belajar akhir PKn adalah perwujudan nilai – nilai tersebut dalam perilaku nyata kehidupan
sehari – hari

3. proses pembelajarannya menuntut keterlibatan emosional, intelektual, dan sosial dari peserta didik
dan guru sehingga nilai – nilai itu bukan hanya dipahami ( bersifat kognitif), tetapi dihayati ( bersifat
objektif) dan dilaksanakan bersifat perilaku.

Setiap konsep nilai pancasila yang telah dirumuskan sebagai butir materi PKn pada dasarnya harus
memiliki aspek :

a. konsep Moral

b. Sikap Moral

c. Perilaku Moral.
IV. KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

MODUL 2.

A. PENDEKATAN PKN SEBAGAI NILAI DAN MORAL DI SD

Pada dasarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni mengembangkan individu dan
masyarakat yang “ smart and Good” ( Likcsona, 1992: 6) konsepsi tujuan tersebut mengandung arti
tujuan pendidikan adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas dan baik. Bloom
(1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik; yakni
pengembangan pengetahuan dan pendidikan, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik.

Pendidikan nilai dalam penjelasan pasal 37 undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang pendidikan Nasional secara implisit tercakup dalam muatan pendidikan
kewarganegaraan, yang secara substansif dan pedagogis mempunyai misi mengembangkan peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air. Landasan kurikulum
yang dalam pasal 36 ayat (3) secara eksplisit memperhatikan persatuan nilai – nilai kebangsaan,
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, keragaman potensi daerah dan lingkungan dan
peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik.

Pertimbangan pendidikan nilai dan moral sebagai berikut :

1. pendidian nilai merupakan suatu kebutuhan sosiokultural yang jelas dan mendesak bagi
kelangsungan yang berkeadaban.

2. pewarisan nilai antar generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana sosiopsikologis dan
selalu menjadi tugas dari proses peradaban.

3. sebagai wahana pedagogis dan sosiopedagogis berfungsi sebagai pendidik moral

4. terdapat landasan etika umum, yang bersifat universal melintasi batas ruang dan waktu , dalam
masyarakat yang plularistik mengandung banyak potensi terjadinya konflik nilai.

5. demokrasi mempunyai kebutuhan khusus akan pendidikan moral karena inti dari demokrasi adalah
pemerintahan yang berakar dari rakyat , dan mengusung komitmen mweujudkan keadilan dan
kesejahteraan rakyat.

6. terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai di sekolah.

7. komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan membina
guru – guru yang berkeadaban dan professional.

8. pendidikan adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai suatu keniscayaan kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara sert bermasyarakat global .

Menurut Lickona ( 1992: 53-63) tiga dimensi nilai moral wawasan moral, wawasan nilai moral,
dimensi perasaan moral, dan dimensi perilaku moral.
B. KONSEPSI PENDIDIKAN NILAI MORAL

1. konsepsi pendidikan nilai moral piaget; menitikberatkan pada pengembangan kemampuan


mengambil keputusan dan memecahkan masalah moral dalam kehidupan dalam pendidikan nilai di
Indonesia dalam konteks demokrasi konstitusional Indonesia dan konteks sosial – kultural
masyarakat Indonesia yang ber Bhinneka Tunggal Ika termasuk keyakinan agama.

2. konsepsi pendidikan nilai moral Kohlberg yang menitikberatkan pada penalaran moral melalui
pendekatan klarifikasi nilai yang memberi kebebasan kepada individu peserta didik untuk memilih
posisi moral, dapat digunakan dalam konteks pembahasan nilai selain nilai aqidah sesuai dengan
keyakinan agama masing – masing. Konsepsi ini dapat digunakan sebagai salah satu landasan bagi
pengembangan paradigma penelitian perkembangan moral bagi orang Indonesia.

V. PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DALAM STANDAR ISI PKN DI SD

A. Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah, menurut
permendiknas No 22. Tahun 2006 secara umum meliputi:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa

2. Norma, hukum dan peraturan

3. Hak asasi manusia

4. Kebutuhan warga negara

5. Konstitusi negara

6. Kekuasaan dan Politik

7. Pancasila

8. Globalisasi

B. Standar kompetensi muatan nilai dan moral antara lain

1) Kelas 1 semester 1 : 1. menerapkan hidup rukun dalam perbedaan, 2. Membiasakann tertib di


rumah dan disekolah
2) Kelas 1 semester 2 : 1. Menerapkan hak anak dirumah dan disekolah, 2. Menerapkan
kewajiban anak dirumah dan disekolah.
3) Kelas II semester 1: 1. Membiasakan hidup bergotong royong, 2. Menampilkan sikap cinta
lingkungan.
4) Kelas II semester 2 : 1. Menampilkan sikap demokratis, 2. Menampilkan nilai – nilai
pancasila
5) Kelas III Semester 1: 1. Mengamalkan makna sumpah pemuda, 2. Melaksanakan norma yang
berlaku di masyarakat.
6) Kelas III Semester 2 : 1. Memiliki harga diri sebagai individu, 2. Memiliki kebanggan sebagai
bangsa Indonesia.
7) Kelas IV semester 1 : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan,
2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi.
8) Kelas IV semester 2 : 1. Mengenal sistem pemerinta tingkat pusat, 2. Menunjukan sikap
terhadap globalisasi di lingkungannya.
9) Kelas V semester 1 : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ( NKRI) , 2. Memahami Peraturan Perundang – Undangan tingkat puat dan daerah.
10) Kelas V semester 2 : 1. Memahami kebebasan berorganisasi, 2. Menghargai keputusan
bersama.
11) Kelas VI semester 1 : 1. Menghargai nilai – nilai juang dalam proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara. 2, Memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia.
12) Kelas VI Semester 2 : 1. Memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara – negara di
Asia Tenggara. 2, Memahami Peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi.

VI. HUBUNGAN INTERAKTIF PENGEMBANGAN NILAI DAN MORAL DALAM


PKn SD

Lickona ( 1992: 6-7) pendidikan moral merupakan aspek yang esensial bagi perkembangan dan
keberhasilan kehidupan demokrasi. Setiap individu warga negara seyogyanya mengerti dan memiliki
komitmen terhadap fondasi moral demokrasi yakni menghormati hak orang lain, mematuhi hukum
yang berlaku, partisipasi dalam kehidupan masyarakat, dan perduli terhadap perlunya kebaikan bagi
umum.

Bagaimana nilai moral berkembang dalam diri individu

 Piaget merumuskan perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan :

Tahapan pada domain kesadaran aturan :

1. usia 0 -2 tahun : aturan dirasakan sebagai hal yang tidak bersifat memaksa

2. 2 -8 tahun : aturan disikapi sebagai hal yang bersifat sakral dan diterima tanpa pemikiran.

3. usia 8 – 12 tahun : aturan diterima sebagai hasil kesepakatan.

Tahapan pada domain pelaksanaan aturan :

1. usia 0 -2 tahun : aturan hanya dianggap hal yang hanya bersifat motorik saja.

2. usia 2 – 6 tahun : aturan dilakukan sebagai perilaku yang berorientasi diri sendiri

3. usia 6 -10 tahun : aturan diterima sebagai perwujudan dari kesepakatan.

4. usia 10 – 12 tahun : aturan diterima sebagai ketentuan yang sudah dihimpun.

 Kohlberg merumuskan tiga tingkat yang terdiri atas enam tahap perkembangan moral :

1. tingkat 1: prekonvensioanal

a. orientasi hukuman dan kepatuhan

b. orientasi instrumental nisbi


2. tingkat II : Konvensional

a. Orientasi kesepakatan timbal balik

b. Orientasi hukum dan ketertiban

3. Tingkat III : Poskonvensional

a. Orientasi kontrak sosialegalistik

b. Orientasi prinsip etika universal

 Persamaan pendekatan nilai Piaget dan Kohlberg adalah pada fokusnya terhadap perilaku
moral yang dilandasi oleh penalaran moral, perbedaanya pada pembelajarannya. Piaget
menitikberatkan pada pengembangan kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan
masalah. Sedangkan Kohlberg menitikberatkan pada pemilihan nilai yang dipegang terkait
dengan alternatif pemecahan terhadap suatu dilema moral melalui proses klarifikasi bernalar.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah memahami hakikat, fungsi dan tujuan pendidikan PKn
di Sd dan pendidikan nilai dan moral di sd. Bagi para guru untuk lebih memahami ruang lingkup
pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar dan standar isi pendidikan nilai moral disekolah dasar.
Juga tidak hanya menitikberatkan pada pendidikan moral dan pemecahan masalah tetapi juga nilai
keTuhanan dan rasa toleransi atas keberagaman yang Indonesia miliki.

B. SARAN

Penyusun sangat memahami tantangan pendidikan nilai dan moral di pendidikan dasar ditengah
kondisi Indonesia yang sarat konflik saat ini. Konflik antar suku, agama, dan ideologi, sangat penting
bagi para guru untuk dapat menerapkan dan mengajarkan nilai luhur pancasila kepada anak didik
disekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA

Udin, S. Winaputra, dkk. (2020). Pembelajaran PKn di SD . Tangerang Selatan. Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai