Dosen pengampu
Dr. Sutrisno, M. Pd
Disusun Oleh :
MALANG
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Studi
Kebijakan Pendidikan Agama Islam dengan Dosen Pengampu Dr. Sutrisno, M. Pd
tepat pada waktunya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang marak diperbincangkan
dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu proses yang di
dalamnya terdapat suatu aturan dan prosedur yang harus dimiliki oleh setiap
peserta didik. Setiap peserta didik memiliki tanggungjawab yang sama dalam
proses pembelajaran. Pendidikan menjadi pilar utama untuk memajukan generasi
penerus bangsa demi perkembangan intelektual anak. Perkembangan intelektual
tersebut nantinya akan membentuk kepribadian atau karakter anak. Merebaknya
sikap hidup yang buruk dan budaya kekerasan, atau merakyatnya bahasa ekonomi
dan politik, disadari atau tidak, telah ikut melemahkan karakter anak-anak bangsa,
sehingga menjadikan nilai-nilai luhur dan kearifan sikap hidup mati suri. Anak-
anak sekarang gampang sekali melontarkan bahasa oral dan bahasa tubuh yang
cenderung tereduksi oleh gaya ungkap yang kasar dan vulgar. Nilai-nilai etika dan
estetika telah terbonsai dan terkerdilkan oleh gaya hidup instan dan konstan.
1
membentuk karakter siswa. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam segala
ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan kuat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter
peserta didik yang baik dapat dilakukan di tempat ia mengenyam pendidikan sejak
dini mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sampai
dengan perguruan tinggi.
Maka, sesuai dengan permasalahan di atas, dapat dikaji topik penting yakni
bahwa kebijakan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah di harapkan
dapat mengembangkan kemampuan berpikir sekaligus membentuk karakter
peserta didik yang baik untuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupan.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan tujuan pendidikan karakter?
2. Bagaimana kebijakan pendidikan karakter di Indonesia?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter?
4. Bagaimana analisis penerapan kebijakan pendidikan karakter?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang dijadikan landasan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mendiskripsikan pengertian dan tujuan pendidikan karakter
2. Untuk menganalisis kebijakan pendidikan karakter di Indonesia
3. Untuk menganalisis faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter
4. Untuk menganalisis penerapan kebijakan pendidikan karakter
2
BAB II
ISI
1
Agus Zenul Fitri, Pendidikan Karakter (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012), hal 20-21
2
Dharma Dkk, Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), hal 5
3
memiliki karakter tertentu, namun belum disempurnakan.3 Thomas Lickona
mengidentifkasikan, dalam buku Education for Character, bahwa pendidikan
karakter adalah pendidikan untuk “membentuk” keperibadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang
yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati har orang
lain, kerja keras dan sebagainya.4
Raharjo memaknai pendidikan karakter sebagai suatu proses pendidikan
secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam
kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang
berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran
yang dapat dipertanggung jawabkan.5
Pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau
kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi
atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Menurut Pendidikan Nasional 18
nilai-nilai dalam pendidikan karakter adalah sebagai berikut : (a) Religius, (b)
Jujur, (c) Toleransi, (d) Disiplin, (e) Kerja Keras, (f) Kreatif, (g) Mandiri, (h)
Demokratis, (i) Rasa Ingin Tahu, (j) Semangat Kebangsaan, (k) Cinta tanah air, (l)
Menghargai Prestasi, (m) Bersahabat/Komunikatif, (n) Cinta Damai, (o) Gemar
Membaca, (p) Peduli Lingkungan, (q) Peduli Sosial, (r) Tanggung Jawab. Delapan
belas nilai untuk pendidikan karakter diatas merupakan perwujudan dari lima nilai
utama yang saling berkaitan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong
royong dan integritas yang terintegrasi dalam kurikulum.6
Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk dan membangun pola
piker sikap, dan perilaku pesertad didik agar menjadi pribadi yang positif
berakhlakul karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Secara substantive
tujuan pendidikan karakter adalah membimbing dan memfasilitasi anak agar
3
Bambang dkk Q-Anees, Pendidikan Karakter Berbasis Al Qur’an (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2009), 102
4
Thomas Lickona, Education for Charakter: How Our Schools Can Teach Respect and
Responsibility (New York: Bantam Books, 1991), hal 43
5
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2012).
6
Muhammad Zul Ahmadi, Hasnawi Haris, and Muhammad Akbal, “Implementasi Program
Penguatan Pendidikan Karakter Di Sekolah,” Phinisi Integration Review 3, no. 2 (2020): 305,
https://doi.org/10.26858/pir.v3i2.14971, hal 7
4
memiliki karakter positif (baik). Menurut kemendiknas, tujuan pendidikan
karakter antara lain:
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia
dan warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan bertanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.7
7
Fitri, Pendidikan Karakter, hal 24
5
3. Karakter yang berusmber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, sehat
sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative,
kompetitif, ceria, dan gigih
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan,
saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran,
nasionalis, peduli, kosmopolit(mendunia), mengutamakan kepentingan
umum, cinta tanah air, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia,
dinamis, kerja keras dan beretos kerja.
8
Dahlan Muchtar and Aisyah Suryani, “Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud,” Edumaspul:
Jurnal Pendidikan 3, no. 2 (2019): 50–57, https://doi.org/10.33487/edumaspul.v3i2.142. hal 53
9
Penguatan Pendidikan Karakter, “O f a H” 2 (n.d.): hal 466–74.
6
Penerbitan PERPRES tersebut diprakarsai oleh beberapa kebijakan-
kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, adapun beberapa kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah selama 10 tahun terakhir yakni:
10
Karakter.
7
akan menjadikan pembelajaran karakter menjadi sesuatu yang bermakna
dalam rangka peningkatan kualitas diri.
2. Faktor eksternal :
a. Pengalaman pra sekolah, bagi siswa yang sudah terbiasa dengan
pendidikan perilaku yang baik yang diterima di jenjang pendidikan
sebelumnya
b. Pengaruh media massa
c. Lingkungan yang mendukung.11
11
Agus Zenul Fitri, Pendidikan Karakter (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012), hal 139-140
8
tayangan kekerasan yang sering muncul baik di media televisi maupun
media sosial memberikan dampak buruk terhadap perilaku siswa/ individu,
dan yang terakhir dari peran media adalah adanya prinsip bad issue good
news sementara semua orang menonton, menyimak dan mencerna berita
tersebut.
5. Kondisi terkini.12
D. Analisis Kebijakan Pendidikan Karakter
Penerapan kebijakan kebijakan pendidikan karakter yang dicanangkan oleh
pemerintah salah satunya dengan program penguatan pendidikan karakter (PPK)
yang tertuang dalam PERPRES No. 87 tahun 2017 disusul dengan peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan serta peraturan gubernur dinilai membawa
angin segar bagi penanaman karakter peserta didik, namun dalam proses
implementasi terdapat beberapa problema atau kendala, beberapa kendala tersebut
yakni:
1. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan disekolah belum terjabarkan
dalam indicator yang representative, hal tersebut mengakibatkan kesulitan
dalam memahami tentang penguatan karakter
2. Sekolah belum dapat memilah nilai-nilai karakter yang sesuai dengan
visinya. Kurangnya pemahaman contoh-contoh karakter membuat sekolah
kurang bias mengimplementasikan peraturan tentang penguatan karakter
3. Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum
menyeluruh
4. Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan
nilai-nilai karakter pada mata pelajaran yang diampu.
5. Guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter. Masih
ditemukan beberapa oknum guru yang tidak mencerminkan karakter yang
baik
12
Aiman Faiz et al., “Jurnal Basicedu” 5, no. 4 (2021): 1766–77.
9
1. Pemerintah memebri pemahaman yang jelas mengenai indicator-indikator
dalam penanaman nilai-nilai karakter, baik melalui penyuluhan pihak
kementrian pendidikan dan kebudayaan secara berkala sehingga sekolah
dapat mengimplementasikan kebijakan pemerintah tentang penguatan
pendidikan karakter
2. Pihak sekolah merumuskan nilai-nilai karakter apa saja yang sangat
mendesak atau penting yang harus diterapkan disekolah dan tertuang
dalam program tersebut
3. Pemerintah menggencarkan pelatihan-pelatihan kepada guru tentang
konsep dan penerapan nilai-nilai karakter
4. Guru-guru harus proaktif dalam memperbaharui pengetahuan terkait
pemahaman karakter
5. Pada program profesi keguruan harus menekankankan tentang pemahaman
nilai-nilai karakter dan harus ada uji kompetensi guru yang komprehensif
sehingga dihasilkan guru-guru yang berkarakter.13
6. Selain memiliki pengetahuan tentang pendidikan karakter guru harus
memiliki rasa sadar bahwa karakter yang baik juga perlu diterapkan pada
diri seorang guru.
13
Zakaria, “Analisis Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Dasar Di Era Industri 4.0,” Dirasah: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan … 4, no. 1 (2021):
1–13, https://stai-binamadani.e-journal.id/jurdir/article/view/223%0Ahttps://stai-binamadani.e-
journal.id/jurdir/article/download/223/183, hal 10-11
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa makna
pendidikan karakter terdiri dari komponen pengetahuan. Tujuan dari pendidikan
karakter sendiri merupakan upaya penanaman nilai-nilai positif maupun karakter
tertentu kepada siswa melalui program-program yang telah direncanakan dimana
didalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran kemauan dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Kebijakan pendidikan karakter yang telah
dicanangkan oleh pemerintah masih belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh
dan masih dijumpai beberapa hambatan, maka dalam proses penanaman
pendidikan karakter perlu adanya inovasi dan perbaikan-perbaikan system baik
oleh pihak lembaga maupun pihak pemerintah guna menjawab tantangan-
tantangan zaman yang kian menggerus karakter peserta didik Indonesia.
B. Saran
Demikian makalah ini kami tulis dan kami susun dengan berbagai
pertimbangan dan referensi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini, masih jauh dari sempurna dan banyak kalimat yang salah atau mungkin
kurang bisa dipahami. Untuk itu kritik dan saran yang membangun selalu kami
nantikan guna kesempurnaan makalah selanjutnya
11
DAFTAR PUSTAKA
Lickona, Thomas. Education for Charakter: How Our Schools Can Teach
Respect and Responsibility. New York: Bantam Books, 1991.
12