DOSEN PENGAMPU :
Dr. Mintarsih, S.S., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
Achmad Firman Eka Ramadhan (23020104085)
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk individu dan
masyarakat secara menyeluruh. Melalui pendidikan karakter, individu diajarkan untuk
memahami dan mengamalkan nilai-nilai moral dan etika. Dalam proses ini, terjadi
pengembangan kepribadian yang kuat, mencakup aspek kepemimpinan, ketabahan,
kemandirian, dan kemampuan beradaptasi. Selain itu, pendidikan karakter juga mendorong
perkembangan empati dan kepedulian sosial, membangun dasar yang kokoh untuk
menciptakan masyarakat yang inklusif dan saling mendukung. Dengan menanamkan nilai- nila i
positif seperti kerja sama, kesederhanaan, toleransi, dan rasa hormat terhadap keberagaman,
pendidikan karakter tidak hanya membentuk perilaku positif individu, tetapi juga mencegah
timbulnya perilaku negatif seperti kekerasan, pelecehan, dan penyalahgunaan narkoba.
Landasan ini juga memberikan kontribusi pada pengembangan akademis, karena siswa yang
memiliki karakter baik cenderung memiliki motivasi dan fokus yang lebih baik dalam
mencapai prestasi akademis.
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilik i
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI, 2003).
Kata “karakter” mempunyai banyak sekali definisi dari para ahli. Menurut Poerwadarminta,
kata karakter berarti tabiat, watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan orang lain (Syarbini, 2012). Sedangkan menurut Ahmad Tafsir
karakter yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam
diri manusia, sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Karakter terbentuk dari tiga
macam bagian yang saling berkaitan yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku
moral (Lickona, 2008).
6
B. PENGERTIAN ASPEK KOGNITIF
Istilah kognitif diambil dari bahasa Inggris, "cognitive" atau "cognition", yang berarti
"mengerti atau pengertian." Selanjutnya, istilah "kognitif" mengacu pada gagasan umum yang
mencakup semua jenis pengenalan, termasuk pemahaman, memperhatikan, memberika n,
menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir, dan keyakinan. Proses kognitif
terjadi secara internal di pusat struktur syaraf saat manusia berpikir. Perkembangan fisik
manusia mengikuti perkembangan kognitif. Kemampuan berpikir anak bergantung pada
kemampuan kognitif mereka. Oleh karena itu, proses kognitif terkait dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi), yang menandai seseorang dengan berbagai minat, terutama pada konsep belajar.
Aspek belajar kognitif terdiri dari enam jenjang yang mencakup berbagai kemampuan.
Pertama, dalam tingkatan pengetahuan, individu dapat mengingat atau mengenali informa s i
seperti nama, istilah, ide, dan rumus, dengan proses berpikir yang paling dasar. Selanjutnya,
tingkatan pemahaman melibatkan kemampuan untuk memahami konsep setelah informa s i
tersebut diketahui dan diingat. Adapun pada tingkatan penerapan, individu menunjukka n
kesanggupan untuk menggunakan konsep atau prinsip dalam situasi baru dan konkret.
Tingkatan analisis melibatkan kemampuan merinci atau menguraikan suatu bahan menj adi
bagian-bagian kecil dan memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor. Di
sisi lain, tingkatan sintesis melibatkan kemampuan menyatukan bagian-bagian menjadi pola
baru atau struktur yang logis. Pada akhirnya, tingkatan penilaian melibatkan kemampuan
membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. Dengan demikian, pemahaman
yang mendalam terhadap masing- masing tingkatan ini membantu membentuk kemampuan
belajar kognitif yang efektif pada individu.
Menurut Kamus Besara Bahasa Indonesia, definisi dari “afektif” hal-hal yang berkenaan
dengan perasaan, mempengaruhi kondisi perasaan & emosi. Semua hal yangg berkaitan dengan
rasa dalam penilaiannya menggunakan ranah afektif. Menurut Popham, Pengertian afektif
adalah mampu memutuskan keberhasilan seseorang dalamm mencari ilmu. Minat mempelaja r i
sesuatu akan mensugesti keberhasilan seseorang baik untuk dikala ini atau masa yang akan
datang. Sedangkan Anderson berpendapat bahwa afektif adalah suatu ranah dalam proses
7
pembelajaran yang berhubungan dengan nilai & sikap. Ranah ini membutuhkan instrume n
yang cukup rumit & memerlukan pengamatan yang cukup lama.
Kemudian, tahapan menilai mencakup kemampuan untuk menerapkan nilai terhadap suatu
hal, baik yang dapat diterima maupun tidak. Mengelola merujuk pada kemampuan memaha mi
perbedaan di lingkungan sekitar. Kesadaran bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda dapat menghasilkan konflik sosial, dan seorang anak perlu memiliki keterampila n
dalam menyelesaikan konflik tersebut. Kemampuan untuk mengintegrasikan dan
menyelaraskan perbedaan menjadi unsur penilaian tersendiri. Terakhir, mengha ya ti
menunjukkan bahwa seseorang yang telah menerima pembelajaran mampu menginternalisa s i
nilai- nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku yang tercermin dalam bentuk
keteraturan baik secara pribadi, sosial, maupun verbal mencerminkan pemahaman dan
penghayatan terhadap nilai- nilai yang telah dipelajari.
Pendidikan karakter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aspek kognitif, yang
mencakup proses berpikir, pemahaman, dan pengolahan informasi. Berikut adalah pengaruh
pendidikan karakter terhadap aspek kognitif siswa,
8
2. Pemahaman Terhadap Perspektif Lain.
Pendidikan karakter yang menekankan pada nilai- nilai empati dan toleransi membantu
siswa untuk memahami dan menghargai perspektif orang lain. Contohnya, melalui proyek
kolaboratif atau kegiatan kelompok, siswa dapat belajar untuk bekerja dengan individ u
yang memiliki latar belakang, keyakinan, atau pengalaman hidup yang berbeda. Hal ini
membuka pikiran mereka terhadap keberagaman dan meningkatkan pemahaman terhadap
dunia yang kompleks.
3. Peningkatan Kemampuan Komunikasi.
Nilai-nilai seperti rasa hormat dan kerja sama dalam pendidikan karakter dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Misalnya, melalui peran model yang positif
dalam interaksi sehari-hari, siswa belajar untuk menyampaikan pendapat dengan sopan,
mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berkomunikasi secara efektif. Ini membantu
mereka membangun keterampilan komunikasi yang baik.
4. Pembentukan Karakter Kritis.
Pendidikan karakter membantu membentuk karakter kritis pada siswa, yang dapat
berdampak positif pada kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Melalui pengajaran nilai- nilai seperti keadilan dan kejujuran, siswa diajarkan untuk
mempertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum membuat keputusan. Hal ini
memberikan landasan kuat untuk kemampuan berpikir kritis dan objektif.
5. Pengembangan Kemampuan Sintesis.
Nilai-nilai seperti keadilan dan keterbukaan dalam pendidikan karakter membantu siswa
mengembangkan kemampuan sintesis. Misalnya, melalui diskusi kelas atau proyek
penelitian, siswa diajarkan untuk menggabungkan informasi dari berbagai sumber dan
menyusun pemahaman yang utuh. Hal ini memperkaya pemikiran mereka dan
memungkinkan mereka untuk menghasilkan gagasan yang lebih kreatif dan berbobot.
6. Motivasi dan Keterlibatan.
Pendidikan karakter meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa melalui nilai- nila i
seperti tanggung jawab dan rasa hormat. Dengan membangun sikap tanggung jawab
terhadap pembelajaran dan menghormati pendidik serta teman sekelas, siswa cenderung
lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan antusiasme dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
7. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Konflik.
Aspek kognitif terkait dengan kemampuan siswa dalam memahami dan menyelesa ika n
konflik. Melalui pendidikan karakter, siswa belajar nilai- nilai seperti kerjasama dan
9
penyelesaian konflik damai. Mereka dapat diberdayakan untuk mencari solusi yang
memperhatikan kepentingan bersama dan memahami perbedaan secara konstruktif,
menghasilkan kemampuan pemecahan konflik yang efektif.
Pendidikan karakter memiliki dampak yang signifikan terhadap aspek afektif, yaitu
dimensi emosional dan sikap seseorang. Berikut adalah beberapa penjelasan lebih rinci tentang
pengaruh pendidikan karakter terhadap aspek afektif,
10
5. Peningkatan Kesejahteraan Emosional
Pendidikan karakter membantu siswa mengelola stres, kecemasan, dan tekanan melalui
pemahaman nilai-nilai seperti ketenangan dan optimisme. Misalnya, dengan melibatka n
siswa dalam latihan relaksasi atau teknik meditasi, mereka dapat mengembangkan strategi
koping yang sehat untuk mengatasi tantangan emosional dan meningkatkan kesejahteraan
mental mereka.
6. Penanaman Nilai dan Etika Pribadi.
Pendidikan karakter membentuk dasar bagi pembentukan identitas dan nilai-nilai pribadi
siswa. Melalui refleksi diri dan diskusi nilai-nilai moral, siswa dapat mengidentifika s i
prinsip-prinsip hidup yang mereka anut. Contohnya, melibatkan siswa dalam proyek-
proyek pelayanan masyarakat dapat membantu mereka menerapkan nilai-nilai karakter
dalam tindakan nyata.
7. Mengembangkan Tanggung Jawab Sosial
Pendidikan karakter memperkuat tanggung jawab sosial siswa terhadap masyarakat.
Melalui proyek-proyek sosial, siswa dapat belajar tentang nilai- nilai kepedulian sosial dan
kewajiban terhadap orang lain. Misalnya, mereka dapat terlibat dalam kegiatan relawan
atau kampanye amal yang membantu memahami dampak positif yang dapat dihasilkan oleh
tindakan kolektif.
8. Meningkatkan Motivasi
Pendidikan karakter dapat meningkatkan motivasi siswa dengan menyelaraskan tujuan
pribadi mereka dengan nilai-nilai karakter yang dianut. Misalnya, siswa yang
mengembangkan tujuan akademis atau karir yang sejalan dengan nilai-nilai seperti
integritas dan kerja keras akan merasa lebih termotivasi untuk mencapai keberhasila n.
Dengan cara ini, motivasi mereka tidak hanya berasal dari dorongan eksternal, tetapi juga
dari nilai- nilai yang mereka anut secara internal.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan karakter bukan sekadar serangkaian nilai atau norma yang diajarkan, tetapi
merupakan fondasi penting dalam membentuk individu yang berkualitas, bertanggung jawab,
dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Dari segi kognitif, pendidikan karakter
memainkan peran krusial dalam pengembangan kemampuan analitis, kritis, dan kreatif siswa.
Proses pembelajaran yang memasukkan nilai- nilai karakter tidak hanya meningka tka n
pengetahuan akademis, tetapi juga melatih siswa menjadi pemikir yang lebih bijak dan
bertanggung jawab. Sementara itu, dari segi afektif, pendidikan karakter mempenga r uhi
dimensi emosional dan sikap siswa. Melalui pembentukan nilai- nilai moral dan etika, siswa
dapat mengembangkan kesadaran emosional, empati, dan sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain. Pendidikan karakter juga memberikan landasan untuk pemberdayaan diri,
penanaman nilai pribadi, dan tanggung jawab sosial.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tentang
mengajarkan apa yang harus dipikirkan atau dilakukan, tetapi juga bagaimana cara berpikir dan
bertindak dengan moralitas dan integritas. Melalui upaya bersama dalam menerapkan
pendidikan karakter, kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis,
tetapi juga memiliki hati nurani yang kuat dan kemampuan. Dengan begitu, kita dapat
membangun masyarakat yang lebih baik, berlandaskan nilai-nilai yang mendukung perdamaian,
keadilan, dan keberlanjutan.
B. SARAN
12
menciptakan platform daring yang mendukung pembelajaran karakter interaktif. Evaluasi rutin
terhadap sistem pendidikan karakter, pengembangan materi yang kontekstual, serta
pembentukan kemitraan dengan industri dan dunia usaha akan memperkuat dampak positif.
Penghargaan bagi sekolah dan guru yang berhasil, serta penelitian lanjutan untuk menguk ur
dampak jangka panjang, juga perlu diperhatikan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan
pendidikan karakter dapat menjadi pondasi kokoh bagi pembentukan generasi yang berkarakter
dan siap menghadapi tuntutan kompleks kehidupan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rosanti, Astia & Damayanti, Ela & Andara, Yolanda & Ainun Zahro, Fiha. (2022).
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DALAM DUNIA
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI. Jurnal Pendidikan Karakter. 1-12. diakses pada 18
Desember 2023.
Wisman, Yossita. (2020). Teori Belajar Kognitif Dan Implementasi Dalam Proses
Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang. 11. 209-215. 10.37304/jikt.v11i1.88. diakses
pada 18 Desember 2023.
14