Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR- DASAR KEPENDIDIKAN

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP


PERKEMBANGAN SISWA

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Mintarsih, S.S., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Achmad Firman Eka Ramadhan (23020104085)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR

Pendidikan karakter memegang peranan penting dalam membentuk generasi yang


unggul. Sebagai faktor pendukung, pendidikan karakter bertujuan membentuk individu ya ng
memiliki moralitas, etika, dan kepribadian yang kokoh. Siswa sebagai penggerak perubahan di
masa depan tidak hanya memerlukan pengetahuan akademis, melainkan juga nilai- nilai yang
dibawa oleh pendidikan karakter. Landasan ini penting untuk memahami dan mengembangka n
sikap, nilai, serta keterampilan sosial yang esensial dalam menghadapi berbagai tantangan
hidup. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terkait peran pendidikan karakter dalam
membentuk siswa yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan kepedulian sosial menjadi
sangat relevan.

Makalah ini berfokus terhadap dampak pendidikan karakter terhadap perkembangan


kognitif dan afektif siswa. Kemampuan kognitif siswa mencakup aspek mental dan pemikira n,
termasuk pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Di sisi lain, dimensi afektif
terkait dengan sikap. Kemampuan afektif menjadi penting untuk memfasilitasi perkembangan
nilai, etika, dan perasaan dalam konteks pembelajaran siswa. Harapannya, makalah ini dapat
memberikan wawasan yang bermanfaat mengenai peran vital pendidikan karakter dalam
membentuk generasi yang berkualitas dan bertanggung jawab.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4


A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 5
C. TUJUAN .......................................................................................................................... 5
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER ................................................................ 6
B. PENGERTIAN ASPEK KOGNITIF .............................................................................. 7
C. PENGERTIAN ASPEK AFEKTIF ................................................................................. 7
D. PENGERTIAN ASPEK AFEKTIF ................................................................................. 7
E. PENGARUH TERHADAP ASPEK KOGNITIF ........................................................... 8
F. PENGARUH TERHADAP ASPEK AFEKTIF ............................................................ 10
BAB III : PENUTUP ............................................................................................................ 12
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 12
B. SARAN .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk individu dan
masyarakat secara menyeluruh. Melalui pendidikan karakter, individu diajarkan untuk
memahami dan mengamalkan nilai-nilai moral dan etika. Dalam proses ini, terjadi
pengembangan kepribadian yang kuat, mencakup aspek kepemimpinan, ketabahan,
kemandirian, dan kemampuan beradaptasi. Selain itu, pendidikan karakter juga mendorong
perkembangan empati dan kepedulian sosial, membangun dasar yang kokoh untuk
menciptakan masyarakat yang inklusif dan saling mendukung. Dengan menanamkan nilai- nila i
positif seperti kerja sama, kesederhanaan, toleransi, dan rasa hormat terhadap keberagaman,
pendidikan karakter tidak hanya membentuk perilaku positif individu, tetapi juga mencegah
timbulnya perilaku negatif seperti kekerasan, pelecehan, dan penyalahgunaan narkoba.
Landasan ini juga memberikan kontribusi pada pengembangan akademis, karena siswa yang
memiliki karakter baik cenderung memiliki motivasi dan fokus yang lebih baik dalam
mencapai prestasi akademis.

Di tengah tantangan globalisasi, pendidikan karakter menjadi kunci untuk membekali


individu dengan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan berbaga i
budaya dan nilai-nilai yang berbeda. Dengan demikian, pendidikan karakter bukan hanya
tentang membentuk generasi yang cerdas secara akademis, tetapi juga tentang menciptaka n
warga negara yang memiliki karakter baik, siap menghadapi perubahan, dan berkontribus i
positif dalam membangun masyarakat.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian dari pendidikan karakter menurut para ahli?


2. Apa pengertian atau definisi dari aspek kognitif?
3. Apa pengertian atau definisi dari aspek afektif?
4. Mengapa pendidikan karakter sangat penting terhadap perkembangan siswa?
5. Bagaimana pendidikan karakter dapat memengaruhi aspek kognitif siswa?
6. Bagaimana pendidikan karakter dapat memengaruhi aspek afektif siswa?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan pengertian dari pendidikan karakter menurut para ahli.


2. Menjelaskan pengertian atau definisi dari aspek kognitif.
3. Menjelaskan pengertian atau definisi dari aspek afektif.
4. Menjelaskan bagaimana pendidikan karakter sangat penting terhadap perkembangan
siswa.
5. Menjelaskan pengaruh pendidikan karakter terhadap aspek kognitif siswa.
6. Menjelaskan pengaruh pendidikan karakter terhadap aspek afektif siswa.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilik i
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI, 2003).

Kata “karakter” mempunyai banyak sekali definisi dari para ahli. Menurut Poerwadarminta,
kata karakter berarti tabiat, watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan orang lain (Syarbini, 2012). Sedangkan menurut Ahmad Tafsir
karakter yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam
diri manusia, sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Karakter terbentuk dari tiga
macam bagian yang saling berkaitan yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku
moral (Lickona, 2008).

Istilah pendidikan karakter diperkenalkan ketika bangsa Indonesia mengalami krisis


multidimensional, pendidikan di Indonesia dianggap dalam menciptakan sumber daya manusia
(SDM) berkualitas. Pedidikan karakter diartikan sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam
berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan
Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya (Zubaedi, 2011). Selanjutnya Donie
Koesoema mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara
individu dan social dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuha n
kebebasan individu. itu sendiri (Koesuma, 2010). Pendidikan karakter adalah pendidikan budi
pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
tindakan (action). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, akan tetapi lebih
berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri peserta didik, dikembangka n
melalui pembiasaan sifat-sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik.

6
B. PENGERTIAN ASPEK KOGNITIF

Istilah kognitif diambil dari bahasa Inggris, "cognitive" atau "cognition", yang berarti
"mengerti atau pengertian." Selanjutnya, istilah "kognitif" mengacu pada gagasan umum yang
mencakup semua jenis pengenalan, termasuk pemahaman, memperhatikan, memberika n,
menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir, dan keyakinan. Proses kognitif
terjadi secara internal di pusat struktur syaraf saat manusia berpikir. Perkembangan fisik
manusia mengikuti perkembangan kognitif. Kemampuan berpikir anak bergantung pada
kemampuan kognitif mereka. Oleh karena itu, proses kognitif terkait dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi), yang menandai seseorang dengan berbagai minat, terutama pada konsep belajar.

Aspek belajar kognitif terdiri dari enam jenjang yang mencakup berbagai kemampuan.
Pertama, dalam tingkatan pengetahuan, individu dapat mengingat atau mengenali informa s i
seperti nama, istilah, ide, dan rumus, dengan proses berpikir yang paling dasar. Selanjutnya,
tingkatan pemahaman melibatkan kemampuan untuk memahami konsep setelah informa s i
tersebut diketahui dan diingat. Adapun pada tingkatan penerapan, individu menunjukka n
kesanggupan untuk menggunakan konsep atau prinsip dalam situasi baru dan konkret.
Tingkatan analisis melibatkan kemampuan merinci atau menguraikan suatu bahan menj adi
bagian-bagian kecil dan memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor. Di
sisi lain, tingkatan sintesis melibatkan kemampuan menyatukan bagian-bagian menjadi pola
baru atau struktur yang logis. Pada akhirnya, tingkatan penilaian melibatkan kemampuan
membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. Dengan demikian, pemahaman
yang mendalam terhadap masing- masing tingkatan ini membantu membentuk kemampuan
belajar kognitif yang efektif pada individu.

C. PENGERTIAN ASPEK AFEKTIF

Menurut Kamus Besara Bahasa Indonesia, definisi dari “afektif” hal-hal yang berkenaan
dengan perasaan, mempengaruhi kondisi perasaan & emosi. Semua hal yangg berkaitan dengan
rasa dalam penilaiannya menggunakan ranah afektif. Menurut Popham, Pengertian afektif
adalah mampu memutuskan keberhasilan seseorang dalamm mencari ilmu. Minat mempelaja r i
sesuatu akan mensugesti keberhasilan seseorang baik untuk dikala ini atau masa yang akan
datang. Sedangkan Anderson berpendapat bahwa afektif adalah suatu ranah dalam proses

7
pembelajaran yang berhubungan dengan nilai & sikap. Ranah ini membutuhkan instrume n
yang cukup rumit & memerlukan pengamatan yang cukup lama.

Aspek afektif melibatkan beberapa tahapan penting yang mencakup menerima,


menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati informasi. Menerima merupakan
kemampuan seseorang dalam merespons stimulus dengan optimal, terkait dengan atensi,
penghargaan, dan kesanggupan menerima informasi. Langkah selanjutnya adalah menanggap i,
yang melibatkan penilaian terhadap partisipasi dan ketertarikan peserta didik dalam materi
pembelajaran. Anak yang memiliki ketertarikan cenderung aktif dalam proses pembelajaran
dan memiliki motivasi untuk memberikan tanggapan selama proses tersebut berlangsung.

Kemudian, tahapan menilai mencakup kemampuan untuk menerapkan nilai terhadap suatu
hal, baik yang dapat diterima maupun tidak. Mengelola merujuk pada kemampuan memaha mi
perbedaan di lingkungan sekitar. Kesadaran bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda dapat menghasilkan konflik sosial, dan seorang anak perlu memiliki keterampila n
dalam menyelesaikan konflik tersebut. Kemampuan untuk mengintegrasikan dan
menyelaraskan perbedaan menjadi unsur penilaian tersendiri. Terakhir, mengha ya ti
menunjukkan bahwa seseorang yang telah menerima pembelajaran mampu menginternalisa s i
nilai- nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tingkah laku yang tercermin dalam bentuk
keteraturan baik secara pribadi, sosial, maupun verbal mencerminkan pemahaman dan
penghayatan terhadap nilai- nilai yang telah dipelajari.

D. PENGARUH TERHADAP ASPEK KOGNITIF

Pendidikan karakter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aspek kognitif, yang
mencakup proses berpikir, pemahaman, dan pengolahan informasi. Berikut adalah pengaruh
pendidikan karakter terhadap aspek kognitif siswa,

1. Pengembangan Kemampuan Analitis dan Kritis.


Pendidikan karakter berkontribusi pada pengembangan kemampuan analitis dan kritis
siswa melalui pemberian nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, dan tanggung jawab.
Misalnya, melalui pengajaran nilai kejujuran, siswa diajarkan untuk mengevalua s i
informasi dengan kritis, mengidentifikasi fakta dari opini, dan menyusun argumen
berdasarkan bukti yang kuat. Dengan demikian, mereka dapat mengembangka n
kemampuan analisis dan penilaian yang lebih mendalam.

8
2. Pemahaman Terhadap Perspektif Lain.
Pendidikan karakter yang menekankan pada nilai- nilai empati dan toleransi membantu
siswa untuk memahami dan menghargai perspektif orang lain. Contohnya, melalui proyek
kolaboratif atau kegiatan kelompok, siswa dapat belajar untuk bekerja dengan individ u
yang memiliki latar belakang, keyakinan, atau pengalaman hidup yang berbeda. Hal ini
membuka pikiran mereka terhadap keberagaman dan meningkatkan pemahaman terhadap
dunia yang kompleks.
3. Peningkatan Kemampuan Komunikasi.
Nilai-nilai seperti rasa hormat dan kerja sama dalam pendidikan karakter dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Misalnya, melalui peran model yang positif
dalam interaksi sehari-hari, siswa belajar untuk menyampaikan pendapat dengan sopan,
mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berkomunikasi secara efektif. Ini membantu
mereka membangun keterampilan komunikasi yang baik.
4. Pembentukan Karakter Kritis.
Pendidikan karakter membantu membentuk karakter kritis pada siswa, yang dapat
berdampak positif pada kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Melalui pengajaran nilai- nilai seperti keadilan dan kejujuran, siswa diajarkan untuk
mempertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum membuat keputusan. Hal ini
memberikan landasan kuat untuk kemampuan berpikir kritis dan objektif.
5. Pengembangan Kemampuan Sintesis.
Nilai-nilai seperti keadilan dan keterbukaan dalam pendidikan karakter membantu siswa
mengembangkan kemampuan sintesis. Misalnya, melalui diskusi kelas atau proyek
penelitian, siswa diajarkan untuk menggabungkan informasi dari berbagai sumber dan
menyusun pemahaman yang utuh. Hal ini memperkaya pemikiran mereka dan
memungkinkan mereka untuk menghasilkan gagasan yang lebih kreatif dan berbobot.
6. Motivasi dan Keterlibatan.
Pendidikan karakter meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa melalui nilai- nila i
seperti tanggung jawab dan rasa hormat. Dengan membangun sikap tanggung jawab
terhadap pembelajaran dan menghormati pendidik serta teman sekelas, siswa cenderung
lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan antusiasme dan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
7. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Konflik.
Aspek kognitif terkait dengan kemampuan siswa dalam memahami dan menyelesa ika n
konflik. Melalui pendidikan karakter, siswa belajar nilai- nilai seperti kerjasama dan
9
penyelesaian konflik damai. Mereka dapat diberdayakan untuk mencari solusi yang
memperhatikan kepentingan bersama dan memahami perbedaan secara konstruktif,
menghasilkan kemampuan pemecahan konflik yang efektif.

E. PENGARUH TERHADAP ASPEK AFEKTIF

Pendidikan karakter memiliki dampak yang signifikan terhadap aspek afektif, yaitu
dimensi emosional dan sikap seseorang. Berikut adalah beberapa penjelasan lebih rinci tentang
pengaruh pendidikan karakter terhadap aspek afektif,

1. Peningkatan Kesadaran Emosional. Pendidikan karakter berperan dalam meningka tka n


kesadaran emosional siswa terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Contohnya, melalui
program pembelajaran yang mengajarkan nilai-nilai seperti introspeksi dan pengakuan
emosi, siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaan
mereka dengan lebih baik. Proses ini membantu mereka memahami bagaimana emosi
memengaruhi perilaku dan interaksi dengan orang lain.
2. Pengembangan Empati
Pendidikan karakter memperkuat kemampuan siswa untuk merasakan dan memaha mi
perasaan orang lain, yaitu empati. Contohnya, dalam kegiatan kelas yang menekankan
pemahaman perspektif orang lain atau melalui proyek sosial di masyarakat, siswa dapat
mengalami secara langsung bagaimana empati dapat memperkaya hubungan sosial dan
menghasilkan respon yang lebih baik terhadap kebutuhan orang lain.
3. Penguatan Sikap Positif.
Pendidikan karakter mendorong pengembangan sikap positif, seperti rasa hormat, kerja
sama, dan kesabaran. Melalui skenario atau simulasi yang melibatkan interaksi sosial,
siswa dapat belajar untuk merespons situasi yang menantang dengan sikap yang konstruktif.
Misalnya, mereka dapat belajar untuk bekerja sama dalam kelompok atau menunjukka n
rasa hormat terhadap pendapat yang berbeda.
4. Pemberdayaan Diri.
Aspek afektif terkait dengan pemberdayaan diri, dan pendidikan karakter memainkan peran
dalam pengembangan nilai-nilai seperti tanggung jawab dan kemandirian. Melalui proyek-
proyek individu atau tanggung jawab dalam kegiatan kelas, siswa dapat mengala mi
bagaimana pengambilan tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri dapat memberika n
perasaan kontrol dan keberdayaan.

10
5. Peningkatan Kesejahteraan Emosional
Pendidikan karakter membantu siswa mengelola stres, kecemasan, dan tekanan melalui
pemahaman nilai-nilai seperti ketenangan dan optimisme. Misalnya, dengan melibatka n
siswa dalam latihan relaksasi atau teknik meditasi, mereka dapat mengembangkan strategi
koping yang sehat untuk mengatasi tantangan emosional dan meningkatkan kesejahteraan
mental mereka.
6. Penanaman Nilai dan Etika Pribadi.
Pendidikan karakter membentuk dasar bagi pembentukan identitas dan nilai-nilai pribadi
siswa. Melalui refleksi diri dan diskusi nilai-nilai moral, siswa dapat mengidentifika s i
prinsip-prinsip hidup yang mereka anut. Contohnya, melibatkan siswa dalam proyek-
proyek pelayanan masyarakat dapat membantu mereka menerapkan nilai-nilai karakter
dalam tindakan nyata.
7. Mengembangkan Tanggung Jawab Sosial
Pendidikan karakter memperkuat tanggung jawab sosial siswa terhadap masyarakat.
Melalui proyek-proyek sosial, siswa dapat belajar tentang nilai- nilai kepedulian sosial dan
kewajiban terhadap orang lain. Misalnya, mereka dapat terlibat dalam kegiatan relawan
atau kampanye amal yang membantu memahami dampak positif yang dapat dihasilkan oleh
tindakan kolektif.
8. Meningkatkan Motivasi
Pendidikan karakter dapat meningkatkan motivasi siswa dengan menyelaraskan tujuan
pribadi mereka dengan nilai-nilai karakter yang dianut. Misalnya, siswa yang
mengembangkan tujuan akademis atau karir yang sejalan dengan nilai-nilai seperti
integritas dan kerja keras akan merasa lebih termotivasi untuk mencapai keberhasila n.
Dengan cara ini, motivasi mereka tidak hanya berasal dari dorongan eksternal, tetapi juga
dari nilai- nilai yang mereka anut secara internal.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan karakter bukan sekadar serangkaian nilai atau norma yang diajarkan, tetapi
merupakan fondasi penting dalam membentuk individu yang berkualitas, bertanggung jawab,
dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Dari segi kognitif, pendidikan karakter
memainkan peran krusial dalam pengembangan kemampuan analitis, kritis, dan kreatif siswa.
Proses pembelajaran yang memasukkan nilai- nilai karakter tidak hanya meningka tka n
pengetahuan akademis, tetapi juga melatih siswa menjadi pemikir yang lebih bijak dan
bertanggung jawab. Sementara itu, dari segi afektif, pendidikan karakter mempenga r uhi
dimensi emosional dan sikap siswa. Melalui pembentukan nilai- nilai moral dan etika, siswa
dapat mengembangkan kesadaran emosional, empati, dan sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain. Pendidikan karakter juga memberikan landasan untuk pemberdayaan diri,
penanaman nilai pribadi, dan tanggung jawab sosial.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tentang
mengajarkan apa yang harus dipikirkan atau dilakukan, tetapi juga bagaimana cara berpikir dan
bertindak dengan moralitas dan integritas. Melalui upaya bersama dalam menerapkan
pendidikan karakter, kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis,
tetapi juga memiliki hati nurani yang kuat dan kemampuan. Dengan begitu, kita dapat
membangun masyarakat yang lebih baik, berlandaskan nilai-nilai yang mendukung perdamaian,
keadilan, dan keberlanjutan.

B. SARAN

Meningkatkan pendidikan karakter di Indonesia memerlukan langkah-langkah konkret.


Pertama, integrasi pendidikan karakter perlu diperkuat dalam kurikulum nasional dengan
modul pembelajaran yang menekankan nilai-nilai moral. Pelatihan rutin untuk guru dan
promosi pertukaran praktik terbaik dapat memastikan implementasi yang efektif. Keterlibatan
aktif orangtua dan masyarakat juga perlu ditingkatkan, melalui program kolaborasi dan
kampanye publik. Sementara itu, penggunaan teknologi dapat ditingkatkan dengan

12
menciptakan platform daring yang mendukung pembelajaran karakter interaktif. Evaluasi rutin
terhadap sistem pendidikan karakter, pengembangan materi yang kontekstual, serta
pembentukan kemitraan dengan industri dan dunia usaha akan memperkuat dampak positif.
Penghargaan bagi sekolah dan guru yang berhasil, serta penelitian lanjutan untuk menguk ur
dampak jangka panjang, juga perlu diperhatikan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan
pendidikan karakter dapat menjadi pondasi kokoh bagi pembentukan generasi yang berkarakter
dan siap menghadapi tuntutan kompleks kehidupan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rosanti, Astia & Damayanti, Ela & Andara, Yolanda & Ainun Zahro, Fiha. (2022).
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DALAM DUNIA
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI. Jurnal Pendidikan Karakter. 1-12. diakses pada 18
Desember 2023.

Kemendikbudristek. TEORI DAN PRAKSIS PENDIDIKAN KARAKTER.


https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/547959/mod_resource/content/2/Pertemuan
%2011%20Pendidikan%20Karakter.pdf diakses pada 18 Desember 2023.

Wisman, Yossita. (2020). Teori Belajar Kognitif Dan Implementasi Dalam Proses
Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang. 11. 209-215. 10.37304/jikt.v11i1.88. diakses
pada 18 Desember 2023.

14

Anda mungkin juga menyukai