TARIKH TASYRI’
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK :7
NAMA : FATIMAH ZUHRA
NPM : 20219685
SEMESTER : III
UNIT :1
PRODI : PAI
MATA KULIAH : TARIKH TASYRI’
PEMBIMBING : NAZARUDDIN, M.Ag
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Periode Mazhab dan Faktor Kemajuan Tarikh Tasyri’” ini dapat
terselesaikan.
Shalawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku
menuju alam yang lurus. Amin
Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang biasa
membangun menuju kesempurnaan dari makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
A. Pengertian Mazhab.............................................................................2
B. Faktor-Faktor Berkembangnya Priode Mazhab..................................3
C. Priode Mazhab dan Faktor Keamajuan Tarikh Tasyri’......................3
BAB III PENUTUP...........................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................13
B. Saran..................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14
4
A. Latar Belakang
Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus.Seorang individu tidak
cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi
hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan
perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus Upaya membangun karakter bangsa sejak
dini melalui jalur pendidikan dianggap sebagai langkah yang tepat.
Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus.Seorang individu
tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga
harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus
diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harusdimulai sejak
dini khususnya dilembaga pendidikan. Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai
dengan memberikan contoh yang dapat dijadikanteladan bagi murid dengan diiringi
pemberian pembelajaran seperti
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mazhab?
2. Apa saja faktor-faktor berkembangnya priode mazhab?
3. Bagaimana priode mazhab dan faktor keamajuan tarikh tasyri’?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian mazhab
2. Untuk mengetahui faktor-faktor berkembangnya priode mazhab
3. Untuk mengetahui priode mazhab dan faktor keamajuan tarikh tasyri’
5
A. Pengertian Mazhab
1
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Usia Dini(Yogyakarta, Pustaka Pelajar: 2012), hlm. 67
6
diartikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur,
1. Pengertian Pendidikan Karakter
membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik itu untuk diri sendiri maupun untuk semua
siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan
yang dirumuskan dengan indah: Knowing, loving, and acting the good.
2
Ibid, hlm. 64
3
Ibid, hlm. 65
7
dapat disimpulkan bahwa karakter seseorang tidak dapat diubah, melainkan lingkungan lah yang
dapat menguatkan atau memperlemahkarakter tersebut. Maka dari itu orang tua sebagai acuan pertama
anak dalam membentuk karakter perlu dibekali pengetahuan mengenai perkembangan anak dengan
melihat harapan sosial pada usia tertentu, sehingga anak akan tumbuh sebagai pribadi yang berkarakter.
1. Pengertian Pendidikan Karakter
membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik itu untuk diri sendiri maupun untuk semua
siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan
nilai dan karakter yang telah tertanam pada masing- masing dirinya secara sadar baik di
usaha yang dirancang dan dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan tuntunan
kepada peserta didik untuk memberikan keputusan baik- buruk dengan bijaksana,
pendidikan karakter tidak dapat dilepaskan dari makna pendidikan karena landasan
4
Juanda, “Eksplorasi Nilai Fabel Sebagai Sarana Alternatif Edukasi Siswa”. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, Vol. 18
No. 2 (Oktober 2018), h. 296.
8
kehidupan berbangsa.
1. Pengertian Strategi
perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan.5
Secara umum strategi memiliki arti sebagai suatu garis besar haluan untuk
dengan belajar mengajar, strategi juga dapat diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan seorang guru atau dan anak didik sebagai perwujudan kegiatan belajar
mengajar dalam mencapai tujuan yang telah digariskan.28 Menurut Joni strategi
merupakan ilmu atau kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau
yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan yang
menjadi acuan dalam penentuan strategi yaitu tercapainya apa yang menjadi tujuan
tersebut.6
5
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group: 2012), hlm. 19
6
Sri Anitah W, et. al. Strategi Pembelajaran di SD (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h. 1.24.
9
kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran perlu
strategi agar tujuan dapat tercapai secara optimal, konsep umum strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu garis besar haluan pembelajaran untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Strategi juga dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
guru dalam membina peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi sebagai suatu cara atau
rentetan kegiatan yang sengaja disusun guna mencapai sebuah tujuan yang telah
sebuah strategi, strategi pembelajaran karakter pada dasarnya merupakan cara, pola
atau upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik dengan cara memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk mengembangkan karakter baik atau agar
ditentukan.8
Yang dimaksud strategi pembentukan karakter adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan
orang tua untuk mencapai suatu tujuan yaitu membentuk anak usia dini yang berkarakter, yang
7
Zainal Asril, Microteaching (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), h. 13.
8
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 5
10
d. Prinsip interaktif
e. Prinsip inspiratif
g. Prinsip menantang
h. Motovasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Periode ini disebut sebagai periode gemilang karena fiqih dan ijtihad ulama
semakin berkembang. Kitab-kitab fiqih pun mulai disusun pada periode ini, dan
pemerintah pun mulai menganut salah satu mazhab fiqh resmi negara, seperti
dalam pemerintahan.
Imam Abu Hanifah dikenal sebagai ulama yang luas ilmunya dan sempat pula
menambah pengalaman dalam masalah politik, karena di masa hidupnya ia
mengalami situasi perpindahan kekuasaan dari khlifah Bani Umayyah kepada
khalifah Bani Abbasiyah, yang tentunya mengalami perubahan situasi yang
sangat berbeda antarta kedua masa tersebut.
Imam Malik adalah seorang tokok dihijas dalam segala hal, baik fiqh, al-
quran dan hadist, Imam Malik tumbuh besar dikalangan ulama Ahlu Al-Hadist,
maka hal tersebut mempengaruhi pemikiran Imam Malik
Dalam menggali hukum didalam Al-Quran. Imam Syafi’i selalu
mencantumkan ayat-ayat Al-Quran setiap kali beliau berfatwah, namun Safi’i
menganggap bahwa Al-Quran tidak bisa dilepaskan dari Al-Sunnah, karena
kaitan antara keduanya sangat erat.
Imam Hambali menurut beberapa ulama’ dikenal dengan ahli hadist bukan
imam Fiqh. Akan tetapi Imam Ahmad memiliki salah satu guru dalam belajar
ilmu Fiqih yang berkesan yaitu Imam Syafi’I yang dijumpainya di Baghdad. Ia
pun menjadi murid Imam Syafi’I yang terpenting bahkan menjadi seorang
mujtahid mandiri.
1
2
DAFTAR PUSTAKA
2
3