Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN

BERKARAKTER

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Character Building


Dosen Pengampu
Suhita Tri Oklaini,SST,M.Tr Keb

Disusun Oleh :
Nama : Cholika Wulandari
NPM : 2026040002.P

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyusun Makalah “KONSEP DASAR PENDIDIKAN
BERKARAKTER”, Yang diajukan untuk memenuhi mata kuliah Character Building.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena
itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Suhita Tri Oklaini,SST,M.Tr Keb selaku dosen pengampu
2. Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diperlukan guna
tersusunnya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Empat Lawang, 10 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Penulis................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Karakter.................................................................. 3
B. Pengertian Pendidikan Karakter.................................................. 4
C. Tujuan Pendidikan Karakter........................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau mutlak yang harus
dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
dapat hidup berkembang dengan cita-cita untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep
pandangan hidupnya. Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan adalah usaha
sadar manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan agama.
Penulis akan memberikan penjelasan dan pembahasan mengenai pendidikan dan
pembentukan karakter, yang di dalamnya akan dibahas secara singkat tentang pendidikan dan
pembentukan karakter dan hubungan antara pendidikan dan pembentukan karakter. Karena
pendidikan karakter merupakan hal yang paling penting dan mendasar untuk membentuk suatu
manusia yang ideal dan cerdas.
Urgensi Pendidikan Karakter memiliki fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa
pendidikan di setiap jenjang, harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan
tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu
bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. 
Dalam konteks keindonesiaan, penerapan pendidikan karakter merupakan kebutuhan yang
tidak dapat ditawar-tawar lagi. Karena melihat fakta dilapangan mengenai akhlak dan moral,
banyaknya terjadi penyimpangan moral merupakan salah satu alasan mengantarkan pendidikan
karakter dalam ranah pendidikan dengan mengacu pada cita-cita bangsa. Diharapkan melalui
pendidikan karakter ini, akan tercapainya tujuan pendidikan bangsa yang cerdas dan berkahlak
mulia serta menjadi manusia yang seutuhnya.
 
B.            Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan beberapa masalah, diantaranya :
1) Apa pengertian karakter ?
2) Apa saja Tujuan Pendidikan Karakter ?

1
2

C.           Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui apa itu karakter.
2) Untuk mengetahui apa itu pendidikan karakter.
3) Untuk mengetahui apa saja tujuan dari pendidikan karakter.

 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Karakter

Sebelum memahami lebih jauh mengenai konsep dasar karakter, berikut merupakan
beberapa pengertian karakter :
1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter memiliki arti “sifat-sifat kejiwaan atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya”. Karakter juga dapat berarti
“huruf”.
2) Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Dekdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun
berkarakter, adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak.
3) Menurut Ditjen Mandikdasmen-Kementrian Pendidikan Nasional, karakter adalah cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama,
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,  bangsa  dan  negara.  Individu  yang 
berkarakter  baik  adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
4) W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda
yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu.
5) Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau  dari titik 
tolak etis  atau  moral,  misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan
sifat-sifat yang relatif tetap.
6) Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter
artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian.
7) Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang
berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu
seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang
berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai
orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan
personality(kepribadian) seseorang.
8) Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku dengan
menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
Karakter berbeda dengan kepribadian kerena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai.
Meskipun demikian, baik kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah
laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun,
mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu.

3
4

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah
laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang
berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut
dengan berkarakter mulia.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral
(moral feeling) dan perilaku moral (moral behavior).Karakter didukung oleh pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan perbuatan kebaikan.
Karakter didapatkan dan dapat dilihat dari refleksi sikap seseorang dalam kehidupannya,
jika ia banyak berbuat kebaikan maka ia dinilai berkarakter baik, dan sebaliknya orang yang
berbuat jahat dinilai berkarakter buruk. Semua penilaian tersebut tak lepas dari cara pandang
orang lain terhadap sikap-sikap yang ditunjukan oleh diri orang yang bersangkutan.

B. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Sudrajat (2010), pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil. Dalam pendidikan
karakter, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan.

Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli


1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona

Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat


dilakukan untuk mempengaruhi karakter. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat
dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona.
Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja
untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-
nilai etika yang inti.
5

2. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto

Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri
khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa, maupun  negara.
3. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya

Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah
asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang
mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya,
2010).
4. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi

Menurut  kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral,
misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali
Gulo, 1982: p.29).
Pendidikan karakter atau pendidikan watak sejak awal munculnya pendidikan oleh para
ahli dianggap sebagai suatu hal yang niscaya. John Sewey, misalnya, pada tahun 1916 yang
mengatakan bahwa sudah merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan bahwa
pembentukan watak merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter,
Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk
setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan
operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.
Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut
dikelompokan kedalam beberapa factor diantaranya :
1. Olah Hati (Spiritual and emotional development)
2. Olah Pikir (intellectual development)
3. Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development)
4. Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development).
6

C. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata
kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjangnya tidak
lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial
yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat
proses pembentukan diri secara terus-menerus. Tujuan jangka panjang ini merupakan pendekatan
dialektis yang semakin mendekatkan dengan kenyataan yang idea, melalui proses refleksi dan
interaksi secara terus menerus antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil langsung yang dapat
dievaluasi secara objektif.
Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar. Melalui pendidikan karakter,
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter, pada tingkatan institusi, mengarah pada pembentukan budaya, yaitu
nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikan oleh semua warga masyarakat sekitar. Budaya suatu tempat merupakan ciri khas,
karakter atau watak, dan citra tempat tersebut di mata masyarakat luas.
Tujuan mulia pendidikan karakter ini akan berdampak langsung pada prestasi anak didik.
Menurut Suyanto, ada beberapa penelitian yang menjelaskan dampak pendidikan karakter
terhadap keberhasilan akademik.
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intellegence and School Succes (Joseph Zink dkk.,
2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi
anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor penyebab
kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada
kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama,
kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.
Pendidikan karakter di lingkup satuan pendidikan perguruan tinggi dilaksanakan melalui
tridharma perguruan tinggi, budaya organisasi, kegiatan kemahasiswaan, dan kegiatan keseharian
7

(Tim Pendidikan Karakter Ditjen Dikti, 2011). Penjelasan dari setiap aspek pendidikan sebagai
berikut:
1) Tridharma Perguruan Tinggi:  Pengintegrasian nilai-nilai utama ke dalam kegiatan
pendidikan, penelitian serta publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
2) Budaya organisasi:  pembiasaan dalam kepemimpinan dan pengelolaan perguruan tinggi
3) Kegiatan kemahasiswaan:  pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam kegiatan
kemahasiswaan, antara lain: Pramuka, Olahraga, Karya Tulis, Seni
4) Kegiatan keseharian:  Penerapan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
kampus, asrama/pondokan/keluarga, dan masyarakat.

Untuk mewujudkan budaya perguruan tinggi.  Diperlukan karakter individu, yang selaras


dengan nilai-nilai Pancasila.  Dalam mewujudkan karakter individu, diperlukan pengembangan
diri secara holistic, yang bersumber pada olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah karsa.  Seperti
yang telah dikemukakan dari konfigurasi nilai yang terdapat dalam ranah olah hati, olah pikir,
olah raga, dan olah rasa/karsa masing-masing diambil satu nilai sebagai nilai-nilai utama
karakter yang dikembangkan secara nasional, Karakter yang dimaksud adalah: Jujur, Cerdas,
Tangguh, Peduli (Jurdastangli).
Definisi Konseptual Jujur, Cerdas, Tangguh, dan Peduli
 Jujur:  Lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus, ikhlas
 Cerdas:  Sempurna perkembangan akal budinya untuk berpikir, tajam pikirannya.
 Tangguh:  Sukar dikalahkan, kuat, andal, kuat sekali pendiriannya, tabah dan tahan
menderita
 Peduli: Mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di
masyarakat. Menurutnya 80% keberhasilan seseorang di masyarakat dipengaruhi oleh
kecerdasan emosi, dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang
mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan belajar, bergaul, dan
tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia
prasekolah, dan jika tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya, para remaja
yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti
tawuran, narkoba, miras, seks bebas, dan lain sebagainya.
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
8

dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di
antaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini
menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak
positif pada pencapaian akademis.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan
memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah
laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang
berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut
dengan berkarakter mulia.
Menurut Sudrajat (2010), pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri dan pembaruan tata
kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Nilai-nilai karakter yang
dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4 sumber, yaitu ; Agama, Pancasila,
budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri.
Implikasi pendidikan karakter mempunyai berbagai penyaluran yaitu di lingkungan
Keluarga, di Sekolah, di Perguruan Tinggi, dan di lingkungan luar. Orientasi-orientasi
pembelajaran ini lebih ditekankan pada keteladanan dalam nilai pada kehidupan nyata, baik di
sekolah maupun di wilayah publik.

B.     Saran
Penanaman nilai dalam diri dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih
menghargai kebebasan individu baiknya dilakukan sejak sedini mungkin, bersumber dari nilai-
nilai karakter didasarkan pada 4 sumber, yaitu ; Agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan
pendidikan karakter itu sendiri

9
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. 2012. Pengertian Pendidikan Karakter. [Online].Tersedia:


http://belajarpsikologi.com[ 11 Februari 2014 ] 
Lovita, Nia. 2012. Pengertian Pendidikan Karakter. [ Online ].
Tersedia :http://nialovita.wordpress.com [ 11 Februari 2014 ]
Muspitasari, Yulita. 2012. Implementasi Pendidikan Karakter. [Online].
Tersedia:http://edukasi.kompasiana.com. [10 Februari 2014].
Hamdan Husein, Batubara. 2013. Cara Jitu Menerapkan Pendidikan Karakter. [Online].
Tersedia: http://media-nomor1.blogspot.com.[10 Februari 2014].
Wijayanto, Nur. 2011. Upaya Mendisiplinkan Melalui Pendidikan Karakter. [Online]. Tersedia:
http://nurwijayantoz.wordpress.com[10 Februari 2014].
Antoro, Dwi. 2012. Pendidikan Karakter.[Online]. Tersedia: http://atariuz.blogspot.com. [10
Februari 2014]
Zuchdi, Darmiyati.2012. Implementasi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi.
[Online].Tersedia: http://phitry-kawaii.blogspot.com. [10 Februari 2014].
Husaini, Ahmad. 2012. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter. [ Online]
Tersedia :http://pndkarakter.wordpress.com. [10 Februari 2014

10

Anda mungkin juga menyukai