Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN RETENSIO PLASENTA DAN ATONIA UTERI DENGAN


PERDARAHAN POST PARTUM DI PUSKESMAS BANDAR
KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2020

OLEH:

MARINI
NPM. 2026040031.P

PROGRAM STUDI PROGRAM SARJANA KEBIDANAN TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal skripsi Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Di Hadapan Tim


Penguji Proposal skripsi Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Oleh:
MARINI
NPM. 2026040031.P

Bengkulu, Februari 2021


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes) (Elza Wulandari, SST, M. Kes)

Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Sarjana Terapan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Mika Oktarina, S.ST., M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Hubungan Retensio Plasenta dan

Atonia Uteri dengan perdarahan Post Partum di Puskesmas Bandar Kota

Pagar Alam Tahun 2020”.

Selama penulisan proposal skripsi ini penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak berupa masukan, bimbingan, kritikan dan saran yang

sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini

dengan baik. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan dalam menyelesaikan

proposal skripsi ini:

1. Drs. H. S. Effendi, MS selaku Ketua STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

2. Mika Oktarina, SST, M.Kes selaku Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan.

3. Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat bermanfaat

4. Elza Wulandari, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan masukan yang bermanfaat.

5. Semua pihak yang telah ikut bekerja keras membantu membuat proposal

skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

iii
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan baik secara materi maupun

dari teknik penulisan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sangat

bermanfaat bagi proposal skripsi ini agar lebih baik untuk ke depannya.

Bengkulu, Februari 2021

(Penulis)

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................
...............................................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 8


A. Kajian Teori ......................................................................................... 8
B. Kerangka Konsep.................................................................................. 27
C. Definisi Operasional............................................................................. 28
D. Hipotesis............................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 30


A. Tempat/lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 30
B. Jenis dan Desain Penelitian................................................................... 30
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 30
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 31
E. Tehnik Analisis Data............................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional.......................................................................... 30

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Konsep................................................................................... 29

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampul Depan


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Ujian Proposal skripsi
Lampiran 3. Format Pengumpulan Data
Lampiran 4. Berita Acara Bimbingan Proposal skripsi

viii
ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 sekitar 303

ribu perempuan meninggal akibat komplikasi selama kehamilan atau hingga

enam minggu setelah melahirkan, 25% dari 100.000 kematian maternal di

dunia setiap tahunnya disebabkan oleh perdarahan postpartum. Insidensi

perdarahan postpartum pada negara maju sekitar 5% dari persalinan,

sedangkan pada negara berkembang bisa mencapai 28% dari persalinan dan

menjadi masalah utama dalam kematian ibu (WHO, 2019).

Berdasarkan data dari Kemenkes RI Angka Kematian Ibu (AKI) pada

tahun 2019 sebesar 305 per 100.0000 KH. Dari 14.640 total kematian ibu

yang dilaporkan hanya 4.999, berarti ada 9.641 yang tidak dilaporkan ke

pusat. Dari data tersebut, ada 83.447 kematian ibu di desa maupun kelurahan,

sementara di Puskesmas ada 9.825 kematian ibu, dan 2.868 kematian ibu di

rumah sakit. Penyebab utama kematian ibu disebabkan karena gangguan

hipertensi sebanyak 33,07%, perdarahan obstetrik 27.03%, komplikasi non

obstetric 15.7%, komplikasi obstetric lainnya 12.04% infeksi pada kehamilan

6.06% dan penyebab lainnya 4.81% (Kemenkes, 2020).

Perdarahan post partum merupakan penyebab utama kematian ibu.

Perdarahan post partum merupakan perdarahan lebih dari 500-600 ml selama

24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama perdarahan post partum ialah

1
2

atonia uteri, sisa plasenta, retensio plasenta dan selaput ketuban, robekan

jalan lahir, solusio plasenta (Nugroho, 2015).

Menurut Profil Dinkes Provinsi Bengkulu (2019) pada tahun 2019

sebanyak 111 per 100.000 kelahiran hidup dengan angka kematian ibu

tertinggi di Kota Bengkulu sebanyak 12 orang sedangkan angka kematian

ibu pada tahun 2018 yaitu sebesar 79 per 100.000 kelahiran hidup dan pada

tahun 2017 adalah 117 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan

yang signifikan mengalami peningkatan. Angka kematian ibu pada tahun

2019 yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 4 orang, kematian ibu

bersalin 10 orang dan kematian ibu nifas 25 orang sedangkan kematian

akibat perdarahan postpartum sebanyak 16 orang.

Perdarahan post partum merupakan penyebab utama kematian ibu.

Perdarahan post partum merupakan perdarahan lebih dari 500-600 ml selama

24 jam setelah anak lahir yang disebabkan atonia uteri, sisa plasenta, retensio

plasenta dan selaput ketuban, robekan jalan lahir, penyakit darah seperti

kelainan pembekuan darah sering dijumpai pada perdarahan yang banyak,

solusio lasenta, kematian janin dalam kandungan preeklampsia/eklampsia,

infeksi, hepatitis dan septic syok (Amin & Hardhi, 2016).

Retensio plasenta merupakan suatu keadaan dimana plasenta belum

lahir setengah jam setelah janin lahir, sehingga apabila plasenta belum lepas

sama sekali maka tidak akan terjadi perdarahan, tetapi bila sebagian plasenta

sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera

mengeluarkannya (Astuti. dkk, 2018).


3

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum

dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan

histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama

untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan, sedangkan atonia terjadi

karena kegagalan mekanisme ini (Astuti. dkk, 2015).

enelitian Yuliawati (2016) dengan judul Hubungan Riwayat Pre

Eklamsia, Retensio Plasenta, Atonia Uteri, Laserasi Jalan Lahir Dengan

Perdarahan Post Partum Pada Ibu Nifas yang dilakukan di RSU

Muhamadiyah Metro menyebutkan bahwa ada hubungan antara preeklamsia,

retensio plasenta dengan perdarahan post partum pada ibu nifas. Penelitian

yang dilakukan oleh Purwanti (2017) dengan judul Determinan factor

penyebab kejadian perdarahan post partum karena atonia uteri di RSUD

Margono Soekarjo menyebutkan bahwa ada hubungan antara atonia uteri

dengan perdarahan post partum yang disebabkan kepercayaan keluarga untuk

memiliki banyak anak dan jauhnya jarak ke fasilitas kesehatan.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Psueksmas Bandar Kota

Pagar Alam bahwa kejadian perdarahan post partum mnegalami peningkatan

pada tahun 2018 sebanyak 17 kasus dari 375 persalinan,pada tahun 2019 12

kasus dari 186 persalinan dan pada tahun 2020 sebanyak 18 kasus dari 247

persalinan (Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam, 2021)

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Retensio Plasenta dan Atonia Uteri


4

dengan perdarahan Post Partum di Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam

Tahun 2020”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut “Apakah ada Hubungan Retensio Plasenta

dan Atonia Uteri dengan perdarahan Post Partum di Puskesmas Bandar Kota

Pagar Alam Tahun 2020”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari Hubungan Retensio Plasenta dan Atonia Uteri

dengan perdarahan Post Partum di Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam

Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran perdarahan post partum di Puskesmas

Bandar Kota Pagar Alam Tahun 2020.

b. Untuk mengetahui gambaran retensio plasenta di Puskesmas Bandar

Kota Pagar Alam Tahun 2020.

c. Untuk mengetahui gambaran atonia uteri di Puskesmas Bandar Kota

Pagar Alam Tahun 2020

d. Untuk mengetahui hubungan retensio plasenta dengan Perdarahan post

partum di Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam Tahun 2020

e. Untuk mengetahui hubungan atonia uteri dengan Perdarahan post

partum di Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam Tahun 2020.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

kesehatan dan dapat digunakan sebagai referensi menambah pengetahuan

khususnya tentang Hubungan Retensio Plasenta dan Atonia Uteri dengan

perdarahan Post Partum.

2. Manfaat Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi Mahasiswa STIKES TMS Bengkulu khususnya jurusan

Kebidanan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan masukan atau bahan perbandingan untuk peneliti

yang melakukan penelitian tentang Hubungan Retensio Plasenta dan

Atonia Uteri dengan perdarahan Post Partum.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Perdarahan Post Partum

a. Pengertian

Perdarahan postpartum disebut juga dengan haemorrage

postpartum (HPP) yang merupakan perdarahan yang hebat setelah

persalinan. Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca salin

merupakan perdarahan lebih dari 500cc, dimana sulit untuk menentukan,

bercampur dengan air ketuban, serapan kain dan alas tempat tidur.

(Maryunani, 2016).

Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai hilangnya darah 500

mL atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesai kala tiga

persalinan. Perdarahan postpartum adalah penyebab penting kematian

ibu: ¼ kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan

postpartum, plasenta previa, solusio plasenta, kehamilan ektopik, abortus,

ruptur uteri) (Astuti. dkk, 2018).

Perdarahan postpartum adalah perdarahan kala IV yang lebih dari

500-600 mL dalam masa 24 jam setelah anak dan plasenta lahir yang

menurut waktu terjadinya terbagi atas dua bagian yaitu perdarahan

postpartum primer dan perdaragan postpartum skunder (Amin & Hardi,

2016).

8
7

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang

terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1.000 ml setelah

persalinan abdominal. Jumlah perdarahan biasanya menyebabkan tanda

vital, antara lain pasien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin,

menggigil, hiperpnea, tekanan darah sistoli <90 mmHg, denyut nadi

>100x/menit, kadar Hb <8g/dL (Nugroho, 2016).

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24

jam setelah persalinan berlangsung. Perdarahan post aprtum dibagi

menjadi perdarahan postpartum primer dan sekunder. perdarahan post

partum primer terjadi dalam 24 jam pertama, sedangkan perdarahan post

partum sekunder terjadi setelah 24 jam pertama (Maryunani, 2016).

b. Etiologi atau Penyebab

Penyebab perdarahan postpartum menurut (Amin & Hardi, 2016)

ialah:

1) Atonia Uteri

Merupakan kegagalan miometrioum untuk berkontraksi setelah

persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar,

lembek dan tidak mampu menjalankan fungi oklusi pembuluh darah.

Atonia uteri dapat terjadi akibat umur, paritas, partus lama, dan partus

terlantar, obstetrik operatif dan markosa, uterus terlalu regang dan

besar, mioma uteri, malnutrisi (Amin & Hardi, 2016)).

Perdarahan post partum dengan penyebab atonia uteri akibat

kegagalan kontraksi otot rahim yang mneyebabkan pembuluh darah


8

pada bekas implantasi plasenta terbuka sehingga menimbulkan

perdarahan. Untuk menhentikan perdarahan dapat dilakukan dengan

masase fundus uteru, memberikan uterotonika dengan menyuntikan

oksitosin dan sejenisnya, memberikan prostaglandin, melakukan

tamponade uterus dan vagina, menghentikan atau menghilangkan

sumber perdarahan dengan ligasi arteria hipogastrika interna dan

melakukan histerektomi (Manuaba, 2016).

2) Retensio Plasenta

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir

setengah jam seletah janin lahir. Hal ini disebabkan plasenta belum

lepas dari dinding uterus dan plasenta sudah lepas akan tetapi belum

dilahirkan (Purwoastuti, 2015). Retensio plasenta adalah terlambatnya

kelahiran plasenta selama setengah jam setelah persalinan bayi. Pada

beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta berulang(Amin &

Hardi, 2016).

3) Sisa Plasenta

Sisa plasenta adalah saat suatu bagian dari plasenta tertinggal,

maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini

dapat menimbulkan perdarahan (Amin & Hardi, 2016).

4) Robekan Jalan Lahir

Robekan jalan lahir adalah perdarahan pascapersalinan dengan

uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan

serviks atau vagina (Amin & Hardi, 2016).


9

Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam

jumlah yang bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan

lahir selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan jumlah perdarahan

sehingga dapat diatasi (Maryunani, 2016).

5) Inversio Uteri

Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri masuk

kedalam kavum uteri dapat secara mendadak atau terjadi secara

perlahan (Astuti, dkk, 2015).

Riwayat perdarahan postpartum pada persalinan sebelumnya

merupakan faktor resiko paling besar untuk terjadinya perdarahan

postpartum, sehingga segala upaya harus dilakukan untuk menentukan

keparahan dan penyebabnya. Beberapa faktor lain yang perlu

diketahui karena dapat menyebabkan terjadinya perdarahan

postpartum :

1) Grande multipara

2) Perpanjangan persalinan

3) Chorioamnionitis

4) Kehamilan multipel

5) Injeksi magnesium sulfat

6) Perpanjangan pemberian oksitosin (Astuti. dkk, 2018)


10

d. Klasifikasi perdarahan Post Partum

1) Perdarahan Postpartum Primer

Yaitu perdarahan pascapersalinan yang terjadi dalam 24 jam

pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer

adalah atonia uteri, pretensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir,

dan inversio uteri (Astuti, dkk. 2018).

2) Perdarahan Pospartum Skunder

Perdarahan postpartum skunder yaitu perdarahan pascapersalinan

yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum

skunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik,

atau sisa plasenta yang tertinggal (Nugroho, 2016).

e. Gejala Perdarahan Pospartum

Menurut (Astuti. dkk, 2018) gejala perdarahan postpartum terbagi atas:

1) Gejala Klinis

Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak

10% dari volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinis. Gejala-

gejala baru tampak pada kehilangan darah sebanyak 20%. Gejala klinis

berupa perdarahan pervagunam yang terus-menerus setalah bayi lahir.

Kehilangan bnayak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok

yaitu :

a) Ibu pucat

b) Tekanan darah rendah

c) Denyut nadi cepat dan kecil


11

d) Ekstremitas dingin (Astuti. dkk, 2018).

2) Gejala Umum

a) Perdarahan pervaginam yang hebat atau tiba-tiba bertambah

banyak

b) Konsistensi rahim lunak

c) Fundus uteri naik

d) Tanda-tanda syok

e) Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

f) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung

g) Sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah

penglihatan

h) Pembengkakan diwajah atau tangan

i) Demam, muntah, rasa sakit saat BAK, merasa tidak enak badan

j) Payudara yang berubah menjadi merah, dan terasa sakit.

k) Kehilangan nafsu makan dalam saat yang sama

l) Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki

m) Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh bayinya sendiri

n) Merasa sangat letih atau napas terengah-engah (Maryunani, 2016)

f. Diagnosa

Berikut langkah-langkah sistematik untuk mendiagnosis

perdarahan postpartum menurut (Astuti. dkk, 2018) :

1) Mempalpasi Uterus untuk mengetahui bagaimana kontraksi uterus dan

tinggi fundus uteri


12

2) Memeriksa plasenta atau ketuban apakah lengkap atau tidak

3) Melakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari : sisa plasenta dan

ketuban, robekan rahim dan plasenta, succenturiata

4) Inspekulo untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan parises

yang pecah

5) Melakukan pemeriksaan laboratorium : waktu perdarahan (bleeding

time, BT), Hb, tes pembekuan darah, dan lain-lain.

g. Pencegahan

1) Selalu periksakan kehamilan

2) Melakukan antenatal care yang baik

3) Ibu yang mempunyai predisposisi atau riwayat perdarahan postpartum

dianjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit

4) Setelah melahirkan usahakan dapat mengkonsumsi vitamin atau

makanan yang bergizi yang bertujuan untuk memulikan stamina dan

daya tahan tubuh

5) Konsultasikan kembali dengan dokter jika ingin hamil dan sebelum

melahirkan (Amin & Hardi, 2016).

2. Retensio Plasenta

a. Pengertian

Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir dalah

setengah jam setelah janin lahir. Melalui periksa dalam/tarikan pada

tali pusat dapat diketahui apakah plasenta sudah lepas atau belum, dan
13

bila lebih dari 30 menit maka dapat dilakukan plasenta manual.

(Maryunani, 2016).

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir

dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Penyebabnya yaitu plasenta

belum terlepas dari dinding rahim karena vili choriales tumbuh

melekat lebih dalam (Nugroho, 2016).

b. Penyebab Retensio Plasenta

Penyebab retensio plasenta menurut Manuaba (2016) yaitu:

1) Umur

a) Umur kurang dari 20 tahun

Umur kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda

kehamilan atau mencegah kehamilan karena organ reproduksi

belum matang sehingga beresiko tinggi untuk kehamilan,

persalinan, dan nifas juga untuk terjadinya komplikasi seperti

perdarahan, retensio plasenta.

b) Umur20-35 tahun

Pada usia ini disebut usia reproduksi sehat dikenal bahwa

umur aman untuk kehamilan dan melahirkan dengan jarak 2-4

tahun (Afiyanti, 2016).

c) Usia lebih dari 35 tahun

Pada usia diatas 35 tahun jika terjadinya kehamilan atau

kelahiran akan meningkatkan resiko tinggi untuk terjadinya

komplikasi obstetric misalnya perdarahan, pre-eklampsia,


14

eklampsia, partus lama, atonia uteri dan retensio plasenta

(Maryuani, 2016). Umur yang terlalu tua serta paritas tinggi

dapat menjadi predisposisi terjadinya retensio plasenta. Hal ini

dikarenakan umur ibu yang terlalu tua mempengaruhi kerja

rahim dimana sering terjadi kekakuan jaringan yang berakibat

miometrium tidak dapat berkontraksi dan retraksi dengan.

2) Paritas

Menurut (Manuaba, 2016) istilah-istilah yang berkaitan

dengan kehamilan dan persalinan adalah :

a) Primipara

Adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan bayi

aterm sebanyak satu kali.

b) Multipara(pleuripara)

Adalah wanita yang telah melahirkan anak hidup beberapa

kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi

yang viable untuk beberapa kali (Wiknjosastro, 2008).

c) Grandemultipara

Adalah wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari

lima kali. Pada paritas tinggi, uterus kehilangan elastisitasnya

sehingga miometrium tidak dapat berkontraksi dan retraksi

secara maksimal sehingga menimbulkan terjadinya retensio

plasenta (Manuaba, 2016).


15

3) Faktor maternal antara lain: gravida berusia lanjut, faktor uterus:

bekas sectio caesarea, bekas kuretase, riwayat retensio plasenta

pada persalinan terdahulu, riwayat endometritis.

4) Retensio plasenta juga disebabkan faktor plasenta yaitu implantasi

plasenta seperti plasenta adhesiva, plasenta akreta, plasenta inkreta

dan plasenta perkreta.

c. Jenis retensio plasenta meliputi :

1) Plasenta adhesiva : plasenta yang belum lahir dan masih melekat di

dinding rahim karena kontraksi rahim kurang kuat untuk

melepaskan plasenta.

2) Plasenta akreta : plasenta yang belum lahir dan masih melekat di

dinding rahim karena villi korialisnya menembus desidua sampai

miometrium.

3) Plasenta inkarserata : plasenta yang sudah lepas dari dinding rahim

tetapi belum lahir karena terhalang oleh lingkaran konstriksi

dibagian bawah rahim (Manuaba, 2016).

d. Pencegahan retensio plasenta

Pencegahan retensio plasenta dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut menurut (Maryunani, 2016):

1) Atasi anemia pada kehamilan

2) Bila terdapat riwayat perdarahan. Usahakan persalinan di RS

3) Pemeriksaan faktor pembekuan darah pada IUFD, solutio plasenta

4) Pada kala III uterus jangan dipijat/didorong sebelum plasenta lepas


16

5) Persalinan lama : berikan penenang, cegah jangan sampai klien

lelah

6) Penggunaan uterotonika terutama pada ibu dengan resiko

perdarahan

e. Penanganan umum

Penanganan yang dilakukan pada kejadian retensio plasenta

menurut (Maryunani, 2016):

1) Ketahui dengan pasti kondisi klien sejak awal

2) Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan

aman

3) Observasi 2 jam pertama (di kamar bersalin), 4 jam kemudian

dilakukan rawat gabung

4) Selalu siap keperluan tindakan emergency

5) Lakukan penilaian klinik untuk menemukan masalah/komplikasi

3. Atonia Uteri

a. Pengertian Atonia Uteri

Merupakan kegagalan miometrioum untuk berkontraksi setelah

persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar,

lembek dan tidak mampu menjalankan fungi oklusi pembuluh darah.

Atonia uteri dapat terjadi akibat umur, paritas, partus lama, dan partus

terlantar, obstetrik operatif dan markosa, uterus terlalu regang dan besar,

mioma uteri, malnutrisi (Amin & Hardi, 2016).


17

Atonia uteri merupakan ketidakmampuan miometrium untuk

berkontraksi dan mengerutkan pembuluh darah pada lokasi bekas

pelepasan plasenta. Atonia uteri disebabkan oleh tiga faktor penyebab

yaitu lemahnya tonus otot uterus, kelehan tonus otot uterus dan kondisi

lain (Handayani & Pujiastuti, 2016).

Perdarahan post partum dengan penyebab atonia uteri akibat

kegagalan kontraksi otot rahim yang disebabkan oleh umur ibu yang

terlalu muda, status paritas, partus lama uterus regang atau besar, kelainan

uterus dan sosial ekonomi (Maritalia, 2014).

Atonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi

setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh,

melebar, melembek dan tidak mampu menjalankan fungsi okulasi

pembuluh darah (Astuti, 2015).

b. Penyebab Atonia uteri

Meurut Astuti (2015) atonia uteri dapat terjadi sebagai akibat:

1) Partus lama

2) Pembesaran uterus yang berlebihan pada saat hamil seperti hamil

kembar, hidramnion dan janin besar.

3) Multiparitas

4) Anestesi yang dalam

5) Anastesi lumbal
18

Faktor predisposisinya adalah sebagai berikut (Imron dkk, 2016):

1) Regangan rahim berlebihan karena gameli, polihidramnion atau anak

terlalu besar.

2) Kelelahan karena partus lama atau persalinan kasep.

3) Kehamilan grandemultipara.

4) Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim

5) Infeksi intrauterin (korioamnionitis).

6) Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.

c. Perjalanan penyakit

1) Faktor Resiko

a) Riwayat uterus yang mengalami overdistensi, misal pada

polihidramnion dan kehamilan ganda

b) Kelahiran yang terlalu cepat atau lama

c) Paritas tinggi

d) Korioamnionitis

e) Induksi atau stimulasi persalinan

f) Magnesium sulfat

2) Komplikasi

a) Infeksi

b) Shock hipovolemi jika penanganan tidak adekuat

3) Pemeriksaan fisik

a) Tanda-tanda perdarahan

b) Uterus lembek (Nugroho, 2012).


19

d. Penanganan Atonia uteri

Menurut Nugroho (2015) penanganan atonia uteri dapat dilakukan sebagai

berikut:

1) Bersihkan bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang

serviks

2) Pastikan bahwa kandung kemih ibu kosong

3) Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit

Jika muncul kontraksi uterus teruskan KBI selama 2 menit dan

keluarkan tangan perlahan, pantau kala empat dengan ketat.

4) Bila kontraksi belu muncul

a) Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan kompresi bimanual

eksternal (KBE)

1. Berikan egometrin 0,2 mg IM (kontraindikasi pada hipertensi)

atau

2. Ergometrin 0,125 IV (1/2 ampul), dosis maksimal 1,25 g (5

ampul)

3. Atau misoprostol 600-1000 mcg per rektal (tablet 200 mg)

4. Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan

berikan 20 IU oksitosin dalam 500 cc Ringer Laktat. Habiskan

500 cc pertama secepat mungkin

5. Ulangi KBI

5) Bila kontraksi telah ada pantau ibu dengan seksama selama peralihan

kala empat
20

6) Bila kontraksi belum juga timbul dalam 1 sampai 2 menit, hal ini

bukan atonia sederhana

a) Segera rujuk

b) Dampingi ibu ke tempat rujukan

c) Lanjutkan infus RL 500 cc + 20 IU oksitosin dengan kecepatan 500

cc/jam hingga tempat rujukan atau hingga menghabiskan 1,5 L

infus (maksimal 60 IU oksitosin). Kemudian berikan 125 cc/jam.

Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan 500 cc kedua dengan

kecepatan sedang dan berikan minuman untuk rehidrasi.

4. Hubungan Retensio Plasenta dengan Perdarahan Postpartum

Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama

setengah jam setelah persalinan bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi

retensio plasenta berulang. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat

menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati,

plasenta inkarserata, polip plasenta dan terjadi degenenerasi ganas

karsinoma (Manuaba, 2016).

Retensio plasenta merupakan suatu keadaan dimana plasenta belum

lahir setengah jam setelah janin lahir, sehingga apabila plasenta belum lepas

sama sekali maka tidak akan terjadi perdarahan, tetapi bila sebagian plasenta

sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk

segera mengeluarkannya (Astuti. dkk, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Supa (2017) menyebutkan bahwa ada

hubungan antara retensio plasenta dengan Perdarahan post partum primer.


21

Faktor langsung yang menyebabkan perdarahan postpartum primer antara

lain atonia uteri, trauma / laserasi, retensio plasenta, dan inversio uteri.

Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2017) dengan judul Faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan pasca persalinan, ada

beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya perdarahan post

partum, antara lain retensio plasenta partus lama, paritas, umur, jarak

persalinan, anemia selama kehamilan dan riwayat perdarahan post partum.

B. Kerangka Konseptual

Variabel Independen Variabel Dependen

Retensio
Plasenta

Perdarahan Postpartum
Atonia Uteri

Bagan 2.
Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional

Tabel 1.
Definisi Operasional

N Variabel Cara Alat Hasil


Definisi Skala
o Penelitian Ukur Ukur Ukur
1 Variabel Suatu kondisi Register Cheklist 0: Perdarahan Nominal
dependen perdarahan Postpartum
Perdarahan lebih dari 1: tidak
Postpartum 500-600 mL Perdarahan
dalam masa Postpartum
24 jam dan
setelah 24
jam setelah
anak dan
plasenta lahir
yang tercata
22

di register
2 Variabel Suatu Register Cheklist 0: Retensio Nominal
Independen keadaan Plasenta
Retensio dimana 1: tidak
Plasenta plasenta Retensio
belum lahir Plasenta
dalam waktu
30 menit
setelah bayi
lahir yang
tercata di
register.

3 Atonia Uteri Suatu kondisi Register Cheklist 0: atonia uteri Nominal


perdarahan 1: tidak atonia uteri
karena
kegagalan
miometrium
untuk
berkontraksi 15
detik setelah
dilakukan
ransangan taktil
fundus uteri

D. Hipotesis

HaI : Ada hubungan retensio plasenta dengan perdarahan post partum di

Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam Tahun 2020

HoI : Tidak ada hubungan retensio plasenta dengan perdarahan post partum di

Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam Tahun 2020

Ha2 : Ada hubungan atonia uteri dengan perdarahan post partum di Puskesmas

Bandar Kota Pagar Alam Tahun 2020

Ho2 : Tidak ada hubungan atonia uteri dengan perdarahan post partum di

Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam Tahun 2020


23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat/Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilakukan di Puskesmas Bandar Kota

Pagar Alam pada bulan Mei Tahun 2021

B. Jenis atau Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan case

control yaitu bertujuan untuk melihat Hubungan Retensio Plasenta dan

Atonia Uteri dengan perdarahan Post Partum di Puskesmas Bandar Kota

Pagar Alam Tahun 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu objek atau subjek yang

menyangkut masalah yang diteliti (Sulistyaningsih, 2011). Populasi dalam

penelitian ini adalah keseluruhan ibu bersalin 247 orang dengan 18 orang

mengalami perdarahan di Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam Tahun

2020.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dan dianggap mampu mewakili seluruh populasi

(Sulistyaningsih, 2011). Besar sampel pada penelitian ini menggunakan

30
24

perbandingan 1:1, yaitu sampel perdarahan post partum sebanyak 18 orang

dengan teknik total sampling dan sampel tidak perdarahan post partum

sebanyak 18 orang dari populasi 229 orang dengan teknik systematic

random sampling dengan kelipatan sebagai berikut:

I=N1/ n1= 229/18= 12,7 dibulatkan menjadi 13.

Keterangan:

I = Interval

NI= jumlah populasi tidak perdarahan post partum

n1 = jumlah sampel yang tidak perdarahan post partum

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data Sekunder.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari rekam

medik yaitu data perdarahan postpartum, retensio plasenta,umur dan paritas di

Puskesmas Bandar Kota Pagar Alam. Berdasarkan situasi kondisi saat ini

dengan adanya pendemi covid 19, peneliti akan tetap melakukan penelitian

dengan judul terkait hal ini disebabkan data yang peneliti ambil yaitu data

sekunder yang dari data pra penelitian sudah didapatkan, hanya saja nanti

peneliti akan melakukan pengambilan data untuk mencari faktor lainnya,

selain itu pengurusan surat pra dan etika penelitian sudah melalui daring atau

aplikasi online, dan juga peneliti sudah berorganisasi dengan pihak Rumah

sakit bahwa nanti jika ada kebutuhan data yang kurang peneliti akan

menghubungi via daring dan menggunakan protokol kesehatan dengan

menggunakan APD lengkap.


25

E. Teknik Analisis Data

Analisis data disajikan melalui analisis univariat dan bivariat (Arikunto,

2016).

a. Analisis univariat

Analisis univariat adalah seluruh variabel yang akan digunakan

dalam analisis ditampilkan dalam distribusi frekuensi, analisis univariat

untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependen

dan independen.

b. Analisis Bivariat.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen menggunakan Chi-Square (χ2), untuk mengetahui

keeratan mengunakan contingency coefficient “C” dan untuk mengetahui

besar resiko menggunakan Risk Estimate“OR”.


26

DAFTAR PUSTAKA

Amin dan Hardhi. (2016). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA Jilid I dan III. Jogjakarta: Mediaction Jogja

Arikunto. 2016. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Astuti, dkk. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Edisi Revisi Cetakan
kedua. Jakarta : Erlangga.

Baktiyani. (2017) hubungan antara partus lama dengan kejadian perdarahan


postpartum dini karena atonia uteri di kamar bersalin Rumah Sakit Umum
Dr. Saiful Anwar. diakses tanggal (20 juli 2020) diunduh dari
http://majalahfk.ub.ac.id/index.php/mkfkub/article/download/110/98

Budiastuti. (2013). Hubungan Bayi Lahir Besar Dengan Kejadian Perdarahan


Post Partum Karena Atonia Uteri diakses tanggal (09 Mei 2020) diunduh
dari http://journal.fkm.ui.ac.id/epid/article/download/1314/517

Eriza. (2015). Hubungan Perdarahan Postpartum dengan Paritas di RSUP Dr.


M. Djamil Padang. diakses tanggal (20 juli 2020) diunduh dari
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/360

Handayani & Pujiastuti. (2016). Asuhan Holistik Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: Trans Medika

Imron,. R,. dkk. (2016). Asuhan Kebidanan Patologi dalam Kehamilan,


Persalinan, Nifas dan Gangguan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media

Kemenkes. (2019). Profil Kesehatan Indonesia. Kemenkes RI diunduh dari


http://www.kesmas.kemkes.go.id/portal

Manuaba, I, B, G. (2016). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.


Jakarta: EGC

Maryunani, A. (2016). Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta Timur: CV.


Trans Info Media

Notoatmodjo, S. (2016). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Nugroho, T. (2016). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, dan Penyakit


Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
27

Purwanti,. (2019). Determinan Faktor Penyebab Kejadian Perdarahan Post


Partum Karena Atoni Uteri. diakses tanggal (02 Mei 2020) diunduh dari
http://download.portalgaruda.org/article.php

Purwoastuti. (2015). Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial untuk Kebidanan.


Yogyakarta: Pustakabarupress

Sarwono, P. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Wardani. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruh Terjadinya Perdarahan


Pasca Persalinan. diakses tanggal (20 juli 2020) diunduh dari
https://media.neliti.com/media/publications/195281-ID

Wiknjosastro, H. (2016). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


1

FORMAT PENGUMPULAN DATA

No Nama No. RM Atoni Uteri Retensio Plasenta Perdarahan Faktor Lain


inisial Postpartum
Atonia Tidak Retensio Tidak YA Tidak
Uteri Atonia Plasenta Retensio
Uteri Plasenta
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
2

BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI

NAMA : Marini
NIM : 2026040031.P
JURUSAN : Program Sarjana Terapan Kebidanan
JUDUL Proposal : Hubungan Retensio Plasenta dan Atonia Uteri dengan
perdarahan Post Partum di Puskesmas Bandar Kota
Pagar Alam Tahun 2020
PEMBIMBING I : Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes

No Tgl Materi Keterangan Paraf


(BAB) Pemb. I

Bengkulu,.............2021
Pembimbing I

(Yuni Ramadhaniati, SST, M.Kes)


3

BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI

NAMA : Marini
NIM : 2026040031.P
JURUSAN : Program Sarjana Terapan Kebidanan
JUDUL PROPOSAL: Hubungan Retensio Plasenta dan Atonia Uteri dengan
perdarahan Post Partum di Puskesmas Bandar Kota
Pagar Alam Tahun 2020
PEMBIMBING II : (Elza Wulandari, SST, M.Kes

No Tgl Materi Keterangan Paraf


(BAB) Pemb. II

Bengkulu,.............2021
Pembimbing II

(Elza Wulandari, SST, M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai