Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CHARACTER BUIDING
PEMBENTUKAN KARAKTER

MERODE PEMBENTUKAN KARAKTER

TAHAPAN PEMBENTUKAN KARAKTER

Oleh :

NAMA : RIRIN NURMALASARI


NPM : 2026040105.P
KELAS : B3 (PAGAR ALAM)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU


TAHUN 2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Metode Pembentukan karakter dan Tahpan Pembentukan
Karakter “dengan tepat waktu.
Makalah Metode Pembentukan karakter dan Tahpan Pembentukan Karakter “disusun guna
memenuhi tugas ibu dosen Suhita Tri Oklaini, SST, M.Tr. Keb. Pada mata kuliah Charakter
Building di STIKES TRI MANDIRI SAKTI Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca].

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Suhita Tri Oklaini, SST,
M.Tr. Keb selaku dosen Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pagar Alam 11 November 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................6
A. Pengertian Karakter.................................................................6
B. Metode Pembentukan Karakter..............................................6
C. Tahapan Pembentukan Karakter............................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................11
B. Saran ..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Puskur, 2010). Ada
beberapa cara dalam proses pembentukan karakter pada anak diantaranya adalah dengan
memberikan pendidikan karakter di sekolah , mengenalkan dan membiasakan hal-hal positif
pada anak dalam lingkup kluarga dan memberikan pengarahan atau pengertian tentang hal-
hal positif yang bisa diterapkan dan dilakukan dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena
itu, untuk membentuk/membangun karakter positif pada anak diperlukan upaya terencana
dan sungguh-sungguh diterapkan yang dikenal sebagai pendidikan karakter. Ada beberapa
proses untuk terjadinya pembentukan yaitu pengenalan, pemahaman, penerapan,
pengulangan / pembiasaan, pembudayaan, internalisasi menjadi karakter.

Karakter adalah semua sifat-sifat baik yang menunjang pembangunan bangsa dan
bukan hanya sopan santun. Ciri-ciri umum bangsa maju yang memiliki karakter baik adalah
ramah dan lemah lembut, tidak suka kekerasan, patuh aturan. Ciri spesifik masyarakat maju
adalah karakternya cepat bangkit dari keruntuhan seperti Jepang, Korea, Taiwan, Thailand.
Karakter bangsa yang maju (beradab) rajin bekerja, jujur, terus terang, tidak pendendam,
selalu melihat ke masa depan, tahu cara memperbaiki diri, setiap individu warga bangsanya
mencari rizki yang halal. Jadi sikap mental bangsa itu bersih; cendrung kearah
perbaikan. Karakter baik dari Rasullullah yang perlu kita teladani mampu merubah dunia
antara lain: siddiq, tabliq, amanah, Fatonah. Dengan 4 karakter ini Nabi Muhammad mampu
merubah bangsa Arab yang tadinya jahiliah menjadi bangsa yang terkemuka dan terpandang
di seluruh dunia. 

Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan
yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi
pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat
disebut dengan kebiasaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan deskripsi di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana metode pembentukan karakter
2. Tahapan apa saja saja dalam pembentukan karkter

C. TUJUAN
1. Untuk mengertahui metode apa saja dalam pembentukan karkter
2. Untuk mengetahui tahapan dalam pembentukan karakter

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakter
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu
dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap
untuk kondisi-kondisi tertentu.

Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi
tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain,
keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.

B. Metode Pembentukan karakter

1. Teori Pembentukan Karakter Stephen Covey melalui bukunya 7 Kebiasaan Manusia


Yang Sangat Efektif, menyimpulkan bahwa sebenarnya ada tiga teori utama yang
mendasarinya, yaitu :
2. Determinisme Genetis, pada dasarnya mengatakan kakek-nenek kitalah yang bebuat
begitu kepada kita. Itulah sebabnya kita memiliki tabiat seperti ini. Kakek-nenek kita
mudah marah dan itu ada pada DNA kita. Sifat ini diteruskan dari generasi ke
generasi berikutnya dan kita mewarisinya. Lagipula, kita orang Indonesia, dan itu
sifat orang Indonesia.
3. Determinisme Psikis, pada dasarnya orangtua kitalah yang berbuat begitu kepada kita.
Pegasuhan kita, pengalaman masa anak-anak kita pada dasarnya membentuk
kecenderungan pribadi dan susunan karakter kita. Itulah sebabnya kita takut berdiri di
depan banyak orang. Begitulah cara orang tua kita membesarkan kita. Kita merasa
sangat bersalah jika kita membuat kesalahan karena kita “ingat jauh di dalam hati
tentang penulisan naskah emosional kita ketika kita sangat rentan, lembek dan
bergantung. Kita “ingat” hukuman emosional, penolakan, pembandingan dengan
orang lain ketika kita tidak berprestasi seperti yang diharapkan.
4. Determinisme Lingkungan, pada dasarnya mengatakan bos kita berbuat begitu kepada
kita – atau pasangan kita, atau anak remaja yang berkital itu, atau situasi ekonomi
kita, atau kebijakan nasional. Sesorang atau sesuatu di lingkungan kita
betanggungjawab atas situasi kita.
5. Metode, proses dan langkah pementukan karakter
6. Metoda Pembentukan Karakter

Metoda pembentukan karakter berkaitan langsung dengan tahapan


perkembangannya. Tahapan tersebut terbagi dalam tiga tahapan yaitu tahapankarakter
lahiriyah (karakter anak-anak), tahapan karakter berkesadaran (karakter remaja) dan
tahapan kontrol internal atas karakter (karakter dewasa). Pada tahapan lahiriyah metoda
yang digunakan adalah pengarahan, pembiasaan, keteladanan, penguatan (imbalan) dan
pelemahan (hukuman) serta indoktrinasi. Sedangkan pada tahapan perilaku berkesadaran,
metoda yang digunakan adalah penanaman nilai melalui dialog yang bertujuan
meyakinkan, pembimbingan bukan instruksi dan pelibatan bukan pemaksaan. Dan pada
tahapan kontrol internal atas karakter maka metoda yang diterapkan adalah perumusan
visi dan misi hidup pribadi, serta penguatan akan tanggungjawab langsung kepada Allah.
Tahapan diatas lebih didasarkan pada sifat daripada umur

1. Proses Pembentukan Karakter

Karakter terbentuk setelah mengikuti proses sebagai berikut :

 Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, mungkin agama,
ideology, pendidikan, temuan sendiri atau lainnya.
 Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara keseluruhan keluar dalam
bentuk rumusan visinya.
 Visi turun ke wilayah hati membentuk suasana jiwa yang  secara keseluruhan
membentuk mentalitas.
 Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara
keseluruhan disebut sikap.
 Sikap-sikap yang dominan dalam diri seseorang yang secara keseluruhan mencitrai
dirinya adalah apa yang disebut sebagai kepribadian atau karakter.
Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara fikiran,
perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi
perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku
menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan.

“Akhlak atau karakter adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tanpa
melalui proses pemikiran”. (Imam al-Ghozali)

Jadi, proses pembentukan karakter itu menunjukkan keterkaitan yang erat antara
fikiran, perasaan dan tindakan. Dari wilayah akal terbentuk cara berfikir dan dari wilayah
fisik terbentuk cara berperilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental
dan cara berperilaku menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi pengulangan yang terus-
menerus menjadi kebiasaan, maka sesuai dengan pendapat Imam al-Ghozali yang
mengatakan : Akhlak atau karakter adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
tanpa melalui proses pemikiran.

C. Tahapan Pembentukan Karkter


Merupakan usaha atau suatu proses yang dilakukan untuk menanamkan hal positif
pada anak yang bertujuan untuk membangun karakter yang sesuai dengan norma , dan
kaidah moral dalam bermasyarakat. Ada tiga faktor yang sangat penting dalam proses
pembentukan karkter anak yaitu faktor pendidikan (sekolah), lingkungan masyarakat, dan
lingkungan keluarga.

1. Pembentukan karakter di sekolah


Dalam lingkungan sekolah seorang figur yang berperan penting dalam pembentukan
karakter seorang anak adalah guru. Guru merupakan salah satu komponen yang vital dalam
proses pendidikan. Hal tersebut dikarenakan proses pendidikan tanpa adanya guru akan
menghasilkan hasil yang tidak maksimal. Fungsi guru bukan hanya sekedar tenaga pengajar
tetapi juga merupakan tenaga pendidik. Mendidik dalam moral dan kualitas peserta
didiknya. Di sekolah, pendidikan karakter juga hendaknya diwujudkan dalam setiap
proses pembelajaran, seperti pada metode pembelajaran, muatan kurikulum, penilaian
dan lain-lain.Selain itu di sekolah juga diajarkan beberapa macam hal yang dapat
membentuk karakter pada anak diantaranya adalah tentang pendidikan religius,
kedisiplinan, toleransi, jujur dan semangat kebangsaan. Semua hal tersebut diajarkan
demi terciptanya seorang anak yang berkarakter positif dalam dirinya.

2. Pembentukan Karaktek di lingukan Masyarakat


Lingkungan adalah salah satu tempat yang menentukan proses pembentukan
karakter diri seseorang. Lingkungan yang positif bisa membentuk diri seseorang
menjadi pribadi berkarakter positif, sebaliknya lingkungan yang negatif dan tidak sehat
bisa membentuk pribadi yang negatif pula. Lingkungan memiliki peran yang sangat
penting dalam membangun karakter-karakter individu yang ada di dalamnya. Seorang
anak kecil yang terbiasa berkata kotor, tentu saja ia meniru dari sekitarnya. Hal itu
terjadi karena hasil meniru dari lingkungannya. Untuk mengatasinya, lebih baik dengan
cara mengatasi dari sumber masalahnya.

3. Pembentukan Karakter dalam Keluarga


Dalam keluarga yang berperan penting dalam proses pembentukan karakter pada
anak adalah orang tua dan yang paling dominan adalah ayah atau kepala keluarga yang
berkewajiban mempin dalam suatu keluarga. Dalam kehidupan keluarga kita harus
membiasakan menerapkan nilai-nilai kebiaasaan-kebiasaan positif yang pada akhirnya
akan diteruskan oleh si anak pada lingkungan sosial yang lebih besar, yakni di sekolah
dan masyarakat. Dalam keluarga kita dapat menanamkan sikap jujur dan terbuka pada
anak, memberi kesempatan anak berpendapat dalam menentukansebuah pilihan,
mengajak anak berunding, dan mengajak anak untuk ikut berbagi peran dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Hal itu bagian dari proses membangun
karakter anak. Saling tolong-menolong sesama anggota keluarga. Membiasakan anak
mengeksplor dirinya. Memberi kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan
untuk dirinya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak hendaknya
berorientasi pada kebutuhan anak sebagai makhluk biopsikososialreligius serta
menggunakan cara-cara yang sesuai dengan perkembangan anak, baik perkembangan
fisik-biologisnya, perkembangan psikisnya, perkembangan sosial serta perkembangan
religiusitasnya. Selain itu dalam keluarga harus dilakukan pembiasaan sifat – sifat atau
sikap – sikap yang baik yang diperoleh dalam lingkungan sekolah atau masyarakat
yang dapat membentuk karakter anak. Cara yang lain yang dapat dilakukan adalah
dengan metode belajar pengalaman (experiential learning) . Salah satu contoh
pembiasaan sederhana membentuk karakter anak dalam keluarga adalah dengan
mengajarkan pembiasaan berdoa sebelum melakukan suatu hal contohnya ketika akan
makan, tidur,dll. Pada intinya keluarga adalah lingkungan yang sangat penting dalam
perkembangan pembentukan karakter pada anak ketika anak sudah tidak dalam
lingkungan sekolah atau masyarakat.
4. Tahapan – tahapan Pembentukan Karakter
Karakter setiap manusia terbentuk melalui 5 Tahap yang saling berkaitan. Lima
tahapan itu adalah :
a. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama,
ideologi, pendidikan dll.
b. Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara keseluruhan keluar dalam
bentuk rumusan visi.
c. Visi turun ke wilayah hati membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan
membentuk mentalitas.
d. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang
secara keseluruhan disebut sikap.
e. Sikap-sikap dominan dalam diri seseorang yang secara keseluruhan mencitrai
dirinya adalah apa yang disebut sebagai karakter atau kepribadian.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Sedangkan
proses pembentukan karakter merupakan usaha atau suatu proses yang terencana yang
dilakukan untuk menanamkan hal positif pada anak baik dalam lingkup pendidikan
(sekolah), keluarga, dan lingkungan atau masyarakat yang bertujuan untuk membentuk
karakter yang sesuai dengan norma , dan kaidah moral dalam bermasyarakat.

Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukan


karakter pada anak diantaranya adalah di linkungan sekolah , di lingkungan masyarakat
dan di dalam lingkungan keluarga. Beberapa aspek tersebut saling berperan penting
dalam pembentukan karakter seorang anak karena dalam lingkungan tersebut banyak
mengandung pembelajaran baik secara langsung atau tidak langsung. Di lingkungan
tersebut seorang anak mendapatkan banyak pembelajaran berupa penanaman karakter
religius/spiritual, kedisiplinan, tanggung jawab, jujur, saling tolong menolong, gotong
royong, solidaritas dan lain sebagainya. Hal yang paling penting disini adalah sebelum
kita merubah karakter seseorang yang paling utama perubahan itu harus dimulai dari diri
kita. Kita harus membiasakan membangun pola pikir positif, melakukan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, dan membangun karakter diri yang pantang menyerah.

B. Saran

Karakter yang baik adalah modal bagi mereka yang ingin mendapatkan sukses.
Kita harus memupuk dan memiliki karakter yang baik, agar dalam koridor kebenaran
walau apapun yang terjadi. Perjalanan hidup membuktikan hanyalah orang-orang yang
memiliki karakter baik yang akhirnya mampu bertahan di masa sulit.

DAFTAR PUSTAKA
https://widiyacipta.wordpress.com/2014/10/09/pembentukan-karakter/

http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-membangun-lingkungan-berkarakter/ . Di
download tanggal 14 November 2014 pukul 19:09 WIB.

http://www.stp.dianmandala.org/2011/09/16/pembentukan-karakter-melalui-pendidikan-oleh-
dalifati-ziliwu/. Di download tanggal 14 November 2014 pukul 19:11 WIB.

http://www.wijayakusuma.wordpress.com/2013/11/06/pembentukan-karakter-positif-anak-sejak-
dini/. Di download tanggal 14 November 2014 pukul 19:20 WIB.

http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-strategi-dan-metode-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai