Anda di halaman 1dari 12

KEBOBROKAN KARAKTER DI SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI

Nama Anggota Kelompok

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

1
2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai.Dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami ingin
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kesempatan dan
kepercayaan yang telah diberikan kepada kami dalam menyusun makalah ini. Makalah ini
kami beri judul "kebobrokan karakter di sekolah dan perguruan tinggi " sebagai upaya kami
untuk menggali, mengkaji, dan menyajikan informasi terkini seputar praktik pelaporan dan
pemanfaatan hasil penilaian dalam berbagai konteks.

Dalam makalah ini, kami akan membahas berbagai aspek yang terkait dengan
pelaporan hasil penilaian, mulai dari metode pelaporan yang efektif hingga strategi
pemanfaatan hasil penilaian dalam pengambilan keputusan. Kami juga akan mengulas
berbagai studi kasus dan penelitian terbaru yang menggambarkan praktik terbaik dalam
pelaporan dan pemanfaatan hasil penilaian.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan menjadi sempurna tanpa
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kontribusi, dukungan, dan bimbingan dalam proses
penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada pembaca serta
membantu meningkatkan pemahaman dan praktik terkait dengan pelaporan dan pemanfaatan
hasil penilaian. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber referensi yang berguna dan
memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik di
berbagai bidang.Akhir kata, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Terima
kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

Hormat kami

Kupang ,13 November 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.4

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. Pelaporan Hasil Penilaian...............................................................................................6

B. Pemanfaatan Hasil Penilaian........................................................................................13

BAB III PENUUTUP...............................................................................................................17

A. Kesimpulan.....................................................................................................................17

B.Saran ..............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter adalah pendidikan sepanjang hayat, sebagai proses


perkembangan ke arah manusia kaafah2. Kita sering mendengar bahwa pendidikan karakter
membutuhkan peran orang tua dan juga menjadi tanggung jawab semua guru. Kalimat
tersebut mengisyaratkan bahwa Pendidikan karakter akan berhenti pada jenjang pendidikan
tingkat Menengah Atas (SMA). Sedangkan istilah guru yang kita kenal seringkali berhenti
pada definisi Guru sampai tingkat SMA. Belajar membentuk karakter yang kuat dan
bertanggung jawab tidak hanya sebatas pada tingkat menengah saja, tetapi masih harus
berkelanjutan sampai pendidikan tinggi.

Pendidikan karakter di perguruan tinggi bertujuan untuk meningkatkan mutu


penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia mahasiswa secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai stadar
kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan mahasiswa mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi
nilai-nilai karakter sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Nilainilai karakter yang
diterapkan di perguruan tinggi adalah memilih nilai-nilai inti yang dikembangkan dalam
implementasi Pendidikan karakter.

Pembangunan karakter (character building) di dunia kampus, terutama di perguruan


tinggi, dilatar belakangi oleh maraknya penyimpangan yang terjadi di ranah publik.
Disorientasi nilai maupun disharmonisasi pada tataran kehidupan masyarakat kerap
ditemukan. Selain itu ditataran elite, ragam tindakan nirketeladanan dipertontonkan seperti
perilaku korupsi. Dari perspektif sosial, budaya malu perlahan-lahan mulai hilang. Belum lagi
sikap tak menghargai orang lain hingga timbulnya kekerasan di tengah kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan karakter ingin mengembalikan paradigma
berpikir agar mahasiswa tidak hanya pintar, berpengetahuan, dan unggul, tetapi juga
bertanggung jawab dan beretika.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan kebobrokan karakter di sekolah dan perguruan


tinggi?

2. Bagaimana dampak kebobrokan karakter di sekolah dan perguruan tinggi?

3. Apa solusi untuk mengatasi kebobrokan karakter di sekolah dan perguruan tinggi?

C. Tujuan masalah

1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kebobrokan


karakter di sekolah dan perguruan tinggi.

2. Untuk mengetahui dampak negatif kebobrokan karakter di sekolah dan perguruan tinggi

3. Untuk mengetahui solusi yang tepat untuk mengatasi kebobrokan karakter di sekolah dan
perguruan tinggi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor penyebab kebobrokan karakter di sekolah dan perguruan tinggi

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter, dari sekian


banyak faktor, para ahli menggolongkan ke dalam dua bagian, yaitu faktor internal dan
eksternal.

1. Faktor Internal

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor internal ini, diantaranya adalah sebagai
berikut.

a. Insting atau Naluri

Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan
pada tujuan dengan berpikir terlebih dahulu ke arah tujuan itu dan tidak didahului latihan
perbuatan (Amin, 1995:7). Setiap perbuatan manusia lahir dari suatu kehendak yang
digerakkan oleh naluri (insting). Naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir yang
merupakan suatu pembawaan yang asli. Para ahli psikologi membagi insting manusia sebagai
pendorong tingkah laku ke dalam beberapa bagian diantaranya naluri makan, naluri berjodoh,
naluri keibu-bapakan, naluri berjuang dan naluri ber-Tuhan (Ya’kub, 1993:58). Pengaruh
naluri pada diri seseorang sangat tergantung pada penyalurannya. Naluri dapat
menjerumuskan manusia kepada kehinaan (degradasi), tetapi dapat juga mengangkat kepada
derajat yang tinggi (mulia), jika naluri disalurkan kepada hal yang baik dengan tuntutan
kebenaran.

b. Adat atau Kebiasaan (Habit)

Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah kebiasaan, karena sikap
dan perilaku yang menjadi akhlak (karakter) sangat erat sekali dengan kebiasaan, yang
dimaksud dengan kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah
untuk dikerjakan. Faktor kebiasaan ini memegang peranan yang sangat penting dalam

6
membentuk dan membina akhlak (karakter). Sehubungan kebiasaan merupakan perbuatan
yang diulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan maka hendaknya manusia memaksakan
diri untuk mengulang-ulang perbuatan yang baik sehingga menjadi kebiasaan dan
terbentuklah akhlak (karakter) yang baik padanya.

c. Kehendak atau Kemauan (Iradah)

Kemauan ialah kemauan untuk melangsungkan segala ide dan segala yang dimaksud,
walau disertai dengan berbagai rintangan dan kesukaran-kesukaran, namun sekali-kali tidak
mau tunduk kepada rintangan-rintangan tersebut. Salah satu kekurangan yang berlindung
dibalik tingkah laku adalah kehendak atau kemauan keras (azam). Itulah yang menggerakkan
dan merupakan kekuatan yang mendorong manusia dengan sungguh-sungguh untuk
berperilaku (berakhlak), sebab dari kehendak itulah menjelma suatu niat yang baik dan buruk
dan tanpa kemauan pula semua ide, keyakinan kepercayaan pengetahuan menjadi pasif tak
akan ada artinya atau pengaruhnya bagi kehidupan.

d. Suara Batin atau Suara Hati

Di dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu memberikan


peringatan (isyarat) jika tingkah laku manusia itu berada di ambang bahaya dan keburukan,
kekuatan tersebut adalah suara batin atau suara hati (dlamir). Suara batin berfungsi
memperingati bahayanya perbuatan buruk dan berusaha untuk mencegahnya, di samping
dorongan untuk melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus di didik dan dituntung akan
menaiki jenjang kekuatan rohani.

e. Keturunan

Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi perbuatan manusia.


Dalam kehidupan kita dapat melihat anak-anak yang berperilaku menyerupai orang tuanya
bahkan nenek moyangnya, sekalipun sudah jauh. Sifat yang diturunkan itu pada garis
besarnya ada dua macam yaitu:

1) Sifat jasmaniyah, yakni kekuatan dan kelemahan otot-otot dan urat sarap orang tua yang
dapat diwariskan kepada anaknya.

7
2) Sifat ruhaniyah, yakni lemah dan kuatnya suatu naluri dapat diturunkan pula oleh orang
tua yang kelak mempengaruhi perilaku anak cucunya.

2. Faktor Eksternal

Selain faktor internal (yang bersifat dari dalam) yang dapat mempengaruhi karakter
terdapat juga faktor eksternal (yang bersifat dari luar) diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan


mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter seseorang sehingga
baik dan buruknya seseorang sangat tergantung pada pendidikannya. Pendidikan ikut
mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah-lakunya sesuai dengan pendidikan yang
telah diterima oleh seseorang baik pendidikan formal, informal maupun nonformal (Tafsir,
2004:6).

Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena naluri yang terdapat pada seseorang
dapat dibangun dengan baik dan terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu
dimanifestasikan melalui berbagai media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan
informal di lingkungan keluarga, dan pendidikan non formal yang ada pada masyarakat.

b. Lingkungan

Lingkungan (milie) adalah suatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup, seperti
tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara, dan pergaulan. Manusia hidup selalu berhubungan
dengan manusia lainnya atau juga dengan alam sekitar. Itulah sebabnya manusia harus
bergaul dan dalam pergaulannya itu saling mempengaruhi pikiran, sifat dan tingkah laku.
Adapun lingkungan dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:

1) Lingkungan yang bersifat kebendaan

Alam yang melingkungi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan


menentukan tingkah laku manusia. Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau
mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa seseorang.

2) Lingkungan pergaulan yang bersifat kerohanian

8
Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang baik secara langsung atau tidak
langsung dapat membentuk kepribadiannya menjadi baik, begitu pula sebaliknya seseorang
yang hidup dalam lingkungan kurang mendukung dalam pembentukan akhlaknya maka
setidaknya dia akan terpengaruh lingkungan tersebut (Gunawan, 2014).

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan

Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pembelajaran. Penilaian
kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama
mengikuti proses pembelajaran. Salah satu fungsi dari adanya penilaian adalah untuk
mengontrol pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan
proses dan hasil belajar peserta didik.

Hasil penilaian yang dibuat oleh guru pada bidang studi yang diajarkannya tidak
hanya berguna bagi dirinya dan peserta didiknya, tetapi juga harus dimanfaatkan oleh semua
staf sekolah, seperti kepala sekolah, wali kelas, guru pembimbing, dan juga kepada rekan-
rekan guru, serta orang tua/ wali peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas


pembelajaran harus didukung oleh peserta didik guru, kepala sekolah, dan orang tua peserta
didik. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang
lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar peserta didik
untuk guru atau sekolah, untuk peserta didik, dan untuk orang tua peserta didik. Laporan dan
pemanfaatan data hasil penilaian mencakup data penilai proses belajar mengajar dan
penilaian hasil belajar peserta didik. Data ini harus didokumentasikan dengan baik dan teratur
agar sewaktu-waktu dapat digunakan manakala diperlukan oleh pihak sekolah, orang tua,
maupun pihak lainnya yang memerlukan laporan hasil penilaian.

B. Saran

Penulis memberikan sejumlah saran terkait pelaporan dan pemanfaatan hasil penilaian
antara lain:

10
a. Bagi guru
Sebagai guru kita harus memanfaatkan data hasil penilaian semaksimal mungkin
agar dapat mengakibatkan dampak positif terhadap hasil belajar peserta didik.
Dengan hasil belajar yang baik tentunya kita akan merasa bangga sebagai pendidik
yang mampu menggembleng peserta didik menjadi individu yang berpengetahuan
dan berpandangan baik pula, karena indikator keberhasilan seorang guru adalah
prestasi peserta didiknya.
b. Bagi peserta didik calon guru
Bagi calon guru harus bisa memahami cara pelaporan dan pemanfaatan data hasil
penilaian agar hasil penilaian tersebut dapat difungsikan untuk kemajuan kualitas
pendidikan di lembaga pendidikan tempat kita bekerja nantinya.
c. Bagi peserta didik
Sebagai peserta didik kita harus bisa memanfaatkan hasil penilaian berupa perbaikan
kesulitan-kesulitan yang kita hadapai dalam pembelajaran agar prestasi atau hasil
belajar kita senantiasa meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2004.jenis dan model laporan hasil asesmen.Jakarta:BSNP.

Daryanto. 2010. Evaluasipendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

11
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Malang: UIN-Maliki Press (Anggota IKAPI) Sudjiono,
Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai